Rabu, 03 Mei 2017

Family Secret : "SENTUHAN PENGANTAR GAIRAH" (PART 03/END)

Dia sibuk mencicipi air kehidupan yang baru saja menyembur ke wajahnya, aku nampak bahagia bisa menyaksikan wajah cantiknya yang tersiram air kehidupan.
Bagiku air kehidupan yang menempel di pipinya adalah buah rasa cintaku. Dia boleh menelan dan menjilatnya, karena air kehidupan itu milik suaminya yang tidak lain adalah aku sendiri.
"Masih mau ?" tanya dia
"Mau lah..." jawabku antusias
"Sekarang kita ke kamar mandi, nanti terserah mau apakan aku ini" ujarnya sambil menggandengku
"Baiklah..." jawabku dengan senyum mupeng
Dia menggandengku sambil menatap tanpa berkedip, sesampainya di kamar mandi aku dan dia kembali berciuman untuk membangkitkan gairahnya.

"Mas harus tahu, bahwa kesetiaanku padamu tidak akan pudar begitu saja" Katanya sambil mengalungkan tangannya di leherku
"Terima Kasih, atas segala waktumu yang berharga untukku" balasku dengan tatap mesra
"Kelihatannya sudah bangkit..." kata istriku sambil menunduk ke bawah
"Tentu dong... Aku selalu bergairah karena melihat wajah cantikmu dan mendengar suara merdumu" ujarku dengan rayuan
"Nakal... Begitu saja sudah mulai bergairah" katanya sambil menatap ke arahku
Kami berdua kembali berciuman, dan sebelum air dari keran dibuka' dia kembali merangsangku dengan gayanya yang erotis.
Oh... Alangkah beruntung aku menikahinya dulu' hingga saat ini dia masih terlihat aduhai meski sudah terlewat kepala tiga.
Boleh jadi dia adalah Tante Girang, namun aku pun juga termasuk Om Girang juga. Setelah berciuman, aku dan dia duduk dilantai untuk melakukan tehnik penetrasi Lotus.
Dimana aku dan dia saling memuaskan sambil mengatur ritme penetrasi. Sungguh romantis, duduk bersilang dengan tatapan mesra penuh gelora asmara.
Alat vitalku pun mulai menyentuh bibir mulut keramatnya, sebentar-sebentar istriku mendesah. Aku sadar' dia belum terangsang.
Tetapi seperti janjinya di awal permainan, kali ini biar dia yang menang. Maka aku harus orgasme terlebih dulu.
"Oh.... Oh..... Sayang, Cengkeram tubuhku dengan kuat dan jangan dilepas" erangku
"Tenang, aku selalu menjagamu... Kali ini kamu akan segera lemas" ujarnya menggoda.

Nuansa romantis yang diramaikan dengan suara air keran membuat kedua hati semakin menyatu.
Pelukan dan cumbuan menambah gairah di dalam jiwa, entah sudah berapa lama aku dan dia melakukan hal itu.
"Sayang... Kamu masih mencintaiku ?" tanyaku
"Sudah pasti, cintaku hanya untukmu suamiku..." jawabnya
"Nanti kalau hamil lagi bagaimana ?" tanyaku
"Aku tidak peduli, walaupun setiap hari kita selalu begini' tetap aku masih subur" jawabnya
"Kamu tidak keberatan kita punya anak lagi ?" tanyaku lagi
"Tidak apa-apa, yang penting keharmonisan tetap terjaga" jawabnya
Kamar mandi menjadi saksi dua manusia yang terlena ditengah gairah asmara. Hingga pada akhirnya salah satu diantara mereka pun mulai menemui klimaks.
"Sayang... Aku mau keluar" kataku
"Silahkan..." jawabnya
Dan akhirnya keluarlah semburan air cinta dari ujung batang alat vitalku, lemas rasanya karena sudah dua kali dikalahkan.
Aku hanya bisa melayang ketika kedua tangannya masih memeluk tubuhku. Lalu, kami berdua berdiri dan membilas diri.
Mesranya malam itu, kami mandi bersama meski malam itu udara begitu dingin. Namun, hangatnya asmara tidak membuat kami berhenti saling memuji.
Setelah itu kami saling mengelap tubuh, tetesan air jatuh dari rambutnya yang panjang. Aku tidak segan-segan mengelap rambutnya dengan pelan.

Setelah mengelap rambut, aku dan dia keluar dari kamar mandi lantas melanjutkan kegiatan masing-masing.
Aku kembali bekerja diruang kerja dengan laptop, sedangkan istriku sibuk merapihkan tempat tidur serta melipat pakaian yang tadi siang disetrika.
"Wah... Pikiranku yang tadi penat sekarang jadi lancar, terima kasih istriku... Sudah melayaniku selama ini" gumamku saat sedang mengerjakan tugas kantor.
Pagi hari pun menjelang, seusai begadang semalaman aku pun tertidur. Sedangkan istriku yang semalam sudah tidur setelah melipat pakaian dan bercinta denganku justru sibuk dengan mempersiapkan sarapan pagi untuk anak-anakku.
Saat dia sedang menyiapkan sarapan, dia berjalan menuju kamar tidurku karena hendak membangunkanku.
Tapi, ia tidak jadi membangunkanku karena dia tahu aku begadang semalaman.
"Ah... Lebih baik tidak usah dibangunkan, semalam pasti dia puas dengan servisku' aku biarkan saja dia terlelap" ujarnya dalam hati sambil tersenyum.
Kemudian dia meninggalkan kamarku dan menemui anak-anakku yang sedang menyantap sarapan pagi.


"TAMAT"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar