Selasa, 26 Desember 2017

Puisi : Tuhan Tak Perlu Di Bela

Tuhan Tak Perlu Dibela
Mengapa Demikian ?

Karena Tuhan Punya Kekuasaan dan Kekuatan
Dunia Ini dan Jagat Raya ini Adalah Kekuasaan-Nya
Nafas Ini dan Kenikmatan ini Adalah Kekuatan-Nya

Tuhan Tahu Cara Membalas Perbuatan Orang
Tuhan Tahu Cara Memberi Anugerah Kepada Orang
Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik
Menurut Perhitungan-Nya

Tuhan Dihina Rasanya Diam-Diam Saja
Tuhan Dihujat Rasanya Tenang-Tenang Saja
Manusia Berada Dalam Cengkeraman Nafsu
Manusia Berada Dalam Bayang-Bayang Nafsu

Nafsu Itulah Yang Menyebabkan Kebencian
Nafsu Itulah Yang Menyebabkan Kekacauan
Ambisi Dengan Liar Menguasai Hati Nurani
Kalau Tidak Disikapi Maka Akan Timbul Dengki

Untuk Apa Membela Agama
Kalau Hanya Kedok Ambisi Semata
Untuk Apa Membela Ulama
Kalau Hanya Jadi Tertawaan Saja

Bela Dirimu Sendiri
Bela Nuranimu Sendiri
Tuhan Paling Benci Jika Dibela Secara Fanatik
Tuhan Paling Benci Jika Dibela Terlalu Fanatik

Tuhan Itu Butuh Keseimbangan
Bukan Suatu Ketimpangan
Fanatik Adalah Ketidakseimbangan
Sikap Keterlaluan Yang Membawa Kehancuran

Puisi : Sibuk Polahe Dhewe (SPD)

Nek ditelponi ora tau diangkati
Nek ditekani ora tau ditemoni
Arep mangkat kerjo ora dipamiti
Arep lungo belonjo ora dipeseni


Karepmu kepiye ?
Kok ora ono perubahane
Karepmu kepiye ?
Kok ora ono perkembangane

Wiwit cilik nganti gedhe
Diomongi ora tau nggatek'ke
Jaman jomblo nganti duwe bojo
Senenge gawe perkoro karo tonggo

Eman... Eman temen...
Duwe karep sapenake dhewe
Eman... Eman temen...
Malah sibuk polahe dhewe

Opo kowe wis dadi wong nglemprah
Dituturi ora nurut malah mbantah
Kudune kowe uripe nang tengah alas
Ben dadi koncone bedhes karo setan alas

Puisi : Abu Thogut

Jenggot lebat seperti pohon beringin
Kepala botak licin kulit seperti lolipop
Baju gamis kumal menutupi tubuhnya
Celana diatas tumit mencerminkan sifatnya


Tatapan tajam penuh kebencian
Semua orang menganggapnya sampah
Dahi memar karena rajin ibadah
Lutut lecet karena banyak ibadah

Namun sayangnya dia berbeda
Dia adalah musuh seluruh umat
Senapan dan peledak tergenggam ditangannya
Kapankah hari itu akan terjadi pada kita

Kau anggap dirimu yang paling benar
Sedangkan kami kau anggap salah semua
Memangnya kau ini lebih pintar
Atau sekedar mencari pencitraan saja

Harusnya kau malu dengan watakmu
Berbeda dengan semua orang disekitarmu
Kekacauan adalah nyanyian hatimu
Kehancuran adalah canda tawamu

Puisi : Mau Makan Apa ?

Lapar, adalah situasi yang mengerikan
Ketika lambung kosong tanpa isi
Lapar, adalah kondisi yang mengkhawatirkan
Ketika usus begitu terasa nyeri


Lalu mau apa dan bagaimana ?
Apakah kita tinggal diam saja ?
Mau beli apa dan harganya berapa ?
Apakah kita hanya menunggu saja ?

Rejeki sudah ada yang menjamin
Kenapa kau masih takut lapar
Jodoh sudah ada yang menjamin
Kenapa kau masih cari pacar

Mau makan apa ?
Aku tak tahu
Mau minum apa ?
Aku tak tahu

Harga makanan kian mencekik
Harga diri semakin terusik

Puisi : Bulan-Bulanan

Hidupku tak lepas dari cobaan
Pahitnya sebuah perjalanan ini
Membuatku sulit bertahan
Hingga diriku hancur sendiri

Musim berganti cuaca
Hari berganti bulan
Malam tak lagi dingin
Embun tak lagi menetes

Sering kucoba lari dari sana
Namun apa daya ku tak bisa
Sering kucoba melupakan semua
Sayang itu sudah terlanjur hina

Babak belur dikepung nasib
Perubahan tak kunjung datang
Entah inikah suatu nasib
Atau bisakah ini beralih

Puisi : Dusta Dunia Fana

Banyak orang yang mudah percaya
Mendengat kabar yang belum tentu benarnya
Ungkapan rasa tidak puas terhadap negara
Karena kebobrokan semakin terungkap adanya

Hati ini tidak bisa berdusta
Apalagi sampai mengelaknya
Terkepung dalam himpitan dosa
Sebab fitnah makin meraja-lela

Dinginnya angin malam tidak terasa
Kala api membakar bintang di angkasa
Sengatan matahari lebih panas dari tungku
Semoga dusta dunia fana cepat berlalu

Rabu, 22 November 2017

Puisi : Pengabdi Setan

Manusia hidup di dunia seakan tiada puasnya
Mengumpulkan harta untuk foya-foya
Bekerja tanpa henti siang dan malam
Dengan harapan bisa lari dari masa yang kelam

Jarang bersyukur dan sering mengeluh
Hidup di jalanan bermandikan peluh
Emosi menguasai jalan pikirannya
Sehingga setan mudah menggodanya

Jadilah dia pengabdi setan
Jadilah dia pengabdi jabatan
Jadilah dia pengabdi setan
Jadilah dia pengabdi kekuasaan

Mantra jampi-jampi menjadi senjata
Untuk menghabisi lawan-lawannya
Tidak terpikir untuk kembali
Kembali menuju jalan Illahi

Minggu, 01 Oktober 2017

Puisi : Basah Basah Lengket

Bangun tidur dari dinginnya malam
Menjelang fajar tiba ku buka pakaianku
Aneh tapi nyata setelah tidur malam
Ada sesuatu yang menempel dicelanaku

Oh, Tidak... dia keluar lagi
Oh, Tidak... dia muncul lagi
Padahal semalam aku tak bermimpi
Padahal semalam aku terlelap sekali

Aku baru ingat tadi malam
Pacarku datang ke rumah
Janji pergi berkencan diluar
Lantas hujan datang melanda

Tak ada waktu untuk menunggu
Bercumbu dikala dinginnya hujan
Tak sengaja ku sentuh sesuatu
Rupanya aku menyenggol dadanya

Dia terangsang seketika itu pula
Lalu dia balas perbuatanku itu
Dia menyentuh sesuatu dicelana
Hingga pada akhirnya aku...

Basah... Basah... Lengket...
Keluar membasahi celana
Basah... Basah... Lengket...
Dia tersenyum seketika

Basah... Basah... Lengket...
Dia berani menjilati celana
Basalh... Basah... Lengket...
Hingga ku terlelap seketika

Puisi : Bengis

Betapa kejamnya dirimu menyiksa mereka
Orang-orang tak berdaya menjadi korbannya
Betapa kejamnya dirimu membiarkan mereka
Orang-orang tak berdosa kau habisi semuanya

Demi kepentinganmu yang menunjukan angkara murka
Agar seluruhnya menjadi milikmu untuk selamanya

Darah segar menetes tanpa henti
Keringat asam basahi tubuh ini
Kala mentari berada diatas kepala
Disitulah malapetaka akan tiba

Kau memang tak pernah mengerti
Seorang manusia macam dirimu sungguh gila
Kau memang tak pernah mengerti
Seorang manusia macam engkau sangat berbahaya

Bengis caramu kepada mereka
Sadis sifatmu menurut mereka
Sampai kapan kau terus menggila
Akankah dirimu tenggelam di dunia

Puisi : Penyanyi Jalang

Wajahmu cantik seperti bidadari
Tiada yang sanggup menyamai kecantikanmu
Bagaikan bunga mawar yang berseri
Anggun gerak tubuhmu membuat tinggi birahiku

Kemana-mana kau selalu bernyanyi
Menghibur orang yang susah hati
Namun sayang kau sungguh tak tahu diri
Mengumbar aurat tanpa merasa mawas diri

Banyak iblis berwajah malaikat
Banyak penjahat bertopeng dewa
Orang jahat banyak yang mengincarmu
Orang nakal selalu meneror kehidupanmu

Kau penyanyi jalang, dibayar cukup katanya masih kurang
Kau penyanyi jalang, disawer segini katanya masih kurang
Kau penyanyi jalang, setiap malam kau selalu disewa orang
Kau penyanyi jalang, setiap hari kau selalu dibayar orang

Puisi : Iblis Bertopeng Malaikat

Wajahmu... senyummu... suaramu...
Membuat hatiku gembira selalu
Tubuhmu, kulitmu... rambutmu...
Membuat pikiranku tak menentu

Sayang sekali, kau tak pernah peduli padaku
Meskipun cantik rupawan dan indah tubuhmu
Rupanya hatimu sekeras baja dari neraka
Penampilanmu kadang menipu yang lainnya

Siapa yang mau mendekatimu
Kalau watakmu tak seindah bidadari
Siapa yang mau mencintaimu
Kalau perilakumu tak secantik wajahmu

Sungguh sayang kau hanyalah iblis bertopeng malaikat
Aku terpukau dengan kecantikan wajahmu yang manis
Memang pantas kau terkena kutukan dan laknat
Karena kau cuma mengobral janji-janji manis

Puisi : Freemason (Perbudakan Yang Terencana)

Sebentar lagi kita memasuki zaman baru
Di zaman itu ada suatu ketidakseimbangan
Seakan tiada rasa malu lagi bagi mereka
Untuk saling menghambakan diri pada harta

Hari berganti dan bulan berlalu
Dunia makin suram nan buram
Suara jerita kian menyatat hati
Ketika yang duafa teraniaya

Yang banyak uangnya bisa jadi penguasa
Yang sedikit uangnya bisa masuk penjara
Tiada lagi keadilan untuk semua kawula
Tiada lagi kesadaran didalam jiwa mereka

Mengapa semua harus terjadi
Perbudakan yang terencana membudaya kembali
Mengapa ini harus terjadi lagi
Kebodohan berkuasa mengendalikan hidup ini

Adakah kesempatan kita untuk merubah
Keadaan yang telah menguasai kita
Coba kita pahami perasaan kita sendiri
Rasakanlah penderitaan yang teralami

Puisi : Kecanduan Cinta

Sejak aku mengenal cinta
Hidupku penuh dengan bahagia
Rasa yang indah kini melanda
Penuh suka cita menggelora

Namun sejak aku mengenal cinta
Otakku ini hampir tak bisa bekerja
Lambat berpikir dan mengingat segalanya
Hingga waktu pun berlalu tanpa terasa

Oh, Inikah rasanya kecanduan cinta
Pikiran melayang jauh diatas segalanya
Oh, Inikah rasanya kecanduan cinta
Bagaikan kaca yang lupa kulitnya

Parahnya lagi sejak mengenal cinta
Jalan hidupku bercabang menjadi tiga
Antara karir, keuangan dan asmara
Aku bingung memilih salah satunya

Mungkinkah aku harus menyerah
Ataukah aku harus berpasrah
Ku tak mau ini semakin parah
Apalagi akhirnya aku pun kalah

Puisi : Akulah Predator

Siang dan malam aku selalu diluar rumah
Untuk mencari santapan lezat mengenyangkan
Tiada waktu untuk bersantai didalam rumah
Akulah predator yang sibuk mencari sasaran

Telah kusiapkan obat bius disaku
Telah lama menanti sasaranku
Di tengah panasnya terik mentari
Di balik tembok ku bersembunyi

Dari jauh seorang gadis berjalan sendirian
Memakai busana yang mengundang penasaran
Sudah kuperkirakan dia akan kemana
Begitu lewat langsung kubuat tak berdaya

Aroma obat bius menyengat hidungnya
Seketika ia pun jatuh dalam pelukanku
Kucari tempat yang agak sepi jauh disana
Begitu kuat hasutan iblis bangkitkan nafsu

Oh, begitu nikmatnya makan siang hari ini
Oh, begitu sedapnya santapan yang kudapati

Alangkah begitu malangnya nasib si gadis
Seusai ku lalap seluruh tubuhnya sampai habis

Kini akan kucari kembali
Mangsa baru hari ini

Puisi : Biarkan Dunia Tanpa Harta

Aku ingin menangis setelah kulihat huru-hara disana-sini
Bahkan aku ingin sekali merubah semua kenyataan ini
Tidak ada lagi saling membenci
Tidak ada lagi saling memerangi

Itulah inginku, demi kedamaian itu
Itulah tekadku, demi kenyamanan itu

Biarkan dunia tanpa penguasa
Supaya tak ada kesewenang-wenangan
Biarkan dunia tanpa negara
Supaya tak ada suatu perbedaan
Biarkan dunia tanpa nafsu angkara
Supaya tak ada pikiran seperti hewan
Biarkan dunia tanpa harta benda
Supaya tak ada sadisnya kehidupan

Kutahu ini sulit, membuat kakiku terjepit
Kutahu ini salah, membuat hatiku marah

Kamis, 28 September 2017

Puisi : Si Kalong Jantan

Di kawasan perempatan yang sepi
Terlihat sekelompok gadis seksi
Wajahnya sungguh memikat hati
Pamer dada buka paha tinggi

Menunggu langganan si kalong jantan
Bermodalkan uang hasil penipuan

Cerita ini semakin lama makin intim
Karena si kalong jantan ingin lebih intim
Segera cabut dengan mobil sedan
Mobil sedan terparkir di pinggir jalan

Terbukalah semua baju dan celana
Tinggal terlihat sosis dan sumur tua

Namun, muncul sebuah mobil bak terbuka
Dengan penumpang membawa senjata
Mereka datang mencari tangkapan
Agar dapat secuil uang bayaran

Mereka lari terbirit-birit kalang kabut
Padahal mereka baru mencukur rambut
Tak habis pikir mobil sedan pun didobrak
Si kalong jantan masih dikuasai konak

Angkat tanganlah mereka berdua didalam sedan
Si kalong jantan digelandang menggigil kedinginan

Tanpa busana bagaikan pisang goreng kadaluarsa
Kini tinggal menanti vonis dari pengadilan agama

Minggu, 03 September 2017

Cerita Anak Muda : Rocker Pensiun (Episode 05)

Kendala menghampiri, saat pemadaman bergilir terjadi.
Sehingga sesi rekaman berjalan lamban dan kerap ditunda.
Omen agak kecewa dengan suasana didaerah dimana studio rekaman itu ia pakai untuk sesi.
Listrik mati yang terjadi saat itu membuat aktifitas terganggu.
Omen, Zabdiel, Lucky yang sedang berada di studio mulai jenuh.


Berjam-jam lamanya keadaan semakin tidak menentu, Omen mulai berfikir untuk pindah studio untuk menjalankan sesi rekaman yang tersisa.
Namun, para personil The New Bad Boys masih tetap ingin rekaman di studio dimana mereka berada dengan alasan penghematan biaya.
Omen berpendapat bahwa jika grup musik yang ia naungi ini masih melakukan rekaman di studio itu hingga pemadaman bergilir usai. Maka akan membuang banyak waktu sehingga tak kunjung rampung.
Zabdiel pun berpikiran sama, kalau tidak pindah studio maka bisa tertunda penggarapan albumnya dan peluncuran albumnya yang jauh-jauh hari sudah direncanakan pihak label rekaman.
Lalu, diambillah telepon seluler untuk menghubungi produser' setelah dihubungi produser memberi tahu bahwa ada studio rekaman nganggur di dekat pelabuhan.


Tak butuh waktu lama, mereka bergegas meninggalkan studio dengan membawa beberapa equipment penunjang menuju studio rekaman lain.
Perjalanan menuju studio rekaman terbilang cukup jauh dan kelihatannya daerah dimana studio rekaman itu agak dekat dengan suasana sibuk di pelabuhan.
Turun dari kendaraan, Omen dan Zabdiel membawa masuk semua equipment ke dalam' begitupun Lucky dan Ferry yang juga membawa semua peralatan mereka ke dalam.
Begitu sampai didalam, studio yang akan mereka pakai ternyata masih baru dan belum pernah dipakai sebelumnya.
Bahkan, Microphone untuk menyaring suara terlihat masih kinclong. Bahkan ada beberapa alat musik yang tentu buatan Eropa. Tak seperti kebanyakan studio yang lain, studio rekaman ini merupakan tempat paling fantastis untuk merampungkan sesi rekaman.
Lucky menilai inilah saatnya untuk menuntaskan proyek, dan rencana untuk menggapai kesuksesan terbuka lebar.


Tanpa menunggu perintah produser, mereka berempat langsung tancap gas merampungkan beberapa lagu yang belum direkam.
Mereka begitu nyaman dengan suasana studio tersebut, peralatan super canggih dan dukungan suasana lokasi menjadi pemicu ketenangan mereka dalam berkarya.
Hampir 17 Jam, Zabdiel dan Omen merampungkan beberapa sesi rekaman yang sempat ditunda.
Suara vocal Omen menjadi bagian paling akhir dalam finalisasi, bahkan beberapa lagu yang sudah direkam di Mixing ulang agar terdengar pas ditelinga.
Rasa lelah tidak terasa dalam raga, mereka tanpa henti memainkan musik walaupun hampir larut malam.
Kejar setoran, itulah yang mereka lakukan demi memperoleh segala apa yang telah mereka lalui.


Beberapa saat kemudian, Omen berhasil menyelesaikan lagu terakhir hingga menjelang dini hari.
Kondisi mata yang sudah berat untuk dibuka membuat Omen langsung tidur di kursi panjang.
Zabdiel dan Ferry juga ikut terlelap karena proses penggarapan lagu yang sudah final. Lucky memang terlelap sejak tadi juga masih belum bangun dari tidurnya karena sesi yang melelahkan.
Keesokan harinya mereka terbangun dan waktu sudah cukup siang, yakni jam 8 pagi.
Bayangkan saja, mereka jam segitu baru bangun pagi dan kondisi studio berantakan penuh sampah.


Setelah bangun tidur, Omen dan Zabdiel membersihkan sampah yang berserakan didalam studio.
Sisa makanan semalam dan tumpukan bungkus rokok dibereskan lalu dibakar diluar halaman studio.
Proses penggarapan album telah mencapai titik tertinggi, kali ini The New Bad Boys berencana membawa lagu-lagu yang sudah direkam itu untuk diproduksi dalam bentuk CD.
Kemudian, mereka berempat bertemu produser yang sudah lama hilang kontak. Produser yang dulunya seorang pedagang bakso keliling itu mengabarkan bahwa pihal label rekaman siap mengedarkan albumnya.
Alangkah senangnya hati Omen, Zabdiel, Ferry dan Lucky mendengar kabar bagus itu.


Mereka berempat akhirnya datang ke kantor label rekaman untuk menyerahkan hasil proyek.
Dengan senang hati, Produser itu memberi berita mengenai kemajuan The New Bad Boys dalam bermusik kepada pihak label.
Produser mengatakan bahwa era kejayaan musik rock yang dulu padam akan segera berkobar kembali.
Zabdiel, Lucky, Ferry dan Omen cukup bahagia setelah tugasnya selesai. Kini tinggal albumnya saja yang akan beredar.


Proses manufacturing album dilakukan selama satu bulan dan prosed peredaran dilakukan selama 2 minggu.
Lucky tidak memasang target muluk, tetapi ia hanya ingin musik rock kembali ke jalurnya.
Maka dari itu album yang dirilis oleh The New Bad Boys diprediksi akan menjadi album pendongkrak kekuatan musik rock.
Selanjutnya mereka kembali ke rumah masing-masing sambil menanti kepastian, apakah albumnya benar-benar laris atau tidak ?


Hampir berhari-hari The New Bad Boys menunggu omset penjualan naik, tetapi tiada kabar pun tiba...
Akhirnya mereka menghubungi pihak kantor label rekaman untuk meminta kejelasan soal album mereka.
Zabdiel menghubungi label rekaman dengan telepon, ia meminta hasil penjualan dikabarkan secepatnya. Namun, pihak label rekaman tidak mengetahui hasilnya.
Zabdiel frustasi dengan kabar itu, ia pun pergi sendirian ke markas label untuk meminta solusi agar album bisa terjual laris.


Sesampainya di kantor label, Zabdiel harus menunggu sampai 1 jam karena di kantor sendiri hanya ada seorang satpam dan cleaning service.
Sementara itu personil The New Bad Boys harus menunggu dari markas.
Akhirnya setelah lama menanti, Zabdiel berhasil menemui pemilik kantor label. Lalu, ia meminta data omset penjualan album.
Dengan seksama, Zabdiel membaca isi data penjualan. Ternyata belum ada 1 keping pun terjual, walaupun album sudah beredar 1 bulan lamanya.
Zabdiel kecewa dengan isi data tersebut. Ia meminta pihak label agar mempromosikan album lebih gencar lagi. Lalu, pihak label menyarankan untuk melobi semua stasiun radio untuk memutar lagu-lagu dari album The New Bad Boys.


Atas saran tersebut, Omen dan Zabdiel berencana melobi semua stasiun radio untuk memutar lagu-lagu The New Bad Boys.
Datang dengan wajah tidak enak, Omen menemui penyiar radio yang biasa muncul suaranya di acara pemutaran lagu-lagu baru.
Omen meminta agar salah satu lagu dari album The New Bad Boys diputar. Bahkan Omen juga memberi uang muka Rp. 500.000,- sebagai tanda jadi pemutaran lagu itu.
Tanpa perlawanan, penyiar radio tersebut memutar salah satu lagu The New Bad Boys secara berulang-ulang setiap hari.
Hasilnya, The New Bad Boys mulai dikenal pendengar musik dan akhirnya omset penjualan naik dalam waktu beberapa jam.
Terhitung selama satu hari, album The New Bad Boys terjual 10 keping per menit.


Hampir setiap waktu, pundi-pundi uang masuk ke dalam kantong Omen dkk.
Mereka bisa mendapat kelimpahan finansial yang membuat mereka berani menyelesaikan urusan masing-masing.
Ada yang hutangnya belum lunas, cicilan tertunda, impian kandas dan jodoh yang hilang akhirnya bisa kembali ke pelukan mereka.
Semua berkat strategi jitu tersebut, kalau tidak dilakukan waktu itu maka The New Bad Boys akan rugi total saat albumnya telah di rilis.


Cerita pun berganti, Zabdiel dan Omen berencana merayakan kesuksesan The New Bad Boys dalam merilis album perdana.
Mereka mengadakan Pesta Tumpeng di kantor label rekaman bersama seluruh staff.
Tidak tanggung-tanggung biaya yang dikeluarkan hampir mendekati 5 Milyar, hal ini dikarenakan ada acara Santunan Anak Yatim dan Panti Jompo.
Mereka sebagai musisi tentu tidak kenal rasa malu untuk berbagi terhadap sesama.


Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari pimpinan label rekaman yang mengucapkan selamat atas keberhasilan The New Bad Boys dalam merilis album.
Pimpinan label rekaman mengakui bahwa musik rock kembali bangkit berkat The New Bad Boys, prestasi grup musik itu benar-benar membanggakan.
Bukan sekedar hisapan jempol belaka, angka penjualan album perdana meroket dari hari ke hari hingga beberapa bulan.
Omen, Zabdiel, Lucky dan Ferry pantas mendapat penghargaan bergengsi di salah satu ajang musik nasional.
Mereka diharapkan mampu mendominasi chart musik di berbagai stasiun radio dan video clip yang diputar harus menjadi pilihan pemirsa televisi.


Akhirnya acara perayaan kesuksesan The New Bad Boys telah usai, keesokan harinya para personil The New Bad Boys mulai mengemas segala kebutuhan masing-masing untuk menjalani konser tour keliling 20 kota.
Omen paling siap sendiri lantaran konser berjalan cukup lama dan jarang pulang, ia berpesan pada keluarganya di rumah agar selalu menjaga kesehatan.
Ferry demikian, ia juga membawa segala sesuatu yang dibutuhkan selama tour berlangsung termasuk makanan.
Zabdiel malah rumit, ia harus membawa banyak barang elektronik untuk mempermudah kegiatannya dan tidak lupa membawa kostum untuk konser yang sudah ia pesan jauh-jauh hari.
Sedangkan Lucky sepertinya hanya butuh restu dan doa dari orangtuanya, karena tanpa restu dan doa ia tidak akan berhasil meraih kesuksesan.

(Bersambung)

Selasa, 01 Agustus 2017

Puisi : Noda Dibalik Cadar

Wajar bila ada yang menghinamu
Wajar bila ada yang curiga padamu
Antara kenyataan dan kejujuran
Antara kebohongan dan kebodohan

Bubuk mesiu tercium dari mulutmu
Aroma busuk gigimu terselip daging manusia
Hitamnya penutup kepala membalut hidupmu
Tercemar siasat jahat demi nafsu angkara

Jangan lagi kau dekati
Bila hati sudah mati
Terlalu fanatis dengan aliranmu
Hingga lupa diri asal usulmu

Cadar hitam menutupi wajahmu 
Tersimpan noda-noda keburukan
Sorotan tajam kedua matamu
Cerminkan betapa kau mengerikan

Tak sudi kusentuh tanganmu, ketika darah manusia lumuri kulitmu
Tak sudi kudengar alasanmu, cuma karena mengikuti ajaran sesatmu

Ada noda dibalik cadar
Membuatku jadi sadar
Sungguh malu diriku
Kala terbongkar aibmu

Ada noda dibalik cadar
Otakmu berpikir liar
Hampir semua tertuju
Melihat kejahatanmu

Kau musuhi semua orang
Lantaran berbeda ideologi
Tingkahmu membuatku berang
Cukup sudah sampai disini

Sabtu, 01 Juli 2017

MY SEX STORY : Malam Pertama



Cerita ini bermula saat aku & istriku tercinta baru saja menyatakan janji sehidup semati didepan Bapak Penghulu.
Semua orang dengan khidmat menghadiri proses pernikahan antara dua insan yang dimabuk asmara.
Aku hanyalah pria normal yang memiliki kekurangan, sedangkan istriku itu wanita yang berbalut kemewahan dan keindahan duniawi. Kami berdua sudah sah sebagai pasutri dan siap menjalani bahtera rumah tangga.
Aku terlahir dari keluarga biasa saja, gajiku tak seberapa besar dan pangkatku cuma itu-itu saja.
Sedangkan istriku adalah anak saudagar kaya raya, tetapi dia menganggur karena menurut tradisi keluarganya setiap anak wanita tidak berhak mencari nafkah dan wajib dinafkahi.


Istriku sebenarnya bukan termasuk anak yang manja, walaupun terlahir dari golongan milyuner kelas wahid.
Tetapi kepolosan dan sopan santunnya itu yang membuat orangtuanya memutuskan untuk mencarikannya calon suami.
Ndilalah, calon suami yang tepat untuknya adalah aku... Kok aku sich ?
Emang nggak ada yang lain ?
Kan, masih banyak anak orang kaya yang mau menafkahi dia dan siap membawakannya mahkota bersulam emas permata.
Tetapi, keluarganya bekomitmen bahwa Pria yang pantas menjadi menantu dikeluarga itu hanyalah pria yang mau serius bekerja tanpa mengekor kesuksesan orantuanya.
Dan dialah aku, anak orang biasa yang bekerja siang malam mengais rejeki ditengah majunya peradaban dan teknologi.


Sore itu aku dan istriku bersanding dikursi pelaminan, semua tamu hadir dari berbagai penjuru kota.
Aku sendiri hanya anak desa, aku tidak punya banyak saudara dan keluarga karena aku terlahir dari keluarga sederhana.
Begitu disuguhi kemewahan seperti ini, aku bingung... Mau diapakan semua pemberian orang ini ?
Dalam balutan busana pengantin, aku dan istriku duduk dengan kondisi pikiran yang tidak menentu.
Sebab, inilah pertamakali aku duduk disamping wanita yang diperlihatkan kepada semua orang. Padahal duduk berdua menurutku dianggap tidak sopan karena melanggar norma adat.
Tetapi, kalau sudah menikah begini... Rasanya rasa canggung dan malu masih melekat dalam psikologisku.
Waktu berlalu dengan cepat, beberapa jam setelah resepsi... Aku dan istriku harus melepas pakaian pengantin karena besok harus dipakai pengantin yang lain.
Malam semakin larut, Jam dinding menunjukkan detik menjelang tengah malam.


Aku dan istriku baru saja melakukan Sholat Isya dan Sholat Sunnah, kubuka pintu kamar dan keadaan makin menegangkan.
Sebab, inilah moment yang tak terlupakan itu terjadi disaat aku baru membuka pintu. Aku dan istriku sayang mulai melakukan persiapan menjelang tidur.
Rencananya besok aku dan istriku harus berkunjung ke rumah sanak saudara untuk memperkenalkan kehidupan baru ini.
Aku duduk diserambi ranjang tidur, kulihat istriku sedang ganti baju. Dan saat istriku mau ganti baju, istriku memanggilku...
"Mas, sini dong..." panggilnya
"Ada apa ?" tanyaku
"Aku masih merasa belum terbiasa dengan semua ini" katanya dengan nada pelan
"Sama, aku juga nggak begitu terbiasa... Biasanya tidur langsung selonjor' eh... Sekarang malah harus begini" kataku sambil menatap wajahnya
Kalian tahu, istriku yang satu ini memang sensasional dan tidak seperti wanita umumnya. Dulu aku sering sekali diejek teman kalau urusan wanita, dan diantara mereka hanyalah aku yang baru menikah.


Teman-temanku menikah sudah cukup lama, bahkan sejak lulus SMA saja mereka sudah kebelet nikah. Katanya sich nikah itu asyik dan membawa tantangan luar biasa.
Aku duduk disampingnya, istriku memang agak pemalu tapi sifat pemalunya itu yang membuatnya tambah cantik. Tidak kusangka, senyuman dilesung pipinya makin merona.
"Mas, aku senang bisa berduaan disini" katanya
"Aku juga iya, tapi kok kamu masih canggung begitu ?" tanyaku sambil heran
"Sebab, aku nggak pernah berduaan dengan pria lain selain kamu Mas..." katanya jujur
"Emang kamu nggak pernah pacaran ?" tanyaku
"Nggak pernah, malahan orangtuaku bilang pacaran tidak dibenarkan dalam agama' katanya pacaran itu bisa menjurus ke perzinahan" katanya
"Masa sich, kan nggak perlu berlebihan gituh' itu semua tergantung siapa pelaku pacaran itu sendiri" ujarku
"Cuma, kalau mau berduaan' ya harus nikah dulu seperti tadi' dan setelah itu baru boleh.." bilangnya
"Maksudnya, boleh...?" tanyaku heran
"Boleh..." jawabnya
"Boleh apa ?" tanyaku lagi
"Boleh pegangan tangan" jawab dengan polos
Ya, Ampun... Aku pikir boleh apaan' ternyata cuma pegangan doang toh... Maaf, habis pikiranku terlalu jauh ke sana-sana.


Posisi dudukku semakin minggir-minggir, kali ini semakin dekat dengan dirinya. Aduh, istriku sudah berganti gaya' biasanya dia terlihat sangat lugu dengan wajah manisnya.
Kini setelah mengenakan celana pendek berbahan denim dan tanktop putih, kondisnya berubah 180 derajat !
Masya Allah, ternyata dia begitu menawan... Hanya mengenakan pakaian seperti itu saja aku dibuat tak berdaya memandang bentuk tubuhnya yang benar-benar sebuah mahakarya dari Sang Pencipta.
Melihatku bengong, istriku bertanya :
"Kenapa, kok bengong ?" tanya dia
"Ah... Nggak kok, cuma baru kali ini aja lihat kamu seperti itu" jawabku sambil pura-pura
Lalu, istriku makin bergeser dan mulai menempel sampingku.
"Mas, aku bener-bener mau merasakan Surga Dunia" kata istriku sambil bersandar disampingku
"Kamu mau ke Surga Dunia ?" tanyaku
"Iya, kan orangtuaku bilang yang namanya Malam Pertama itu Surga Dunia" jawabnya


Tanganku disentuh, aduh... Bulu kuduk berdiri seperti kesetrum.
Otomatis pikiranku campur aduk, antara fantasi dan realita seolah tiada bedanya.
Lantas, sesuatu didalam celana mengeras dengan sendirinya. Wa...Lah... Aku mulai merasakan gejolak birahi melumuri otakku.
"Mas, Ibuku tadi pagi bilang' kalau mau mencapai Surga Dunia... Pertamakali yang harus dilakukan adalah membelai tangan" kata istriku sambil membelai tanganku dengan jari lentiknya.
Aku dibuat melayang hanya dengan sentuhan tangannya, gila sekali aku ini...
"Sayang, aku kok jadi begini ?" tanyaku yang hampir tak sadar
"Mas... Aku sengaja memancingmu biar cepat terangsang" jawabnya dengan nada manja
Tak disangka aku pun mulai terpengaruh, dan tak perlu kompromi' aku pun membalasnya dengan pijatan di kedua pahanya yang terpampang indah.
"Mas, kok pegang pahaku sich ?" tanya istriku
"Kamu tuch, karena yang mulai duluan itu kamu' maka aku balas sekarang juga" jawabku mengancam
"Oh, ya... Kalau begitu silahkan sentuh aku sepuas hatimu" kata istriku yang lantas berbaring diatas ranjang dengan senyuman.


Tak butuh banyak bicara, aku pun mulai mencengkeram kedua tangannya agar tidak lolos.
Anehnya justru istriku hanya diam tersenyum seakan siap-siap menyambutku. Lalu, aku menindih tubuhnya yang aduhai itu. Masih langsing, mungil dan payudaranya terlihat membesar dari biasanya.
"Mas, ayo mendekat' jangan lama-lama" ajaknya dengan suara menggoda
"Baik, sekarang kita mulai" kataku sambil membuka kaos.


Telanjang dada, itulah yang aku lakukan didepan wajahnya. Dia tersenyum didepanku dengan bibir yang mulai merekah.
Rasa ingin bercumbu mulai memanas dihatiku, aku pun menempelkan dahiku ke dahinya.
"Sayang, maafkan aku... Aku harus melakukan ini" kataku sambil minta izin
"Jangan lama-lama, cepat cium aku !" rengeknya seperti anak kecil

Dan...
Bibirku beradu dengan bibirnya, ciuman dahsyat yang kulakukan ke mulutnya membuat seluruh tubuhnya seperti tersiram air dingin.
Aku tidak bergeming, lidahku dan lidahnya bertemu saling menjilat satu sama lain. Wah... Semakin tidak karuan rasanya, hawa panas menyelimuti seisi ruangan.
"Sayang, bibirmu basah... Kamu tambah cantik saja" pujiku
"Bisa aja kalau ngomong, lanjutkan lagi yuk..." katanya
"Ayo..." jawabku dengan semangat
Kali ini aku melanjutkan peraduan liar ini dengan saling berpelukan, tentunya diatas ranjang.


Sambil duduk aku dan istriku seperti sepasang monyet yang beradu tatap.
"Mas, kamu mencintaiku kan ?" tanya dia
"Tentu, aku mencintaimu..." jawabku
"Buktikan dong !" seru dia
"Baiklah... Kalau itu maumu" jawabku
Lalu, aku mendekap tubuhnya makin erat ditambah aku lucuti tanktop putihnya sehingga telanjang dada juga dia.
"Kamu nakal dech, masa aku juga ditelanjangin..." katanya
"Nggak usah lama-lama, Nurut aja apa kataku" ujarku
Kemudian, aku cium dadanya yang membesar itu hingga istriku ini geli.


Ekspresi wajah yang terlihat, membuatku semakin bersemangat dan seperti direbus didalam tungku api.
Padahal udara malam itu lumayan dingin, soalnya baru saja hujan reda. Tetapi energi panas yang keluar dari tubuhku dan tubuhnya mempengaruhi suhu didalam kamar yang sebenarnya tidak ber AC.
Payudara montok yang kucium ini adalah perhiasan terindah milik istriku, sudah lama tidak kulihat... Rupanya beginilah bentuknya.
"Mas, geli... Mas... Ciumin terus dong..." ucap istriku
"Ehhhmmm.... Ehmmmmm mmmmmmmmmm" sambil kucium keduanya
"Aduh.... Jangan buru-buru dong, tambah geli nich Mas..." rengek istriku yang rupanya sudah terangsang
Kulihat pupil matanya, makin membesar dan nafasnya seperti orang lari marathon. Padahal cuma ciuman, tapi rasanya seperti berolahraga.


Tatapan tajam terlihat dari mata istriku, dia sesekali memandangku yang sendari tadi mencium payudaranya.
"Mas... Aku... Aku... Aku..." kata istriku terbata-bata
"Kenapa, kamu mulai enak ?" tanyaku
Istriku mengangguk-angguk sambil membuka mulutnya, lalu aku lantas menggerayangi perutnya yang langsing itu.
Dia semakin menggila, tubuhnya mengeluarkan keringat dan hawa panas yang menggelora.
Ekspresi wajahnya terlihat seperti orang kesetanan, saat aku pijat perutnya yang langsing seperti penari striptis itu, dia menggelinjang dan semakin basah saja keringat disekujur tubuhnya.
Tuhan... Dia begitu cantik malam ini, dibalik wajahnya yang lugu ternyata menyimpan gairah menggoda.
"Mas... Tadi aku diapakan ?" tanya dia
"Pemanasan, agar tidak cepat pegal" jawabku sambil mengelus pusarnya
"Aku mau yang lebih dari ini..." katanya
"Oh, baiklah... Kamu siap-siap yach !" ujarku
Lalu, aku meremas payudaranya sehinga dirinya mulai merasa melayang tanpa terbang.
Edan, makin lama kuremas payudaranya makin membesar pula ukurannya. Dia semakin anggun dan seksi, raut wajahnya yang lugu mendadak cantik karena ia telah menjelma menjadi bidadari.


Dia tergolong istri yang menurutku berbakti, terutama kepada suami.
Wajah cantik, Budi pekerti luhur dan tentu keindahan tubuh merupakan kombinasi sempurna seorang istri yang akan menjadi Ibu dari anak-anakku dan Nenek dari cucu-cucuku.
Permainan asmara antara aku dan istriku mulai mendekati babak final, tanpa kusadari rupanya istriku sudah ngompol.
"Mas... Aku ngompol' tapi rasanya nggak karuan nikmatnya" ucap istriku disela-sela permainan.
"Sekarang buka celanamu, biar aku teliti" kataku


Saat kuteliti rupanya sudah ngompol betulan, tapi bukan air kencing yang membasahi celananya tetapi air lengket seperti lem tikus.
Baunya benar-benar wangi, apa karena dia masih perawan ?
So.. Pasti !
Dia kan masih terjaga dan belum pernah dinodai selain aku. Dia menatapku dengan mata sayunya yang seakan berbicara.

Tanpa kuberitahu, aku pun melepas celananya yang pendek nan sempit itu. Ketika terbuka, wahhh... Basah nggak karuan dech.
"Kamu sudah merasa enak ?" tanyaku sambil memandang wajahnya
"Sudah mas, kan cuma diremas doang' tapi yang basah itu daerah kewanitaanku" jawab istriku dengan nada polos
"Kayaknya udah siap nich..." kataku
"Siap apa ?" tanya dia
"Katanya mau terbang ke surga..." jawabku sambil senyum genit
Mendengar jawabanku, istriku tersadar bahwa inilah moment terbaik yang akan ia kenang seumur hidupnya.
"Mas, peganglah tanganku... Jangan sesekali dilepas' aku takut jatuh" kata istriku dengan nada mesra
"Sekarang gantian aku yang buka celana" kataku sambil membuka celana dalam


Lantas, muncullah sebatang alat vitalku yang panjang tapi hanya sepanjang jari jempol. Walaupun panjangnya cuma segitu, tapi ini anugerah dari Allah.
"Mas, aku mau itumu..." katanya dengan senyuman
"Siap-siap, kamu mau minta berapa kali ?" tanyaku
"10 kali saja, tapi yang pelan-pelan' jangan terlalu kasar... Nanti aku sakit" jawabnya
Kemudian kucengkram kedua tangannya, wajahku memandang wajahnya sehingga kami siap bertarung dengan kuda-kuda sempurna.
Kudekati wajahnya, dia menatapku dengan wajah penuh harap. Begitu ku tekan dengan slow, istriku menjerit.
"Awwww..." jeritnya
"Kenapa ?" tanyaku
"Mas, kok sakit sekali ?" tanya dia
"Kan baru masuk, nanti kalau udah agak kedalam' nanti enak sendiri kok..." jawabku sambil menenangkan pikirannya
Itu tadi baru penetrasi pertama, lalu segera kulakukan penetrasi kedua hingga kelima.
Wah... Istriku menjerit tapi nadanya beda' rupanya sudah merasa nikmat. Bagus dech... Dia akhirnya bisa kunikmati' Wajah cantik dan tubuh sempurna adalah modal utama untuk menjadi santapan malam pertama.

Penetrasi keenam, istriku makin tidak karuan merasakan kenikmatan duniawi. Dia begitu senang meskipun harus mendesah berkali-kali. Kemampuannya menahan rasa sakit betul-betul kukagumi, karena hal berbau kenikmatan tidak perlu sakit kan...
"Ahhh... Ahhh.... Auwww... Auwww...." istriku mendesah dalam cengkeraman
"Mau lagi ?" tanyaku
Istriku hanya diam, dia seakan sudah siap dibuat lemas tak berdaya. Penetrasi yang perlahan membuat dia merasa nyaman' wajahnya makin menunjukkan betapa nikmatnya pergerumulan malam itu.
"Ahhh... Ahhh... Ehhhhh... Ehhhh... Uhhhhhmmm.... Ahhhhh...." istriku mendesah dengan santai
Suara desahan istriku makin memperpanas suasana, dia yang sendari tadi telanjang bulat dan hanya ditutupi selimut hanya bisa meratap ingin digagahi.
"Uhhhh... Uhhhhh.... Ehhhhmmm... Ihhhhh..... Hawwwww....." istriku mendesah lagi
Penetrasi yang kulakukan sudah hampir mendekati puncak, kali ini istriku memberi isyarat lewat ciuman.


"Mas... Cium bibirku' aku sudah nggak tahan mau keluar" kata istriku sambil menatap wajahku
"Baiklah... Kita mulai" jawabku sambil mendekati bibirnya
Tak lama penetrasi terakhirku bersamaan dengan orgasme yang dikeluarkan istriku. Wah... Dahsyat sekali rasanya, tubuhku menindih tubuhnya yang indah itu.
Cairan lengket yang ada didalam tubuhnya menyatu dengan cairan yang keluar dari alat vitalku. Rasanya hangat dan seperti berendam di kolam air belerang, ditambah licin kulitku dan kulitnya yang saling bersentuhan membuat akhir peraduan ini menjadi berkesan.
"Sayang, aku sudah berhasil membuatmu puas" kataku
"Aku juga mas, apa yang tadi kamu lakukan benar-benar membuatku percaya bahwa aku tidak salah pilih" jawabnya
"Sekarang aku mau menindihmu sebentar, aku masih ingin bersentuhan dengan kulitmu" kataku
"Boleh, tapi aku mau satu lagi" katanya
"Apa itu ?" tanyaku heran
"Cium aku sampai puas" jawabnya
Tanpa aku beritahu, aku mencium bibirnya dengan penuh semangat meski kondisi sudah cukup lelah dan mengantuk.
"Terima Kasih, udah ngajak aku terbang" katanya dengan senyum
"Sama-sama, sekarang aku mau tidur" jawabku
Lalu, ketika alat vitalku sudah mengecil maka tinggal dicabut saja karena tugas sudah selesai. Kemudian aku terlelap disamping tubuhnya yang topless. Malam itu aku tertidur hingga suatu ketika aku terbangun sendiri.
Kulihat disampingku masih terdapat istriku yang tetap telanjang, dan dengan inisiatifku sendiri aku cium bibirnya sebagai cara membangunkannya.
Tak lama, kedua matanya pun terbuka dan memandangku. Dia tidak melawan, hanya terpaku dengan apa yang kulakukan.
Dia begitu sempurna dimataku, wanita yang tetap menjaga kesucian diri hingga datangnya sang pemilik sesungguhnya' dialah aku sebagai suami.
Kemudian aku lepas ciuman bibirku, dia menatapku dengan senyuman manis dan tentu dia begitu terkagum denganku.
"Mas... Orangtuaku nggak salah pilih' ternyata orang yang bisa membuatku puas hanyalah kamu" katanya sambil menyentuh jariku
Aku dibuat terpana oleh ekspresi wajahnya dan suara yang dikeluarkannya. Kemudian dia memeluk tubuhku sembari duduk diatas ranjang. Dia menyandarkan kepalanya yang ditumbuhi rambut panjang sepunggung. Aku merasa sangat bahagia, ciumanku berbalas pelukannya.

Hangat dan nyaman, itulah yang kurasakan saat dia memelukku. Tanpa kusadari, dia mendongak kearah wajahku dengan tatapan yang tajam tetapi penuh harap.
"Mas, belai aku sekali lagi sebelum beraktivitas" bilang dia sambil memegang bahuku
"Kalau begitu sudah siap ?" tanyaku
Tanyaku dibalas senyum, lalu akupun mencium pipi kiri dan kanan. Rupanya dihari sepagi ini aku malah disuguhi makanan pembuka yang nikmat. Yaitu Love In Morning Day, sebuah istilah barat yang selalu dilakukan setiap orang dipagi hari.
Sambil berguling-guling aku dan istriku merasakan panasnya pagi dikala mentari belum terbit' waktu itu sekitar jam 03.30. Masih dibilang hampir subuh, tetapi nikmatnya benar-benar ada.
"Rabalah tubuhku sepuas hatimu..." kata istriku saat kubelai rambutnya
"Baiklah..." jawabku dengan semangat


Hitung-itung olahraga, mumpung masih pagi dan sangat menyehatkan. Aku dan istriku justru melanjutkan kegiatan semalam. Bahkan istriku belum keramas sama sekali, tetapi aku tidak akan berhubungan intim lagi dengannya.
Karena aku harus bekerja dan menahan nafsuku untuk hari yang lain. Kali ini aku meraba kedua pahanya yang mulus, dia menggeliat seperti kesetanan.
"Aduh... Mas... Geli.... Mas... Geli..." jerit istriku
Aku cuma bisa tersenyum melihat ekspresi wajahnya yang dari tadi merasa terangsang. Kemudian rupanya waktu sudah menujuk pukul 04.15 dan aku menyudahi permainan ini.


Wah... Nikmatnya sarapan pagi' yakni bercumbu melepas ketegangan setelah tidur malam.
Aku pun berdiri dari tempat tidur merapihkan seprei dan bantalnya sekaligus. Istriku juga membantu, dia begitu antusias merapihkan kamar yang berantakan.
"Mas, jujur dech... Aku benar-benar cukup puas' meskipun cuma main gelitik-gelitikan" kata istriku sambil merapihkan sprei
"Itu bagus dong, artinya dalam membangun kehidupan baru ini harusnya pakai pendekatan bathin" ujarku sambil menatapnya
"Coba, lain kali kita lakukan ditempat lain... Mau kan ?" tanya dia
"Boleh... Boleh... Terus maunya dimana ?" balasku
"Dimana aja... Asal tempatnya sepi dan bukan ditempat umum" jawabnya menuntut
"Baik sayang... Insya Allah ada waktu ada kesempatan" jawabku penuh optimis
Pagi pun mulai menyapa, suara kokok ayam jantan menghiasi redupnya cahaya bintang. Setelah Sholat Subuh dan Mandi Pagi, aku siap-siap berdandan untuk menemui Orangtuaku.


Dimeja makan, Ayah dan Ibuku serta adikku sudah berada disana sembari menyantap hidangan.
Sambil senyum-senyum sendiri, aku datang menghampiri mereka bertiga. Adikku yang duduk disampingku heran, melihatku senyum-senyum sendiri.
"Mas kenapa yach... Kok Senyum-senyum sendiri ?" tanya adikku heran
"Kamu tuch... Mau tahu urusan orang aja" jawabku sambil mengambil nasi
"Emangnya tadi habis ngapain ?" tanya adikku ngotot
"Ini urusan orang dewasa, kamu masih kecil... Nggak berhak tahu" jawabku
"Yeee.... Masa nggak mau bilang jujur" jawab adikku
Lalu Ibuku menegur adikku,
"Nak, kamu tuch jangan suka ganggu urusan orang' dosa..." kata Ibuku
"Iya, kamu jangan berani mengetahui sesuatu yang belum waktunya tahu" sahut Ayahku
"Masa cuma ingin tahu aja nggak boleh" protes adikku
"Nanti kalau kamu sudah dewasa, baru tahu sendiri rasanya" ujar Ibuku

Seperti biasa, didalam keluargaku kami semua berkumpul setiap pagi untuk menyantap hidangan.
Dan tidak diduga, istriku baru saja selesai dandan berjalan menuju arahku. Ayah dan Ibuku menatapnya, dia begitu tersipuh malu saat kedua orangtuaku menatapnya.
"Maaf, tadi saya terlambat kemari' habis sibuk dandan" jawab istriku
"Tidak apa-apa, namanya juga perempuan... Dandan itu sudah rutinitas yang tidak bisa dihindari" kata Ibuku
"Ayo duduk sini..." ajakku
"Ya, Mas..." jawabnya sambil menarik kursi
Aku lupa, kami tidak berempat tetapi berlima karena ada istriku. Hebatnya lagi dia begitu sopan didepan Ayah dan Ibuku juga Adikku.
"Tidak usah sungkan-sungkan, makanlah hidangan ini' anggap saja ini rumahmu" kata Ayahku
"Terima Kasih..." jawab Istriku dengan mimik agak malu
Biarpun istriku itu orang yang menakjubkan, ternyata dia adalah seorang pemalu. Tetapi itulah sisi lain darinya yang menjadikan dirinya begitu seksi.
Setelah hari ini, kehidupanku bersama istriku semakin dinamis dan memiliki keistimewaan. Padahal aku bukan laki-laki yang gemar pacaran, dalam arti aku dulunya itu jomblo tulen.

Hebatnya ketika aku menikah, justru aku memperoleh istri yang cantik dan berbudi pekerti luhur. Persis idaman orangtuaku yang menginginkan menantu yang baik.
Namun, kalau urusan seks... Seperti yang kuceritakan diatas tadi bahwa dia adalah istri yang berbakti pada suami. Hari-hariku tiada habisnya memandang wajahnya, karena menurutku dia lebih dari wanita.
Rencananya, bulan depan aku dan istriku akan pindah ke rumah baru yang lokasinya cukup jauh. Tetapi romansa cinta antara kami berdua tidak pernah padam meski harus berpisah dengan orangtua.
Aku berharap, suatu saat esok bisa lebih baik dari hari ini. Cinta memang menjadi kekuatan hidup setiap manusia yang menginginkan impian.

(END)




Rabu, 28 Juni 2017

Lirik Lagu Tegalan : Pating Gentoyor


Pating gentoyor, pating gelembor
Jam siji bengi, esih nang gili
Ora ngemuti bakale mati
Padha nginungi nang ndas mumeti

Pating getampling, mlakune lemes
Akhire njengking,wis ora pantes
Matane ngantuk, sikil kepadhuk
Nyangkol nang ebrug, endase benjut


Rabu, 03 Mei 2017

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 05/END)

2 Jam berlalu, aku dan istriku terbangun dari tidur setelah aktivitas "Menyenangkan" itu selesai.
Diatas shofa, aku mulai meneguk air putih untuk menghilangkan rasa haus. Disampingku ada wanita yang tadi kuajak "Terbang" dengan penetrasi.
Dialah istriku tersayang, waktu itu dia sedang membuka pakaian dalamnya karena sudah kotor. Bau keringat mulai tercium dari ketiak kami, seisi ruangan bau sekali hingga keluar jendela.
"Mas, terima kasih udah ajak aku terbang" kata istriku sambil bersandar didadaku
"Aku juga, terima kasih juga atas bantuanmu sehingga aku bisa ajak kamu terbang tanpa beli tiket" kataku berkelakar
"Mas, lain kali kita terbang lagi yuk..." kata istriku meminta
"Boleh... Kapan kita akan take off ?" tanyaku
"Terserah mas, kan yang punya pesawat kan mas... Aku cuma penumpangnya kok" ucap istriku manja

Ciuman mesra akhirnya menjadi penutup kegiatan penuh nafsu itu, kami merapikan seluruh ruangan yang berantakan dan bau.
Ini adalah cara untuk menutupi apa yang aku lakukan tadi bersama istriku di kantor.
"Sayang, udah beres ?" tanyaku
"Udah, untungnya udah rapi... Kalo nggak rapi bisa ketahuan nich" jawabnya
"Eh, nanti kita pulang bersama..." kataku
"Iya, aku juga mau istirahat' sekalian melanjutkan tadi" jawabnya
Aku tersenyum gembira melihatnya berkata begitu, maka tuntas sudah apa yang kulakukan padanya. Memang, yang namanya asmara ketika sedang membara tentu tiada satupun yang mampu menolak.
Terkadang saat sedang kepepet pun masih ada yang mau berbuat begitu, walau dilakukan di ruangan kerja sekalipun.

(END)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 04)

Matanya merem melek, istriku mulai dikendalikan hormon seks yang kurangsang dengan sentuhan tanganku.
Gampang banget, itu yang kupikir saat sibuk mengelus payudara dan seluruh tubuhnya. Luar biasa, istri yang menjadi rekan kerjaku rupanya mau merayakan pernikahan ditempat ini.
"Kamu benar-benar cantik malam ini, euuuuuummmmmmmmaaaaaaaahhhhhhh" pujiku sambil kucium bibirnya
"Mas, aku baru ngerti' ternyata payudaraku rawan rangsangan" heran istriku sambil memandangku dengan mata sayu
"Kamu emang minim ilmu, tadi katanya nggak mau diremas' kok malah komentarnya begitu ?" tanyaku sambil senyum
"Habis, aku tuh baru ngerti enaknya dimanja-manja' aku kira cuma duit aja yang bikin bahagia" jawabnya sambil terengah-engah nafasnya
"Duit bukan segalanya, karena kasih sayang itulah yang bikin happy" ujarku sambil mengelus pusarnya
"Puasin aku, tolong mas... Bawalah aku terbang bersamamu..." pintanya dengan manja
Tanpa pikir panjang aku pun menjamah tubuh mungil nan indah istriku. Tak terasa aku juga terangsang ketika melihat istriku mulai orgasme.
"Ahhhhhhhh..... Ahhhhhhh..... Ahhhhhhh...." istriku mendesah disertai keringat membasahi kulit mulusnya
Maka meneteslah air lubrikasi dari mulut vaginanya yang sudah menganga. Istriku mulai kelelahan setelah orgasme pertamanya keluar.

"Hah... Hah... Hah... Hah... Nikmatnya benar-benar luar biasa, jadi ini yang namanya Kepuasan Birahi" ujar istriku sambil istirahat sejenak diatas kursi.
"Baru tahu yach ?" tanyaku
Istriku hanya mengangguk-angguk sebagai tanda jawaban iya. Aku benar-benar sukses membuatnya dilecehkan secara halus, mendesah dan merintih hingga orgasme telah dilalui dengan baik tanpa halangan.
"Sayang, kamu udah capek ?" tanyaku sambil kusentuh pipinya
"Belum... Mas, aku belum capek' meski rasanya capek tapi sedaaaaaap' mas... Aku mau yang lebih dari ini" tawarnya dengan genit
"Oh, kamu mau lagi ?" tanyaku
"Ehhmmm..." jawabnya
"Sekarang menghadap ke belakang" perintahku
"Aku ke belakang ?" tanya dia
"Iya..." Jawabku

Istriku kusuruh menghadap ke belakang, dia lantas kubimbing dengan beberapa tutorial.
"Setelah menghadap ke belakang, terus tinggal membungkuk" suruhku
"Aku membungkuk ?" tanya dia
"Iya..., setelah itu kamu pegangan yang kuat dan jangan lepas" panduku sambil mengatur posisi
"Kaya gini mas..." ujar istriku
"Nah... Begitu dong, kamu siap-siap aja... Nanti aku mulai sebentar lagi" kataku sambil mengelus alat vital
Lalu, aku mendekatinya dari belakang dan kuremas dulu bokongnya agar tidak kaku.
Dan... Mulai kulepas celana dalamnya yang sempit itu hingga bongkahan bokongnya terlihat kenyal seperti bakpao.
"Siap-siap, satu... dua... tiga..." hitungku sambil ancang-ancang
"Ehhhh... Ehhhh... Ehhhh.... Ehhh..." desah istriku
Akhirnya kulakukan penetrasi dengan kecepatan lambat, ini supaya istriku adaptasi dulu biar tidak kaget.
"Ehhh... Eh.... Ehhh.... Ahhh.... Ahhhh.... Ahhhh... Ahhhh...." istriku mendesah lagi

Lama-lama istriku sudah bisa beradaptasi dengan posisiku yang seperti ini. Entah sudah berapakali penetrasi yang aku lakukan terhadapnya.
Menurutku, dia cukup menikmatinya dengan baik tanpa rasa sakit' malah dia merasa geli dan mulai cengengesan bibirnya.
"Ahhh.... Ahhhh.... Ahhhh..... Ahhhh... Ahhhh... Aduh.... Geli banget.... Geli..... Mas... Mas... Aku.... Ahhhh.... Uhhhh...." ucapnya mulai seperti dibuai kenikmatan
"Sekarang udah kerasa kan ?" tanyaku sambil mendorong
"Mas... Enak juga caranya, aku kira sakit... Ternyata aku sampai begini" jawabnya sambil menggeliat penuh gairah
"Kamu udah merasa nyaman ?" tanyaku
"Ihhhh... Ihhhhh.... Nggak cuma nyaman lagi.... Ehhhh.... Ehhhh... Tapi nikmat....." jawabnya sembari melenguh manja
Aku pun tersenyum, sepertinya cara ini berhasil. Metode penetrasi yang aku dapat dari konsultasi benar-benar sukses membuatnya terbuai dalam lautan birahi.
"Mas... Aku mulai nggak kuat, aku mau terbang lagi..." ujarnya sambil meringis
"Aku juga, ayo kita terbang bareng-bareng" ajakku sambil mempercepat penetrasi
"Uhhhh... Uhhhh... Ahhhh.... Ahhhh... Ehhhh.... Ehhhh..... Ehhhh...." desah istriku mulai cepat
"Sekarang aku hitung, satu.... dua... tiga...." ujarku sambil memulai
"Ahhhhhhhh........... Ahhhhhhhh......" lenguh kami berdua
Dan keluarlah semua cairan lengket dari tubuh kami, rasa lelah dan pegal mulai mencengkeram. Lalu, setelah menjalani klimaks serentak' aku melepas alat vital yang menancap di vaginanya.
Alat vitalku mengecil dengan sendirinya setelah meneteskan cairan terakhir. Kami berdua tertidur dalam buaian kenikmatan hingga 2 jam.

(Bersambung)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 03)

Gara-gara kopi yang disajikan istriku, semangat kerja yang menurun selama ini akhirnya bisa bangkit lagi.
Sangking semangatnya, aku kerja sampai hampir mendekati waktu malam. Rupanya selama itu aku kerja, sementara istriku membantu dengan senang hati meski lelah menggenggam raga.
"Sayang, kamu nggak capek bantuin aku ?" tanyaku
"Nggak kok mas... Aku udah biasa begini" jawabnya
"Jam berapa sekarang sich ?" tanyaku
"Udah jam setengah 8 malam" jawab istriku sambil memandang jam dinding
"Nggak mandi ?" tanyaku
"Entar aja dech, tanggung..." jawabnya sambil merapihkan kertas
"Hey, aku ini suamimu... Pokoknya kamu harus mandi, nanti aku nyusul' soalnya aku kan Boss mu !" kataku tegas sambil bercanda
"Dasar lelaki..." jawab istriku agak sinis.

 Aku tersenyum melihat ekspresi wajahnya yang cemberut karena ucapanku tadi. Namun, di sisi lain memperlihatkan kecantikan wajahnya yang membuat mataku terbelalak.
"Ya Ampun... Semakin lama dia semakin cantik, entah kenapa dia begitu menggoda" gumamku sambil melihat gerak-gerik tubuhnya
"Ngapain, kok bengong lihatin aku ?" tanya dia
"Ahh... Nggak apa-apa' aku cuma kagum denganmu" jawabku
"Kagum, coba jawab dari mana kekagumanmu terhadapku ?" tanya istriku
"Aku kagum dengan semangatmu itu lho... Soalnya kamu tuch cewek sendiri" jawabku
"Mas, aku mandi dulu yach' tapi kalau nanti mas mau mandi tinggal ke kamar mandi dilantai bawah" kata istriku
"OK, aku akan mandi nanti sayang..." jawabku sambil mengetik keyboard laptop

Istriku kemudian pergi ke kamar mandi, aku masih sibuk didepan layar sambil mengetik. Tak terasa sudah jam 8 lebih 15 menit.
Aku pun menghentikan pekerjaanku dan pergi mandi juga tapi ke lantai bawah. Turun ke lantai bawah, aku mendapati seluruh ruangan sudah sepi sunyi.
"Sepi banget nich ruangan, udah nggak ada siapa-siapa" gumamku dalam hati
Lalu, aku buka pintu kamar mandi dan dilepaslah semua pakaianku hingga telanjang total. Percikan air dari keran membuat seluruh kamar mandi berisik.
"Huh, akhirnya selesai juga aku mandi" kataku sambil memakai handuk
Aku pun kembali ke lantai atas, sesampainya dilantai atas aku masuk ke dalam ruang kerjaku.
Baru dibuka pintunya, disitu aku mencium bau wangi yang asing. Baru kali ini ada bau wangi seberbak di ruangan kerja' kira-kira siapa yang nyemprotin parfum ?
"Mas, heran yach dengan bau ini ?" tanya istriku
"Heran dong, aku begitu heran kenapa ada bau parfum disini ?" tanyaku
"Mas, udah lama aku menanti moment ini" ujar istriku
Sambil menyentuh tanganku, dia tersenyum manis dan yang membuatku takjub adalah penampilannya.

Dia hanya memakai pakaian dalam setelah tadi kutemui, dia menuntunku duduk di kursi sambil menatapku.
Getaran cinta mulai timbul didadaku, dia begitu memelas saat kepalanya yang ditumbuhi rambut sepunggung bersandar didadaku.
"Mas, kalau begini caranya aku mau sekarang aja" kata istriku
"Kamu, mau ngelakuin hal itu disini ?" tanyaku
"Habis, aku udah nggak tahan" jawab istriku
"Bener... Kamu nggak tahan lagi ?" tanyaku menggodanya
"Ahhh... Jangan pake tanya lagi, aku benar-benar mau sekarang" jawab istriku manja
Tatapanku dan tatapannya saling beradu, dan tanpa adanya peringatan aku pun mulai mencium keningnya.
Lalu ciumanku menurun ke bawah, setelah kucium keningnya lalu aku cium hidungnya yang mancung seperti wanita barat.
Dan seketika beradulah bibirku dan bibirnya, aku melumat habis bibirnya yang tadi menggodaku.
"Mas, hisaplah bibirku sekuat tenagamu" gumam istriku sembari menikmati ciumanku
Kami berpelukan dengan erat, dan perbuatan mesum yang legal itu terjadi pada hari itu.

Kami berdua seakan tidak tahan menikmati gelora asmara, dan saat berciuman aku meraba tubuhnya yang montok. Kedua buah dadanya kuremas hingga membesar dengan sendirinya.
"Ahhh Ahhhh Ahhhh Ahhhh.... Jangan remas punyaku, nanti bisa kendor" kata istriku mendesah
Makin lama remasan tanganku membuat nafas didada istriku makin cepat dan istriku akhirnya terangsang.
Lalu, aku membuka pakaian dalamnya hingga kudapati lubang peranakan yang berwarna merah. Dan akupun memijatnya dengan pelan agar nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya.
Istriku menggelinjang, dia tak terkendali seperti kesetanan. Ekpresi wajahnya terlihat begitu menggodaku karena dia sangat cantik. Wajar, punya istri cantik dan berbadan montok... Saat kubuat dia melayang malah dia seolah berubah menjadi bidadari.

(Bersambung)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 02)

Aku pulang kerumah dengan hati yang berbunga-bunga karena beberapa hari kemudian aku akan menikah.
Selama beberapa hari itu aku menjalani masa menyendiri, dimana aku waktu itu harus menahan nafsu syahwat agar terkendali. Bahkan aku wajib melakukan Ibadah Sunnah agar segala yang telah direncanakan dapat terlaksana.
Hari-hari pun berlalu, kini hari khusus itu telah tiba dimana aku dan pacarku bersanding dengan mesra didepan Penghulu. Dan sumpah setia janji sehidup semati terucap pada hari itu.
Semua orang pun bersuka cita atas apa yang terjadi pada hari tersebut.

Setelah resmi menjadi suami istri, kami berdua diarak keliling sambil dilihatkan keramaian.
Lalu, ketika sampai dirumah' aku dan istriku bercengkerama dengan keluarga, saudara dan kerabat. Termasuk teman-teman dikantor, mereka juga turut menyampaikan selamat kepadaku.
Aku sangat bahagia, karena sepanjang hari keramaian dirumahku tidak jauh berbeda dengan pasar.
Cerita berlanjut saat acara resepsi terjadi pada malam harinya, semua warga ditempat tinggalku datang menemuiku dan istriku.
"Mas, rupanya pesta malam ini ramai sekali" kata istriku
"Benar, sesuai harapan... Seluruh pihak menikmati acara ini termasuk kita berdua" ujarku
Sambil bersalaman, aku dan istriku tiada hentinya berfoto-foto ria bahkan sambil selfie pakai Smart Phone. Gilanya lagi saat teman-teman sekantorku dan direktur ikut foto bersama.

Foto bersama berlangsung seru, karena teman-temanku tidak mau kalah narsisnya hehehehehe...
Waktu semakin malam dan suasana pun jadi agak sepi, resepsi pernikahan pun berakhir. Aku dan istriku bersedia untuk melakukan percumbuan di malam pertama.
"Mas, udah nggak sabar yach ?" tanya istriku sambil menggoda
"Kamu tuch... Suka usil, jujur dech... Sama aku juga siap" jawabku
Kami berdua saling menatap dan memuji satu sama lain, tanganku memeluk erat dengan mesra seperti tidak bisa lepas.
Magnet asmara membuat kami sulit berpisah, karena kami sedang dimabuk asmara. Tetapi, sayangnya ada gangguan yang datang dari handphoneku.
"Mas, ada telepon..." kata istriku sambil menyerahkan handphone
"Ya, makasih..." jawabku
Lalu aku menjawab telepon yang kuangkat, malam itu aku begitu sangat lelah karena terlalu lama melayani tamu undangan resepsi.
"Halo..." panggilku
"Halo juga..." jawab Direkur
"Eh, Pak Direktur... Tumben bapak menghubungi saya malam-malam begini' ada apa pak ?" tanyaku
"Begini lho, saya lupa beri salam dari anak dan istri saya yang tidak bisa hadir dalam resepsimu tadi" jawab pak direktur
"Oh, iya-iya... Saya terima salam dari anak istri bapak" ujarku
"Saya sengaja menghubungi kamu karena ada urusan penting" kata pak direktur
"Urusan, memangnya ada perlu saya bantu ?" tanyaku

"Besok pagi, saya akan cuti mengurus kantor selama 1 Bulan" jawab pak direktur
"Hah, Cuti... Lalu siapa yang memimpin rapat besok jika bapak tidak hadir ?" tanyaku
"Saya harap bisa dimaklumi, karena besok kamu yang menggantikan saya memimpin rapat" kata pak direktur
"Lho, kenapa bapak berkata demikian... Seluruh karyawan lebih mengandalkan bapak sebagai pemimpin rapat' kenapa saya yang menggantikan anda ?" tanyaku lagi
"Ini wujud dedikasimu terhadap perusahaan, karena selama ini kamu paling sering diandalkan di perusahaan ini" jawab beliau
"Kenapa harus saya, memangnya tidak ada karyawan lain' pak ?" tanyaku lagi
"Mohon maaf, ini keputusan saya sendiri karena saya harus menemui anak dan istri" jawabnya tegas
"Kira-kira besok saya lembur, Pak ?" tanyaku
"Sudah pasti, semua pekerjaan saya... Mulai besok kamu yang ambil alih' itung-itung belajar jadi direktur walau sementara saja" jawab dengan santai
"Oh, begitu... Baik Pak' besok saya yang akan memimpin rapat dan mengambil alih pimpinan perusahaan selagi bapak cuti" ujarku
"Terima Kasih atas jawaban saudara, sampai jumpa bulan depan..." jawab pak direktur.

Lalu ditutuplah pembicaraan itu, ternyata besok pagi ada urusan penting yang mungkin diharuskan bangun pagi.
"Mas, ada apa ?" tanya istriku
"Maaf, malam ini kita tunda dulu urusan ini" jawabku lesu
"Kenapa ditunda ?" tanya istriku
"Besok pagi aku harus menggantikan pak direktur memimpin perusahaan selama 1 bulan karena beliau akan cuti" jawabku
"Waduh... Kalau begini sich kita lagi dapat cobaan' mas..." ujar istriku
"Sekali lagi maaf, aku nggak bisa..." kataku sambil memeluknya
"Nggak usah dipikirin, namanya juga perintah atasan' wajib dilaksanakan" balas istriku yang juga memelukku

 Keesokan harinya aku dan istriku berangkat kerja cukup pagi, biasanya aku berangkat ketika mulai pukul 07.00 WIB. Namun, karena dapat tugas' maka aku berangkat pukul 06.00 WIB agar semua tugas yang diserahkan oleh Pak Direktur dituntaskan secepatnya.
"Mas, apa nggak terlalu pagi kita ke kantor ?" tanya istriku sambil mengolesi body lotion
"Inilah kewajiban, harus dituruti dong... Kalau tidak ya... Bakalan ruwet" jawabku sambil mengancing baju
Lalu, kami berdua berboncengan menaiki sepeda motor' untungnya aku punya motor yang bermesin besar, jadinya bisa melaju cepat sampai ke kantor.
Sampai dikantor, aku mulai sibuk bukan main' mulai mengecek seluruh isi kantor dan luar kantor hingga menulis meminta daftar absensi dari sekretaris itulah pekerjaanku selama sebulan.
Untungnya istriku ada disini, dia sekantor denganku dan aku sudah lama berteman hingga akhirnya berakhir di pelaminan.
Hampir setiap hari aku selalu disibukkan aktivitas yang berat hingga stress pun tidak bisa dihindari.
Dari jauh, istriku melihatku dalam keadaan gelisah karena menumpuknya pekerjaan. Sampai-sampai ia menyajikan secangkir kopi tanpa ampas diatas meja kerjaku.

 "Lho... Kok kelihatannya lemas gitu, nggak semangat nich ?" tanya istriku
Aku benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaannya karena pikiranku masih diselimuti rasa stress. Memang, beginilah tugas seorang karyawan yang paling diandalkan.
"Ini aku buatin kopi, biar nggak ngantuk" kata istriku sambil menaruhnya
"Makasih ya... Udah nyajikan kopi" jawabku
"Namanya juga istri, inilah tugas pertamaku yaitu membantu suami di kantor" katanya
"Benar juga, untungnya kamu itu istriku lho... Coba kalau sampai hari ini kami masih jomblo' aduh... Sulit dapat layanan begini" kataku
Kuminum kopi yang disajikannya, betapa hangat di lidah dan membuat semangatku bangkit lagi.

(Bersambung)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 01)

Cerita ini bermula beberapa bulan menjelang pernikahan, aku bekerja disebuah perusahaan swasta terkenal dan jabatanku cukup strategis.
Waktu itu aku sedang sibuk menyelesaikan tugas dari direktur agar proyek berhasil. Giat bekerja adalah sebuah dedikasiku yang mantap demi kemajuan perusahaan.
Saat aku sudah selesai menyelesaikan tugas, diluar pintu terdengar suara ketuk pintu.
"Siapa disitu...?" tanyaku
"Ini aku..." jawabnya
Eh, ternyata dia pacarku yang tidak lain adalah bawahanku sendiri. Lalu kupersilahkan dia membuka pintu dan menemuiku didalam.
"Ada apa kemari ?" tanyaku
"Aku mau ngobrol sebentar, bisa nggak ?" tanya dia
"Boleh... Emangnya kenapa ?" tanyaku lagi
"Perusahaan kita akan melakukan proyek besar, aku sebagai karyawati punya keinginan jika sudah berhasil" katanya
"Keinginan, emang kamu mau pengen apa ?" tanyaku
"Aku mau kita berdua mengikat hubungan lebih serius" jawabnya
Mendengar hal itu bathinku bergetar, siapa sangka pacarku yang tidak lain bawahanku sendiri mengatakan hal yang membuatku ingin memeluknya.

"Kamu mau....?" tanyaku
"Iya... Aku mau kamu jadi pendampingku selamanya" jawabnya
Wah... Tidak kusangka' orang yang selama ini menjadi mitra kerjaku akan menyatakan keinginannya menjadi pendamping hidupku. Bagaikan didalam mimpi, aku lantas mendekatinya.
"Kamu serius mau jadi istriku ?" tanyaku
"Iya, orangtuaku memang sudah cocok dengan keinginanku" jawabnya
Lalu, aku pun bersujud syukur karena apa yang selama ini aku nantikan akhirnya terjadi. Dia ternyata mau menjadi teman hidupku.
Saat aku sedang bersujud, dia merunduk dan aku berkata padanya.
"Mulai sekarang, kita berdua akan selalu bersama dan saling menjaga" kataku
Lalu, air mata menetes dipipi kami berdua karena moment datangnya jodoh benar-benar sangat mengagumkan. Sampai-sampai inilah yang disebut Most Emotional Love Experience.
Cerita berlanjut, bulan depan aku datang ke rumah calon istriku untuk melamarnya. Di iringi keluarga dan kerabat, aku berhadapan dengan calon mertuaku dan calon istriku. Sambil membawa mahar, kedua belah pihak saling bernegosiasi.

Negosiasi cukup lama karena dicampur ngobrol yang aneh-aneh, malahan sambil ngelawak.
Sampai-sampai tawa canda menghiasi pertemuan ini, dan hasil akhir pertemuan tersebut kedua belah pihak menyatakan siap menikahkan calon mempelai.
"Aku bersyukur, akhirnya kesampaian juga punya keinginan untuk melanjutkan hubungan lebih serius" gumamku setelah pertemuan itu
Sementara itu pacarku kemudian menemuiku, dia menggandeng tanganku dan berkata padaku.
"Hai... Ngapain sendirian disini ?" tanya dia
"Ahhh... Kamu, aku lagi pengen ngilangin stress aja" jawabku
"Tapi, nanti kapan kita saling berjanji ?" tanya dia
"Aku masih bingung, soalnya aku belum gajian... Jadi mungkin ditunda dulu kali" jawabku
Dia pun menggenggam tanganku semakin erat, dia berbisik ditelingaku.
"Kenapa ditunda, lebih cepat lebih baik" bisiknya
Suara bisikan yang masuk kelubang telingaku membuat aku tak berdaya. Seolah dia tidak mau menunggu lama.
"Baik, kalau itu maumu... Aku akan melakukannya" jawabku
Setelah kujawab pintanya, dia lantas memelukku sambil menatap wajahku. Tatapan matanya menandakan bahwa dia benar-benar ingin dinikahi tanpa menunggu proses panjang.

Beberapa minggu kemudian, dengan uang tabungan yang cukup aku dan pacarku mendaftar di KUA. Setelah mendaftar, kami sudah siap untuk mengucapkan janji sehidup semati.
Kami pulang berboncengan, aku didepan lantas dia dibelakang. Kami pulang dengan perasaan tenang dan senang. Saat kuantar ke rumahnya, dia pun turun dari kendaraanku.
"Terima Kasih... Udah nganterin aku" kata dia
"Sama-sama..." jawabku
Dia pun berjalan menuju pintu rumah, sambil menoleh kearahku dia tersenyum manis. Karena suasana hati begitu deg-degan saat dia benar-benar mencintaiku.

(Bersambung)

Family Secret : "SENTUHAN PENGANTAR GAIRAH" (PART 03/END)

Dia sibuk mencicipi air kehidupan yang baru saja menyembur ke wajahnya, aku nampak bahagia bisa menyaksikan wajah cantiknya yang tersiram air kehidupan.
Bagiku air kehidupan yang menempel di pipinya adalah buah rasa cintaku. Dia boleh menelan dan menjilatnya, karena air kehidupan itu milik suaminya yang tidak lain adalah aku sendiri.
"Masih mau ?" tanya dia
"Mau lah..." jawabku antusias
"Sekarang kita ke kamar mandi, nanti terserah mau apakan aku ini" ujarnya sambil menggandengku
"Baiklah..." jawabku dengan senyum mupeng
Dia menggandengku sambil menatap tanpa berkedip, sesampainya di kamar mandi aku dan dia kembali berciuman untuk membangkitkan gairahnya.

"Mas harus tahu, bahwa kesetiaanku padamu tidak akan pudar begitu saja" Katanya sambil mengalungkan tangannya di leherku
"Terima Kasih, atas segala waktumu yang berharga untukku" balasku dengan tatap mesra
"Kelihatannya sudah bangkit..." kata istriku sambil menunduk ke bawah
"Tentu dong... Aku selalu bergairah karena melihat wajah cantikmu dan mendengar suara merdumu" ujarku dengan rayuan
"Nakal... Begitu saja sudah mulai bergairah" katanya sambil menatap ke arahku
Kami berdua kembali berciuman, dan sebelum air dari keran dibuka' dia kembali merangsangku dengan gayanya yang erotis.
Oh... Alangkah beruntung aku menikahinya dulu' hingga saat ini dia masih terlihat aduhai meski sudah terlewat kepala tiga.
Boleh jadi dia adalah Tante Girang, namun aku pun juga termasuk Om Girang juga. Setelah berciuman, aku dan dia duduk dilantai untuk melakukan tehnik penetrasi Lotus.
Dimana aku dan dia saling memuaskan sambil mengatur ritme penetrasi. Sungguh romantis, duduk bersilang dengan tatapan mesra penuh gelora asmara.
Alat vitalku pun mulai menyentuh bibir mulut keramatnya, sebentar-sebentar istriku mendesah. Aku sadar' dia belum terangsang.
Tetapi seperti janjinya di awal permainan, kali ini biar dia yang menang. Maka aku harus orgasme terlebih dulu.
"Oh.... Oh..... Sayang, Cengkeram tubuhku dengan kuat dan jangan dilepas" erangku
"Tenang, aku selalu menjagamu... Kali ini kamu akan segera lemas" ujarnya menggoda.

Nuansa romantis yang diramaikan dengan suara air keran membuat kedua hati semakin menyatu.
Pelukan dan cumbuan menambah gairah di dalam jiwa, entah sudah berapa lama aku dan dia melakukan hal itu.
"Sayang... Kamu masih mencintaiku ?" tanyaku
"Sudah pasti, cintaku hanya untukmu suamiku..." jawabnya
"Nanti kalau hamil lagi bagaimana ?" tanyaku
"Aku tidak peduli, walaupun setiap hari kita selalu begini' tetap aku masih subur" jawabnya
"Kamu tidak keberatan kita punya anak lagi ?" tanyaku lagi
"Tidak apa-apa, yang penting keharmonisan tetap terjaga" jawabnya
Kamar mandi menjadi saksi dua manusia yang terlena ditengah gairah asmara. Hingga pada akhirnya salah satu diantara mereka pun mulai menemui klimaks.
"Sayang... Aku mau keluar" kataku
"Silahkan..." jawabnya
Dan akhirnya keluarlah semburan air cinta dari ujung batang alat vitalku, lemas rasanya karena sudah dua kali dikalahkan.
Aku hanya bisa melayang ketika kedua tangannya masih memeluk tubuhku. Lalu, kami berdua berdiri dan membilas diri.
Mesranya malam itu, kami mandi bersama meski malam itu udara begitu dingin. Namun, hangatnya asmara tidak membuat kami berhenti saling memuji.
Setelah itu kami saling mengelap tubuh, tetesan air jatuh dari rambutnya yang panjang. Aku tidak segan-segan mengelap rambutnya dengan pelan.

Setelah mengelap rambut, aku dan dia keluar dari kamar mandi lantas melanjutkan kegiatan masing-masing.
Aku kembali bekerja diruang kerja dengan laptop, sedangkan istriku sibuk merapihkan tempat tidur serta melipat pakaian yang tadi siang disetrika.
"Wah... Pikiranku yang tadi penat sekarang jadi lancar, terima kasih istriku... Sudah melayaniku selama ini" gumamku saat sedang mengerjakan tugas kantor.
Pagi hari pun menjelang, seusai begadang semalaman aku pun tertidur. Sedangkan istriku yang semalam sudah tidur setelah melipat pakaian dan bercinta denganku justru sibuk dengan mempersiapkan sarapan pagi untuk anak-anakku.
Saat dia sedang menyiapkan sarapan, dia berjalan menuju kamar tidurku karena hendak membangunkanku.
Tapi, ia tidak jadi membangunkanku karena dia tahu aku begadang semalaman.
"Ah... Lebih baik tidak usah dibangunkan, semalam pasti dia puas dengan servisku' aku biarkan saja dia terlelap" ujarnya dalam hati sambil tersenyum.
Kemudian dia meninggalkan kamarku dan menemui anak-anakku yang sedang menyantap sarapan pagi.


"TAMAT"

Family Secret : "SENTUHAN PENGANTAR GAIRAH" (PART 02)


"Mas... Aku turut prihatin, mungkin ini semua adalah cobaan agar lebih giat dan lebih teliti lagi" ujarnya
"Mungkin, tapi rasanya ada yang berbeda dengan kamu malam ini" kataku iseng
"Berbeda ?" heran dia
"Kamu kan bukan ABG seperti dulu, tapi kamu masih kelihatan sama seperti waktu itu" jawabku
"Bersyukurlah mas... Aku hadir dalam hidupmu hanya untuk menemanimu sebagai kekuatan tambahan" katanya
Lalu, dia berdiri dan membelakangiku' kemudian dia merangkul leherku sehingga jemari lentik nan indah meraba bahuku.
Aku jadi kalang kabut, mengapa dia begitu mesra disaat aku galau begini ?
Ahh... Mungkin dia mencoba menghiburku, tetapi dia punya cara tersendiri dalam mencairkan suasana.
"Mas... Usiaku sudah tidak muda lagi, tetapi kekuatan cintaku tetap kuat hingga sekarang" bisiknya
"Serius ?" tanyaku
"Ehhhmmm.... Mungkin mas agak capek sehingga pikiran tidak menentu datang menghantui" katanya sambil menyentuh pipiku
"Sayang, aku harus bagaimana' apa karena aku berdosa padamu sehingga rejeki dan keberhasilan jauh dariku" kataku
"Benar mas... Dan kamu memang bersalah atas dosamu" katanya lirih
"Terus aku harus apa ?" tanyaku
"Ayo, kita bicarakan di kamar" jawabnya manja
Mendengar jawabannya aku seperti teringat sesuatu, rupanya ini memang malam dimana tepat hari ini adalah ulang tahun pernikahanku.

Dia membuka pintu kamar dan mengajakku masuk kedalam, pintu pun terkunci dan dia mulai memperlihatkan sesuatu padaku.
Aku pun hanya berdiri tegak sambil memperhatikan gerak-gerik tubuhnya.
"Mas... Apa kamu ingat saat pertama kali kita di kamar ini ?" tanya dia
"Iya... Waktu itu kita pindah dari rumah orangtuamu dan belum sempat berolah asmara" jawabku
"Kamar ini menjadi saksi dimana kita melakukan hal itu untuk pertama kali" katanya lirih
Aku jadi agak tidak karuan, apakah dia mencoba membangunkan gairahku ?
Oh... Mungkinkah dia ingin merayakan ulang tahun pernikahan malam ini ?
Terserah, itu semua dia yang inisiatif dan aku hanya sekedar menuruti tindakannya.
"Malam ini panas sekali, aku buka bajumu" katanya
Lalu, dia membuka bajuku dan melepas pakaian dalamku, rupanya dia begitu terampil saat kesepuluh jari lentiknya menyentuh dadaku.
"Mas... Biarkan aku menang malam ini' habis... Sudah lama kita sering begini tetapi aku selalu yang kalah" ujarnya sambil memamerkan gigi rapinya.

"Kamu mau minta apa ?" tanyaku
"Sekarang aku mau minta mas membuka celana dan suguhkan milikmu untukku" jawabnya genit
Berdebar jantungku mendengar apa yang diutarakannya, aku seperti tak berkutik.
"Baiklah akan kubuka" ujarku pelan
Lantas, aku pun melepas celanaku hingga terjatuh ke lantai tanpa menyisakan sehelai kain.
Terlihat didepan matanya, sebuah benda tak bertulang yang sudah ditumbuhi lumut hitam dalam keadaan terlelap.
"Wah... Sedang tidur, aku bangunkan yach..." ujarnya mesra
"Boleh, tapi jangan..." kataku
"Aku tahu, jangan kasar kan' aku kan lebih tahu cara memperlakukan benda yang sudah sering membuatku lemas tak berdaya ini" katanya sambil jongkok
Istriku segera menyentuh benda yang menempel dibawah perutku dengan kedua tangannya. Sentuhan dan pijatan yang ditimbulkan benar-benar nikmat.
Dia sangat lihai mengobati galauku dengan cara seperti itu' sungguh istri dambaan yang tiada duanya.

Sambil tersenyum dia memainkan benda tak bertulang itu dengan sentuhan jari lentiknya.
"Ahhhh... Ahhhh.... Sentuhanmu membuatku nyaman" kataku mendesah
"Biasa saja, ini belum seberapa' nanti ada moment khusus setelah ini" ujarnya sambil memijat dengan terampil
Semakin lama aliran darahku berdesir dan berpusat pada alat vitalku, sehingga tanpa kusadari makin lama makin mengeras.
"Akhirnya bangun juga, makin lama makin panjang" ujarnya dengan nada lucu
"Masa ?" heranku
Dia hanya mengangguk, senyum simpul yang terlihat dari bibirnya terkesan membuatku agak bahagia.

Dimana perbuatan seperti itu berjalan penuh kemesraan dan kenyamanan, memang itulah yang selama ini dicari.
"Ahhhh... Awwww.... Mainkan tanganmu sayang' jangan dilepas sebelum keluar" kataku
"Sabar... Ini belum tuntas' jangan buru-buru menyuruhku hehehehehe" jawabnya sambil meringis genit
Cukup cekatan, kemampuan meremas alat vitalnya benar-benar ampuh membangkitkan birahiku. Sentuhan inilah yang mampu mengobati galauku, kemungkinan aku bisa lemas hanya karena sentuhan tangan malaikat cantikku.
Dan rupanya, aku pun akhirnya melenguh karena orgasme pertama akibat sentuhan itu.
Air kehidupan menyembur ke wajahnya yang cantik, aku cuma bisa memejamkan mata sembari menikmati sisa-sisa tenaga yang keluar.
"Uhhhhhh.... Luar biasa' kamu memang hebat, aku tidak berdaya seperti ini hanya karena perbuatanmu" pujiku
Istriku hanya bisa mencolek kudapan air kehidupan yang membasahi wajahnya, dia benar-benar menghayati perannya sebagai eksekutor permainan tangan.
"Sayang, bagaimana' air kehidupanku enak kan ?" tanyaku dalam keadaan lemas
"Mas, ternyata air kehidupanmu masih kental dan putih... Sudah begitu rasanya lezat" ujarnya dengan kalimat sedikit ngaco.

(Bersambung)

Family Secret : "SENTUHAN PENGANTAR GAIRAH" (PART 01)

Sibuk, itulah yang aku alami sekarang' karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan demi keberhasilan.
Namun, aku selalu saja mendapat kendala ketika sedang bekerja' yakni batalnya kerjasama dengan pihak yang dahulu menyetujui hasil negosiasi.
Aku benar-benar galau, bagaimana bisa terjadi seperti ini ?
Padahal nilai kontraknya besar, tetapi batal begitu saja dan aku kecewa dengan keputusan pihak yang membatalkan proyek itu.
Didepan laptop aku galau tidak karuan, mengetik laporan selalu saja ada gangguan' yakni gangguan akan bayangan yang memperlihatkan kegagalan.
Sambil duduk di kursi, dengan laptop yang berada diatas meja kerja aku mencoba menghilangkan rasa penat.
Lalu, aku panggil dari jauh seorang wanita berambut belah tengah nan panjang' dialah istriku tercinta. Wajah cantik menawan dan bentuk tubuh yang menggairahkan itulah apa yang dimilikinya.
"Sayang, sini dong..." panggilku
Lalu istriku datang dan berdiri dibawah gerbang pintu.
"Ada apa mas..." jawabnya dengan suara pelan
"Buatkan aku secangkir wedang jahe, malam ini dingin sekali" ujarku
"Baik, akan kubuatkan" jawabnya
Kemudian dia bergegas ke dapur untuk membuatkan wedang jahe, minuman favoritku.

Beberapa saat, istriku datang membawa secangkir wedang jahe yang masih hangat. Ia meletakkan minuman itu di samping meja kerjaku.
Aku lantas meminumnya, wah... Hangat sekali rasanya. Aku tidak kedinginan lagi dan pikiran galau yang meracuni jiwa telah lenyap begitu saja.
Sementara itu dari dapur, istriku sedang membuatkan makanan untuk disantap. Baunya sangat harum sehingga menyengat sampai ke lubang hidungku.
"Hmmmm... Baunya enak sekali" kataku dalam hati
Kemudian aku menyimpan hasil ketikkan, lalu mematikan laptopku demi mengetahui makanan yang akan disajikan istriku.
Di ruang makan, aku melihat ada sepotong kue nastar. Tanpa permisi aku makan saja kue itu, ketika sedang menikmati sedapnya kue nastar tersebut' tiba-tiba sesuatu yang lembut merangkulku dari belakang.
"Bagaimana mas... Kuenya ?" tanya istriku
"Wah, enak... Baru dibuat yach ?" balasku
"Iya, kenapa tahu aku bikin kue ?" tanya dia
"Baunya harum sampai ke kamar, jadinya aku penasaran" jawabku
"Oh, begitu..." ujarnya tersenyum

Sangking asyiknya makan, istriku mulai memperlakukanku dengan manja. Dia duduk disampingku sambil memakan kue nastar yang aku makan tadi. Anehnya, dia nampak berbeda dari biasanya.
Ia terlihat nampak manja dan aduhai, karena ia memakai baju lengat panjang warna putih dan celana jeans pendek diatas lutut.
Sontak, bathinku gemetar menyaksikan pemandangan langka ini. Jujur, aku mulai terusik dan mencoba mengalihkan pandangan dari wajahnya.
Lalu, dia berdiri dan menghampiriku dengan senyum ramahnya.
"Kenapa, kelihatannya sedang galau ?" tanya istriku
"Memang Kamu tahu ?" tanyaku
"Bukannya sok tahu, Istri mana yang tidak heran melihat suaminya gelisah begitu" jawabnya sambil memegang pundakku
"Aku galau karena pekerjaan" ujarku lesu
"Namanya juga cari rejeki, rintangan dan cobaan selalu ada menanti" katanya
"Habis mau bagaimana lagi, perjanjian sudah disepakati tapi tidak kunjung terlaksana akhirnya batal terus" protesku dengan nada sesal
Setelah aku mengatakan hal itu, dia begitu prihatin dan mulai memperlihatkan sisi keibuannya.
Maklum, aku dan dia sudah berumah tangga sejak 15 tahun silam. Di usiaku yang sudah mendekati kepala empat, aku masih bisa menyaksikan kesetiaannya dalam mendampingiku sebagai istri.
Semua yang ia inginkan telah kukabulkan, rumah mewah dan kendaraan canggih telah kupersembahkan untuknya.

(Bersambung)

Senin, 03 April 2017

Puisi : Frilly Gadis Pantura


Asinnya telur bebek panggang
Masih kalah dengan senyumanmu
Dinginnya malam yang lenggang
Masih kalah dengan ketenanganmu


Aku meronta didalam sanubari
Ingin rasanya aku resapi arti diri
Terseret menuju palung hatimu
Hadirkan panggilan untuk dirimu

Frilly... Oh... Frilly...
Gadis Pantura Yang Mempesona
Frilly... Oh... Frilly...
Gadis Pantura Yang Sungguh Jelita
Frilly... Oh... Frilly...
Gadis Pantura Yang Ayu Parasnya
Frilly... Oh... Frilly...
Gadis Pantura Yang Tiada Duanya

Jauhnya aliran Sungai Pemali
Lebih jauh perasaanku padamu
Rasa sayangku tiada tertandingi
Menandingi luasnya Danau Malahayu

Ramainya Pasar Klampok, Mencintaimu tak membuatku kapok
Padatnya Jalan Tol Pejagan, Hatiku sungguh-sungguh deg-degan

Andaikan dirimu mau menyadari
Apa yang sedang kurasakan saat ini
Niscaya hatimu akan mengerti
Nestapa pun hilang karena cintamu ini

Selasa, 21 Maret 2017

MY SEX STORY : BIRAHI SUAMI SETIA (PART 02)


Pergerumulan itu membuat aku dan istriku lupa daratan, sampai-sampai waktu berganti tak terasa.
"Papa, ayo... Jangan diremas terus dong" ujarnya menggelinjang
"Sabar, papa masih ingin main-main dulu" jawabku
"Ahhh.... Ahhhhh.... Uhhhh... Uhhhhh" lenguh istriku
Permainan tanganku begitu merangsang, dia tidak berdaya menerima sentuhan tanganku.
Walaupun sentuhanku lembut, tetapi sensasinya benar-benar diluar dugaan. Istriku tidak kuat menahan hasrat seksnya yang perlahan naik.
Lalu, aku mencium perutnya dan menggelitikan jariku... Dia merasa geli dan tertawa.
"Hahahahahahaha.... Papa, jangan digelitikin' aku jadi nggak sabar nich..." ujarnya
Aku tidak menjawab, tetapi aku jawab dengan berbagai sentuhan romantis yang membuatnya hampir Take Off dari Landasan Pacu.
Anehnya, ia makin dikuasai permainanku... Tak kusangka tubuhnya melemas' dengan mudah aku menelusuri bagian sensitifnya yakni Klitoris.
"Mama, papa mau ajak mama terbang" kataku
"Silahkan, kalau papa bisa belikan tiket" jawabnya
"Nggak usah pake tiket, ini gratis lho..." ujarku sambil mendekapnya
"Emang bisa ?" tanya dia
Langsung saja jariku menempel bagian terlarangnya, aku usap dengan jariku' hasilnya dia menggeliat seperti cacing gendon.
"Ahhhh.... Aduhhhhh... Ahhhhh.... Ampun.... Papa... Mama diapakan nich ?" tanya istriku sambil mendesah
"Nggak usah ditanya, entar juga terasa sendiri" jawabku santai
Jari-jariku dengan indahnya memainkan klitorisnya yang terlihat disela-sela organ intimnya.

Jemari tanganku semakin tak terkendali dalam memainkan klitorisnya.
"Ahhhh.... Auwwww.... Aduhhhh...." teriak istriku
"Mama, udah terasa kan ?" tanyaku
"Papa, mama udah mulai melayang... Ahhhh.... Ahhhh.... Ihhhhhhh.... Ihhhhhh....." jawabnya sambil mendesah
"Jangan khawatir, mama nggak akan jatuh' kalau pun jatuh' Papa akan menjadi parasut yang siap dalam kondisi darurat" ujarku penuh canda
Istriku mulai tidak bisa mengendalikan nafas didada, dia kesetanan dan sulit membedakan antara kenyataan atau khayalan.
Nampaknya kondisi makin mendekati klimaks, akhirnya tanpa diduga...
"Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh....." jerit istriku
Keluarlah air lubrikasi dari lubang alat vitalnya yang mengucur deras membasahi area segitiganya.
"Uhhhhhh..... Ahhhhh..... Papa, Mama udah lemas nich' enak banget rasanya" ujar istriku memelas manja
"Tuh... Kan, Papa sudah memprediksi bakal begini jadinya" kataku sambil tersenyum
"Papa, Mama mau ditunggangi sekarang... Ayo dong..." desaknya sambil merayu
"Sebentar, Papa ancang-ancang dulu" ujarku sambil mempersiapkan diri.

Aku pun bersiap menunggangi tubuh istriku, dia terlihat melemah akibat stimulasi klitoris yang kuberikan tadi.
"Papa, jangan lama-lama... Mama nggak tahan lagi nich" desak istriku manja
"Sabar, ini lagi lurusin dulu" jawabku sambil mengocok alat vitalku
"Papa, kok dikocok dulu sich ?" tanya istriku
"Biar lurus, kan tadi rada bengkong" jawabku
"Papa emang suka godain mama, mama jadi ngebet dimasukin punyanya papa" bilangnya manja
"OK, udah siap nich ma..." kataku
Kemudian aku menidihnya dari atas, dengan pelan aku mencoba masuk ke dalam lubang peranakan. Tanpa menunggu lama akhirnya dengan mudah aku melakukan penetrasi lambat.
"Ahhh... Akhirnya masuk juga" jawabku
"Udah masuk ?" kata istriku
"Mau digenjot ?" tanyaku
"Silahkan..." jawabnya
Lalu, aku menggenjot alat vitalku dengan tempo sedang agar istriku tidak kesakitan. Maklum, Istri Secantik dia harus dilayani dengan mesra dan tidak boleh kejam.
Sadar istriku cantik, aku mulai melihat rona wajahnya yang dibasahi keringat. Dia nampak mempesona, aku semakin bernafsu saja hingga tidak sadar genjotanku sudah lebih dari 10 kali.
"Ahhhh... Ahhhhh..... Ahhhh.... Ahhhh.... Ukkkkkhhhhhhhhh..... Ukkkkkhhhhhhh...." Istriku melenguh manja
Suaranya membuatku semakin tidak terkontrol, wajah menawan dan suara lenguhan manja menjadikan istriku sebagai wanita tercantik didunia ini' terutama ketika sedang bersetubuh denganku.


Genjotan demi genjotan kulakukan agar sensasi kenikmatan makin menjalar.
"Papa... Papa... Ahhhhhh.... Ahhhhhh....." Lenguh istriku
Kenikmatan yang luar biasa, itulah yang kurasakan. Istriku cukup bahagia dengan apa yang kulakukan padanya.
"Mama... Mama..." sapaku
"Iya pa ?" jawabnya
"Udah keluar belum ?" tanyaku
"Belum pa..." jawabnya
"Sama dong..." balasku
Tempo semakin cepat, gairah makin membara dan suasana tidak menentu itulah antara aku dan istriku.
"Mama, aku bangga bisa menunggangimu" pujiku
"Papa, mama juga bangga bisa digagahi keperkasaanmu" balasnya
Aku hanya tersenyum saat sedang melakukan penetrasi. Wajahku hanya bisa puas menahan rasa bahagia ketika istriku mengerang.
"Papa... Mamah udah klimaks" bilangnya
"OK, sayang... Keluarkan sekarang !" ujarku
"Ohhhhhhh......." desah istriku
Akhirnya keluar juga air kehidupan dari lubang vital istriku, kini giliran aku yang keluar.
"Ahhhh... Hangat juga airnya, papa ikut dong' uhhhhhhh" ujarku sambil melenguh
Aku pun akhirnya mengalami ejakulasi belakangan, air maniku bercampur dengan air kehidupan yang keluar dari tubuh istriku.
Kami berdua terkulai lemas setelah menikmati pertarungan dahsyat itu. Wajah puas terlihat dari reaksi kami berdua, aku tersenyum meringis sedangkan istriku tersenyum simpul.


"Mama... Masih sehebat dulu ternyata, usia sudah segitu tetap menggoda" pujiku spontan
"Sukanya dech... Ngobral pujian' tapi menurut mama, papa hebat dech... Mama kalah terus" jawabnya sambil menatap wajahku
"Mama, kira-kira ini bakalan jadi apa enggak ?" tanyaku
"Jadi dong pa... Kelak kita akan punya anak lagi setelah ini" jawabnya manis
"Maunya punya anak cowok atau cewek ?" tanyaku sambil mencium tangan kanannya
"Terserah... Yang penting membawa berkah dan kelak bisa berguna untuk bangsa serta negara" ujarnya penuh optimis
"Mama... Papa bangga dengan pernyataan itu" jawabku
Setelah berbincang, kami berdua mengantuk dan tertidur pulas dengan malasnya.

(THE END)