Posisi dudukku semakin minggir-minggir, kali ini semakin dekat dengan
dirinya. Aduh, istriku sudah berganti gaya' biasanya dia terlihat
sangat lugu dengan wajah manisnya.
Kini setelah mengenakan celana pendek berbahan denim dan tanktop putih, kondisnya berubah 180 derajat !
Masya Allah, ternyata dia begitu menawan... Hanya mengenakan pakaian seperti itu saja aku dibuat tak berdaya memandang bentuk tubuhnya yang benar-benar sebuah mahakarya dari Sang Pencipta.
Melihatku bengong, istriku bertanya :
"Kenapa, kok bengong ?" tanya dia
"Ah... Nggak kok, cuma baru kali ini aja lihat kamu seperti itu" jawabku sambil pura-pura
Lalu, istriku makin bergeser dan mulai menempel sampingku.
"Mas, aku bener-bener mau merasakan Surga Dunia" kata istriku sambil bersandar disampingku
"Kamu mau ke Surga Dunia ?" tanyaku
"Iya, kan orangtuaku bilang yang namanya Malam Pertama itu Surga Dunia" jawabnya
Tanganku disentuh, aduh... Bulu kuduk berdiri seperti kesetrum.
Otomatis pikiranku campur aduk, antara fantasi dan realita seolah tiada bedanya.
Lantas, sesuatu didalam celana mengeras dengan sendirinya. Wa...Lah... Aku mulai merasakan gejolak birahi melumuri otakku.
"Mas, Ibuku tadi pagi bilang' kalau mau mencapai Surga Dunia... Pertamakali yang harus dilakukan adalah membelai tangan" kata istriku sambil membelai tanganku dengan jari lentiknya.
Aku dibuat melayang hanya dengan sentuhan tangannya, gila sekali aku ini...
"Sayang, aku kok jadi begini ?" tanyaku yang hampir tak sadar
"Mas... Aku sengaja memancingmu biar cepat terangsang" jawabnya dengan nada manja
Tak disangka aku pun mulai terpengaruh, dan tak perlu kompromi' aku pun membalasnya dengan pijatan di kedua pahanya yang terpampang indah.
"Mas, kok pegang pahaku sich ?" tanya istriku
"Kamu tuch, karena yang mulai duluan itu kamu' maka aku balas sekarang juga" jawabku mengancam
"Oh, ya... Kalau begitu silahkan sentuh aku sepuas hatimu" kata istriku yang lantas berbaring diatas ranjang dengan senyuman.
Tak butuh banyak bicara, aku pun mulai mencengkeram kedua tangannya agar tidak lolos.
Anehnya justru istriku hanya diam tersenyum seakan siap-siap menyambutku. Lalu, aku menindih tubuhnya yang aduhai itu. Masih langsing, mungil dan payudaranya terlihat membesar dari biasanya.
"Mas, ayo mendekat' jangan lama-lama" ajaknya dengan suara menggoda
"Baik, sekarang kita mulai" kataku sambil membuka kaos.
Telanjang dada, itulah yang aku lakukan didepan wajahnya. Dia tersenyum didepanku dengan bibir yang mulai merekah.
Rasa ingin bercumbu mulai memanas dihatiku, aku pun menempelkan dahiku ke dahinya.
"Sayang, maafkan aku... Aku harus melakukan ini" kataku sambil minta izin
"Jangan lama-lama, cepat cium aku !" rengeknya seperti anak kecil
Kini setelah mengenakan celana pendek berbahan denim dan tanktop putih, kondisnya berubah 180 derajat !
Masya Allah, ternyata dia begitu menawan... Hanya mengenakan pakaian seperti itu saja aku dibuat tak berdaya memandang bentuk tubuhnya yang benar-benar sebuah mahakarya dari Sang Pencipta.
Melihatku bengong, istriku bertanya :
"Kenapa, kok bengong ?" tanya dia
"Ah... Nggak kok, cuma baru kali ini aja lihat kamu seperti itu" jawabku sambil pura-pura
Lalu, istriku makin bergeser dan mulai menempel sampingku.
"Mas, aku bener-bener mau merasakan Surga Dunia" kata istriku sambil bersandar disampingku
"Kamu mau ke Surga Dunia ?" tanyaku
"Iya, kan orangtuaku bilang yang namanya Malam Pertama itu Surga Dunia" jawabnya
Tanganku disentuh, aduh... Bulu kuduk berdiri seperti kesetrum.
Otomatis pikiranku campur aduk, antara fantasi dan realita seolah tiada bedanya.
Lantas, sesuatu didalam celana mengeras dengan sendirinya. Wa...Lah... Aku mulai merasakan gejolak birahi melumuri otakku.
"Mas, Ibuku tadi pagi bilang' kalau mau mencapai Surga Dunia... Pertamakali yang harus dilakukan adalah membelai tangan" kata istriku sambil membelai tanganku dengan jari lentiknya.
Aku dibuat melayang hanya dengan sentuhan tangannya, gila sekali aku ini...
"Sayang, aku kok jadi begini ?" tanyaku yang hampir tak sadar
"Mas... Aku sengaja memancingmu biar cepat terangsang" jawabnya dengan nada manja
Tak disangka aku pun mulai terpengaruh, dan tak perlu kompromi' aku pun membalasnya dengan pijatan di kedua pahanya yang terpampang indah.
"Mas, kok pegang pahaku sich ?" tanya istriku
"Kamu tuch, karena yang mulai duluan itu kamu' maka aku balas sekarang juga" jawabku mengancam
"Oh, ya... Kalau begitu silahkan sentuh aku sepuas hatimu" kata istriku yang lantas berbaring diatas ranjang dengan senyuman.
Tak butuh banyak bicara, aku pun mulai mencengkeram kedua tangannya agar tidak lolos.
Anehnya justru istriku hanya diam tersenyum seakan siap-siap menyambutku. Lalu, aku menindih tubuhnya yang aduhai itu. Masih langsing, mungil dan payudaranya terlihat membesar dari biasanya.
"Mas, ayo mendekat' jangan lama-lama" ajaknya dengan suara menggoda
"Baik, sekarang kita mulai" kataku sambil membuka kaos.
Telanjang dada, itulah yang aku lakukan didepan wajahnya. Dia tersenyum didepanku dengan bibir yang mulai merekah.
Rasa ingin bercumbu mulai memanas dihatiku, aku pun menempelkan dahiku ke dahinya.
"Sayang, maafkan aku... Aku harus melakukan ini" kataku sambil minta izin
"Jangan lama-lama, cepat cium aku !" rengeknya seperti anak kecil
Dan...
Bibirku beradu dengan bibirnya, ciuman dahsyat yang kulakukan ke mulutnya membuat seluruh tubuhnya seperti tersiram air dingin.
Aku tidak bergeming, lidahku dan lidahnya bertemu saling menjilat satu sama lain. Wah... Semakin tidak karuan rasanya, hawa panas menyelimuti seisi ruangan.
"Sayang, bibirmu basah... Kamu tambah cantik saja" pujiku
"Bisa aja kalau ngomong, lanjutkan lagi yuk..." katanya
"Ayo..." jawabku dengan semangat
Kali ini aku melanjutkan peraduan liar ini dengan saling berpelukan, tentunya diatas ranjang.
Sambil duduk aku dan istriku seperti sepasang monyet yang beradu tatap.
"Mas, kamu mencintaiku kan ?" tanya dia
"Tentu, aku mencintaimu..." jawabku
"Buktikan dong !" seru dia
"Baiklah... Kalau itu maumu" jawabku
Lalu, aku mendekap tubuhnya makin erat ditambah aku lucuti tanktop putihnya sehingga telanjang dada juga dia.
"Kamu nakal dech, masa aku juga ditelanjangin..." katanya
"Nggak usah lama-lama, Nurut aja apa kataku" ujarku
Kemudian, aku cium dadanya yang membesar itu hingga istriku ini geli.
Ekspresi wajah yang terlihat, membuatku semakin bersemangat dan seperti direbus didalam tungku api.
Padahal udara malam itu lumayan dingin, soalnya baru saja hujan reda. Tetapi energi panas yang keluar dari tubuhku dan tubuhnya mempengaruhi suhu didalam kamar yang sebenarnya tidak ber AC.
Payudara montok yang kucium ini adalah perhiasan terindah milik istriku, sudah lama tidak kulihat... Rupanya beginilah bentuknya.
"Mas, geli... Mas... Ciumin terus dong..." ucap istriku
"Ehhhmmm.... Ehmmmmm mmmmmmmmmm" sambil kucium keduanya
"Aduh.... Jangan buru-buru dong, tambah geli nich Mas..." rengek istriku yang rupanya sudah terangsang
Kulihat pupil matanya, makin membesar dan nafasnya seperti orang lari marathon. Padahal cuma ciuman, tapi rasanya seperti berolahraga.
Tatapan tajam terlihat dari mata istriku, dia sesekali memandangku yang sendari tadi mencium payudaranya.
"Mas... Aku... Aku... Aku..." kata istriku terbata-bata
"Kenapa, kamu mulai enak ?" tanyaku
Istriku mengangguk-angguk sambil membuka mulutnya, lalu aku lantas menggerayangi perutnya yang langsing itu.
Dia semakin menggila, tubuhnya mengeluarkan keringat dan hawa panas yang menggelora.
Ekspresi wajahnya terlihat seperti orang kesetanan, saat aku pijat perutnya yang langsing seperti penari striptis itu, dia menggelinjang dan semakin basah saja keringat disekujur tubuhnya.
Tuhan... Dia begitu cantik malam ini, dibalik wajahnya yang lugu ternyata menyimpan gairah menggoda.
"Mas... Tadi aku diapakan ?" tanya dia
"Pemanasan, agar tidak cepat pegal" jawabku sambil mengelus pusarnya
"Aku mau yang lebih dari ini..." katanya
"Oh, baiklah... Kamu siap-siap yach !" ujarku
Lalu, aku meremas payudaranya sehinga dirinya mulai merasa melayang tanpa terbang.
Edan, makin lama kuremas payudaranya makin membesar pula ukurannya. Dia semakin anggun dan seksi, raut wajahnya yang lugu mendadak cantik karena ia telah menjelma menjadi bidadari.
Dia tergolong istri yang menurutku berbakti, terutama kepada suami.
Wajah cantik, Budi pekerti luhur dan tentu keindahan tubuh merupakan kombinasi sempurna seorang istri yang akan menjadi Ibu dari anak-anakku dan Nenek dari cucu-cucuku.
Permainan asmara antara aku dan istriku mulai mendekati babak final, tanpa kusadari rupanya istriku sudah ngompol.
Bibirku beradu dengan bibirnya, ciuman dahsyat yang kulakukan ke mulutnya membuat seluruh tubuhnya seperti tersiram air dingin.
Aku tidak bergeming, lidahku dan lidahnya bertemu saling menjilat satu sama lain. Wah... Semakin tidak karuan rasanya, hawa panas menyelimuti seisi ruangan.
"Sayang, bibirmu basah... Kamu tambah cantik saja" pujiku
"Bisa aja kalau ngomong, lanjutkan lagi yuk..." katanya
"Ayo..." jawabku dengan semangat
Kali ini aku melanjutkan peraduan liar ini dengan saling berpelukan, tentunya diatas ranjang.
Sambil duduk aku dan istriku seperti sepasang monyet yang beradu tatap.
"Mas, kamu mencintaiku kan ?" tanya dia
"Tentu, aku mencintaimu..." jawabku
"Buktikan dong !" seru dia
"Baiklah... Kalau itu maumu" jawabku
Lalu, aku mendekap tubuhnya makin erat ditambah aku lucuti tanktop putihnya sehingga telanjang dada juga dia.
"Kamu nakal dech, masa aku juga ditelanjangin..." katanya
"Nggak usah lama-lama, Nurut aja apa kataku" ujarku
Kemudian, aku cium dadanya yang membesar itu hingga istriku ini geli.
Ekspresi wajah yang terlihat, membuatku semakin bersemangat dan seperti direbus didalam tungku api.
Padahal udara malam itu lumayan dingin, soalnya baru saja hujan reda. Tetapi energi panas yang keluar dari tubuhku dan tubuhnya mempengaruhi suhu didalam kamar yang sebenarnya tidak ber AC.
Payudara montok yang kucium ini adalah perhiasan terindah milik istriku, sudah lama tidak kulihat... Rupanya beginilah bentuknya.
"Mas, geli... Mas... Ciumin terus dong..." ucap istriku
"Ehhhmmm.... Ehmmmmm mmmmmmmmmm" sambil kucium keduanya
"Aduh.... Jangan buru-buru dong, tambah geli nich Mas..." rengek istriku yang rupanya sudah terangsang
Kulihat pupil matanya, makin membesar dan nafasnya seperti orang lari marathon. Padahal cuma ciuman, tapi rasanya seperti berolahraga.
Tatapan tajam terlihat dari mata istriku, dia sesekali memandangku yang sendari tadi mencium payudaranya.
"Mas... Aku... Aku... Aku..." kata istriku terbata-bata
"Kenapa, kamu mulai enak ?" tanyaku
Istriku mengangguk-angguk sambil membuka mulutnya, lalu aku lantas menggerayangi perutnya yang langsing itu.
Dia semakin menggila, tubuhnya mengeluarkan keringat dan hawa panas yang menggelora.
Ekspresi wajahnya terlihat seperti orang kesetanan, saat aku pijat perutnya yang langsing seperti penari striptis itu, dia menggelinjang dan semakin basah saja keringat disekujur tubuhnya.
Tuhan... Dia begitu cantik malam ini, dibalik wajahnya yang lugu ternyata menyimpan gairah menggoda.
"Mas... Tadi aku diapakan ?" tanya dia
"Pemanasan, agar tidak cepat pegal" jawabku sambil mengelus pusarnya
"Aku mau yang lebih dari ini..." katanya
"Oh, baiklah... Kamu siap-siap yach !" ujarku
Lalu, aku meremas payudaranya sehinga dirinya mulai merasa melayang tanpa terbang.
Edan, makin lama kuremas payudaranya makin membesar pula ukurannya. Dia semakin anggun dan seksi, raut wajahnya yang lugu mendadak cantik karena ia telah menjelma menjadi bidadari.
Dia tergolong istri yang menurutku berbakti, terutama kepada suami.
Wajah cantik, Budi pekerti luhur dan tentu keindahan tubuh merupakan kombinasi sempurna seorang istri yang akan menjadi Ibu dari anak-anakku dan Nenek dari cucu-cucuku.
Permainan asmara antara aku dan istriku mulai mendekati babak final, tanpa kusadari rupanya istriku sudah ngompol.
"Mas... Aku ngompol' tapi rasanya nggak karuan nikmatnya" ucap istriku disela-sela permainan.
"Sekarang buka celanamu, biar aku teliti" kataku.
Saat kuteliti rupanya sudah ngompol betulan, tapi bukan air kencing yang membasahi celananya tetapi air lengket seperti lem tikus.
Baunya benar-benar wangi, apa karena dia masih perawan ?
So.. Pasti !
Dia kan masih terjaga dan belum pernah dinodai selain aku. Dia menatapku dengan mata sayunya yang seakan berbicara.
Tanpa kuberitahu, aku pun melepas celananya yang pendek nan sempit itu. Ketika terbuka, wahhh... Basah nggak karuan dech.
"Kamu sudah merasa enak ?" tanyaku sambil memandang wajahnya
"Sudah mas, kan cuma diremas doang' tapi yang basah itu daerah kewanitaanku" jawab istriku dengan nada polos
"Kayaknya udah siap nich..." kataku
"Siap apa ?" tanya dia
"Katanya mau terbang ke surga..." jawabku sambil senyum genit
Mendengar jawabanku, istriku tersadar bahwa inilah moment terbaik yang akan ia kenang seumur hidupnya.
"Mas, peganglah tanganku... Jangan sesekali dilepas' aku takut jatuh" kata istriku dengan nada mesra
"Sekarang gantian aku yang buka celana" kataku sambil membuka celana dalam
Lantas, muncullah sebatang alat vitalku yang panjang tapi hanya sepanjang jari jempol. Walaupun panjangnya cuma segitu, tapi ini anugerah dari Allah.
"Mas, aku mau itumu..." katanya dengan senyuman
"Siap-siap, kamu mau minta berapa kali ?" tanyaku
"10 kali saja, tapi yang pelan-pelan' jangan terlalu kasar... Nanti aku sakit" jawabnya
Kemudian kucengkram kedua tangannya, wajahku memandang wajahnya sehingga kami siap bertarung dengan kuda-kuda sempurna.
Kudekati wajahnya, dia menatapku dengan wajah penuh harap. Begitu ku tekan dengan slow, istriku menjerit.
"Awwww..." jeritnya
"Kenapa ?" tanyaku
"Mas, kok sakit sekali ?" tanya dia
"Kan baru masuk, nanti kalau udah agak kedalam' nanti enak sendiri kok..." jawabku sambil menenangkan pikirannya
Itu tadi baru penetrasi pertama, lalu segera kulakukan penetrasi kedua hingga kelima.
Wah... Istriku menjerit tapi nadanya beda' rupanya sudah merasa nikmat. Bagus dech... Dia akhirnya bisa kunikmati' Wajah cantik dan tubuh sempurna adalah modal utama untuk menjadi santapan malam pertama.
"Sekarang buka celanamu, biar aku teliti" kataku.
Saat kuteliti rupanya sudah ngompol betulan, tapi bukan air kencing yang membasahi celananya tetapi air lengket seperti lem tikus.
Baunya benar-benar wangi, apa karena dia masih perawan ?
So.. Pasti !
Dia kan masih terjaga dan belum pernah dinodai selain aku. Dia menatapku dengan mata sayunya yang seakan berbicara.
Tanpa kuberitahu, aku pun melepas celananya yang pendek nan sempit itu. Ketika terbuka, wahhh... Basah nggak karuan dech.
"Kamu sudah merasa enak ?" tanyaku sambil memandang wajahnya
"Sudah mas, kan cuma diremas doang' tapi yang basah itu daerah kewanitaanku" jawab istriku dengan nada polos
"Kayaknya udah siap nich..." kataku
"Siap apa ?" tanya dia
"Katanya mau terbang ke surga..." jawabku sambil senyum genit
Mendengar jawabanku, istriku tersadar bahwa inilah moment terbaik yang akan ia kenang seumur hidupnya.
"Mas, peganglah tanganku... Jangan sesekali dilepas' aku takut jatuh" kata istriku dengan nada mesra
"Sekarang gantian aku yang buka celana" kataku sambil membuka celana dalam
Lantas, muncullah sebatang alat vitalku yang panjang tapi hanya sepanjang jari jempol. Walaupun panjangnya cuma segitu, tapi ini anugerah dari Allah.
"Mas, aku mau itumu..." katanya dengan senyuman
"Siap-siap, kamu mau minta berapa kali ?" tanyaku
"10 kali saja, tapi yang pelan-pelan' jangan terlalu kasar... Nanti aku sakit" jawabnya
Kemudian kucengkram kedua tangannya, wajahku memandang wajahnya sehingga kami siap bertarung dengan kuda-kuda sempurna.
Kudekati wajahnya, dia menatapku dengan wajah penuh harap. Begitu ku tekan dengan slow, istriku menjerit.
"Awwww..." jeritnya
"Kenapa ?" tanyaku
"Mas, kok sakit sekali ?" tanya dia
"Kan baru masuk, nanti kalau udah agak kedalam' nanti enak sendiri kok..." jawabku sambil menenangkan pikirannya
Itu tadi baru penetrasi pertama, lalu segera kulakukan penetrasi kedua hingga kelima.
Wah... Istriku menjerit tapi nadanya beda' rupanya sudah merasa nikmat. Bagus dech... Dia akhirnya bisa kunikmati' Wajah cantik dan tubuh sempurna adalah modal utama untuk menjadi santapan malam pertama.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar