Jumat, 23 Desember 2016

Cerita Wayang : Kresna Duta (PART 04/END)

Prabu Dewasrani tewas terkena semburan api yang keluar dari mulut Wisanggeni, otomatis semua prajurit yang kewalahan menghadapi Wisanggeni segera"Tinggal Gelanggang Colong Playu". Mereka lari terbirit-birit melihat kedigdayaan Wisanggeni di medan laga.

Berita kematian Prabu Dewasrani membuat Batari Durga murka, ia merasa bahwa hal ini harus diselesaikannya sendiri. Mengingat ia harus menghentikan Bharatayudha agar para Kurawa dapat menang tanpa berperang. Lalu, ia sendiri pergi membawa pasukan denawa dalam jumlah yang sangat besar' beberapa diantaranya mereka adalah denawa-denawa bertubuh bajang atau kerdil.

Sisanya denawa-denawa bertubuh gendut, besar, gimbal rambutnya dan bertaring tajam mengandung racun mematikan. Wisanggeni mewaspadai terjadinya serangan balik yang akan dilakukan para denawa dari Kahyangan Setragandamayit. Antasena pun mulai merasakan aura negatif yang kental, ini menandakan bahwa Batari Durga berserta wadyabala denawanya akan membalas kekalahan mereka.

Dugaan Wisanggeni tepat, rupanya seluruh denawa di muka bumi sudah murka dengan kekalahan yang dialami Prabu Dewasrani. Segera para denawa menyerang secara membabi buta tanpa ampun, mereka mengeroyok Wisanggeni dan Antasena. Walaupun dikeroyok sedemikian banyaknya denawa-denawa itu, mereka berdua tetaplah yang paling tangguh.

Setelah denawa-denawa yang tadi sudah disingkirkan, kini giliran barisan denawa-denawa bajang mulai menyerang seperti lebah yang baru saja dirusak sarangnya. Mereka mengamuk dan taringnya tajam-tajam sekali, tajamnya taring mereka bagaikan ikan piranha.

Mereka mulai menggigit Wisanggeni dan Antasena secara bersama-sama, ada yang menggigit kepala' ada yang menggigit tangan dan ada pula yang menggigit kaki. Namun, lagi-lagi Wisanggeni dan Antasena kembali memenangkan pertarungan setelah mereka mengeluarkan jurus masing-masing.

Tidak sedikit denawa-denawa dari Kahyangan Setragandamayit terbunuh dalam serangan itu, salah satu denawa yang selamat datang menemui Batari Durga. Denawa yang selamat itu mengabarkan bahwa semua pasukan denawa dari seluruh yang ada telah tumpas. Batari Durga marah besar mendengar berita itu, ia segera memerintahkan dua pengawal pribadinya' yakni Pandumeya dan Jarameya untuk mengundang Batara Kala untuk menjadi senapati dalam usaha menumpas para Pandawa yang hendak melangsungkan Bharatayudha.

Segera Pandumeya dan Jarameya pergi menuju ke Kahyangan Selamangumpeng untuk memberitahu keadaan di medan perang kepada Batara Kala. Sesampainya disana mereka berdua menemui dewa yang gemar makan daging manusia itu, Pandumeya mengatakan bahwa malam ini Batari Durga memerintahkan dewa raksasa tersebut menjadi senopati.

Mendengar laporang itu, Batara Kala sangat antusias karena sudah lama ia tidak berperang karena terlalu sering banyak makan dan tidur. Lalu Pandumeya memberitahukan kabar duka, kabar duka itu adalah kematian Prabu Dewasrani yang sudah dilenyapkan oleh Wisanggeni dan Antasena.

Batara Kala pun tergugah amarahnya setelah mendengar berita kematian Prabu Dewasrani, langsung sang dewa bertubuh besar dan menakutkan itu pergi meninggalkan Kahyangan Selamangunpeng untuk terjun di medan tempur menghadapi Wisanggeni dan Antasena.

Batara Kala mengamuk di medan tempur, seluruh kesaktian yang ia miliki dikeluarkan semua demi mengalahkan Wisanggeni dan Antasena. Wisanggeni mewaspadai kekuatan terbesar Batara Kala, yakni sebuah jurus bernama Aji Petak Bumi yang mampu menggoncangkan bumi walaupun hanya satu kali hentakan.

Wisanggeni dengan cepat mengantisipasi serangan dahsyat itu dengan semburan api dan serangan dari bawah tanah yang dilakukan Antasena. Batara Kala tidak bodoh, ia segera membalas dengan jurus-jurus mengerikan sehingga seluruh hutan dan pegunungan terbakar.

Seluruh hutan terbakar oleh semburan api yang meleset dari mulut Wisanggeni, Batara Kala terlalu lihai menghadapi lawannya. Antasena datang membantu dengan serangan dari udara, dari udara Antasena menghajar wajah Batara Kala dengan pukulan bertubi-tubi.

Namun, Batara Kala tidak merasa sakit sama sekali karena kulitnya kebal terhadap pukulan.
Antasena kewalahan menghadapinya, lalu Batara Kala mencengkeram kaki kiri Antasena dan memutar-mutar tubuhnya lalu dibanting ke tanah. Antasena terjatuh, Wisanggeni berganti menyerang Batara Kala dengan serangan-serangan yang muncul dari telapak tangannya.

Alangkah menyeramkan sekali pertempuran waktu itu, Batara Kala benar-benar sulit dikalahkan mengingat ia adalah seorang dewa. Namun, Antasena dan Wisanggeni harus mengakhiri pertempuran ini sebelum matahari terbit. Lalu, mereka berdua teringat dengan pesan Sang Hyang Wenang' dalam ingatan mereka, Sang Hyang Wenang memberi mereka sebuah senjata bernama Gada Emas.

Gada Emas pemberian Sang Hyang Wenang adalah senjata untuk mengakhiri hidup Batara Kala beserta para denawa dari Kahyangan Setra Ganda Mayit. Lalu, Wisanggeni meminta Antasena untuk menyerang Batara Kala lagi. Tapi, Antasena menolak karena semua kemampuan terbaiknya tak mampu membenamkan perlawanan Batara Kala.

Wisanggeni akhirnya maju sendiri menghadapi Batara Kala, maka diam-diam Wisanggeni mengambil Gada Emas pemberian Sang Hyang Wenang. Dengan serangan tanpa diduga-duga, Gada Emas yang dipegang Wisanggeni mengenai kepala Batara Kala. Setelah terkena pukulan dari Gada Emas itu, Batara Kala tersungkur tak berdaya. Kepalanya mengeluarkan darah dan sebentar-sebentar tempurungnya mulai retak, dan akhirnya Batara Kala tewas seketika.

Wisanggeni berhasil mengalahkan Batara Kala dengan menggunakan senjata Gada Emas pemberian Sang Hyang Wenang. Dari kejauhan Pandumeya dan Jarameya terkejut melihat Batara Kala tewas terkena hantaman senjata pusaka. Mereka lari dan lantas melapor kepada Batari Durga yang saat itu sedang menunggu kepulangan beberapa wadyabala denawa.

Dengan lari yang cepat, Pandumeya dan Jarameya datang ke hadapan Batari Durga dan melaporkan kejadian yang menimpa Batara Kala, Mereka bilang Batara Kala tewas terkena senjata pusaka, seketika Batari Durga marah dan beranjak dari tempat duduknya untuk menyerang Wisanggeni dan Antasena.

Sesampainya di medan laga, Batari Durga menantang Wisanggeni dan Antasena bertempur.
Maka pertempuran akbar pun terjadi antara mereka bertiga, semakin lama semakin brutal dan semakin tidak bisa diprediksi siapa yang akan menang.

Rupanya Batari Durga terbawa emosi atas kematian yang dialami Prabu Dewasrani dan Batara Kala, mantan istri Batara Guru tersebut menyerang secara tidak kenal ampun. Segala macam benda disekitarnya dipakai sebagai senjata untuk menyerang Wisanggeni dan Antasena.

Lama kelamaan pertarungan mulai terlihat semakin tidak terkendali, Lalu Wisanggeni segera menangkap Batari Durga dan Antasena diminta untuk memukul kepalanya dengan Gada Emas. Maka dalam waktu cepat mendaratlah Gada Emas diatas kepala Batari Durga. Batari Durga tewas terkena hantaman senjata pusaka itu. Maka pemenang dalam pertempuran kali ini adalah Wisanggeni dan Antasena.

Setelah berhasil  mengalahkan Batari Durga, Batara Kala dan Prabu Dewasrani’ Antasena dan Wisanggeni berniat membinasakan Pandumeya dan Jarameya yang merupakan mata-mata dari Kahyangan Setra Ganda Mayit.

Berbekal senjata Gada Emas, Antasena dan Wisanggeni mencoba mencari keberadaan Pandumeya dan Jarameya agar tidak lolos. Rupanya Pandumeya dan Jarameya sedang bersembunyi di dalam gua yang gelap sekali.

Meskipun bersembunyi, Antasena berhasil menemukan keberadaan keduanya yang berada didalam sana. Dengan jurus yang membuat seisi gua bergetar, Antasena mencoba memancing kedua raksasa bajang yang melarikan diri itu. Namun, mereka berhasil kabur karena kesaktian mereka yang luar biasa. Antasena sebal karena gagal membinasakan mereka, Wisanggeni kemudian mendapat ide bagaimana caranya agar Pandumeya dan Jarameya tertangkap.

Lalu, Wisanggeni datang ke Kahyangan Setra Ganda Mayit mendahului Pandumeya dan Jarameya’ ketika sampai disana Wisanggeni menemukan 2 buah kalung jimat penyegel yang terletak di sudut gua. Wisanggeni menduga jimat penyegel ini sebagai sumber kesialan Pandumeya dan Jarameya.
Lalu, Wisanggeni bersembunyi dengan mengkasatkan wujudnya agar tidak terlihat’ tak lama Pandumeya dan Jarameya kembali ke Kahyangan Setra Ganda Mayit. Mereka berdua merasa sudah tidak punya haluan untuk mengabdi, karena sesembahan mereka sudah tewas dibunuh Antasena dan Wisanggeni. Karena lengah, Pandumeya dan Jarameya berhasil ditangkap Wisanggeni yang sendari tadi mengkasatkan wujudnya.

Pandumeya meminta ampunan dari Wisanggeni, tetapi putra Arjuna tersebut tidak tinggal diam’ akhirnya jimat penyegel itu dikalungkan ke leher Pandumeya. Seketika tubuh Pandumeya mengeluarkan asap dan lantas terbakar mengeluarkan api. Maka tewaslah Pandumeya karena terkena daya dari kalung jimat yang dikalungkan Wisanggeni. Jarameya juga mengalami hal serupa, ia turut tewas setelah lehernya dikalungkan jimat penyegel. Seusai menyelesaikan tugasnya, Wisanggeni mengeluarkan seluruh api dari tubuhnya untuk membakar seluruh isi Kahyangan Setra Ganda Mayit menjadi abu.
Setelah api keluar dari tubuhnya, Wisanggeni segera pergi dari tempat itu sehingga membiarkannya terbakar tanpa sisa. Maka berakhirlah sudah riwayat Kahyangan Setra Ganda Mayit karena sudah dibinasakan oleh Wisanggeni.

Antasena kembali berkumpul dengan Wisanggeni setelah tugasnya selesai, mereka memutuskan kembali menemui Sang Hyang Wenang. Saat bertemu Sang Hyang Wenang, Antasena melapor bahwa tugasnya menyingkirkan gangguan dari Batari Durga dan antek-anteknya sudah selesai.

Sang Hyang Wenang bangga dengan kinerja kedua ksatria itu, kemudian mereka berdua menanyakan bolehkah mereka menemui para Pandawa Lima untuk bergabung menjadi punggawa di Kerajaan Wirata. Tetapi, Sang Hyang Wenang tidak mengizinkan Antasena dan Wisanggeni menemui orangtua mereka karena jika Antasena dan Wisanggeni ketahuan membinasakan seluruh penghuni Kahyangan Setra Ganda Mayit, maka mereka berdua akan berurusan dengan Batara Guru karena selama ini dewa yang paling berkuasa itu cenderung lebih sering dipengaruhi orang-orang Kahyangan Setra Ganda Mayit.
Mereka kemudian diberi peraturan bahwa Antasena dan Wisanggeni tidak boleh ikut Bharatayudha, karena  dianggap mengotori isi Kitab Jitapsara yang sudah ditulis ratusan tahun yang lalu. Akhirnya mereka memilih jalan untuk menjadi tumbal perang demi kemenangan orangtua mereka.

Mendengar keputusan itu, Sang Hyang Wenang segera mengeluarkan sihirnya untuk menghilangkan raga Antasena dan Wisanggeni. Muncul cahaya dari tubuh Sang Hyang Wenang mengenai tubuh Antasena dan Wisanggeni, tanpa diduga jiwa dan raga mereka hilang seketika.

Maka berakhirlah hidup Wisanggeni dan Antasena setelah menyelesaikan tugasnya menghancurkan semua bahaya yang hendak mengancam para Pandawa Lima. Kali ini tinggal menunggu cerita setelah kejadian tadi. Kira-kira apa yang akan terjadi ketika semua pihak dari Pandawa Lima maupun Kurawa Seratus sudah berkumpul di Padang Gurung Kurukasetra ?
(TAMAT)






Cerita Wayang : Kresna Duta (PART 03)

Para Pandawa mulai berencana merekrut negara-negara yang akan dijadikan sekutunya, pertama-tama mereka mengajak negara Wirata menjadi anggota terlebih dahulu. Karena memang sejak dahulu, Kerajaan Wirata dikenal sebagai kerajaan yang prajuritnya tangguh-tangguh dan mumpuni.

Pengalaman berperang selama puluhan tahun membuat para Pandawa mempercayakan semua kepada negeri yang dimana dahulu mereka berlima pernah bersembunyi selama 1 tahun. Sebagai pemimpin batalyonnya, terpilih 3 pangeran kerajaan Wirata yang menjadi pimpinan barisan.

Mereka adalah Seta, Utara dan Wratsangka' 3 pangeran Wirata tersebut dikenal sebagai jago diatas jago karena kesaktiannya yang tak bisa dikalahkan. Prabu Matswapati sangat berharap ketiga putranya mampu memenangkan perang dan mengembalikan kejayaan.

Setelah itu, para Pandawa menunjuk Kerajaan Panchala sebagai sekutu kedua' negeri yang dipimpin oleh Prabu Drupada ini mendapat kehormatan mendukung para Pandawa dengan sepenuh jiwa dan kekuatan raganya. Terlebih, negeri Panchala memiliki 2 orang ksatria andalan yang cerdik dan tidak kenal takut menghadapi tantangan' Trustajumena adalah pangeran yang menjadi panglima pasukan utama.

Sedangkan Srikandi adalah putri sekaligus istri selir Arjuna yang menjadi ketua pasukan wanita dan pasukan cadangan dari negara-negara sekutu. Rupanya ada yang kurang, kali ini para Pandawa ingin mengajak beberapa negara yang dahulu pernah datang dalam acara sesaji rajasuya.

Diantaranya kerajaan Magadha, Lesanpura, Chedi, Ayodya, Mahespati, Pancuran Manik, Gilingwesi, Nishada dan masih banyak lagi. Tetapi, jumlah prajuritnya rupanya masih kalah dengan jumlah sekutu yang dikumpulkan oleh pihak Hastinapura.

Prabu Duryudana malah mulai memprediksi negeri Hastina akan memenangkan pertempuran, karena negeri itu diperkuat 3 murid Begawan Ramabargawa. Mereka adalah Resi Bhisma, Resi Durna dan Adipati Karna' sekutunya pun bermacam-macam' ada sekutu dari negara Mandaraka, Himaimantaka, Plasajenar, Mandura, Sengkapura, Jong Parang, Banakeling, Tempuru, Turilaya, Trajutrisna dan sebagian negara-negara persemakmuran lainnya.

Ini membuktikan bahwa Hastina memang unggul dari segi jumlah sekutu dan bala pasukannya, tetapi apakah Hastina mampu mempertahankan daerah jajahannya yang dahulu pernah dicaplok setelah peristiwa pembuangan para Pandawa ?

Cerita berganti, kali ini berpindah ke Kahyangan Setra Gandamayit' Bathari Durga dan Prabu Dewasrani berencana untuk membinasakan para Pandawa sebelum Bharatayudha terjadi' mereka berniat agar para Kurawa dan negeri Hastina bisa memenangkan perang.

Namun, menurut Bathari Durga' untuk membinasakan para Pandawa' ia ingin mengutus salah satu putranya yang bernama Dewasrani untuk melancarkan serangan mendadak ke negeri Wirata dimana para Pandawa sedang merencanakan strategi bertempur.

Prabu Dewasrani setuju dengan usulan sang Ibu, Tak lama kemudian, seluruh denawa datang menemui Batari Durga bahwa semua persiapan untuk menghadapi pertempuran menyerbu kerajaan Wirata sudah lengkap.

Karena sudah waktunya para Pandawa dimusnahkan akibat keberhasilan mereka yang dulu pernah menggagalkan rencana Bathari Durga menikahkan Dewasrani dengan Bathari Dresanala' ini merupakan wujud balas dendam yang telah lama direncanakan.

Mengingat waktunya tiba, maka semua lelembut dan setan-setan penghuni Kahyangan Setra Gandamayit siap siaga menyerang negeri Wirata. Mereka bersiap saat malam hari, karena pada malam hari para lelembut cenderung agresif dalam beraktifitas.

Dan bagaimanakah rencana Bathari Durga dalam memusnahkan para Pandawa Lima sebelum Bharatayudha terlaksana ?

Lantas, Siapa yang mampu menghalangi niat jahat tersebut ?

 Bathari Durga berencana ingin menggagalkan perang Bharatayudha dengan cara membinasakan para Pandawa Lima. Ia menghimpun seluruh kekuatan barisan pasukan denawa yang kasat mata dan sakti pilih tanding. Dalam rencana penyerangan itu Prabu Dewasrani ikut membantu sekaligus ingin menutaskan balas dendam kepada salah satu anggota Pandawa Lima, Arjuna.

Prabu Dewasrani punya misi tersendiri, ia ingin melenyapkan Arjuna untuk kedua kalinya setelah gagal memperistri Bathari Dresanala yang mengakibatkan lahirnya Wisanggeni.

Dalam invasi tersebut, mereka mulai menebar kekacauan dan membuat huru hara di seluruh penjuru negeri Wirata. Mereka yang tak kasat mata segera menyerang dengan serangan psikologis, yakni membuat semua orang kerasukan roh jahat.

Kekacauan di Wirata akibat ulah para denawa yang merasuki tubuh penduduk membuat persiapan para Pandawa dan seluruh punggawa kerajaan Wirata terganggu. Mereka mulai sulit untuk menemukan jalan keluar bagaimana caranya agar wabah kerasukan ini bisa diatasi.

Sementara itu di Kahyangan yang jauh, Wisanggeni dan Antasena sedang berbincang-bincang dengan Sang Hyang Wenang mengenai keterlibatan mereka berdua di perang Bharatayudha. Kedua ksatria itu berniat ingin membantu para Pandawa Lima.

Namun, Sang Hyang Wenang memperingatkan agar tidak boleh ikut campur urusan yang sudah di kodratkan Yang Maha Kuasa. Antasena yang sudah lama mengidam-idamkan diri menjadi senopati dalam perang Bharatayudha berniat menolak usulan Sang Hyang Wenang.

Antasena berpendapat bahwa jika ia dan Wisanggeni tak ikut berperang' maka Pandawa Lima akan kalah dan tentu nasib kedua ayah mereka akan celaka. Wisanggeni sangat mengkhawatirkan ayahnya, Arjuna dan juga kakak-kakaknya yang sedang bersiap-siap mengikuti perang besar itu.

Sependapat dengan Wisanggeni, Antasena juga mengkhawatirkan nasib Ayahnya, Werkudara dan Gatotkaca kakaknya yang ingin berperang membela kebenaran yang hak. Prihatin dengan nasib orang tua mereka, Wisanggeni dan Antasena sudah berikrar ingin membantu para Pandawa Lima dalam menjalankan perang Bharatayudha.

Sang Hyang Wenang akhirnya memberi jawaban, Wisanggeni dan Antasena boleh membantu para Pandawa Lima dengan syarat mereka harus menyingkirkan bahaya yang lebih mengkhawatirkan dibanding perang Bharatayudha itu sendiri.

Menurut Sang Hyang Wenang, rencana para Pandawa dalam membangun koalisi tempur' bisa gagal jika sekumpulan lelembut dan denawa dari Kahyangan Setra Ganda Mayit berhasil membunuh para Pandawa secara psikologis.

Lalu, Antasena berdiri dan berkata bahwa ia akan selalu berada di pihak Pandawa Lima jika ada yang berani menggagalkan rencana perang Bharatayudha. Maka pergilah Antasena sambil membawa tekad membara untuk tetap meluruskan niat para Pandawa Lima merebut tahta yang dikuasai para Kurawa.

Sepeninggal Antasena, Wisanggeni di beri senjata wasiat berwujud Gada Emas oleh Sang Hyang Wenang untuk membinasakan para denawa dan lelembut yang ingin merusak konsentrasi para Pandawa Lima.

Wisanggeni pergi meninggalkan Sang Hyang Wenang, ia turun bersama Antasena memerangi para denawa dan lelembut dari Kahyangan Setra Gandamayit. Sesampainya di perbatasan kerajaan Wirata, Wisanggeni dan Antasena sambil bertolak pinggang menanti kedatangan wadyabala denawa dari Kahyangan Setragandamayit.

Tak disangka para wadyabala sudah berada disana, namun mereka terkejut saat melihat Wisanggeni dan Antasena menghadang jalan mereka. Langsung saja Wisanggeni dan Antasena menyerbu kawanan denawa yang dihadangnya. Pertempuran sengit tak terelakan lagi, semua denawa mengeroyok Antasena dan Wisanggeni.

Bagaimanapun juga mereka semua tak mampu mengalahkan kedigdayaan Antasena, Wisanggeni apalagi' sekali serang dengan semburan api dari mulutnya, ratusan kawanan denawa ludes tanpa sisa.

Bahkan dalam satu kali serang saja, Wisanggeni mampu melumpuhkan ribuan lelembut' melihat kejadian itu Prabu Dewasrani keluar dari kereta kencana dan menyerang Wisanggeni.
Pertarungan satu lawan satu pada hari itu sangatlah seru, selama pertarungan berlangsung kondisi cuaca sedang tidak bagus. Apalagi suara petir menyambar-nyambar dengan nyaringnya, kilat turut serta menghiasi suasana mencekam waktu itu.

Prabu Dewasrani yang kewalahan segera mengeluarkan senjata pusakanya yakni Cis Jaludara, ketika Cis Jaludara menerjang tubuh Wisanggeni, senjata itu berhasil membuat putra Arjuna dengan Bathari Dresanala terkapar tak berdaya. Sontak semua wadyabala denawa dan lelembut bersorak sorai atas kemenangan Prabu Dewasrani. Namun, Wisanggeni kembali berdiri meskipun sudah terluka akibat serangat Cis Jaludara.

Segera Wisanggeni mengeluarkan senjata pemberian Sang Hyang Wenang, ialah Gada Emas' Prabu Dewasrani melihat senjata itu segera menyerang dengan Cis Jaludara lagi. Adu kekuatan antara Cis Jaludara dengan Gada Emas membuat suara gemuruh petir kian mencekam.

Akhirnya senjata milik Prabu Dewasrani lenyap terkena daya dari senjata milik Wisanggeni, senjata Cis Jaludara hancur terkena hantaman Gada Emas. Prabu Dewasrani yang takut terkena serangan Gada Emas segera kabur dari medan pertempuran.

Namun sayang, ketika hendak kabur' Wisanggeni mengeluarkan semburan api yang panasnya melampaui panasnya api kawah candradimuka. Prabu Dewasrani tak bisa menghindar dari panasnya kobaran api itu. Maka tewaslah ia beserta seluruh wadyabala denawa dan lelembut dibawah pimpinan nya.


(Bersambung)

Kamis, 22 Desember 2016

Cerita Wayang : Kresna Duta (PART 02)

Dalam hatinya, Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan ingin sekali menjadi bagian penting dari kubu Pandawa Lima yang katanya akan melaksanakan perang besar. Lalu sang kakek tua itu memohon agar ia bisa manunggal dengan para Pandawa Lima' setidaknya ikut serta dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan peperangan.

Werkudara dan Arjuna menyambut hal itu dengan antusias, akhirnya mereka berdua mengajak Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan ke negeri Wirata untuk membantu para Pandawa yang sedang sibuk hendak melangsungkan upacara.

Sesampainya disana, Ki Demang Ijrapa dihadapkan kepada Prabu Matswapati beserta para punggawa kerajaan, kedatangan orang tua yang sudah lanjut usia tersebut adalah menyampaikan keinginannya sendiri karena merasa punya hutang jasa dengn para Pandawa Lima.

Lantas, Prabu Matswapati menanyakan apa keinginan sesungguhnya yang ada didalam hati Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan putranya. Maka secara tegas ia mengatakan bahwa akan menjadi sesaji upacara suci guna memperlancar prosesnya peperangan.

Mendengar hal itu semua orang terkejut, mengapa orang bijak sekelas Ki Demang Ijrapa mau menjadi sesaji demi kemenangan Pandawa Lima. Kemudian, Prabu Matswapati menanyakan kemantapan Ki Demang Ijrapa yang dikiranya main-main.

Sambil bertekuk lutut dan melakukan sembah, Ki Demang Ijrapa akan menjadi penyebab kemenangan Pandawa Lima dalam menempuh Bharatayudha. Hal demikian juga dilakukan Bambang Rawan putranya, bahkan mereka berdua sudah ikhlas merelakan hidupnya demi kemenangan orang yang dahulu pernah menolongnya.

Mendengar pernyataan itu, Prabu Kresna akhirnya mempersilahkan Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan untuk menjadi sesaji kemenangan dalam upacara yang seharusnya mengorbankan hewan ternak.

Akhirnya api pancaka sudah dibakar, disaksikan seluruh rakyat Wirata beserta para prajurit penjaga' Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan mengenakan busana serba putih sebagai wujud kesucian hati dan pikiran yang telah mantap melaksanakan keinginannya.

Sebelum terjun ke atas api, Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan berpesan kepada Prabu Puntadewa, Werkudara, Arjuna, Nakula dan Sadewa agar negeri Ekacakra yang sudah ditinggal mati Prabu Bakasura dijadikan wilayah kekuasaan Pandawa Lima.

Dengan raut wajah yang sedih, Arjuna merasakan suasana haru menyelimuti jalannya upacara yang memang penuh emosi bergejolak didalam dada. Lantas apa boleh buat' inilah pengorbanan yang dilakukan oleh orang berhati suci demi membalas perbuatan di masa dulu.

Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan hendak terjun ke atas api pancaka untuk mempercepat jalannya upacara sesaji. Namun, sebelum terjun ke atas api' Ki Demang Ijrapa berterima kasih atas bantuan para Pandawa Lima yang dahulu pernah menyelamatkan nyawa banyak orang di desanya.

Arjuna makin memperlihatkan wajah sedihnya dengan meneteskan air mata tanda dibendung membasahi pipinya yang putih bersih. Arjuna mengaku kasihan pada Ki Demang Ijrapa yang dahulu pernah memberinya makanan untuk para Pandawa Lima pada saat baru saja lolos dari tragedi terbakarnya Bale Sigala-gala.

Dengan suara yang agak serak, Arjuna berkata agar Ki Demang Ijrapa mau memberkatinya dan memberinya doa agar Pandawa Lima bisa memenangkan Bharatayudha. Orang tua tersebut sangat tahu apa yang sedang dirasakan Arjuna. Melihat Arjuna menangis, para Pandawa Lima yang lain juga turut meneteskan air mata. Mereka merasa berhutang budi pada Ki Demang Ijrapa yang dahulu menolong mereka saat menghadapi kelaparan di tengah hutan.

Bambang Rawan juga ikut merasakan sesuatu yang membuat hati para pengunjung prosesi upacara sesaji makin dibasahi air mata. Putra tunggal Ki Demang Ijrapa itu merasa bahwa para Pandawa Lima memang telah mengubah takdirnya yang dulunya hendak dijadikan mangsa Prabu Bakasura.

Berkat mereka, Bambang Rawan bisa hidup tentram dan damai tanpa adalnya teror yang berarti.
Segera Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan pamit dari hadapan para Pandawa Lima beserta Prabu Kresna yang menjadi panitia upacara.

Dan terjunlah mereka berdua ke atas api yang berkobar-kobar bagaikan amukan Bathara Brama yang hendak membakar bumi dengan apinya. Setelah mereka terjun, maka tubuh mereka menjadi abu' dan beberapa saat kemudian terdengar suara dari langit. Suara itu merupakan suara Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan yang sukmanya sudah diangkat ke alam baka.

Dalam suara itu mereka beseru bahwa Pandawa Lima pasti memenangkan pertempuran di Kurukasetra.
Setelah mendengar suara itu, Prabu Kresna yakin bahwa angkara murka yang selama ini menyelimuti dunia bisa sirna jika perang ini dimenangkan oleh para Pandawa Lima beserta wadyabalanya.

Setelah upacara selesai, para Pandawa Lima segera kembali dan melakukan pertemuan rahasia untuk membahas siapa yang akan menjadi sekutu Pandawa Lima dalam perang Bharatayudha nanti.

(Bersambung)



Cerita Wayang : Kresna Duta (PART 01)

Suatu hari di negeri Wirata, para Pandawa Lima sedang duduk dihadapan Prabu Matswapati.
Mereka baru saja berhasil menyelamatkan negeri Wirata dari pemberontakan yang dilakukan Kencakarupa dan Rupakenca. Dalam suasana itu para Pandawa Lima berniat ingin menagih janji Prabu Duryudana yang dahulu menghukum mereka seusai kalah main judi 13 tahun silam.

Werkudara sudah lama menantikan saat-saat yang menentukan nasib para Pandawa Lima yang sudah lama hidup di hutan dan setahun menyamar sebagai kaum sudra. Ia berniat menuntut balas atas perlakuan tidak senonoh Dursasana terhadap Drupadi, kakak iparnya.

Terbayang kejadian memalukan yang menimpa Drupadi saat hendak ditelanjangi Dursasana di tempat perjudian, Raut wajah sang Werkudara memerah dan sedikit-sedikit melotot kedua bola matanya.
Dalam hatinya, Werkudara bersumpah akan menyiksa Dursasana sampai tidak berdaya dan meminum darahnya.

Ketika sedang berkumpul bersama Prabu Matswapati, mereka membicarakan rencana untuk menagih janji kepada Prabu Duryudana agar negeri Amarta dan wilayah-wilayah otonomnya di kembalikan setelah Pandawa Lima menjalani masa hukuman.

Prabu Matswapati menyetujui rencana itu, tetapi Prabu Matswapati belum tahu siapa yang akan menjadi utusan perdamaian guna melunakkan hati Prabu Duryudana yang keras kepala itu.
Sayang, Pandawa Lima belum bisa meminta pertolongan untuk mencari sukarelawan yang mampu menjadi utusan perdamaian.

Mula-mula para Pandawa Lima mengutus Dewi Kunti Talibrata sebagai utusan, namun gagal karena perkara semacam itu tidak berhak diserahkan kepada orang tua. Kemudian giliran Prabu Drupada yang menjadi utusan, Prabu Drupada merupakan mertua Prabu Puntadewa.

Dengan segala nasehat dan petuah, Prabu Drupada mencoba membujuk Prabu Duryudana agar negeri Amarta dikembalikan kepada Pandawa Lima, namun malah tindakan Prabu Duryudana membuat rencana ini gagal juga.

Berawal ketika Prabu Drupada datang ke Hastina bersama putranya yang bernama Thrustajumena dan Patih Drestaketu, setelah Prabu Drupada masuk ke dalam istana untuk melakukan proses perundingan damai' Thrustajumena dan Patih Drestaketu diusir oleh Aswatama dan Burisrawa yang sejak awal sudah berniat melakukan hal itu.

Hingga pada akhirnya, Kereta Kuda beserta kuda penariknya dihancurkan dan dibunuh' Patih Drestaketu tidak mampu mencegah hal ini karena saat itu ia sibuk meladeni Aswatama dan Burisrawa yang menantangnya berkelahi.

Setelah Prabu Drupada keluar dari istana dalam keadaan kesal bercampur marah, ia kaget melihat kereta kuda tunggangannya hancur lebur. Kuda penarik keretanya dibunuh dan bangkainya dibiarkan terlantar.

Raja negeri Pancala itu marah melihat kejadian yang terjadi pada dirinya, lantas Prabu Drupada pulang ke Wirata menemui Pandawa Lima dan mengabarkan bahwa misinya gagal untuk melunakkan hati Prabu Duryudana. Para Pandawa Lima makin tertunduk lesu mendengar berita ini, dan upaya terakhir selanjutnya adalah mencari utusan perdamaian baru agar semoga rencana semacam ini bisa terlaksana.

Maka diutuslah Gatotkaca membawa surat berisi ajakan kepada Prabu Kresna agar mau menjadi utusan perdamaian untuk meminta hak atas negeri Amarta yang direbut oleh Prabu Duryudana.
Sesampainya disana, Gatotkaca memberikan surat ajakan itu kepada Prabu Kresna' dan akhirnya Prabu Kresna menyanggupi permintaan para Pandawa Lima.

Prabu Kresna bergegas menuju Wirata untuk menemui para Pandawa untuk mencari informasi sekaligus merancang rencana cadangan jika cara semacam ini gagal dilakukan.


Sesampainya di negeri Wirata, Prabu Kresna segera menemui Prabu Puntadewa dan saudara-saudaranya yang kebetulan sedang berdiskusi bersama Prabu Matswapati. Prabu Kresna menanyakan sesuatu hal mengenai nasib Pandawa Lima selama bersembunyi di Wirata.

Prabu Matswapati menjawab bahwa keadaannya baik-baik saja, bahkan kehadiran mereka berlima membuat negeri Wirata selamat dari pemberontakan dan penyerangan. Setelah mendengar hal itu, Prabu Kresna mulai tahu bahwa ia pernah merasakan aura keberadaan Pandawa Lima di negeri Wirata.

Menurut Prabu Matswapati, keberadaan para Pandawa Lima yang menyamar menjadi kaum sudra kerap menimbulkan masalah yang sepele. Misalnya, Prabu Puntadewa menyamar sebagai mantri pasar bernama Dwijakangka. Ketika menjadi mantri pasar, harga-harga sembako di Wirata cenderung naik hingga diatas harga yang direkomendasikan. Prabu Puntadewa pernah dimarahi karena dianggap tidak becus mengatur harga-harga di pasar. Namun, sebulan kemudian justru harga sembako yang dijual di pasar-pasar yang terdapat di ibukota Wirata malah jadi murah dan mudah dijangkau pembeli.

Begitupun ketika Werkudara menyamar sebagai anak angkat Ki Jagal Walakas, sang Arya Panenggak menyamar sebagai pemuda yang bekerja sebagai tukang potong hewan bernama Jagal Abilawa.
Selama menjadi tukang potong hewan kerjanya cuma tidur, kalau ada hewan yang hendak di potong atau di jagal' Werkudara tidak pernah menggunakan pisau atau golok.

Tetapi, menggunakan Kuku Pancanaka yang merupakan identitas ksatria keturunan inkarnasi dewa angin Bhatara Bayu. Sehingga dalam waktu beberapa menit saja, hewan-hewan yang siap dipotong sudah tersaji dalam bentuk daging segar siap jual.

Ki Jagal Walakas mendapat untung besar akibat dari apa yang dilakukan Werkudara saat menyamar sebagai tukang jagal hewan. Bahkan dalam waktu 2 minggu stok daging di Wirata melampaui kuota dan kuota yang terlampau jauh itu malah di ekspor ke negeri-negeri tetangga.

Lalu, lain halnya dengan Arjuna yang menyamar sebagai guru seni' Arjuna merubah penampilannya menjadi banci kaleng dengan sebutan Wrahatnala. Profesi Arjuna dalam menjadi banci adalah mengajari orang-orang di Wirata dalam berkesenian. Bahkan akibat ulah Arjuna itu, jumlah seniman-seniman terkenal di Wirata bahkan menjadi populer berkat ajaran yang dilakukan olehnya.

Terakhir, tinggal sepasang anak kembar yang bernama Nakula dan Sadewa' Nakula menyamar sebagai petani desa dan Sadewa menyamar sebagai penggembala ternak. Nakula mengubah namanya menjadi Darmagranti dan Sadewa mengubah namanya menjadi Tripala.

Kinerja Nakula selama menjadi petani desa membuat hasil panen di pedesaan makin berlimpah dan cukup untuk keperluan sehari-hari bahkan kejeliannya dalam merawat tanaman benar-benar mengubah kesejahteraan yang tadinya standar menjadi hebat.

Sadewa tak ketinggalan dengan ide-ide cemerlangnya selama menyamar menjadi penggembala ternak, hewan-hewan ternak yang dikembangkan oleh Sadewa mampu beranak cepat hingga ratusan ekor. Terutama kuda, kalau mengasuh hewan bertenaga luar biasa ini Sadewa hanya butuh resep berupa rumput pilihan yang sudah diolah serta obat-obatan yang mengandung unsur herbal.

Hasilnya, kuda-kuda bahkan hewan-hewan ternak lainnya kebugarannya meningkat sehingga banyak negara-negara lain yang memesan kuda yang diternakan oleh Sadewa untuk keperluan militer.
Mendengar ungkapan Prabu Matswapati yang sangat blak-blakan tetapi tidak mengandung unsur kebohongan , Prabu Kresna mengatakan bahwa kehadiran para Pandawa Lima di negeri Wirata membuat negeri itu kembali menemukan kejayaannya yang dahulu hilang.

Tiba-tiba pembicaraan dihentikan oleh Werkudara, lelaki bertubuh tegap dan tinggi itu berkata bahwa ini bukan waktunya untuk membicarakan keberhasilan para Pandawa Lima dalam memajukan negara, melainkan bagaimana caranya agar negeri Amarta yang direbut lewat meja judi oleh para Kurawa bisa dikembalikan.

Akhirnya Prabu Kresna pun menjawab bahwa ia pasti akan melakukan bujuk rayu yang lembut agar Prabu Duryudana bisa mengembalikan negeri Amarta kepada para Pandawa Lima. Lantas, Prabu Kresna segera berangkat menuju Hastina guna menemui Prabu Duryudana dengan menaiki kereta kuda yang dikusiri oleh Setyaki.

Di tengah jalan, Prabu Kresna dan Setyaki dihampiri oleh 4 orang dewa tertinggi' mereka adalah Bathara Narada, Bhatara Ramabargawa, Bathara Kanwa dan Bhatara Janaka. Mereka berempat ingin turut menuju negeri Hastina untuk menyaksikan jalannya proses perundingan damai agar para Pandawa Lima bisa mendapatkan kembali hak nya.

Cerita berganti di negeri Hastina, di pasewakan agung terdapat sosok raja berambut panjang bergelombang dengan bulu dada yang lebat. Kumis lebat hingga melingkari setengah wajah bagian bawahnya. Ia adalah Prabu Duryudana, putra Prabu Dhestarastra dengan Dewi Gandari' raja yang satu ini terkenal emosional dan pelit.

Dihadapan para tamu di pasewakan seperti Resi Bhisma, Resi Durna, Patih Sengkuni, Adipati Karna beserta para menteri-menteri, Prabu Duryudana menegaskan bahwa para Kurawa harus tetap mempertahankan negeri Amarta yang sudah menjadi jajahan negeri Hastina selama 13 tahun.

Bahkan, negeri Hastina berniat ingin mengeksplorasi alam negeri Amarta yang terkenal kaya mineral dan sumber pangan yang banyak. Prabu Duryudana berkata bahwa Hastina tetap akan bersikukuh menjadikan Pandawa Lima sebagai sekelompok orang yang membahayakan.

Resi Bhisma menasehati bahwa selayaknya para Pandawa Lima harus diberi hak sebagai pewaris tahta karena Pandawa Lima adalah keturunan penguasa terdahulu. Namun, Prabu Duryudana tidak peduli akan semua itu, ia tetap menginginkan Pandawa Lima tidak dapat berkuasa atau mendapatkan harta benda.

Adipati Karna yang duduk didekat Resi Bhisma mengatakan bahwa ia tidak setuju bila para Pandawa Lima tidak diberi kekuasaan. Mengingat para Pandawa Lima masih saudara Prabu Duryudana sendiri, seharusnya dikembalikan saja negeri Amarta ke tangan Pandawa Lima agar tidak menimbulkan ketidakpuasan rakyat yang menilai rajanya terlalu gila harta.

Ucapan Adipati Karna yang terlalu kritis dan tidak melihat situasi maupun kondisi membuat telinga Prabu Duryudana merasa kemasukan lebah. Dengan nada teriakan yang tinggi, Prabu Duryudana mengusir Adipati Karna yang sudah tidak pro terhadap Prabu Duryudana. Resi Bhisma juga ikut keluar dari pasewakan karena sang resi tahu bahwa apa yang dikatakan Adipati Karna ada benarnya.

Setelah Resi Bhisma dan Adipati Karna meninggalkan pasewakan, tiba-tiba datang prajurit penjaga melapor' dalam laporannya prajurit itu memberitahukan kedatangan Prabu Kresna beserta rombongan. Dalam waktu sebentar saja setelah prajurit itu masuk menemui Prabu Duryudana, Prabu Kresna sudah berada di pintu masuk pasewakan bersama keempat dewa yang tadi menumpangi kereta kudanya. Kedatangan Prabu Kresna membuat seisi pasewakan geger, mereka semua lantas melakukan sembah. Memang, yang datang adalah dewa-dewa' kalau dilihat pasti ada keperluan penting yang tidak main-main.


Kedatangan Prabu Kresna beserta keempat dewa di Hastina membuat seluruh isi pasewakan geger, mereka baru pertamakali melihat dewa-dewa datang ke negeri Hastina. Prabu Duryudana memang sudah menduga bahwa setelah Dewi Kunti dan Prabu Drupada yang menjadi utusan, kini tinggal Prabu Kresna yang belum melakukannya. Dalam hatinya ia sudah menegaskan tidak akan menyerahkan negeri Amarta beserta seisi wilayah otonomnya kepada para Pandawa Lima dengan cara apapun termasuk berperang.

Lalu, Prabu Kresna berjalan menuju singgasana dimana putra Prabu Dhestarastra duduk dihadapan semua pejabat kerajaan. Dengan kata-kata halus nan lembut, Prabu Kresna membujuk saudara sulung para Kurawa itu mau berdamai dengan Pandawa Lima. Prabu Kresna menjamin adanya perdamaian dan ramalan mengenai perang besar antar keluarga yang sudah diperkirakan itu akan hancur, bila Prabu Duryudana mau menuruti nasehat Prabu Kresna.

Sayang disayang, Prabu Duryudana lagi-lagi tetap membantah bahwa ia akan menyerah pada ucapan manis. Prabu Duryudana rupanya malah ingin sekali melihat darah mengalir di negerinya' setelah melihat tindakan raja Hastina tersebut maka Bhatara Narada yang menyaksikannya turut bersumpah bahwa perang yang diramalkan akan segera terjadi.

Bharatayudha, itulah perang besar yang telah lama diramalkan sejak dahulu kala.
Prabu Duryudana rupanya ingin menggali liang lahatnya sendiri dengan menjadi korban senjata-senjata para Pandawa Lima.

Dengan nada kasar Prabu Duryudana mengusir Prabu Kresna beserta para Dewa yang tadi menyaksikan jalannya pembicaraan. Maka pada saat itu, Prabu Kresna segera meninggalkan pasewakan untuk menyampaikan hal ini. Dalam hatinya Prabu Kresna berkata bahwa sudah waktunya angkara murka dibinasakan.

Setelah keluar dari istana, Bhatara Narada beserta para dewa yang lain pergi meninggalkan Prabu Kresna untuk menyampaikan berita besar ini. Ketika hendak menuju kereta kuda yang sedang di jaga oleh Setyaki, para Kurawa sudah berkumpul sambil membawa senjata lengkap.

Mereka berniat membunuh Prabu Kresna dengan cara mengeroyoknya, namun Setyaki yang melihat semua anggota Kurawa mengepung junjungannya segera menerjang barisan. Hasilnya Setyaki bertarung sendirian guna melindungi Prabu Kresna.

Tak sampai disitu, usaha Setyaki menemui ganjalan berupa hadangan Burisrawa yang sudah sejak tadi menanti keributan. Burisrawa yang sudah dipengaruhi minum-minuman keras' tanpa alasan yang jelas melempar tombak ke arag Setyaki. Dan ternyata saat melihat kejadian mengerikan ini, Prabu Kresna mulai kehilangan kesabaran.

Sehingga dengan kekuatan yang besar, Prabu Kresna berubah menjadi Brahala Sewu yang tingginya 3 kali lipat gunung. Prabu Kresna mengamuk dengan kekuatannya yang sudah tak terkendali' para Kurawa mengerumuni kaki bahkan ada yang memanjat tubuh Prabu Kresna.

Tapi, setelah mengeluarkan ilmu dari tubuhnya' semua anggota Kurawa yang mengeroyok Prabu Kresna berjatuhan bagai semut yang disemproti obat serangga. Prabu Kresna kian liar dan kekuatannya hampir membuat para Kurawa kewalahan, Resi Bhisma yang melihat dari kejauhan hanya bisa menangis sambil berkata dalam hati bahwa kehancuran para Kurawa dan negeri Hastinapura tinggal menghitung hari.

Kemarahan Prabu Kresna menjadi pertanda buruk bahwa negeri Hastinapura akan menerima hukuman berupa perang yang berlangsung selama 18 hari di sebuah gurun gersang bernama Kurusetra. Sudah dipastikan, Pandawa Lima dan Kurawa akan saling membunuh untuk memperoleh negeri warisan mendiang Prabu Pandu Dewanata.

Tak lama datanglah Bhatara Guru menghentikan kejadian itu, dalam nasehatnya raja para dewa itu berkata bahwa Prabu Kresna tidak berhak membinasakan Kurawa' karena nasib para Kurawa hanya ada di tangan para Pandawa Lima.

Mendengar hal itu, Prabu Kresna kembali ke wujud manusia dan segera pergi meninggalkan negeri Hastinapura untuk mengatakan hal penting kepada para Pandawa bahwa perang besar Bharatayudha akan segera dimulai. Hari mulai senja, Prabu Kresna ingin kembali ke negeri Wirata untuk menyuruh para Pandawa Lima bersiap-siap menghadapi para Kurawa di medan perang. Dan ketika sudah malam, Prabu Kresna melakukan pertemuan secara diam-diam dengan Adipati Karna di negeri Awangga.

Dalam pertemuan itu Adipati Karna diminta untuk membantu para Pandawa Lima, tetapi sayangnya raja yang masih saudara seibu dengan para Pandawa Lima tidak mau mengkhianati janji setianya dengan negeri Hastinapura. Menurut Adipati Karna, negeri Hastinapura sudah lama ia tinggali sejak masih kecil. Demi negara, Adipati Karna rela mengangkat senjata agar negara yang dibelanya sejak lama tak jatuh ketangan musuh, meskipun musuhnya merupakan saudara seibu.

Dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan rasa cintanya terhadap para Pandawa Lima, Adipati Karna meminta Prabu Kresna agar ia nanti bisa dipertemukan dengan Arjuna bila jatah perang tandingnya ada. Maka dari itu Prabu Kresna menyetujui permintaan Adipati Karna' namun Prabu Kresna kembali mengingatkan bahwa barang siapa yang membela kejahatan maka ia akan hancur bersama raganya dalam kehinaan.

Sumpah setia pun diucapkan oleh Adipati Karna, dalam sumpahnya ia berkata bahwa ia akan gugur di medan laga bila senjata andalannya telah kembali ke kahyangan' senjata yang dimaksu itu adalah senjata Kyai Kunta Wijayadanu.

Setelah itu, Prabu Kresna kembali melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Wirata agar secepatnya para Pandawa Lima mengadakan upacara sebelum perang. Tujuannya agar segala doa yang diucapkan dalam ritual tersebut bisa menjawab keinginan para Pandawa Lima.


Peristiwa pengeroyokan yang dilakukan oleh para Kurawa menandakan bahwa inilah saatnya Prabu Kresna menjadi mentor sejati para Pandawa Lima dalam menjalani peperangan. Setelah ia bersama Setyaki datang ke Awangga’ Prabu Kresna pun kembali ke Wirata. 
Dengan rasa menyesal, Prabu Kresna meminta maaf kepada Dewi Kunti bahwa ia gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai utusan perdamaian.
Mendengar kegagalan itu, Werkudara makin yakin bahwa kesempatan emasnya menghabisi para Kurawa makin terbuka. Karena dulu ia pernah bersumpah akan menghukum para Kurawa yang telah licik merebut negeri Amarta beserta negeri-negeri jajahannya.
Guna mengawali perang Bharatayudha, Prabu Kresna segera mengusulkan untuk mengadakan upacara suci untuk mendapatkan izin dari Yang Maha Kuasa agar jalannya peperangan bisa menguntungkan para Pandawa.
Upacara itu berupa upacara suci yang mengorbankan seekor kuda atau hewan ternak, segera para Pandawa menyalakan api pancaka untuk melakukan serangkaian syarat-syarat dalam berperang.
Perang yang akan dihadapi para Pandawa bukanlah perang biasa, melainkan perang suci yang akan menelan banyak korban dan darahnya siap membanjiri dunia. Arjuna dan Werkudara segera mencari hewan-hewan atau ternak yang akan dijadikan sesaji.
Cerita berganti di sebuah negeri yang sedang mengalami paceklik, negeri itu bernama Ekacakra yang dahulunya dikuasai Prabu Bakasura. Konon, dahulu Prabu Bakasura adalah seorang raja yang gemar memakan daging manusia karena dirinya adalah raksasa.
Namun, Prabu Bakasura berhasil dikalahkan oleh Werkudara yang saat itu disuruh oleh seorang kakek-kakek  tua bernama Ki Demang Ijrapa. Kali ini berdasarkan cerita asli, Ki Demang Ijrapa bersama  putra semata wayangnya yaitu Bambang Rawan berniat mencari orang yang dahulu pernah menyelamatkan desanya dari teror Prabu Bakasura.
Sambil meninggalkan desa, Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan berkelana mencari orang yang dimaksud. Rupanya dalam perjalanan mereka berdua bertemu dengan Arjuna dan Werkudara’ pertemuan antara mereka terjadi ditengah jalan.
Akhirnya mereka pun saling bertanya mengenai kabar pribadi, Werkudara yang sudah belasan tahun tak bertemu Ki Demang Ijrapa merasa bahagia bahwa sudah saatnya Ki Demang Ijrapa diboyong ke Wirata untuk diberi kedudukan.
Namun, Ki Demang Ijrapa menolak hal itu’ ia justru hanya ingin mengabdi kepada para Pandawa Lima yang dahulu pernah menyelamatkan nyawa mereka saat di teror raja raksasa itu.
Dan apa yang sedang dipikirkan oleh Ki Demang Ijrapa setelah bertemu dengan Arjuna dan Werkudara ?

(Bersambung)

Lirik Lagu Tegalan : Tegal Banyumas

Yayangku, Siti Lemah Lembut
Sak Propinsi, Ndean Paling Yahud
Kenal ning umahe mahmud, inyong langsung kepencut
Waktu salaman jantungku sendat-sendut

Critane bar olih gajian
Inyong apel, rep pan ngejak dolan
Numpak motor rombengan
Bantere mung ning turunan
Ora ngurusi asal bisa boncengan

Sing Tegal ning Banyumas
Motor terus tak 'gas
Pacarku ndikep kenceng
Nyong tambah bregas

Balike apes tenan, pas ketemu tanjakan
Motorku watuk-watuk, ora gelem jalan
Akhire mlaku nggoleti bengkel
Tilange yayangku ora rewel

Lirik Lagu Tegalan : Duit

Lepet alah lepet ketan, endas mumet weteng kruyukan
Mumet mikiri duit, selat suwe digolet sulit
Duit diudag-udag kadangkala nggawe kejedag
Ari didelengena ngiwing-iwing ngarepe mata

Lepet dipangan lengkek, endas mumet dipejet-pejet

Uwong tukaran ana sing sebab duit
Uwong perangan akeh rebutan duit
Uwong kawinan ana sing ndeleng duit
Uwong pegatan akeh sing sebab duit

Kudune ati-ati duit bisa medeni
Angger salah ngadepi sengsara urip mati

Piring ala piring eseng, awak gering daginge enteng
Gering mikiri dunya, tambah suwe kayong pan nyiksa
Dunya diuber-uber, kadangkala pan nggawe klenger
Ari didelengena ngiwing-iwing ngarepe mata

Sepur dawa dampare, wong sukur tenterem uripe

Lirik Lagu Tegalan : Rapper Amatiran

Pingin kuliah, durung klakon
Pingin mbojo, durung klakon
Pingin sugih, durung klakon
Pingin gawe album, durung klakon

Rame-rame pada audisi, eben bisa nembang neng tivi
Tapi sayang lagi laka kesempatan, mbok menyanyi lagu tegalan
Daripada dipikir pusing, mending ngarang lagu karo ngising
Nembang lagu lagune dewek, aransemene sekarepe dewek

Luruh kunci sametune dewek, Program musik program dewek
Pengin rekaman rekaman dewek, Lamun kesetrum kesetrum dewek
Nggawe video clip nggawe dewek, Yen wis dadi ditonton dewek
Lamun ora apik ya nggo dewek, Lamun apik ya nggo dewek

(Kembali ke Pingin Kuliah)

Gunung slamet katon sing benjaran
Endas mumet durung bayaran
Mangkane pan nggo malam mingguan
Mendingan ngriyeng karo tembangan

Kiye lagu-lagu gampangan
Bahasane model lokalan
Rekamane karo glelengan
Ngedit lan Mixing karo mangan

Aja protes lamun brantakan
Kiye ophi rapper amatiran
Esih mending dadi rapper amatir
Daripada dadi wong kentir

Kaya kiye akeh sing naksir
Sebabe memang bocahe tajir

(Kembali ke Pingin Kuliah)

Lirik Lagu Tegalan : Sepiring Ditinggal Lunga

Apalah artine wong rumah tangga
Nurute angger enyong lagi ana
Yen kaya kiye... percuma bae
Urip laka senenge...

Angger sewaring kowen nerima
Sing sepiring ditinggal lunga

Aja nyawange tangga, sing sawahe amba
Nyong kuli rekasa...
Angger kowen kaya kuwe, inyong ora sanggup
Nyangga utang bae...

Tak pikir-pikir laka artine
Kowen gawe mumet selawase

Lirik Lagu Tegalan : Man Warso Sadar

Man Warso... rika kampiun temenan
Akhire rika eling ponakan
Pacarku si Ening dibalekna maning
Esih utuh laka sing gotang

Man Warso... rika pancen jempolan
Wis tak romnyahi ora endaman
Malahan saiki inyong dipecingi
Limang juta nggo modal dagang

Man Warso... rika asline loman...

Ngesuk nang dina jum'at
Inyong langsung pan akad
Man Warso panitiane

Sing gawe ajib maning
Dapur sampe mas kawin
Man Warso sing nanggung kabeh

Rika tak dongakena, bisnise terus nambah
Rejekine ya mabrah-mabrah...
Rika tak dongakena, dimein umur dawa
Mbesuk mati mlebu suwarga...

Man Warso... rika pancen jempolan

Kamis, 24 November 2016

MY SEX STORY : MALAM PERTAMA (PART 03)

Penetrasi keenam, istriku makin tidak karuan merasakan kenikmatan duniawi. Dia begitu senang meskipun harus mendesah berkali-kali. Kemampuannya menahan rasa sakit betul-betul kukagumi, karena hal berbau kenikmatan tidak perlu sakit kan...
"Ahhh... Ahhh.... Auwww... Auwww...." istriku mendesah dalam cengkeraman
"Mau lagi ?" tanyaku
Istriku hanya diam, dia seakan sudah siap dibuat lemas tak berdaya. Penetrasi yang perlahan membuat dia merasa nyaman' wajahnya makin menunjukkan betapa nikmatnya pergerumulan malam itu.
"Ahhh... Ahhh... Ehhhhh... Ehhhh... Uhhhhhmmm.... Ahhhhh...." istriku mendesah dengan santai
Suara desahan istriku makin memperpanas suasana, dia yang sendari tadi telanjang bulat dan hanya ditutupi selimut hanya bisa meratap ingin digagahi.
"Uhhhh... Uhhhhh.... Ehhhhmmm... Ihhhhh..... Hawwwww....." istriku mendesah lagi
Penetrasi yang kulakukan sudah hampir mendekati puncak, kali ini istriku memberi isyarat lewat ciuman.
"Mas... Cium bibirku' aku sudah nggak tahan mau keluar" kata istriku sambil menatap wajahku
"Baiklah... Kita mulai" jawabku sambil mendekati bibirnya
Tak lama penetrasi terakhirku bersamaan dengan orgasme yang dikeluarkan istriku. Wah... Dahsyat sekali rasanya, tubuhku menindih tubuhnya yang indah itu.

Cairan lengket yang ada didalam tubuhnya menyatu dengan cairan yang keluar dari alat vitalku. Rasanya hangat dan seperti berendam di kolam air belerang, ditambah licin kulitku dan kulitnya yang saling bersentuhan membuat akhir peraduan ini menjadi berkesan.
"Sayang, aku sudah berhasil membuatmu puas" kataku
"Aku juga mas, apa yang tadi kamu lakukan benar-benar membuatku percaya bahwa aku tidak salah pilih" jawabnya
"Sekarang aku mau menindihmu sebentar, aku masih ingin bersentuhan dengan kulitmu" kataku
"Boleh, tapi aku mau satu lagi" katanya
"Apa itu ?" tanyaku heran
"Cium aku sampai puas" jawabnya
Tanpa aku beritahu, aku mencium bibirnya dengan penuh semangat meski kondisi sudah cukup lelah dan mengantuk.
"Terima Kasih, udah ngajak aku terbang" katanya dengan senyum
"Sama-sama, sekarang aku mau tidur" jawabku
Lalu, ketika alat vitalku sudah mengecil maka tinggal dicabut saja karena tugas sudah selesai. Kemudian aku terlelap disamping tubuhnya yang topless. Malam itu aku tertidur hingga suatu ketika aku terbangun sendiri.
Kulihat disampingku masih terdapat istriku yang tetap telanjang, dan dengan inisiatifku sendiri aku cium bibirnya sebagai cara membangunkannya.


Tak lama, kedua matanya pun terbuka dan memandangku. Dia tidak melawan, hanya terpaku dengan apa yang kulakukan.
Dia begitu sempurna dimataku, wanita yang tetap menjaga kesucian diri hingga datangnya sang pemilik sesungguhnya' dialah aku sebagai suami.
Kemudian aku lepas ciuman bibirku, dia menatapku dengan senyuman manis dan tentu dia begitu terkagum denganku.
"Mas... Orangtuaku nggak salah pilih' ternyata orang yang bisa membuatku puas hanyalah kamu" katanya sambil menyentuh jariku
Aku dibuat terpana oleh ekspresi wajahnya dan suara yang dikeluarkannya. Kemudian dia memeluk tubuhku sembari duduk diatas ranjang. Dia menyandarkan kepalanya yang ditumbuhi rambut panjang sepunggung. Aku merasa sangat bahagia, ciumanku berbalas pelukannya.


Hangat dan nyaman, itulah yang kurasakan saat dia memelukku. Tanpa kusadari, dia mendongak kearah wajahku dengan tatapan yang tajam tetapi penuh harap.
"Mas, belai aku sekali lagi sebelum beraktivitas" bilang dia sambil memegang bahuku
"Kalau begitu sudah siap ?" tanyaku
Tanyaku dibalas senyum, lalu akupun mencium pipi kiri dan kanan. Rupanya dihari sepagi ini aku malah disuguhi makanan pembuka yang nikmat. Yaitu Love In Morning Day, sebuah istilah barat yang selalu dilakukan setiap orang dipagi hari.
Sambil berguling-guling aku dan istriku merasakan panasnya pagi dikala mentari belum terbit' waktu itu sekitar jam 03.30. Masih dibilang hampir subuh, tetapi nikmatnya benar-benar ada.
"Rabalah tubuhku sepuas hatimu..." kata istriku saat kubelai rambutnya
"Baiklah..." jawabku dengan semangat
Hitung-itung olahraga, mumpung masih pagi dan sangat menyehatkan. Aku dan istriku justru melanjutkan kegiatan semalam. Bahkan istriku belum keramas sama sekali, tetapi aku tidak akan berhubungan intim lagi dengannya.
Karena aku harus bekerja dan menahan nafsuku untuk hari yang lain. Kali ini aku meraba kedua pahanya yang mulus, dia menggeliat seperti kesetanan.
"Aduh... Mas... Geli.... Mas... Geli..." jerit istriku
Aku cuma bisa tersenyum melihat ekspresi wajahnya yang dari tadi merasa terangsang. Dan rupanya waktu sudah menujuk pukul 04.15 dan aku menyudahi permainan ini.

Wah... Nikmatnya sarapan pagi' yakni bercumbu melepas ketegangan setelah tidur malam.
Aku pun berdiri dari tempat tidur merapihkan seprei dan bantalnya sekaligus. Istriku juga membantu, dia begitu antusias merapihkan kamar yang berantakan.
"Mas, jujur dech... Aku benar-benar cukup puas' meskipun cuma main gelitik-gelitikan" kata istriku sambil merapihkan sprei
"Itu bagus dong, artinya dalam membangun kehidupan baru ini harusnya pakai pendekatan bathin" ujarku sambil menatapnya
"Coba, lain kali kita lakukan ditempat lain... Mau kan ?" tanya dia
"Boleh... Boleh... Terus maunya dimana ?" balasku
"Dimana aja... Asal tempatnya sepi dan bukan ditempat umum" jawabnya menuntut
"Baik sayang... Insya Allah ada waktu ada kesempatan" jawabku penuh optimis
Pagi pun mulai menyapa, suara kokok ayam jantan menghiasi redupnya cahaya bintang. Setelah Sholat Subuh dan Mandi Pagi, aku siap-siap berdandan untuk menemui Orangtuaku.

Dimeja makan, Ayah dan Ibuku serta adikku sudah berada disana sembari menyantap hidangan.
Sambil senyum-senyum sendiri, aku datang menghampiri mereka bertiga. Adikku yang duduk disampingku heran, melihatku senyum-senyum sendiri.
"Mas kenapa yach... Kok Senyum-senyum sendiri ?" tanya adikku heran
"Kamu tuch... Mau tahu urusan orang aja" jawabku sambil mengambil nasi
"Emangnya tadi habis ngapain ?" tanya adikku ngotot
"Ini urusan orang dewasa, kamu masih kecil... Nggak berhak tahu" jawabku
"Yeee.... Masa nggak mau bilang jujur" jawab adikku
Lalu Ibuku menegur adikku,
"Nak, kamu tuch jangan suka ganggu urusan orang' dosa..." kata Ibuku
"Iya, kamu jangan berani mengetahui sesuatu yang belum waktunya tahu" sahut Ayahku
"Masa cuma ingin tahu aja nggak boleh" protes adikku
"Nanti kalau kamu sudah dewasa, baru tahu sendiri rasanya" ujar Ibuku
Seperti biasa, didalam keluargaku kami semua berkumpul setiap pagi untuk menyantap hidangan.
Dan tidak diduga, istriku baru saja selesai dandan berjalan menuju arahku. Ayah dan Ibuku menatapnya, dia begitu tersipuh malu saat kedua orangtuaku menatapnya.
"Maaf, tadi saya terlambat kemari' habis sibuk dandan" jawab istriku
"Tidak apa-apa, namanya juga perempuan... Dandan itu sudah rutinitas yang tidak bisa dihindari" kata Ibuku
"Ayo duduk sini..." ajakku
"Ya, Mas..." jawabnya sambil menarik kursi
Aku lupa, kami tidak berempat tetapi berlima karena ada istriku. Hebatnya lagi dia begitu sopan didepan Ayah dan Ibuku juga Adikku.


"Tidak usah sungkan-sungkan, makanlah hidangan ini' anggap saja ini rumahmu" kata Ayahku
"Terima Kasih..." jawab Istriku dengan mimik agak malu
Biarpun istriku itu orang yang menakjubkan, ternyata dia adalah seorang pemalu. Tetapi itulah sisi lain darinya yang menjadikan dirinya begitu seksi.
Setelah hari ini, kehidupanku bersama istriku semakin dinamis dan memiliki keistimewaan. Padahal aku bukan laki-laki yang gemar pacaran, dalam arti aku dulunya itu jomblo tulen.
Hebatnya ketika aku menikah, justru aku memperoleh istri yang cantik dan berbudi pekerti luhur. Persis idaman orangtuaku yang menginginkan menantu yang baik.
Namun, kalau urusan seks... Seperti yang kuceritakan diatas tadi bahwa dia adalah istri yang berbakti pada suami. Hari-hariku tiada habisnya memandang wajahnya, karena menurutku dia lebih dari wanita.
Rencananya, bulan depan aku dan istriku akan pindah ke rumah baru yang lokasinya cukup jauh. Tetapi romansa cinta antara kami berdua tidak pernah padam meski harus berpisah dengan orangtua.
Aku berharap, suatu saat esok bisa lebih baik dari hari ini. Cinta memang menjadi kekuatan hidup setiap manusia yang menginginkan impian.

(END)

MY SEX STORY : MALAM PERTAMA (PART 02)

Posisi dudukku semakin minggir-minggir, kali ini semakin dekat dengan dirinya. Aduh, istriku sudah berganti gaya' biasanya dia terlihat sangat lugu dengan wajah manisnya.
Kini setelah mengenakan celana pendek berbahan denim dan tanktop putih, kondisnya berubah 180 derajat !
Masya Allah, ternyata dia begitu menawan... Hanya mengenakan pakaian seperti itu saja aku dibuat tak berdaya memandang bentuk tubuhnya yang benar-benar sebuah mahakarya dari Sang Pencipta.
Melihatku bengong, istriku bertanya :
"Kenapa, kok bengong ?" tanya dia
"Ah... Nggak kok, cuma baru kali ini aja lihat kamu seperti itu" jawabku sambil pura-pura
Lalu, istriku makin bergeser dan mulai menempel sampingku.
"Mas, aku bener-bener mau merasakan Surga Dunia" kata istriku sambil bersandar disampingku
"Kamu mau ke Surga Dunia ?" tanyaku
"Iya, kan orangtuaku bilang yang namanya Malam Pertama itu Surga Dunia" jawabnya
Tanganku disentuh, aduh... Bulu kuduk berdiri seperti kesetrum.
Otomatis pikiranku campur aduk, antara fantasi dan realita seolah tiada bedanya.
Lantas, sesuatu didalam celana mengeras dengan sendirinya. Wa...Lah... Aku mulai merasakan gejolak birahi melumuri otakku.

"Mas, Ibuku tadi pagi bilang' kalau mau mencapai Surga Dunia... Pertamakali yang harus dilakukan adalah membelai tangan" kata istriku sambil membelai tanganku dengan jari lentiknya.
Aku dibuat melayang hanya dengan sentuhan tangannya, gila sekali aku ini...
"Sayang, aku kok jadi begini ?" tanyaku yang hampir tak sadar
"Mas... Aku sengaja memancingmu biar cepat terangsang" jawabnya dengan nada manja
Tak disangka aku pun mulai terpengaruh, dan tak perlu kompromi' aku pun membalasnya dengan pijatan di kedua pahanya yang terpampang indah.
"Mas, kok pegang pahaku sich ?" tanya istriku
"Kamu tuch, karena yang mulai duluan itu kamu' maka aku balas sekarang juga" jawabku mengancam
"Oh, ya... Kalau begitu silahkan sentuh aku sepuas hatimu" kata istriku yang lantas berbaring diatas ranjang dengan senyuman.
Tak butuh banyak bicara, aku pun mulai mencengkeram kedua tangannya agar tidak lolos.
Anehnya justru istriku hanya diam tersenyum seakan siap-siap menyambutku. Lalu, aku menindih tubuhnya yang aduhai itu. Masih langsing, mungil dan payudaranya terlihat membesar dari biasanya.
"Mas, ayo mendekat' jangan lama-lama" ajaknya dengan suara menggoda
"Baik, sekarang kita mulai" kataku sambil membuka kaos.

Telanjang dada, itulah yang aku lakukan didepan wajahnya. Dia tersenyum didepanku dengan bibir yang mulai merekah.
Rasa ingin bercumbu mulai memanas dihatiku, aku pun menempelkan dahiku ke dahinya.
"Sayang, maafkan aku... Aku harus melakukan ini" kataku sambil minta izin
"Jangan lama-lama, cepat cium aku !" rengeknya seperti anak kecil

Dan...
Bibirku beradu dengan bibirnya, ciuman dahsyat yang kulakukan ke mulutnya membuat seluruh tubuhnya seperti tersiram air dingin.
Aku tidak bergeming, lidahku dan lidahnya bertemu saling menjilat satu sama lain. Wah... Semakin tidak karuan rasanya, hawa panas menyelimuti seisi ruangan.
"Sayang, bibirmu basah... Kamu tambah cantik saja" pujiku
"Bisa aja kalau ngomong, lanjutkan lagi yuk..." katanya
"Ayo..." jawabku dengan semangat
Kali ini aku melanjutkan peraduan liar ini dengan saling berpelukan, tentunya diatas ranjang.
Sambil duduk aku dan istriku seperti sepasang monyet yang beradu tatap.
"Mas, kamu mencintaiku kan ?" tanya dia
"Tentu, aku mencintaimu..." jawabku
"Buktikan dong !" seru dia
"Baiklah... Kalau itu maumu" jawabku
Lalu, aku mendekap tubuhnya makin erat ditambah aku lucuti tanktop putihnya sehingga telanjang dada juga dia.
"Kamu nakal dech, masa aku juga ditelanjangin..." katanya
"Nggak usah lama-lama, Nurut aja apa kataku" ujarku
Kemudian, aku cium dadanya yang membesar itu hingga istriku ini geli.

Ekspresi wajah yang terlihat, membuatku semakin bersemangat dan seperti direbus didalam tungku api.
Padahal udara malam itu lumayan dingin, soalnya baru saja hujan reda. Tetapi energi panas yang keluar dari tubuhku dan tubuhnya mempengaruhi suhu didalam kamar yang sebenarnya tidak ber AC.
Payudara montok yang kucium ini adalah perhiasan terindah milik istriku, sudah lama tidak kulihat... Rupanya beginilah bentuknya.
"Mas, geli... Mas... Ciumin terus dong..." ucap istriku
"Ehhhmmm.... Ehmmmmm mmmmmmmmmm" sambil kucium keduanya
"Aduh.... Jangan buru-buru dong, tambah geli nich Mas..." rengek istriku yang rupanya sudah terangsang
Kulihat pupil matanya, makin membesar dan nafasnya seperti orang lari marathon. Padahal cuma ciuman, tapi rasanya seperti berolahraga.
Tatapan tajam terlihat dari mata istriku, dia sesekali memandangku yang sendari tadi mencium payudaranya.
"Mas... Aku... Aku... Aku..." kata istriku terbata-bata
"Kenapa, kamu mulai enak ?" tanyaku
Istriku mengangguk-angguk sambil membuka mulutnya, lalu aku lantas menggerayangi perutnya yang langsing itu.
Dia semakin menggila, tubuhnya mengeluarkan keringat dan hawa panas yang menggelora.


Ekspresi wajahnya terlihat seperti orang kesetanan, saat aku pijat perutnya yang langsing seperti penari striptis itu, dia menggelinjang dan semakin basah saja keringat disekujur tubuhnya.
Tuhan... Dia begitu cantik malam ini, dibalik wajahnya yang lugu ternyata menyimpan gairah menggoda.
"Mas... Tadi aku diapakan ?" tanya dia
"Pemanasan, agar tidak cepat pegal" jawabku sambil mengelus pusarnya
"Aku mau yang lebih dari ini..." katanya
"Oh, baiklah... Kamu siap-siap yach !" ujarku
Lalu, aku meremas payudaranya sehinga dirinya mulai merasa melayang tanpa terbang.
Edan, makin lama kuremas payudaranya makin membesar pula ukurannya. Dia semakin anggun dan seksi, raut wajahnya yang lugu mendadak cantik karena ia telah menjelma menjadi bidadari.

Dia tergolong istri yang menurutku berbakti, terutama kepada suami.
Wajah cantik, Budi pekerti luhur dan tentu keindahan tubuh merupakan kombinasi sempurna seorang istri yang akan menjadi Ibu dari anak-anakku dan Nenek dari cucu-cucuku.
Permainan asmara antara aku dan istriku mulai mendekati babak final, tanpa kusadari rupanya istriku sudah ngompol.
"Mas... Aku ngompol' tapi rasanya nggak karuan nikmatnya" ucap istriku disela-sela permainan.
"Sekarang buka celanamu, biar aku teliti" kataku.

Saat kuteliti rupanya sudah ngompol betulan, tapi bukan air kencing yang membasahi celananya tetapi air lengket seperti lem tikus.
Baunya benar-benar wangi, apa karena dia masih perawan ?
So.. Pasti !
Dia kan masih terjaga dan belum pernah dinodai selain aku. Dia menatapku dengan mata sayunya yang seakan berbicara.

Tanpa kuberitahu, aku pun melepas celananya yang pendek nan sempit itu. Ketika terbuka, wahhh... Basah nggak karuan dech.
"Kamu sudah merasa enak ?" tanyaku sambil memandang wajahnya
"Sudah mas, kan cuma diremas doang' tapi yang basah itu daerah kewanitaanku" jawab istriku dengan nada polos
"Kayaknya udah siap nich..." kataku
"Siap apa ?" tanya dia
"Katanya mau terbang ke surga..." jawabku sambil senyum genit
Mendengar jawabanku, istriku tersadar bahwa inilah moment terbaik yang akan ia kenang seumur hidupnya.
"Mas, peganglah tanganku... Jangan sesekali dilepas' aku takut jatuh" kata istriku dengan nada mesra
"Sekarang gantian aku yang buka celana" kataku sambil membuka celana dalam
Lantas, muncullah sebatang alat vitalku yang panjang tapi hanya sepanjang jari jempol. Walaupun panjangnya cuma segitu, tapi ini anugerah dari Allah.
"Mas, aku mau itumu..." katanya dengan senyuman
"Siap-siap, kamu mau minta berapa kali ?" tanyaku
"10 kali saja, tapi yang pelan-pelan' jangan terlalu kasar... Nanti aku sakit" jawabnya
Kemudian kucengkram kedua tangannya, wajahku memandang wajahnya sehingga kami siap bertarung dengan kuda-kuda sempurna.
Kudekati wajahnya, dia menatapku dengan wajah penuh harap. Begitu ku tekan dengan slow, istriku menjerit.
"Awwww..." jeritnya
"Kenapa ?" tanyaku


"Mas, kok sakit sekali ?" tanya dia
"Kan baru masuk, nanti kalau udah agak kedalam' nanti enak sendiri kok..." jawabku sambil menenangkan pikirannya
Itu tadi baru penetrasi pertama, lalu segera kulakukan penetrasi kedua hingga kelima.
Wah... Istriku menjerit tapi nadanya beda' rupanya sudah merasa nikmat. Bagus dech... Dia akhirnya bisa kunikmati' Wajah cantik dan tubuh sempurna adalah modal utama untuk menjadi santapan malam pertama.

(Bersambung)



MY SEX STORY : MALAM PERTAMA (PART 01)

Cerita ini bermula saat aku & istriku tercinta baru saja menyatakan janji sehidup semati didepan Bapak Penghulu.
Semua orang dengan khidmat menghadiri proses pernikahan antara dua insan yang dimabuk asmara.
Aku hanyalah pria normal yang memiliki kekurangan, sedangkan istriku itu wanita yang berbalut kemewahan dan keindahan duniawi. Kami berdua sudah sah sebagai pasutri dan siap menjalani bahtera rumah tangga.
Aku terlahir dari keluarga biasa saja, gajiku tak seberapa besar dan pangkatku cuma itu-itu saja.
Sedangkan istriku adalah anak saudagar kaya raya, tetapi dia menganggur karena menurut tradisi keluarganya setiap anak wanita tidak berhak mencari nafkah dan wajib dinafkahi.
Istriku sebenarnya bukan termasuk anak yang manja, walaupun terlahir dari golongan milyuner kelas wahid.
Tetapi kepolosan dan sopan santunnya itu yang membuat orangtuanya memutuskan untuk mencarikannya calon suami.
Ndilalah, calon suami yang tepat untuknya adalah aku... Kok aku sich ?
Emang nggak ada yang lain ?
Kan, masih banyak anak orang kaya yang mau menafkahi dia dan siap membawakannya mahkota bersulam emas permata.
Tetapi, keluarganya bekomitmen bahwa Pria yang pantas menjadi menantu dikeluarga itu hanyalah pria yang mau serius bekerja tanpa mengekor kesuksesan orantuanya.
Dan dialah aku, anak orang biasa yang bekerja siang malam mengais rejeki ditengah majunya peradaban dan teknologi.


Sore itu aku dan istriku bersanding dikursi pelaminan, semua tamu hadir dari berbagai penjuru kota.
Aku sendiri hanya anak desa, aku tidak punya banyak saudara dan keluarga karena aku terlahir dari keluarga sederhana.
Begitu disuguhi kemewahan seperti ini, aku bingung... Mau diapakan semua pemberian orang ini ?
Dalam balutan busana pengantin, aku dan istriku duduk dengan kondisi pikiran yang tidak menentu.
Sebab, inilah pertamakali aku duduk disamping wanita yang diperlihatkan kepada semua orang. Padahal duduk berdua menurutku dianggap tidak sopan karena melanggar norma adat.
Tetapi, kalau sudah menikah begini... Rasanya rasa canggung dan malu masih melekat dalam psikologisku.
Waktu berlalu dengan cepat, beberapa jam setelah resepsi... Aku dan istriku harus melepas pakaian pengantin karena besok harus dipakai pengantin yang lain.
Malam semakin larut, Jam dinding menunjukkan detik menjelang tengah malam.
Aku dan istriku baru saja melakukan Sholat Isya dan Sholat Sunnah, kubuka pintu kamar dan keadaan makin menegangkan.


Sebab, inilah moment yang tak terlupakan itu terjadi disaat aku baru membuka pintu. Aku dan istriku sayang mulai melakukan persiapan menjelang tidur.
Rencananya besok aku dan istriku harus berkunjung ke rumah sanak saudara untuk memperkenalkan kehidupan baru ini.
Aku duduk diserambi ranjang tidur, kulihat istriku sedang ganti baju. Dan saat istriku mau ganti baju, istriku memanggilku...
"Mas, sini dong..." panggilnya
"Ada apa ?" tanyaku
"Aku masih merasa belum terbiasa dengan semua ini" katanya dengan nada pelan
"Sama, aku juga nggak begitu terbiasa... Biasanya tidur langsung selonjor' eh... Sekarang malah harus begini" kataku sambil menatap wajahnya
Kalian tahu, istriku yang satu ini memang sensasional dan tidak seperti wanita umumnya. Dulu aku sering sekali diejek teman kalau urusan wanita, dan diantara mereka hanyalah aku yang baru menikah.
Teman-temanku menikah sudah cukup lama, bahkan sejak lulus SMA saja mereka sudah kebelet nikah. Katanya sich nikah itu asyik dan membawa tantangan luar biasa.
Aku duduk disampingnya, istriku memang agak pemalu tapi sifat pemalunya itu yang membuatnya tambah cantik. Tidak kusangka, senyuman dilesung pipinya makin merona.
"Mas, aku senang bisa berduaan disini" katanya
"Aku juga iya, tapi kok kamu masih canggung begitu ?" tanyaku sambil heran
"Sebab, aku nggak pernah berduaan dengan pria lain selain kamu Mas..." katanya jujur
"Emang kamu nggak pernah pacaran ?" tanyaku
"Nggak pernah, malahan orangtuaku bilang pacaran tidak dibenarkan dalam agama' katanya pacaran itu bisa menjurus ke perzinahan" katanya
"Masa sich, kan nggak perlu berlebihan gituh' itu semua tergantung siapa pelaku pacaran itu sendiri" ujarku
"Cuma, kalau mau berduaan' ya harus nikah dulu seperti tadi' dan setelah itu baru boleh.." bilangnya
"Maksudnya, boleh...?" tanyaku heran
"Boleh..." jawabnya
"Boleh apa ?" tanyaku lagi
"Boleh pegangan tangan" jawab dengan polos Ya, Ampun... Aku pikir boleh apaan' ternyata cuma pegangan doang toh... Maaf, habis pikiranku terlalu jauh ke sana-sana.

(Bersambung)

Senin, 24 Oktober 2016

Puisi : Dirimu

Wajahmu memancarkan cahaya yang lebih terang dari bulan
Andaikan engkau memiliki sayap indah bagai angsa 
Pasti kau akan terbang dan hinggap dihatiku 
Bila kau menangis maka air mata itu adalah kerinduanmu terhadapku

Aku cukup mengerti apa yang sedang kamu rasakan, 
Rasa hampa dan bosan menggenggam hatimu.
Tetapi semua itu akan lenyap, karena dekapan tanganku selalu membuatmu merasa nyaman, 
Meski cengkeramanku begitu kuat.
Sulit rasanya melepas genggaman tanganmu, rasanya seperti magnet yang tidak bisa berlawanan arah.
Kalaupun bisa lepas, rasanya tidak mungkin' karena semakin dipisah maka semakin menyatu.

Malam pun larut bagaikan gula yang diaduk dalam gelas kaca
Seribu bintang bertebaran diatas langit tanpa gumpalan mega
Mereka bersaksi atas apa yang kau alami
Tangisan yang keluar dari pipimu adalah pujian bagiku
 
Mereka bersuara atas apa yang kau derita kini
Jeritan hati yang menggelegar dari dadamu adalah panggilan bagiku
Terjerembab diriku dalam bayangan wajahmu
Terjerembab diriku diantara sekian banyaknya suaramu

Seandainya engkau datang malam ini
Izinkanlah aku menyambutmu dengan pelukanku ini

Didalam mimpi dan kenyataan
Engkau selalu menjadi pujaan
Namun entah mengapa aku gila
Setelah engkau membuatku gila

Sabtu, 08 Oktober 2016

Legenda Musik Rock Indonesia : Jamrud (PART 08/END)


 Gambar : Formasi Jamrud sesudah meninggalnya Sandy Handoko dan Fitrah alamsyah



Memburuknya kondisi kesehatan Sandy Handoko, membuat management begitu prihatin atas kejadian ini. Mereka berencana untuk membatalkan semua konser yang tersisa demi menunggu perkembangan kesehatan sang drummer.

Didepan wartawan, Krisyanto dan Aziz M.S. mengatakan bahwa Sandy hanya mengalami kelelahan akibat konser yang dijalaninya bersama Jamrud. Sehingga harus istirahat yang cukup dan tidak boleh beraktivitas seperti biasa, padahal itu cuma dalih agar kejadian yang sebenarnya tidak diketahui oleh publik.

Rupanya maut tidak bisa ditunda, Tanggal 2 Oktober 2000' Sandy Handoko menghembuskan nafas terakhirnya setelah bertarung melawan penyakit Hepatitis B dan Kecanduan Narkoba. Sebuah pukulan telak bagi Jamrud yang notabene grup musik papan atas.

Duka menyelimuti kubu grup musik asal Cimahi itu, sampai-sampai warga Kota Cimahi menyesalkan kepergian Sandy Handoko yang baru saja sembuh dari kecanduan narkoba. Cuma, karena ada penyakit lain yang menggerogoti tubuhnya sejak lama, maka proses penyembuhan hanya berjalan 45 %.

Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung menjadi saksi kepergian drummer berbakat itu yang mulai berkarir bersama Jamrud sejak tahun 1990. Terhitung, Sandy Handoko adalah personil paling loyal diantara yang lain karena ia menganggap bahwa Jamrud adalah grup musik terakhirnya.

Seluruh penggemar Jamrud berduka, menjelang peluncuran album ke 4 yang diberinama "Ningrat"...
Jamrud harus survive karena sudah tidak diperkuat sang drummer yang begitu cepatnya' menurut penuturan keluarga sebenarnya Sandy merupakan sosok orang yang baik dan tidak pernah melawan perintah orangtua.

Namun, karena salah pergaulan dan terhipnotis oleh kemewahan yang didapatkan setelah sukses bersama Jamrud membuat dirinya jauh dari pengawasan keluarga. Bahkan Sandy Handoko telah meninggalkan seorang istri dan seorang putri yang masih balita.

Kali ini Jamrud harus hidup dengan 3 personil tersisa, yakni Krisyanto, Aziz M.S. dan Ricky Teddy serta bantuan tenaga dari Husin Suherman yang dinyatakan sebagai pengganti Sandy Handoko. Semenjak peristiwa memilukan itu, Jamrud akan harus menghadapi evolusi musik yang nantinya akan didominasi grup-grup musik beraliran Pop Rock, Dangdut dan Melayu.

(TAMAT)

Kamis, 15 September 2016

MY SEX STORY : WUJUD PERMINTAAN MAAF SEORANG ISTRI (PART 03)


Percumbuan tingkat kedua dilanjut dengan berciuman ala perancis.
Setelah mencium puting istrinya, Lelaki itu mencium leher dengan penuh nikmat, serasa melayang jiwanya ciuman itu mengakibatkan peningkatan jumlah keringat.
Lalu dilanjut mencium bibir sambil menekan-nekan wajahnya hingga nafas seperti orang berlari.
Wanita itu dicium dengan mesra, meski pelan tapi rangsangan pada ciuman bibir telah membuatnya terbuai.
"Aku benar-benar terbuai, suamiku... Cium terus bibirku yang seksi ini hingga habis" gumam wanita
"Tak kusangka, kamu benar-benar sudah dalam kendaliku" gumam lelaki
Keadaan pada malam itu seperti didalam tungku panas, karena panasnya birahi mampu membakar emosi di jiwa.
"Sayang, aku sudah basah... Ayo cocokan dulu alat vitalmu" gumam wanita
"Sekarang terimalah rudal kendali yang ada didepanmu" gumam lelaki
Melihat alat vital wanita yang menjadi istrinya basah karena rangsangan, maka tanpa menunggu waktu ditekanlah alat vital wanita itu secara perlahan.


Namun, lembutnya kulit alat vital lelaki itu membuat tekanan terasa lembut dan seperti sengatan listrik.
"Ahhhh... Ahhhhh.... Lembut sekali kulitmu, aku jadi geli" gumam wanita
"Oh, sudah terasa nikmat ya... OK' akan kutekan lebih dalam" gumam wanita
Otomatis tekanan alat vital lelaki itu membuat wanita tersebut menggelinjang hingga ekspresi wajahnya terlihat menggoda.
"Bidadariku, wajahmu terlihat cantik saat kau merasakan tekanan dari alat vital ini... Bagus kalau begitu" gumam lelaki
"Jangan berhenti, terus oh.... oh.... Geli sekali.... Ahhhh.... Ahhhh...." ujar wanita sambil mendesah
Penetrasi yang dilakukan lelaki tersebut membuat wanita itu mencapai puncak kenikmatan birahi, yakni orgasme.
"Sayang, aku mau pipis... Tapi ini kok rasanya agak ngilu" gumam wanita
"Akan kutunggu pipismu, aku juga mau pipis sebentar lagi" gumam lelaki yang menekan-nekan alat vitalnya


Lalu kondisi menjadi krusial, dimana kedua mahluk yang sedang mendendangkan tarian asmara tingkat tinggi itu akan mengalami climax.
Dan apa yang terjadi ?
Semprotan air kehidupan dari 2 mahluk yang dimabuk asmara itu akhirnya bercampur dan berakhir indahlah permainan itu.


Sepasang Insan yang bergulat dimalam itu sama-sama terkapar lelah akibat permainan liarnya.
Hangatnya air kehidupan membasahi alat vital wanita itu sehingga terasa lembab.
"Gila, inikah akibatnya saat melayani pasangan ?" gumam wanita
"Oh, berapa banyak tenaga yang kukeluarkan sejauh ini ?" gumam lelaki
Mereka lemas diatas shofa, lalu salah satu diantara mereka bertanya :
"Sudah lelah ?" tanya wanita
"Aku sudah... sudah..." jawab dengan nada pelan
"Sebentar, kamu belum lelah ?" tanya wanita
Lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa permainan belum selesai.
"Hangat sekali, kamu sudah buat aku basah total... Sekarang giliran aku yang akan membalasmu" kata wanita itu dengan kondisi lemah
Pergerumulan berlanjut saat lelaki yang sedang duduk melemah itu melihat wanita tersebut berdiri.


Dia rupanya sedang menari dengan gerakan yang aduhai sehingga dorongan nafsu timbul kembali.
Lelaki yang terkulai lemah itu lantas bangkit lagi libidonya hanya karena melihat istrinya itu menari dengan gerakan yang biasa dilakukan penyanyi orkes.
Sontak alat vital yang sudah mengecil tiba-tiba membesar dan memanjang walaupun basah dengan cairan air kehidupan.
Lelaki yang terduduk diatas shofa itu terkagum-kagum dengan gerak lemah gemulai wanita yang ada didepan matanya.
"Tumben, kamu menari dengan gerakan yang kembali merangsangku" gumam lelaki itu
Tanpa iringan suara, wanita itu menari dengan cekatan sehingga aksi sesungguhnya pun dimulai yakni melakukan oral sex.
"Suamiku, izinkan aku mencium rudalmu yang kokoh itu" kata wanita itu dengan nakal
"Ciumlah, sentuhlah, rasakanlah sepuas-puas hatimu" kata lelaki itu
Kontan saja kedua tangan wanita itu menyentuh alat vital lelaki tersebut dan mengocoknya.
"Ahhh.... Kamu ini, aku belum mau dikocok... Eh... Sudah nyelongcong duluan" gumam lelaki sambil tersenyum
"Sayang, biarpun alat vitalmu baunya pesing' tetapi aku cinta karena kau begitu perkasa" gumam wanita sambil mengocok alat kelamin dengan senyum manis.


Mereka berdua saling menunjukan rasa senyum walaupun berkeringat, luar biasanya lagi mereka begitu menikmati suasana malam itu.
"Tanganmu halus sekali, ayo cepat kocok terus..." perintah lelaki itu
"Aku memang ingin melakukan ini demi kamu dan juga keharmonisan rumah tangga kita" kata wanita itu sambil bermain alat vital
"Wah, aku sudah mulai ingin..." kata lelaki dengan pelan
"Ingin keluar ?" tanya wanita itu
"Sayang... Aku minta tambah temponya yach... Biar langsung keluar" bilang lelaki itu sambil meratap
"Baik, akan kulakukan sekarang..." ujar wanita itu
"Ahhhh.... Cepat lakukan saja' kalau kamu masih merasa risih denganku" jawab lelaki tersebut
"Ihhhhh... Masa aku risih dengan alat vitalmu ?, aku kan istrimu sendiri' masa risih dengan anumu sayang..." balas wanita itu sambil mempercepat tempo permainan.


Tak lama, kondisi psikologis lelaki yang menjadi suaminya itu kian menunjukan rasa nikmat. Dan tiba-tiba meneteslah air kehidupan dari lubang saluran kencing lelaki itu.
Wanita yang mengocok alat vital lelaki itu melihat dengan terbelalak kedua matanya. Melihat begitu banyaknya air kehidupan menetes, segera wanita yang menjadi istrinya itu menjilat alat vital lelaki tersebut hingga benar-benar terpesona.
"Ehhmmmm... Ehhmmmmm selai abu-abu yang nikmat, aku suka rasanya dech..." kata wanita itu sambil menjilat-jilat dan mencium alat vital.
"Sayang, aku bangga kamu mau lakukan itu' biasanya tidak..." kata lelaki itu
"Ahh... Ini merupakan kewajiban muliaku sebagai pasangan setiamu, wahai tampan" jawab dengan penuh rasa suka cita
Lalu permainan ini diakhiri dengan pelukan manis yang dilakukan lelaki itu dengan wanita yang menjadi istrinya.
Pelukan mesra itu menjadi penutup kemesraan tingkat tinggi pada malam tersebut.
"Jadi ini ungkapan maafmu atas kesalahanmu tadi siang ?" tanya lelaki itu
"Maaf, aku sengaja melakukan ini demi mendapat maafmu atas ketidakbaikanku terhadapmu" jawab istri sambil dipeluk
"Ya... Ya... Ya... Aku terima maafmu, tapi janji' nanti kalau buat masakan jangan keasinan lagi" ancam lelaki itu sambil mendesah
"Aku janji, dan jika aku salah lagi' maka aku akan meminta maaf lagi dengan cara seperti ini" balas wanita itu dengan bisikan mesra
Akhirnya rasa puas lelaki atas permintaan maaf wanita itu menjadi sebuah pertanda bahwa rumah tangga mereka berdua begitu indah bagaikan di surga.

(END)

MY SEX STORY : WUJUD PERMINTAAN MAAF SEORANG ISTRI (PART 02)


Lalu, pertemuan itu berlanjut dengan sebuah percumbuan tingkat pertama.
Yakni, saling bersentuhan kulit dan meraba-raba' lelaki itu mulai mengelus-elus kedua tangannya ke paha putih wanita tersebut, tidak lupa lelaki itu melucuti tanktop dan hotpants yang dikenakan wanita tersebut hingga bugil tanpa sehelai benangpun.
"Inikah perjamuan malam hari yang kuimpikan itu ?" gumam lelaki
Sembari duduk di shofa, lelaki itu dengan perlahan menjamah indahnya tubuh wanita yang menjadi istrinya.
Sementara itu wanita yang dari tadi dijamahi tubuhnya cuma bisa tersenyum tak berbuat apapun dan hanya merasa senang karena inilah yang ditargetkannya.
Dalam hati ia merasa misi permohonan maafnya sudah diterima, dan sebagai wujudnya lelaki yang berada disampingnya itu meciumi beberapa bagian tubuh moleknya sepuas hati.
"Suamiku, sentuhlah kulitku yang indah ini sepuas hatimu... Aku pasrah jiwa raga" gumam wanita itu
Percumbuan begitu memanas saat tubuh wanita itu merebah dengan kaki bersandar diatas shofa. Senyum binal nan nakal yang terukir dari pipi wanita itu makin menambah bahagia raut wajah lelaki yang sedang merebah.


"Sayangku, kau sudah berani membuatku begini... Kau benar-benar tahu kebutuhanku" kata lelaki dengan pelan
"Kewajibanku adalah membahagiakanmu hingga ajal menjemput, hatiku hanya untukmu selalu... Wahai tampan" puji wanita itu dengan pelan
"Rambutmu indah nan halus, hidungmu mancung, dadamu mengembang bagai gunung diantara lembah sempit... Jujur aku ingin..." katanya pelan
"Ingin apa ?" tanya pelan
"Aku mau..." jawab pelan
"Mau apa ?" tanya pelan
"Aku mau... hmmmmmm, hmmmmm" jawab lelaki sambil mencium bibir payudara wanita itu
"Ahhhhhh..... Ahhhhhhh..... Sayang, kamu mulai terpancing ya ?" tanya sambil mendesah
Belum sempat menjawab, ciuman sudah mendarat dengan cepat
"Aku mencintaimu, dan semua yang kulakukan ini adalah ungkapan nyata dariku" jawab lelaki
"Aku juga sayang, ayo sekali lagi' lalu lakukanlah sampai puas dan tuntas" ujar wanita dengan pelan
Akhirnya mulailah pergumulan birahi yang membakar suasana malam itu. Lelaki itu melakukan hal yang sudah lumrah dalam percumbuan, yaitu menjamah seluruh tubuh wanita.


Dengan leluasa lelaki itu mencengkeram kedua tangan wanita tersebut hingga terkunci.
Wanita itu hanya tersenyum dan romantisme gila pun berlanjut kala lelaki itu mencium dahi lalu turun ke hidung dan berakhir di bibir.
Ciuman dibibir inilah yang menambah tingginya libido lelaki yang menciumnya. Seketika ereksi pada alat kelamin pun mulai membuat celana dalam yang dipakai sesak.
Wanita yang kedua tangannya sudah terkunci oleh cengkeraman itu lantas mulai membalas.
Ia menggunakan kedua kakinya untuk melepas celana dalam yang dikenakan lelaki itu.
Setelah celana melorot, terlihat sebatang alat kelamin yang sudah mengeras. Wanita itu pun tersenyum karena rupanya dia begitu merindukan tusukan maut alat vital lelaki itu.
"Yeah... Itu dia yang kunanti' sebatang tongkat bernyawa yang panjang dari suamiku" gumam wanita
Melihat ekspresi wanita itu, lelaki yang sudah mencengkeram kedua tangan wanita itu segera melakukan peningkatan tensi permainan.
Bibir lelaki itu mulai menempel di puting wanita tersebut, lantas dihisapnya sampai wanita itu terangsang.
"Auwwwww.... Auwwwwww.... Auwwwwww.... Dasar pria tidak tahan nafsu" desah wanita itu dengan nakal
Ciuman lelaki itu dengan brutal mulai menyebabkan pikiran wanita tersebut kacau balau.

(Bersambung)

Selasa, 13 September 2016

MY SEX STORY : WUJUD PERMINTAAN MAAF SEORANG ISTRI (PART 01)


Malam itu seorang lelaki sedang menaiki sepeda motor sambil terkantuk-kantuk, dalam hatinya ia berfikir bahwa pasti setelah sampai dirumah akan dimarahi istrinya.
Sesampainya dirumah terlihat sudah sepi, lampu tidak menyala dan hanya terdapat lampu pengusir nyamuk yang menyala.
Ketika hendak mengetuk pintu, lelaki itu berfikir sejenak karena takutnya jika dibukakan pintu maka ia akan diomeli istrinya.
Lalu diketuk pintunya sampai tiga kali, dari dalam terdengar suara kunci yang dimasukan lalu terbukalah pintu itu.
Dari luar lelaki itu heran, mengapa gelap sekali didalam' seketika menyala lampu ruangan dengan sendirinya. Tak disangka ketika lelaki itu masuk ke dalam, muncul sesosok wanita yang sudah mengenakan tanktop dan hotpants.
Lelaki itu heran, mengapa ada wanita dirumahnya' lelaki itu bertanya :
"Siapa kamu, aku belum mengenalmu ?" tanya lelaki
"Sayang, kamu lupa sama aku ?" tanya wanita
"Suara itu, jangan-jangan kamu..." kata lelaki
"Ini aku, masa dengan istri sendiri lupa ?" tanya wanita
"Waduh, maaf... Aku lupa bahwa kamu istriku" heran lelaki itu
"Memang kenapa, heran dengan diriku sekarang ?" tanya wanita
"Iya, aku baru kali ini melihatmu begitu berbeda dengan pakaian dalam itu" sindir lelaki


"Ehm, aku memang ingin berbeda dari yang sebelumnya' sebab ini kesempatan untuk meminta maafmu" kata wanita
"Minta maaf, memang apa salahmu' wahai permaisuriku...?" tanya lelaki
Sambil ngobrol, lelaki itu duduk di shofa dengan wanita itu.
"Tadi siang aku membuat masakan tidak enak, sehingga kamu pergi meninggalkanku begitu saja" kata wanita
"Oh, masalah itu... Kamu minta maaf dengan cara seperti ini" kata lelaki
"Aku mau kamu menerima hal itu, agar tidak ada kesalahpahaman diantara kita" ujar wanita
"Justru aku yang mau minta maaf, karena sering pulang malam" kata lelaki
"Tapi aku yang salah, jadi daripada kamu sebal lebih baik aku minta maaf secepatnya" ujar wanita
Sambil bersandar, lelaki itu memandangi seluruh bagian tubuh wanita itu hingga menelan ludah.
"Oh, iya... Menurut kamu aku ini seperti apa ?" tanya wanita itu
Mendengar tanya wanita itu, lelaki tersebut sulit membuka mulutnya kerena sudah terangsang.
"Sayang, kenapa diam saja ?, kamu baru tahu indahnya tubuhku ini" ujarnya
"Ahh, aku tidak habis pikir akan mengalami pertemuan dengan seorang Bidadari Surga seperti kamu" kata lelaki
"Pujian itu makin membuatku tersenyum, aku suka caramu memuji' wahai suamiku" balas wanita itu
"Sayang, baru kali ini aku melihat seisi tubuhmu secara utuh' kelihatannya akan lama untuk membahasnya" ujar lelaki
"Ya... Begitulah, karena sesuatu dibalik kaos ini adalah milikmu dan sesuatu yang ada didalam celanaku ini juga milikmu" kata wanita
Mendengar wanita yang menjadi istrinya itu bicara agak nakal, lelaki yang menjadi suaminya langsung melepas pakaian hingga tersisa celana dalam saja.
Lalu, wanita itu menuntun kedua tangan lelaki tersebut menyentuh paha putih yang tersorot lampu.
Sambil menyuruh wanita berkata :
"Sayang, aku ingin meminta maafmu dengan cara ini' kira-kira kamu mau maafkan diriku ?" tanya wanita
"Maafmu kuterima, tapi aku punya syarat" tanya Pria
"Apa Syaratnya ?" tanya wanita
"Kamu harus setia padaku, sebab ini kesempatan untuk mempererat cinta kita" jawab lelaki
"Tadi siang aku salah, karena membuat masakan terlalu asin" ungkap wanita
"Jadi, kamu masak kebanyakan garam sehingga asin begitu" kata lelaki
"Maaf, tadi aku kurang konsentrasi karena sering mengigau" kata wanita
"Tidak usah dipikir, yang penting sudah minta maaf" ujar lelaki
Lalu dipeluklah tubuh wanita itu, pelukan itu begitu erat sehingga kehangatan semakin memanaskan pertemuan.

(Bersambung)

MY SEX STORY : RAHASIA DIBALIK JILBAB (PART 03)


Mereka saling beradu bibir dan menyentuh bagian-bagian tubuh yang menjadi titik rangsangan.
"Ehhhmmm... Mmmmmm.... Emmmmm... Mmmmmm" cium lelaki itu sambil meraba payudara wanita tersebut
"Ehhhmmm.... Kamu mau apain aku Mas ?" tanya sambil merasakan rangsangan
Tetapi tidak dijawab, hanya meraba dan meraba saja. Itulah gairah seorang lelaki yang sedang memuncak.
"Apa yang kamu lakukan mas ? Ehmmm... Geli tahu... Aku.... Kok dimain-mainin sich..." tanya wanita itu sambil mendesah tidak karuan
Lalu keadaan makin brutal saat mereka saling melucuti pakaian masing-masing hingga telanjang bulat.
"Aduh... Hahahahahahaha, kok aku dijatuhin Mas ?" tanya istrinya sambil tertawa setelah dijatuhkan ke atas ranjang
"Kamu harus lihat punya ku... Sekarang ini dia' Torpedo bernyawa yang siap meluluh lantakanmu !" kata suaminya sambil menunjukkan alat vitalnya
"Aduh... Besarnya torpedo Mas' mau dong dimasukin..." goda istrinya sambil meremas alat vital suaminya
"Sayang, jangan kecepetan kalau ngocok... Makin lama makin panjang tahu !" bentak suami dengan nada agak melemah
"Ya Ampun... Masa sich ? Sekarang aku tambah cepet ngocoknya !" kata istrinya sambil meremas-remas alat vital suaminya
Makin lama suasana pikiran lelaki itu makin sensitif ketika dengan nakalnya sang istri memainkan alat vital berbentuk lonjong.
"Masukin aja... Aku udah basah kok' nich lihatin lubangku... Agak lembab kan ?" goda istrinya sambil tersenyum
Tak perlu berfikir, segera dimasukanlah secara bertahap alat vital lelaki itu dengan pelan.
Rupanya, baru sekali masuk wanita itu sudah mulai merasakan hawa hangat dari penetrasi itu.
"Ahhhh... Ehmmmm... Mmmmm... Auwwww..... Awwwww....." desah istrinya sambil menggeliat
"Aku tambah lagi, sekarang" seru suaminya dengan berbisik
"Achhmmmm.... Mmmmm.... Ampun.... Mas..... Aku.... Yang salah.... Karena mengajakmu ginian...." desah istrinya sambil memohon
"hahahahaha, nggak peduli... Karena kamu yang mulai' maka kamu yang menerima hukuman ternikmat dariku !" bisik suami sambil tertawa lirih
Betapa nikmatnya penetrasi yang dilakukan lelaki itu terhadap wanita diatasnya. Tekanan demi tekanan membuat keringat makin bercucuran membasahi sprei dan bantal.
Sudah hampir 30 menit penetrasi yang dilakukan pada malam itu, injeksi maut yang ditekankan oleh lelaki itu makin membuat wanita itu lepas kendali bagaikan hewan kesurupan.
"Ahhhhhhmmmmmmm.... Ahhhhhmmmmmmm..... Uchhhh.... Uchhhhh......" rintih istrinya sambil memejamkan mata
"Sayang, kecantikan wajahmu terpancar saat aku melakukan hal ini... Justru semakin cantik saja saat kamu bernyanyi dengan suara merdu yang aku denger barusan" bisik suami di telinga istrinya
"Mas... Apa iya aku bisa nyanyi ? Padahal.... Aku nggak bisa lho..." ujar istrinya sambil menahan tekanan alat vital suaminya
"Bisa... Nich buktinya kalau kamu bisa nyanyi" sahut suaminya sambil menggoyang alat vitalnya yang sudah dibasahi cairan dari lubang
"Ahhhhh.... Uch...... Ehmmmmm... Waaaaaahhhh... Au......... Yiiii...... Eeeeeee.... Ahm......" rintih istrinya sambil mencengkeram sprei
"Inilah yang aku maksud, suara yang tadi kamu keluarkan itu" bisik suami lirih
"Jadi aku punya suara emas ?" tanya istrinya sambil menatap wajah suami
"Iya, kamu bernyanyi memang merdu saat aku melakukan ini sama kamu" sahut suami sambil tersenyum
"Mas... Aku mau nyanyi lagi' boleh nggak ?" tanya istri
"Boleh... Tapi yang lama yach..." jawab suami sambil melakukan penetrasi lagi
"Ahhhh.... Ahhhhh..... Yes... No.... Auchmmmm.... Hahhhhh.... Hahhhh..." desah istrinya sambil ngos-ngosan nafasnya
Tak lama, suami mulai memberi isyarat bahwa sebentar lagi ia akan kencing dilubang wanita itu.
"Sayang, aku kebelet pipis' tapi bukan pipis bau pesing... Tapi pipis nikmat" kata suaminya sambil ancang-ancang
"Keluarin aja... Nanti kalau spreinya kotor' besok aku bersihin" balas istri sambil menahan kenikmatan
Tanpa diduga, penetrasi terakhir pun terjadi sehingga luberlah air kehidupan ke dalam lubang vital wanita itu.
Mereka pun berhasil mengakhiri percumbuan liar nan menegangkan ketika air kehidupan meresap ke dalam.
"Mas... Aku mengakui dirimu itu memang top !" puji istrinya sambil tersenyum kelelahan
"Thank You My Sexy Wife... Tugasku udah tuntas' tapi aku tidur diatasmu yachh sebentar..." kata suami sambil mengantuk
"Boleh... Tapi jangan lama-lama" kata istrinya
Lalu akibat kelelahan yang berlipat ganda, lelaki yang menjadi suaminya itu tertidur pulas karena seluruh kalori melebur.
Wanita yang menjadi istrinya itu terlihat gembira walaupun dirinya juga ikut-ikutan mengantuk.

Mereka tertidur pulas dengan nyenyak tanpa bergeser atau bergerak. Lalu, beberapa saat kemudian wanita itu membuka matanya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 03.30 dini hari.
"Mas, kamu cinta aku khan... Jujur aku juga cinta kamu, Mas..." gumam wanita itu sambil mengelus rambut suaminya
Terlihat keluarlah air mata dari mata wanita yang menjadi istrinya itu. Ia merasa bahwa usaha yang dilakukannya berhasil.
"Tuhan, aku udah berhasil membuat suamiku terbaring diatas tubuhku yang mungil ini... Semoga apa yang aku lakuin tadi bisa mendapat pahala dan keharmonisan rumah tangga ini" kata wanita itu dalam hati sambil menangis haru
Wanita tersebut menangis sesenggukan hingga lelaki yang berada diatasnya terbangun sendiri.
Dalam keadaan masih menancap alat vitalnya, lelaki yang menjadi suaminya mencoba melepas alat vitalnya dari lubang terlubrikasi.
"Sayang... Kamu kenapa ? Kok nangis sich..." tanya lelaki heran
"Mas... Aku merasa bersalah karena sifat cemburuku tempo hari" jawab wanita itu sambil mengusap pipinya
"Nggak usah dipikir, kamu emang udah tahu keinginanku sejak lama" kata suaminya sambil ikut mengusap pipi istrinya
"Mas... Aku mungkin terlalu posesif dengan perasaanku" ujar istrinya
"Justru itu tandanya kamu mencintaiku sepenuhnya" kata suami sambil mengelus rambut istrinya yang berantakan
"Sayang... Kamu mau nggak melakukan hal ini setiap 3 kali seminggu ?" tanya suami sambil menyentuh dagu istrinya
"Aku mau mas... Aku siap, kapanpun waktumu butuh aku... Aku siap menantimu disini" jawab istri sambil sedikit tersenyum
"Terima Kasih sayang..." kata suami sambil memeluk istrinya
"Aku juga mas... Aku cinta dech sama mas..." sahut istri yang juga memeluk suaminya
Sejak saat itu, wanita yang menjadi istrinya itu kerap berpenampilan seksi dan anggun ketika diranjang. Sudah pasti ini adalah kewajiban rutin setiap hasrat birahi suaminya itu hendak membakar jiwa.
Lama kelamaan, semakin sering bersetubuh... Mereka justru malah dikaruniai keturunan yang baik dan mereka tidak sungkan-sungkan melakukan persetubuhan demi mempertahankan kokohnya rumah tangga.

(END)