Rabu, 03 Mei 2017

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 04)

Matanya merem melek, istriku mulai dikendalikan hormon seks yang kurangsang dengan sentuhan tanganku.
Gampang banget, itu yang kupikir saat sibuk mengelus payudara dan seluruh tubuhnya. Luar biasa, istri yang menjadi rekan kerjaku rupanya mau merayakan pernikahan ditempat ini.
"Kamu benar-benar cantik malam ini, euuuuuummmmmmmmaaaaaaaahhhhhhh" pujiku sambil kucium bibirnya
"Mas, aku baru ngerti' ternyata payudaraku rawan rangsangan" heran istriku sambil memandangku dengan mata sayu
"Kamu emang minim ilmu, tadi katanya nggak mau diremas' kok malah komentarnya begitu ?" tanyaku sambil senyum
"Habis, aku tuh baru ngerti enaknya dimanja-manja' aku kira cuma duit aja yang bikin bahagia" jawabnya sambil terengah-engah nafasnya
"Duit bukan segalanya, karena kasih sayang itulah yang bikin happy" ujarku sambil mengelus pusarnya
"Puasin aku, tolong mas... Bawalah aku terbang bersamamu..." pintanya dengan manja
Tanpa pikir panjang aku pun menjamah tubuh mungil nan indah istriku. Tak terasa aku juga terangsang ketika melihat istriku mulai orgasme.
"Ahhhhhhhh..... Ahhhhhhh..... Ahhhhhhh...." istriku mendesah disertai keringat membasahi kulit mulusnya
Maka meneteslah air lubrikasi dari mulut vaginanya yang sudah menganga. Istriku mulai kelelahan setelah orgasme pertamanya keluar.

"Hah... Hah... Hah... Hah... Nikmatnya benar-benar luar biasa, jadi ini yang namanya Kepuasan Birahi" ujar istriku sambil istirahat sejenak diatas kursi.
"Baru tahu yach ?" tanyaku
Istriku hanya mengangguk-angguk sebagai tanda jawaban iya. Aku benar-benar sukses membuatnya dilecehkan secara halus, mendesah dan merintih hingga orgasme telah dilalui dengan baik tanpa halangan.
"Sayang, kamu udah capek ?" tanyaku sambil kusentuh pipinya
"Belum... Mas, aku belum capek' meski rasanya capek tapi sedaaaaaap' mas... Aku mau yang lebih dari ini" tawarnya dengan genit
"Oh, kamu mau lagi ?" tanyaku
"Ehhmmm..." jawabnya
"Sekarang menghadap ke belakang" perintahku
"Aku ke belakang ?" tanya dia
"Iya..." Jawabku

Istriku kusuruh menghadap ke belakang, dia lantas kubimbing dengan beberapa tutorial.
"Setelah menghadap ke belakang, terus tinggal membungkuk" suruhku
"Aku membungkuk ?" tanya dia
"Iya..., setelah itu kamu pegangan yang kuat dan jangan lepas" panduku sambil mengatur posisi
"Kaya gini mas..." ujar istriku
"Nah... Begitu dong, kamu siap-siap aja... Nanti aku mulai sebentar lagi" kataku sambil mengelus alat vital
Lalu, aku mendekatinya dari belakang dan kuremas dulu bokongnya agar tidak kaku.
Dan... Mulai kulepas celana dalamnya yang sempit itu hingga bongkahan bokongnya terlihat kenyal seperti bakpao.
"Siap-siap, satu... dua... tiga..." hitungku sambil ancang-ancang
"Ehhhh... Ehhhh... Ehhhh.... Ehhh..." desah istriku
Akhirnya kulakukan penetrasi dengan kecepatan lambat, ini supaya istriku adaptasi dulu biar tidak kaget.
"Ehhh... Eh.... Ehhh.... Ahhh.... Ahhhh.... Ahhhh... Ahhhh...." istriku mendesah lagi

Lama-lama istriku sudah bisa beradaptasi dengan posisiku yang seperti ini. Entah sudah berapakali penetrasi yang aku lakukan terhadapnya.
Menurutku, dia cukup menikmatinya dengan baik tanpa rasa sakit' malah dia merasa geli dan mulai cengengesan bibirnya.
"Ahhh.... Ahhhh.... Ahhhh..... Ahhhh... Ahhhh... Aduh.... Geli banget.... Geli..... Mas... Mas... Aku.... Ahhhh.... Uhhhh...." ucapnya mulai seperti dibuai kenikmatan
"Sekarang udah kerasa kan ?" tanyaku sambil mendorong
"Mas... Enak juga caranya, aku kira sakit... Ternyata aku sampai begini" jawabnya sambil menggeliat penuh gairah
"Kamu udah merasa nyaman ?" tanyaku
"Ihhhh... Ihhhhh.... Nggak cuma nyaman lagi.... Ehhhh.... Ehhhh... Tapi nikmat....." jawabnya sembari melenguh manja
Aku pun tersenyum, sepertinya cara ini berhasil. Metode penetrasi yang aku dapat dari konsultasi benar-benar sukses membuatnya terbuai dalam lautan birahi.
"Mas... Aku mulai nggak kuat, aku mau terbang lagi..." ujarnya sambil meringis
"Aku juga, ayo kita terbang bareng-bareng" ajakku sambil mempercepat penetrasi
"Uhhhh... Uhhhh... Ahhhh.... Ahhhh... Ehhhh.... Ehhhh..... Ehhhh...." desah istriku mulai cepat
"Sekarang aku hitung, satu.... dua... tiga...." ujarku sambil memulai
"Ahhhhhhhh........... Ahhhhhhhh......" lenguh kami berdua
Dan keluarlah semua cairan lengket dari tubuh kami, rasa lelah dan pegal mulai mencengkeram. Lalu, setelah menjalani klimaks serentak' aku melepas alat vital yang menancap di vaginanya.
Alat vitalku mengecil dengan sendirinya setelah meneteskan cairan terakhir. Kami berdua tertidur dalam buaian kenikmatan hingga 2 jam.

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar