Semua orang pun bersuka cita atas apa yang terjadi pada hari tersebut.
Setelah resmi menjadi suami istri, kami berdua diarak keliling sambil dilihatkan keramaian.
Lalu, ketika sampai dirumah' aku dan istriku bercengkerama dengan
keluarga, saudara dan kerabat. Termasuk teman-teman dikantor, mereka
juga turut menyampaikan selamat kepadaku.
Aku sangat bahagia, karena sepanjang hari keramaian dirumahku tidak jauh berbeda dengan pasar.
Cerita berlanjut saat acara resepsi terjadi pada malam harinya, semua warga ditempat tinggalku datang menemuiku dan istriku.
"Mas, rupanya pesta malam ini ramai sekali" kata istriku
"Benar, sesuai harapan... Seluruh pihak menikmati acara ini termasuk kita berdua" ujarku
Sambil bersalaman, aku dan istriku tiada hentinya berfoto-foto ria
bahkan sambil selfie pakai Smart Phone. Gilanya lagi saat teman-teman
sekantorku dan direktur ikut foto bersama.
Foto bersama berlangsung seru, karena teman-temanku tidak mau kalah narsisnya hehehehehe...
Waktu semakin malam dan suasana pun jadi agak sepi, resepsi pernikahan
pun berakhir. Aku dan istriku bersedia untuk melakukan percumbuan di
malam pertama.
"Mas, udah nggak sabar yach ?" tanya istriku sambil menggoda
"Kamu tuch... Suka usil, jujur dech... Sama aku juga siap" jawabku
Kami berdua saling menatap dan memuji satu sama lain, tanganku memeluk erat dengan mesra seperti tidak bisa lepas.
Magnet asmara membuat kami sulit berpisah, karena kami sedang dimabuk
asmara. Tetapi, sayangnya ada gangguan yang datang dari handphoneku.
"Mas, ada telepon..." kata istriku sambil menyerahkan handphone
"Ya, makasih..." jawabku
Lalu aku menjawab telepon yang kuangkat, malam itu aku begitu sangat lelah karena terlalu lama melayani tamu undangan resepsi.
"Halo..." panggilku
"Halo juga..." jawab Direkur
"Eh, Pak Direktur... Tumben bapak menghubungi saya malam-malam begini' ada apa pak ?" tanyaku
"Begini lho, saya lupa beri salam dari anak dan istri saya yang tidak bisa hadir dalam resepsimu tadi" jawab pak direktur
"Oh, iya-iya... Saya terima salam dari anak istri bapak" ujarku
"Saya sengaja menghubungi kamu karena ada urusan penting" kata pak direktur
"Urusan, memangnya ada perlu saya bantu ?" tanyaku
"Besok pagi, saya akan cuti mengurus kantor selama 1 Bulan" jawab pak direktur
"Hah, Cuti... Lalu siapa yang memimpin rapat besok jika bapak tidak hadir ?" tanyaku
"Saya harap bisa dimaklumi, karena besok kamu yang menggantikan saya memimpin rapat" kata pak direktur
"Lho, kenapa bapak berkata demikian... Seluruh karyawan lebih
mengandalkan bapak sebagai pemimpin rapat' kenapa saya yang menggantikan
anda ?" tanyaku lagi
"Ini wujud dedikasimu terhadap perusahaan, karena selama ini kamu paling sering diandalkan di perusahaan ini" jawab beliau
"Kenapa harus saya, memangnya tidak ada karyawan lain' pak ?" tanyaku lagi
"Mohon maaf, ini keputusan saya sendiri karena saya harus menemui anak dan istri" jawabnya tegas
"Kira-kira besok saya lembur, Pak ?" tanyaku
"Sudah pasti, semua pekerjaan saya... Mulai besok kamu yang ambil alih'
itung-itung belajar jadi direktur walau sementara saja" jawab dengan
santai
"Oh, begitu... Baik Pak' besok saya yang akan memimpin rapat dan mengambil alih pimpinan perusahaan selagi bapak cuti" ujarku
"Terima Kasih atas jawaban saudara, sampai jumpa bulan depan..." jawab pak direktur.
Lalu ditutuplah pembicaraan itu, ternyata besok pagi ada urusan penting yang mungkin diharuskan bangun pagi.
"Mas, ada apa ?" tanya istriku
"Maaf, malam ini kita tunda dulu urusan ini" jawabku lesu
"Kenapa ditunda ?" tanya istriku
"Besok pagi aku harus menggantikan pak direktur memimpin perusahaan selama 1 bulan karena beliau akan cuti" jawabku
"Waduh... Kalau begini sich kita lagi dapat cobaan' mas..." ujar istriku
"Sekali lagi maaf, aku nggak bisa..." kataku sambil memeluknya
"Nggak usah dipikirin, namanya juga perintah atasan' wajib dilaksanakan" balas istriku yang juga memelukku
Keesokan harinya aku dan istriku berangkat kerja cukup pagi,
biasanya aku berangkat ketika mulai pukul 07.00 WIB. Namun, karena dapat
tugas' maka aku berangkat pukul 06.00 WIB agar semua tugas yang
diserahkan oleh Pak Direktur dituntaskan secepatnya.
"Mas, apa nggak terlalu pagi kita ke kantor ?" tanya istriku sambil mengolesi body lotion
"Inilah kewajiban, harus dituruti dong... Kalau tidak ya... Bakalan ruwet" jawabku sambil mengancing baju
Lalu, kami berdua berboncengan menaiki sepeda motor' untungnya aku
punya motor yang bermesin besar, jadinya bisa melaju cepat sampai ke
kantor.
Sampai dikantor, aku mulai sibuk bukan main' mulai
mengecek seluruh isi kantor dan luar kantor hingga menulis meminta
daftar absensi dari sekretaris itulah pekerjaanku selama sebulan.
Untungnya istriku ada disini, dia sekantor denganku dan aku sudah lama berteman hingga akhirnya berakhir di pelaminan.
Hampir setiap hari aku selalu disibukkan aktivitas yang berat hingga stress pun tidak bisa dihindari.
Dari jauh, istriku melihatku dalam keadaan gelisah karena menumpuknya
pekerjaan. Sampai-sampai ia menyajikan secangkir kopi tanpa ampas diatas
meja kerjaku.
"Lho... Kok kelihatannya lemas gitu, nggak semangat nich ?" tanya istriku
Aku benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaannya karena pikiranku
masih diselimuti rasa stress. Memang, beginilah tugas seorang karyawan
yang paling diandalkan.
"Ini aku buatin kopi, biar nggak ngantuk" kata istriku sambil menaruhnya
"Makasih ya... Udah nyajikan kopi" jawabku
"Namanya juga istri, inilah tugas pertamaku yaitu membantu suami di kantor" katanya
"Benar juga, untungnya kamu itu istriku lho... Coba kalau sampai hari
ini kami masih jomblo' aduh... Sulit dapat layanan begini" kataku
Kuminum kopi yang disajikannya, betapa hangat di lidah dan membuat semangatku bangkit lagi.
(Bersambung)