Gara-gara kopi yang disajikan istriku, semangat kerja yang menurun selama ini akhirnya bisa bangkit lagi.
Sangking semangatnya, aku kerja sampai hampir mendekati waktu malam. Rupanya selama itu aku kerja, sementara istriku membantu dengan senang hati meski lelah menggenggam raga.
"Sayang, kamu nggak capek bantuin aku ?" tanyaku
"Nggak kok mas... Aku udah biasa begini" jawabnya
"Jam berapa sekarang sich ?" tanyaku
"Udah jam setengah 8 malam" jawab istriku sambil memandang jam dinding
"Nggak mandi ?" tanyaku
"Entar aja dech, tanggung..." jawabnya sambil merapihkan kertas
"Hey, aku ini suamimu... Pokoknya kamu harus mandi, nanti aku nyusul' soalnya aku kan Boss mu !" kataku tegas sambil bercanda
"Dasar lelaki..." jawab istriku agak sinis.
Aku tersenyum melihat ekspresi wajahnya yang cemberut karena ucapanku tadi. Namun, di sisi lain memperlihatkan kecantikan wajahnya yang membuat mataku terbelalak.
"Ya Ampun... Semakin lama dia semakin cantik, entah kenapa dia begitu menggoda" gumamku sambil melihat gerak-gerik tubuhnya
"Ngapain, kok bengong lihatin aku ?" tanya dia
"Ahh... Nggak apa-apa' aku cuma kagum denganmu" jawabku
"Kagum, coba jawab dari mana kekagumanmu terhadapku ?" tanya istriku
"Aku kagum dengan semangatmu itu lho... Soalnya kamu tuch cewek sendiri" jawabku
"Mas, aku mandi dulu yach' tapi kalau nanti mas mau mandi tinggal ke kamar mandi dilantai bawah" kata istriku
"OK, aku akan mandi nanti sayang..." jawabku sambil mengetik keyboard laptop
Istriku kemudian pergi ke kamar mandi, aku masih sibuk didepan layar sambil mengetik. Tak terasa sudah jam 8 lebih 15 menit.
Aku pun menghentikan pekerjaanku dan pergi mandi juga tapi ke lantai bawah. Turun ke lantai bawah, aku mendapati seluruh ruangan sudah sepi sunyi.
"Sepi banget nich ruangan, udah nggak ada siapa-siapa" gumamku dalam hati
Lalu, aku buka pintu kamar mandi dan dilepaslah semua pakaianku hingga telanjang total. Percikan air dari keran membuat seluruh kamar mandi berisik.
"Huh, akhirnya selesai juga aku mandi" kataku sambil memakai handuk
Aku pun kembali ke lantai atas, sesampainya dilantai atas aku masuk ke dalam ruang kerjaku.
Baru dibuka pintunya, disitu aku mencium bau wangi yang asing. Baru kali ini ada bau wangi seberbak di ruangan kerja' kira-kira siapa yang nyemprotin parfum ?
"Mas, heran yach dengan bau ini ?" tanya istriku
"Heran dong, aku begitu heran kenapa ada bau parfum disini ?" tanyaku
"Mas, udah lama aku menanti moment ini" ujar istriku
Sambil menyentuh tanganku, dia tersenyum manis dan yang membuatku takjub adalah penampilannya.
Dia hanya memakai pakaian dalam setelah tadi kutemui, dia menuntunku duduk di kursi sambil menatapku.
Getaran cinta mulai timbul didadaku, dia begitu memelas saat kepalanya yang ditumbuhi rambut sepunggung bersandar didadaku.
"Mas, kalau begini caranya aku mau sekarang aja" kata istriku
"Kamu, mau ngelakuin hal itu disini ?" tanyaku
"Habis, aku udah nggak tahan" jawab istriku
"Bener... Kamu nggak tahan lagi ?" tanyaku menggodanya
"Ahhh... Jangan pake tanya lagi, aku benar-benar mau sekarang" jawab istriku manja
Tatapanku dan tatapannya saling beradu, dan tanpa adanya peringatan aku pun mulai mencium keningnya.
Lalu ciumanku menurun ke bawah, setelah kucium keningnya lalu aku cium hidungnya yang mancung seperti wanita barat.
Dan seketika beradulah bibirku dan bibirnya, aku melumat habis bibirnya yang tadi menggodaku.
"Mas, hisaplah bibirku sekuat tenagamu" gumam istriku sembari menikmati ciumanku
Kami berpelukan dengan erat, dan perbuatan mesum yang legal itu terjadi pada hari itu.
Kami berdua seakan tidak tahan menikmati gelora asmara, dan saat berciuman aku meraba tubuhnya yang montok. Kedua buah dadanya kuremas hingga membesar dengan sendirinya.
"Ahhh Ahhhh Ahhhh Ahhhh.... Jangan remas punyaku, nanti bisa kendor" kata istriku mendesah
Makin lama remasan tanganku membuat nafas didada istriku makin cepat dan istriku akhirnya terangsang.
Lalu, aku membuka pakaian dalamnya hingga kudapati lubang peranakan yang berwarna merah. Dan akupun memijatnya dengan pelan agar nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya.
Istriku menggelinjang, dia tak terkendali seperti kesetanan. Ekpresi wajahnya terlihat begitu menggodaku karena dia sangat cantik. Wajar, punya istri cantik dan berbadan montok... Saat kubuat dia melayang malah dia seolah berubah menjadi bidadari.
Sangking semangatnya, aku kerja sampai hampir mendekati waktu malam. Rupanya selama itu aku kerja, sementara istriku membantu dengan senang hati meski lelah menggenggam raga.
"Sayang, kamu nggak capek bantuin aku ?" tanyaku
"Nggak kok mas... Aku udah biasa begini" jawabnya
"Jam berapa sekarang sich ?" tanyaku
"Udah jam setengah 8 malam" jawab istriku sambil memandang jam dinding
"Nggak mandi ?" tanyaku
"Entar aja dech, tanggung..." jawabnya sambil merapihkan kertas
"Hey, aku ini suamimu... Pokoknya kamu harus mandi, nanti aku nyusul' soalnya aku kan Boss mu !" kataku tegas sambil bercanda
"Dasar lelaki..." jawab istriku agak sinis.
Aku tersenyum melihat ekspresi wajahnya yang cemberut karena ucapanku tadi. Namun, di sisi lain memperlihatkan kecantikan wajahnya yang membuat mataku terbelalak.
"Ya Ampun... Semakin lama dia semakin cantik, entah kenapa dia begitu menggoda" gumamku sambil melihat gerak-gerik tubuhnya
"Ngapain, kok bengong lihatin aku ?" tanya dia
"Ahh... Nggak apa-apa' aku cuma kagum denganmu" jawabku
"Kagum, coba jawab dari mana kekagumanmu terhadapku ?" tanya istriku
"Aku kagum dengan semangatmu itu lho... Soalnya kamu tuch cewek sendiri" jawabku
"Mas, aku mandi dulu yach' tapi kalau nanti mas mau mandi tinggal ke kamar mandi dilantai bawah" kata istriku
"OK, aku akan mandi nanti sayang..." jawabku sambil mengetik keyboard laptop
Istriku kemudian pergi ke kamar mandi, aku masih sibuk didepan layar sambil mengetik. Tak terasa sudah jam 8 lebih 15 menit.
Aku pun menghentikan pekerjaanku dan pergi mandi juga tapi ke lantai bawah. Turun ke lantai bawah, aku mendapati seluruh ruangan sudah sepi sunyi.
"Sepi banget nich ruangan, udah nggak ada siapa-siapa" gumamku dalam hati
Lalu, aku buka pintu kamar mandi dan dilepaslah semua pakaianku hingga telanjang total. Percikan air dari keran membuat seluruh kamar mandi berisik.
"Huh, akhirnya selesai juga aku mandi" kataku sambil memakai handuk
Aku pun kembali ke lantai atas, sesampainya dilantai atas aku masuk ke dalam ruang kerjaku.
Baru dibuka pintunya, disitu aku mencium bau wangi yang asing. Baru kali ini ada bau wangi seberbak di ruangan kerja' kira-kira siapa yang nyemprotin parfum ?
"Mas, heran yach dengan bau ini ?" tanya istriku
"Heran dong, aku begitu heran kenapa ada bau parfum disini ?" tanyaku
"Mas, udah lama aku menanti moment ini" ujar istriku
Sambil menyentuh tanganku, dia tersenyum manis dan yang membuatku takjub adalah penampilannya.
Dia hanya memakai pakaian dalam setelah tadi kutemui, dia menuntunku duduk di kursi sambil menatapku.
Getaran cinta mulai timbul didadaku, dia begitu memelas saat kepalanya yang ditumbuhi rambut sepunggung bersandar didadaku.
"Mas, kalau begini caranya aku mau sekarang aja" kata istriku
"Kamu, mau ngelakuin hal itu disini ?" tanyaku
"Habis, aku udah nggak tahan" jawab istriku
"Bener... Kamu nggak tahan lagi ?" tanyaku menggodanya
"Ahhh... Jangan pake tanya lagi, aku benar-benar mau sekarang" jawab istriku manja
Tatapanku dan tatapannya saling beradu, dan tanpa adanya peringatan aku pun mulai mencium keningnya.
Lalu ciumanku menurun ke bawah, setelah kucium keningnya lalu aku cium hidungnya yang mancung seperti wanita barat.
Dan seketika beradulah bibirku dan bibirnya, aku melumat habis bibirnya yang tadi menggodaku.
"Mas, hisaplah bibirku sekuat tenagamu" gumam istriku sembari menikmati ciumanku
Kami berpelukan dengan erat, dan perbuatan mesum yang legal itu terjadi pada hari itu.
Kami berdua seakan tidak tahan menikmati gelora asmara, dan saat berciuman aku meraba tubuhnya yang montok. Kedua buah dadanya kuremas hingga membesar dengan sendirinya.
"Ahhh Ahhhh Ahhhh Ahhhh.... Jangan remas punyaku, nanti bisa kendor" kata istriku mendesah
Makin lama remasan tanganku membuat nafas didada istriku makin cepat dan istriku akhirnya terangsang.
Lalu, aku membuka pakaian dalamnya hingga kudapati lubang peranakan yang berwarna merah. Dan akupun memijatnya dengan pelan agar nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya.
Istriku menggelinjang, dia tak terkendali seperti kesetanan. Ekpresi wajahnya terlihat begitu menggodaku karena dia sangat cantik. Wajar, punya istri cantik dan berbadan montok... Saat kubuat dia melayang malah dia seolah berubah menjadi bidadari.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar