Rabu, 03 Mei 2017

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 05/END)

2 Jam berlalu, aku dan istriku terbangun dari tidur setelah aktivitas "Menyenangkan" itu selesai.
Diatas shofa, aku mulai meneguk air putih untuk menghilangkan rasa haus. Disampingku ada wanita yang tadi kuajak "Terbang" dengan penetrasi.
Dialah istriku tersayang, waktu itu dia sedang membuka pakaian dalamnya karena sudah kotor. Bau keringat mulai tercium dari ketiak kami, seisi ruangan bau sekali hingga keluar jendela.
"Mas, terima kasih udah ajak aku terbang" kata istriku sambil bersandar didadaku
"Aku juga, terima kasih juga atas bantuanmu sehingga aku bisa ajak kamu terbang tanpa beli tiket" kataku berkelakar
"Mas, lain kali kita terbang lagi yuk..." kata istriku meminta
"Boleh... Kapan kita akan take off ?" tanyaku
"Terserah mas, kan yang punya pesawat kan mas... Aku cuma penumpangnya kok" ucap istriku manja

Ciuman mesra akhirnya menjadi penutup kegiatan penuh nafsu itu, kami merapikan seluruh ruangan yang berantakan dan bau.
Ini adalah cara untuk menutupi apa yang aku lakukan tadi bersama istriku di kantor.
"Sayang, udah beres ?" tanyaku
"Udah, untungnya udah rapi... Kalo nggak rapi bisa ketahuan nich" jawabnya
"Eh, nanti kita pulang bersama..." kataku
"Iya, aku juga mau istirahat' sekalian melanjutkan tadi" jawabnya
Aku tersenyum gembira melihatnya berkata begitu, maka tuntas sudah apa yang kulakukan padanya. Memang, yang namanya asmara ketika sedang membara tentu tiada satupun yang mampu menolak.
Terkadang saat sedang kepepet pun masih ada yang mau berbuat begitu, walau dilakukan di ruangan kerja sekalipun.

(END)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 04)

Matanya merem melek, istriku mulai dikendalikan hormon seks yang kurangsang dengan sentuhan tanganku.
Gampang banget, itu yang kupikir saat sibuk mengelus payudara dan seluruh tubuhnya. Luar biasa, istri yang menjadi rekan kerjaku rupanya mau merayakan pernikahan ditempat ini.
"Kamu benar-benar cantik malam ini, euuuuuummmmmmmmaaaaaaaahhhhhhh" pujiku sambil kucium bibirnya
"Mas, aku baru ngerti' ternyata payudaraku rawan rangsangan" heran istriku sambil memandangku dengan mata sayu
"Kamu emang minim ilmu, tadi katanya nggak mau diremas' kok malah komentarnya begitu ?" tanyaku sambil senyum
"Habis, aku tuh baru ngerti enaknya dimanja-manja' aku kira cuma duit aja yang bikin bahagia" jawabnya sambil terengah-engah nafasnya
"Duit bukan segalanya, karena kasih sayang itulah yang bikin happy" ujarku sambil mengelus pusarnya
"Puasin aku, tolong mas... Bawalah aku terbang bersamamu..." pintanya dengan manja
Tanpa pikir panjang aku pun menjamah tubuh mungil nan indah istriku. Tak terasa aku juga terangsang ketika melihat istriku mulai orgasme.
"Ahhhhhhhh..... Ahhhhhhh..... Ahhhhhhh...." istriku mendesah disertai keringat membasahi kulit mulusnya
Maka meneteslah air lubrikasi dari mulut vaginanya yang sudah menganga. Istriku mulai kelelahan setelah orgasme pertamanya keluar.

"Hah... Hah... Hah... Hah... Nikmatnya benar-benar luar biasa, jadi ini yang namanya Kepuasan Birahi" ujar istriku sambil istirahat sejenak diatas kursi.
"Baru tahu yach ?" tanyaku
Istriku hanya mengangguk-angguk sebagai tanda jawaban iya. Aku benar-benar sukses membuatnya dilecehkan secara halus, mendesah dan merintih hingga orgasme telah dilalui dengan baik tanpa halangan.
"Sayang, kamu udah capek ?" tanyaku sambil kusentuh pipinya
"Belum... Mas, aku belum capek' meski rasanya capek tapi sedaaaaaap' mas... Aku mau yang lebih dari ini" tawarnya dengan genit
"Oh, kamu mau lagi ?" tanyaku
"Ehhmmm..." jawabnya
"Sekarang menghadap ke belakang" perintahku
"Aku ke belakang ?" tanya dia
"Iya..." Jawabku

Istriku kusuruh menghadap ke belakang, dia lantas kubimbing dengan beberapa tutorial.
"Setelah menghadap ke belakang, terus tinggal membungkuk" suruhku
"Aku membungkuk ?" tanya dia
"Iya..., setelah itu kamu pegangan yang kuat dan jangan lepas" panduku sambil mengatur posisi
"Kaya gini mas..." ujar istriku
"Nah... Begitu dong, kamu siap-siap aja... Nanti aku mulai sebentar lagi" kataku sambil mengelus alat vital
Lalu, aku mendekatinya dari belakang dan kuremas dulu bokongnya agar tidak kaku.
Dan... Mulai kulepas celana dalamnya yang sempit itu hingga bongkahan bokongnya terlihat kenyal seperti bakpao.
"Siap-siap, satu... dua... tiga..." hitungku sambil ancang-ancang
"Ehhhh... Ehhhh... Ehhhh.... Ehhh..." desah istriku
Akhirnya kulakukan penetrasi dengan kecepatan lambat, ini supaya istriku adaptasi dulu biar tidak kaget.
"Ehhh... Eh.... Ehhh.... Ahhh.... Ahhhh.... Ahhhh... Ahhhh...." istriku mendesah lagi

Lama-lama istriku sudah bisa beradaptasi dengan posisiku yang seperti ini. Entah sudah berapakali penetrasi yang aku lakukan terhadapnya.
Menurutku, dia cukup menikmatinya dengan baik tanpa rasa sakit' malah dia merasa geli dan mulai cengengesan bibirnya.
"Ahhh.... Ahhhh.... Ahhhh..... Ahhhh... Ahhhh... Aduh.... Geli banget.... Geli..... Mas... Mas... Aku.... Ahhhh.... Uhhhh...." ucapnya mulai seperti dibuai kenikmatan
"Sekarang udah kerasa kan ?" tanyaku sambil mendorong
"Mas... Enak juga caranya, aku kira sakit... Ternyata aku sampai begini" jawabnya sambil menggeliat penuh gairah
"Kamu udah merasa nyaman ?" tanyaku
"Ihhhh... Ihhhhh.... Nggak cuma nyaman lagi.... Ehhhh.... Ehhhh... Tapi nikmat....." jawabnya sembari melenguh manja
Aku pun tersenyum, sepertinya cara ini berhasil. Metode penetrasi yang aku dapat dari konsultasi benar-benar sukses membuatnya terbuai dalam lautan birahi.
"Mas... Aku mulai nggak kuat, aku mau terbang lagi..." ujarnya sambil meringis
"Aku juga, ayo kita terbang bareng-bareng" ajakku sambil mempercepat penetrasi
"Uhhhh... Uhhhh... Ahhhh.... Ahhhh... Ehhhh.... Ehhhh..... Ehhhh...." desah istriku mulai cepat
"Sekarang aku hitung, satu.... dua... tiga...." ujarku sambil memulai
"Ahhhhhhhh........... Ahhhhhhhh......" lenguh kami berdua
Dan keluarlah semua cairan lengket dari tubuh kami, rasa lelah dan pegal mulai mencengkeram. Lalu, setelah menjalani klimaks serentak' aku melepas alat vital yang menancap di vaginanya.
Alat vitalku mengecil dengan sendirinya setelah meneteskan cairan terakhir. Kami berdua tertidur dalam buaian kenikmatan hingga 2 jam.

(Bersambung)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 03)

Gara-gara kopi yang disajikan istriku, semangat kerja yang menurun selama ini akhirnya bisa bangkit lagi.
Sangking semangatnya, aku kerja sampai hampir mendekati waktu malam. Rupanya selama itu aku kerja, sementara istriku membantu dengan senang hati meski lelah menggenggam raga.
"Sayang, kamu nggak capek bantuin aku ?" tanyaku
"Nggak kok mas... Aku udah biasa begini" jawabnya
"Jam berapa sekarang sich ?" tanyaku
"Udah jam setengah 8 malam" jawab istriku sambil memandang jam dinding
"Nggak mandi ?" tanyaku
"Entar aja dech, tanggung..." jawabnya sambil merapihkan kertas
"Hey, aku ini suamimu... Pokoknya kamu harus mandi, nanti aku nyusul' soalnya aku kan Boss mu !" kataku tegas sambil bercanda
"Dasar lelaki..." jawab istriku agak sinis.

 Aku tersenyum melihat ekspresi wajahnya yang cemberut karena ucapanku tadi. Namun, di sisi lain memperlihatkan kecantikan wajahnya yang membuat mataku terbelalak.
"Ya Ampun... Semakin lama dia semakin cantik, entah kenapa dia begitu menggoda" gumamku sambil melihat gerak-gerik tubuhnya
"Ngapain, kok bengong lihatin aku ?" tanya dia
"Ahh... Nggak apa-apa' aku cuma kagum denganmu" jawabku
"Kagum, coba jawab dari mana kekagumanmu terhadapku ?" tanya istriku
"Aku kagum dengan semangatmu itu lho... Soalnya kamu tuch cewek sendiri" jawabku
"Mas, aku mandi dulu yach' tapi kalau nanti mas mau mandi tinggal ke kamar mandi dilantai bawah" kata istriku
"OK, aku akan mandi nanti sayang..." jawabku sambil mengetik keyboard laptop

Istriku kemudian pergi ke kamar mandi, aku masih sibuk didepan layar sambil mengetik. Tak terasa sudah jam 8 lebih 15 menit.
Aku pun menghentikan pekerjaanku dan pergi mandi juga tapi ke lantai bawah. Turun ke lantai bawah, aku mendapati seluruh ruangan sudah sepi sunyi.
"Sepi banget nich ruangan, udah nggak ada siapa-siapa" gumamku dalam hati
Lalu, aku buka pintu kamar mandi dan dilepaslah semua pakaianku hingga telanjang total. Percikan air dari keran membuat seluruh kamar mandi berisik.
"Huh, akhirnya selesai juga aku mandi" kataku sambil memakai handuk
Aku pun kembali ke lantai atas, sesampainya dilantai atas aku masuk ke dalam ruang kerjaku.
Baru dibuka pintunya, disitu aku mencium bau wangi yang asing. Baru kali ini ada bau wangi seberbak di ruangan kerja' kira-kira siapa yang nyemprotin parfum ?
"Mas, heran yach dengan bau ini ?" tanya istriku
"Heran dong, aku begitu heran kenapa ada bau parfum disini ?" tanyaku
"Mas, udah lama aku menanti moment ini" ujar istriku
Sambil menyentuh tanganku, dia tersenyum manis dan yang membuatku takjub adalah penampilannya.

Dia hanya memakai pakaian dalam setelah tadi kutemui, dia menuntunku duduk di kursi sambil menatapku.
Getaran cinta mulai timbul didadaku, dia begitu memelas saat kepalanya yang ditumbuhi rambut sepunggung bersandar didadaku.
"Mas, kalau begini caranya aku mau sekarang aja" kata istriku
"Kamu, mau ngelakuin hal itu disini ?" tanyaku
"Habis, aku udah nggak tahan" jawab istriku
"Bener... Kamu nggak tahan lagi ?" tanyaku menggodanya
"Ahhh... Jangan pake tanya lagi, aku benar-benar mau sekarang" jawab istriku manja
Tatapanku dan tatapannya saling beradu, dan tanpa adanya peringatan aku pun mulai mencium keningnya.
Lalu ciumanku menurun ke bawah, setelah kucium keningnya lalu aku cium hidungnya yang mancung seperti wanita barat.
Dan seketika beradulah bibirku dan bibirnya, aku melumat habis bibirnya yang tadi menggodaku.
"Mas, hisaplah bibirku sekuat tenagamu" gumam istriku sembari menikmati ciumanku
Kami berpelukan dengan erat, dan perbuatan mesum yang legal itu terjadi pada hari itu.

Kami berdua seakan tidak tahan menikmati gelora asmara, dan saat berciuman aku meraba tubuhnya yang montok. Kedua buah dadanya kuremas hingga membesar dengan sendirinya.
"Ahhh Ahhhh Ahhhh Ahhhh.... Jangan remas punyaku, nanti bisa kendor" kata istriku mendesah
Makin lama remasan tanganku membuat nafas didada istriku makin cepat dan istriku akhirnya terangsang.
Lalu, aku membuka pakaian dalamnya hingga kudapati lubang peranakan yang berwarna merah. Dan akupun memijatnya dengan pelan agar nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya.
Istriku menggelinjang, dia tak terkendali seperti kesetanan. Ekpresi wajahnya terlihat begitu menggodaku karena dia sangat cantik. Wajar, punya istri cantik dan berbadan montok... Saat kubuat dia melayang malah dia seolah berubah menjadi bidadari.

(Bersambung)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 02)

Aku pulang kerumah dengan hati yang berbunga-bunga karena beberapa hari kemudian aku akan menikah.
Selama beberapa hari itu aku menjalani masa menyendiri, dimana aku waktu itu harus menahan nafsu syahwat agar terkendali. Bahkan aku wajib melakukan Ibadah Sunnah agar segala yang telah direncanakan dapat terlaksana.
Hari-hari pun berlalu, kini hari khusus itu telah tiba dimana aku dan pacarku bersanding dengan mesra didepan Penghulu. Dan sumpah setia janji sehidup semati terucap pada hari itu.
Semua orang pun bersuka cita atas apa yang terjadi pada hari tersebut.

Setelah resmi menjadi suami istri, kami berdua diarak keliling sambil dilihatkan keramaian.
Lalu, ketika sampai dirumah' aku dan istriku bercengkerama dengan keluarga, saudara dan kerabat. Termasuk teman-teman dikantor, mereka juga turut menyampaikan selamat kepadaku.
Aku sangat bahagia, karena sepanjang hari keramaian dirumahku tidak jauh berbeda dengan pasar.
Cerita berlanjut saat acara resepsi terjadi pada malam harinya, semua warga ditempat tinggalku datang menemuiku dan istriku.
"Mas, rupanya pesta malam ini ramai sekali" kata istriku
"Benar, sesuai harapan... Seluruh pihak menikmati acara ini termasuk kita berdua" ujarku
Sambil bersalaman, aku dan istriku tiada hentinya berfoto-foto ria bahkan sambil selfie pakai Smart Phone. Gilanya lagi saat teman-teman sekantorku dan direktur ikut foto bersama.

Foto bersama berlangsung seru, karena teman-temanku tidak mau kalah narsisnya hehehehehe...
Waktu semakin malam dan suasana pun jadi agak sepi, resepsi pernikahan pun berakhir. Aku dan istriku bersedia untuk melakukan percumbuan di malam pertama.
"Mas, udah nggak sabar yach ?" tanya istriku sambil menggoda
"Kamu tuch... Suka usil, jujur dech... Sama aku juga siap" jawabku
Kami berdua saling menatap dan memuji satu sama lain, tanganku memeluk erat dengan mesra seperti tidak bisa lepas.
Magnet asmara membuat kami sulit berpisah, karena kami sedang dimabuk asmara. Tetapi, sayangnya ada gangguan yang datang dari handphoneku.
"Mas, ada telepon..." kata istriku sambil menyerahkan handphone
"Ya, makasih..." jawabku
Lalu aku menjawab telepon yang kuangkat, malam itu aku begitu sangat lelah karena terlalu lama melayani tamu undangan resepsi.
"Halo..." panggilku
"Halo juga..." jawab Direkur
"Eh, Pak Direktur... Tumben bapak menghubungi saya malam-malam begini' ada apa pak ?" tanyaku
"Begini lho, saya lupa beri salam dari anak dan istri saya yang tidak bisa hadir dalam resepsimu tadi" jawab pak direktur
"Oh, iya-iya... Saya terima salam dari anak istri bapak" ujarku
"Saya sengaja menghubungi kamu karena ada urusan penting" kata pak direktur
"Urusan, memangnya ada perlu saya bantu ?" tanyaku

"Besok pagi, saya akan cuti mengurus kantor selama 1 Bulan" jawab pak direktur
"Hah, Cuti... Lalu siapa yang memimpin rapat besok jika bapak tidak hadir ?" tanyaku
"Saya harap bisa dimaklumi, karena besok kamu yang menggantikan saya memimpin rapat" kata pak direktur
"Lho, kenapa bapak berkata demikian... Seluruh karyawan lebih mengandalkan bapak sebagai pemimpin rapat' kenapa saya yang menggantikan anda ?" tanyaku lagi
"Ini wujud dedikasimu terhadap perusahaan, karena selama ini kamu paling sering diandalkan di perusahaan ini" jawab beliau
"Kenapa harus saya, memangnya tidak ada karyawan lain' pak ?" tanyaku lagi
"Mohon maaf, ini keputusan saya sendiri karena saya harus menemui anak dan istri" jawabnya tegas
"Kira-kira besok saya lembur, Pak ?" tanyaku
"Sudah pasti, semua pekerjaan saya... Mulai besok kamu yang ambil alih' itung-itung belajar jadi direktur walau sementara saja" jawab dengan santai
"Oh, begitu... Baik Pak' besok saya yang akan memimpin rapat dan mengambil alih pimpinan perusahaan selagi bapak cuti" ujarku
"Terima Kasih atas jawaban saudara, sampai jumpa bulan depan..." jawab pak direktur.

Lalu ditutuplah pembicaraan itu, ternyata besok pagi ada urusan penting yang mungkin diharuskan bangun pagi.
"Mas, ada apa ?" tanya istriku
"Maaf, malam ini kita tunda dulu urusan ini" jawabku lesu
"Kenapa ditunda ?" tanya istriku
"Besok pagi aku harus menggantikan pak direktur memimpin perusahaan selama 1 bulan karena beliau akan cuti" jawabku
"Waduh... Kalau begini sich kita lagi dapat cobaan' mas..." ujar istriku
"Sekali lagi maaf, aku nggak bisa..." kataku sambil memeluknya
"Nggak usah dipikirin, namanya juga perintah atasan' wajib dilaksanakan" balas istriku yang juga memelukku

 Keesokan harinya aku dan istriku berangkat kerja cukup pagi, biasanya aku berangkat ketika mulai pukul 07.00 WIB. Namun, karena dapat tugas' maka aku berangkat pukul 06.00 WIB agar semua tugas yang diserahkan oleh Pak Direktur dituntaskan secepatnya.
"Mas, apa nggak terlalu pagi kita ke kantor ?" tanya istriku sambil mengolesi body lotion
"Inilah kewajiban, harus dituruti dong... Kalau tidak ya... Bakalan ruwet" jawabku sambil mengancing baju
Lalu, kami berdua berboncengan menaiki sepeda motor' untungnya aku punya motor yang bermesin besar, jadinya bisa melaju cepat sampai ke kantor.
Sampai dikantor, aku mulai sibuk bukan main' mulai mengecek seluruh isi kantor dan luar kantor hingga menulis meminta daftar absensi dari sekretaris itulah pekerjaanku selama sebulan.
Untungnya istriku ada disini, dia sekantor denganku dan aku sudah lama berteman hingga akhirnya berakhir di pelaminan.
Hampir setiap hari aku selalu disibukkan aktivitas yang berat hingga stress pun tidak bisa dihindari.
Dari jauh, istriku melihatku dalam keadaan gelisah karena menumpuknya pekerjaan. Sampai-sampai ia menyajikan secangkir kopi tanpa ampas diatas meja kerjaku.

 "Lho... Kok kelihatannya lemas gitu, nggak semangat nich ?" tanya istriku
Aku benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaannya karena pikiranku masih diselimuti rasa stress. Memang, beginilah tugas seorang karyawan yang paling diandalkan.
"Ini aku buatin kopi, biar nggak ngantuk" kata istriku sambil menaruhnya
"Makasih ya... Udah nyajikan kopi" jawabku
"Namanya juga istri, inilah tugas pertamaku yaitu membantu suami di kantor" katanya
"Benar juga, untungnya kamu itu istriku lho... Coba kalau sampai hari ini kami masih jomblo' aduh... Sulit dapat layanan begini" kataku
Kuminum kopi yang disajikannya, betapa hangat di lidah dan membuat semangatku bangkit lagi.

(Bersambung)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 01)

Cerita ini bermula beberapa bulan menjelang pernikahan, aku bekerja disebuah perusahaan swasta terkenal dan jabatanku cukup strategis.
Waktu itu aku sedang sibuk menyelesaikan tugas dari direktur agar proyek berhasil. Giat bekerja adalah sebuah dedikasiku yang mantap demi kemajuan perusahaan.
Saat aku sudah selesai menyelesaikan tugas, diluar pintu terdengar suara ketuk pintu.
"Siapa disitu...?" tanyaku
"Ini aku..." jawabnya
Eh, ternyata dia pacarku yang tidak lain adalah bawahanku sendiri. Lalu kupersilahkan dia membuka pintu dan menemuiku didalam.
"Ada apa kemari ?" tanyaku
"Aku mau ngobrol sebentar, bisa nggak ?" tanya dia
"Boleh... Emangnya kenapa ?" tanyaku lagi
"Perusahaan kita akan melakukan proyek besar, aku sebagai karyawati punya keinginan jika sudah berhasil" katanya
"Keinginan, emang kamu mau pengen apa ?" tanyaku
"Aku mau kita berdua mengikat hubungan lebih serius" jawabnya
Mendengar hal itu bathinku bergetar, siapa sangka pacarku yang tidak lain bawahanku sendiri mengatakan hal yang membuatku ingin memeluknya.

"Kamu mau....?" tanyaku
"Iya... Aku mau kamu jadi pendampingku selamanya" jawabnya
Wah... Tidak kusangka' orang yang selama ini menjadi mitra kerjaku akan menyatakan keinginannya menjadi pendamping hidupku. Bagaikan didalam mimpi, aku lantas mendekatinya.
"Kamu serius mau jadi istriku ?" tanyaku
"Iya, orangtuaku memang sudah cocok dengan keinginanku" jawabnya
Lalu, aku pun bersujud syukur karena apa yang selama ini aku nantikan akhirnya terjadi. Dia ternyata mau menjadi teman hidupku.
Saat aku sedang bersujud, dia merunduk dan aku berkata padanya.
"Mulai sekarang, kita berdua akan selalu bersama dan saling menjaga" kataku
Lalu, air mata menetes dipipi kami berdua karena moment datangnya jodoh benar-benar sangat mengagumkan. Sampai-sampai inilah yang disebut Most Emotional Love Experience.
Cerita berlanjut, bulan depan aku datang ke rumah calon istriku untuk melamarnya. Di iringi keluarga dan kerabat, aku berhadapan dengan calon mertuaku dan calon istriku. Sambil membawa mahar, kedua belah pihak saling bernegosiasi.

Negosiasi cukup lama karena dicampur ngobrol yang aneh-aneh, malahan sambil ngelawak.
Sampai-sampai tawa canda menghiasi pertemuan ini, dan hasil akhir pertemuan tersebut kedua belah pihak menyatakan siap menikahkan calon mempelai.
"Aku bersyukur, akhirnya kesampaian juga punya keinginan untuk melanjutkan hubungan lebih serius" gumamku setelah pertemuan itu
Sementara itu pacarku kemudian menemuiku, dia menggandeng tanganku dan berkata padaku.
"Hai... Ngapain sendirian disini ?" tanya dia
"Ahhh... Kamu, aku lagi pengen ngilangin stress aja" jawabku
"Tapi, nanti kapan kita saling berjanji ?" tanya dia
"Aku masih bingung, soalnya aku belum gajian... Jadi mungkin ditunda dulu kali" jawabku
Dia pun menggenggam tanganku semakin erat, dia berbisik ditelingaku.
"Kenapa ditunda, lebih cepat lebih baik" bisiknya
Suara bisikan yang masuk kelubang telingaku membuat aku tak berdaya. Seolah dia tidak mau menunggu lama.
"Baik, kalau itu maumu... Aku akan melakukannya" jawabku
Setelah kujawab pintanya, dia lantas memelukku sambil menatap wajahku. Tatapan matanya menandakan bahwa dia benar-benar ingin dinikahi tanpa menunggu proses panjang.

Beberapa minggu kemudian, dengan uang tabungan yang cukup aku dan pacarku mendaftar di KUA. Setelah mendaftar, kami sudah siap untuk mengucapkan janji sehidup semati.
Kami pulang berboncengan, aku didepan lantas dia dibelakang. Kami pulang dengan perasaan tenang dan senang. Saat kuantar ke rumahnya, dia pun turun dari kendaraanku.
"Terima Kasih... Udah nganterin aku" kata dia
"Sama-sama..." jawabku
Dia pun berjalan menuju pintu rumah, sambil menoleh kearahku dia tersenyum manis. Karena suasana hati begitu deg-degan saat dia benar-benar mencintaiku.

(Bersambung)

Family Secret : "SENTUHAN PENGANTAR GAIRAH" (PART 03/END)

Dia sibuk mencicipi air kehidupan yang baru saja menyembur ke wajahnya, aku nampak bahagia bisa menyaksikan wajah cantiknya yang tersiram air kehidupan.
Bagiku air kehidupan yang menempel di pipinya adalah buah rasa cintaku. Dia boleh menelan dan menjilatnya, karena air kehidupan itu milik suaminya yang tidak lain adalah aku sendiri.
"Masih mau ?" tanya dia
"Mau lah..." jawabku antusias
"Sekarang kita ke kamar mandi, nanti terserah mau apakan aku ini" ujarnya sambil menggandengku
"Baiklah..." jawabku dengan senyum mupeng
Dia menggandengku sambil menatap tanpa berkedip, sesampainya di kamar mandi aku dan dia kembali berciuman untuk membangkitkan gairahnya.

"Mas harus tahu, bahwa kesetiaanku padamu tidak akan pudar begitu saja" Katanya sambil mengalungkan tangannya di leherku
"Terima Kasih, atas segala waktumu yang berharga untukku" balasku dengan tatap mesra
"Kelihatannya sudah bangkit..." kata istriku sambil menunduk ke bawah
"Tentu dong... Aku selalu bergairah karena melihat wajah cantikmu dan mendengar suara merdumu" ujarku dengan rayuan
"Nakal... Begitu saja sudah mulai bergairah" katanya sambil menatap ke arahku
Kami berdua kembali berciuman, dan sebelum air dari keran dibuka' dia kembali merangsangku dengan gayanya yang erotis.
Oh... Alangkah beruntung aku menikahinya dulu' hingga saat ini dia masih terlihat aduhai meski sudah terlewat kepala tiga.
Boleh jadi dia adalah Tante Girang, namun aku pun juga termasuk Om Girang juga. Setelah berciuman, aku dan dia duduk dilantai untuk melakukan tehnik penetrasi Lotus.
Dimana aku dan dia saling memuaskan sambil mengatur ritme penetrasi. Sungguh romantis, duduk bersilang dengan tatapan mesra penuh gelora asmara.
Alat vitalku pun mulai menyentuh bibir mulut keramatnya, sebentar-sebentar istriku mendesah. Aku sadar' dia belum terangsang.
Tetapi seperti janjinya di awal permainan, kali ini biar dia yang menang. Maka aku harus orgasme terlebih dulu.
"Oh.... Oh..... Sayang, Cengkeram tubuhku dengan kuat dan jangan dilepas" erangku
"Tenang, aku selalu menjagamu... Kali ini kamu akan segera lemas" ujarnya menggoda.

Nuansa romantis yang diramaikan dengan suara air keran membuat kedua hati semakin menyatu.
Pelukan dan cumbuan menambah gairah di dalam jiwa, entah sudah berapa lama aku dan dia melakukan hal itu.
"Sayang... Kamu masih mencintaiku ?" tanyaku
"Sudah pasti, cintaku hanya untukmu suamiku..." jawabnya
"Nanti kalau hamil lagi bagaimana ?" tanyaku
"Aku tidak peduli, walaupun setiap hari kita selalu begini' tetap aku masih subur" jawabnya
"Kamu tidak keberatan kita punya anak lagi ?" tanyaku lagi
"Tidak apa-apa, yang penting keharmonisan tetap terjaga" jawabnya
Kamar mandi menjadi saksi dua manusia yang terlena ditengah gairah asmara. Hingga pada akhirnya salah satu diantara mereka pun mulai menemui klimaks.
"Sayang... Aku mau keluar" kataku
"Silahkan..." jawabnya
Dan akhirnya keluarlah semburan air cinta dari ujung batang alat vitalku, lemas rasanya karena sudah dua kali dikalahkan.
Aku hanya bisa melayang ketika kedua tangannya masih memeluk tubuhku. Lalu, kami berdua berdiri dan membilas diri.
Mesranya malam itu, kami mandi bersama meski malam itu udara begitu dingin. Namun, hangatnya asmara tidak membuat kami berhenti saling memuji.
Setelah itu kami saling mengelap tubuh, tetesan air jatuh dari rambutnya yang panjang. Aku tidak segan-segan mengelap rambutnya dengan pelan.

Setelah mengelap rambut, aku dan dia keluar dari kamar mandi lantas melanjutkan kegiatan masing-masing.
Aku kembali bekerja diruang kerja dengan laptop, sedangkan istriku sibuk merapihkan tempat tidur serta melipat pakaian yang tadi siang disetrika.
"Wah... Pikiranku yang tadi penat sekarang jadi lancar, terima kasih istriku... Sudah melayaniku selama ini" gumamku saat sedang mengerjakan tugas kantor.
Pagi hari pun menjelang, seusai begadang semalaman aku pun tertidur. Sedangkan istriku yang semalam sudah tidur setelah melipat pakaian dan bercinta denganku justru sibuk dengan mempersiapkan sarapan pagi untuk anak-anakku.
Saat dia sedang menyiapkan sarapan, dia berjalan menuju kamar tidurku karena hendak membangunkanku.
Tapi, ia tidak jadi membangunkanku karena dia tahu aku begadang semalaman.
"Ah... Lebih baik tidak usah dibangunkan, semalam pasti dia puas dengan servisku' aku biarkan saja dia terlelap" ujarnya dalam hati sambil tersenyum.
Kemudian dia meninggalkan kamarku dan menemui anak-anakku yang sedang menyantap sarapan pagi.


"TAMAT"

Family Secret : "SENTUHAN PENGANTAR GAIRAH" (PART 02)


"Mas... Aku turut prihatin, mungkin ini semua adalah cobaan agar lebih giat dan lebih teliti lagi" ujarnya
"Mungkin, tapi rasanya ada yang berbeda dengan kamu malam ini" kataku iseng
"Berbeda ?" heran dia
"Kamu kan bukan ABG seperti dulu, tapi kamu masih kelihatan sama seperti waktu itu" jawabku
"Bersyukurlah mas... Aku hadir dalam hidupmu hanya untuk menemanimu sebagai kekuatan tambahan" katanya
Lalu, dia berdiri dan membelakangiku' kemudian dia merangkul leherku sehingga jemari lentik nan indah meraba bahuku.
Aku jadi kalang kabut, mengapa dia begitu mesra disaat aku galau begini ?
Ahh... Mungkin dia mencoba menghiburku, tetapi dia punya cara tersendiri dalam mencairkan suasana.
"Mas... Usiaku sudah tidak muda lagi, tetapi kekuatan cintaku tetap kuat hingga sekarang" bisiknya
"Serius ?" tanyaku
"Ehhhmmm.... Mungkin mas agak capek sehingga pikiran tidak menentu datang menghantui" katanya sambil menyentuh pipiku
"Sayang, aku harus bagaimana' apa karena aku berdosa padamu sehingga rejeki dan keberhasilan jauh dariku" kataku
"Benar mas... Dan kamu memang bersalah atas dosamu" katanya lirih
"Terus aku harus apa ?" tanyaku
"Ayo, kita bicarakan di kamar" jawabnya manja
Mendengar jawabannya aku seperti teringat sesuatu, rupanya ini memang malam dimana tepat hari ini adalah ulang tahun pernikahanku.

Dia membuka pintu kamar dan mengajakku masuk kedalam, pintu pun terkunci dan dia mulai memperlihatkan sesuatu padaku.
Aku pun hanya berdiri tegak sambil memperhatikan gerak-gerik tubuhnya.
"Mas... Apa kamu ingat saat pertama kali kita di kamar ini ?" tanya dia
"Iya... Waktu itu kita pindah dari rumah orangtuamu dan belum sempat berolah asmara" jawabku
"Kamar ini menjadi saksi dimana kita melakukan hal itu untuk pertama kali" katanya lirih
Aku jadi agak tidak karuan, apakah dia mencoba membangunkan gairahku ?
Oh... Mungkinkah dia ingin merayakan ulang tahun pernikahan malam ini ?
Terserah, itu semua dia yang inisiatif dan aku hanya sekedar menuruti tindakannya.
"Malam ini panas sekali, aku buka bajumu" katanya
Lalu, dia membuka bajuku dan melepas pakaian dalamku, rupanya dia begitu terampil saat kesepuluh jari lentiknya menyentuh dadaku.
"Mas... Biarkan aku menang malam ini' habis... Sudah lama kita sering begini tetapi aku selalu yang kalah" ujarnya sambil memamerkan gigi rapinya.

"Kamu mau minta apa ?" tanyaku
"Sekarang aku mau minta mas membuka celana dan suguhkan milikmu untukku" jawabnya genit
Berdebar jantungku mendengar apa yang diutarakannya, aku seperti tak berkutik.
"Baiklah akan kubuka" ujarku pelan
Lantas, aku pun melepas celanaku hingga terjatuh ke lantai tanpa menyisakan sehelai kain.
Terlihat didepan matanya, sebuah benda tak bertulang yang sudah ditumbuhi lumut hitam dalam keadaan terlelap.
"Wah... Sedang tidur, aku bangunkan yach..." ujarnya mesra
"Boleh, tapi jangan..." kataku
"Aku tahu, jangan kasar kan' aku kan lebih tahu cara memperlakukan benda yang sudah sering membuatku lemas tak berdaya ini" katanya sambil jongkok
Istriku segera menyentuh benda yang menempel dibawah perutku dengan kedua tangannya. Sentuhan dan pijatan yang ditimbulkan benar-benar nikmat.
Dia sangat lihai mengobati galauku dengan cara seperti itu' sungguh istri dambaan yang tiada duanya.

Sambil tersenyum dia memainkan benda tak bertulang itu dengan sentuhan jari lentiknya.
"Ahhhh... Ahhhh.... Sentuhanmu membuatku nyaman" kataku mendesah
"Biasa saja, ini belum seberapa' nanti ada moment khusus setelah ini" ujarnya sambil memijat dengan terampil
Semakin lama aliran darahku berdesir dan berpusat pada alat vitalku, sehingga tanpa kusadari makin lama makin mengeras.
"Akhirnya bangun juga, makin lama makin panjang" ujarnya dengan nada lucu
"Masa ?" heranku
Dia hanya mengangguk, senyum simpul yang terlihat dari bibirnya terkesan membuatku agak bahagia.

Dimana perbuatan seperti itu berjalan penuh kemesraan dan kenyamanan, memang itulah yang selama ini dicari.
"Ahhhh... Awwww.... Mainkan tanganmu sayang' jangan dilepas sebelum keluar" kataku
"Sabar... Ini belum tuntas' jangan buru-buru menyuruhku hehehehehe" jawabnya sambil meringis genit
Cukup cekatan, kemampuan meremas alat vitalnya benar-benar ampuh membangkitkan birahiku. Sentuhan inilah yang mampu mengobati galauku, kemungkinan aku bisa lemas hanya karena sentuhan tangan malaikat cantikku.
Dan rupanya, aku pun akhirnya melenguh karena orgasme pertama akibat sentuhan itu.
Air kehidupan menyembur ke wajahnya yang cantik, aku cuma bisa memejamkan mata sembari menikmati sisa-sisa tenaga yang keluar.
"Uhhhhhh.... Luar biasa' kamu memang hebat, aku tidak berdaya seperti ini hanya karena perbuatanmu" pujiku
Istriku hanya bisa mencolek kudapan air kehidupan yang membasahi wajahnya, dia benar-benar menghayati perannya sebagai eksekutor permainan tangan.
"Sayang, bagaimana' air kehidupanku enak kan ?" tanyaku dalam keadaan lemas
"Mas, ternyata air kehidupanmu masih kental dan putih... Sudah begitu rasanya lezat" ujarnya dengan kalimat sedikit ngaco.

(Bersambung)

Family Secret : "SENTUHAN PENGANTAR GAIRAH" (PART 01)

Sibuk, itulah yang aku alami sekarang' karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan demi keberhasilan.
Namun, aku selalu saja mendapat kendala ketika sedang bekerja' yakni batalnya kerjasama dengan pihak yang dahulu menyetujui hasil negosiasi.
Aku benar-benar galau, bagaimana bisa terjadi seperti ini ?
Padahal nilai kontraknya besar, tetapi batal begitu saja dan aku kecewa dengan keputusan pihak yang membatalkan proyek itu.
Didepan laptop aku galau tidak karuan, mengetik laporan selalu saja ada gangguan' yakni gangguan akan bayangan yang memperlihatkan kegagalan.
Sambil duduk di kursi, dengan laptop yang berada diatas meja kerja aku mencoba menghilangkan rasa penat.
Lalu, aku panggil dari jauh seorang wanita berambut belah tengah nan panjang' dialah istriku tercinta. Wajah cantik menawan dan bentuk tubuh yang menggairahkan itulah apa yang dimilikinya.
"Sayang, sini dong..." panggilku
Lalu istriku datang dan berdiri dibawah gerbang pintu.
"Ada apa mas..." jawabnya dengan suara pelan
"Buatkan aku secangkir wedang jahe, malam ini dingin sekali" ujarku
"Baik, akan kubuatkan" jawabnya
Kemudian dia bergegas ke dapur untuk membuatkan wedang jahe, minuman favoritku.

Beberapa saat, istriku datang membawa secangkir wedang jahe yang masih hangat. Ia meletakkan minuman itu di samping meja kerjaku.
Aku lantas meminumnya, wah... Hangat sekali rasanya. Aku tidak kedinginan lagi dan pikiran galau yang meracuni jiwa telah lenyap begitu saja.
Sementara itu dari dapur, istriku sedang membuatkan makanan untuk disantap. Baunya sangat harum sehingga menyengat sampai ke lubang hidungku.
"Hmmmm... Baunya enak sekali" kataku dalam hati
Kemudian aku menyimpan hasil ketikkan, lalu mematikan laptopku demi mengetahui makanan yang akan disajikan istriku.
Di ruang makan, aku melihat ada sepotong kue nastar. Tanpa permisi aku makan saja kue itu, ketika sedang menikmati sedapnya kue nastar tersebut' tiba-tiba sesuatu yang lembut merangkulku dari belakang.
"Bagaimana mas... Kuenya ?" tanya istriku
"Wah, enak... Baru dibuat yach ?" balasku
"Iya, kenapa tahu aku bikin kue ?" tanya dia
"Baunya harum sampai ke kamar, jadinya aku penasaran" jawabku
"Oh, begitu..." ujarnya tersenyum

Sangking asyiknya makan, istriku mulai memperlakukanku dengan manja. Dia duduk disampingku sambil memakan kue nastar yang aku makan tadi. Anehnya, dia nampak berbeda dari biasanya.
Ia terlihat nampak manja dan aduhai, karena ia memakai baju lengat panjang warna putih dan celana jeans pendek diatas lutut.
Sontak, bathinku gemetar menyaksikan pemandangan langka ini. Jujur, aku mulai terusik dan mencoba mengalihkan pandangan dari wajahnya.
Lalu, dia berdiri dan menghampiriku dengan senyum ramahnya.
"Kenapa, kelihatannya sedang galau ?" tanya istriku
"Memang Kamu tahu ?" tanyaku
"Bukannya sok tahu, Istri mana yang tidak heran melihat suaminya gelisah begitu" jawabnya sambil memegang pundakku
"Aku galau karena pekerjaan" ujarku lesu
"Namanya juga cari rejeki, rintangan dan cobaan selalu ada menanti" katanya
"Habis mau bagaimana lagi, perjanjian sudah disepakati tapi tidak kunjung terlaksana akhirnya batal terus" protesku dengan nada sesal
Setelah aku mengatakan hal itu, dia begitu prihatin dan mulai memperlihatkan sisi keibuannya.
Maklum, aku dan dia sudah berumah tangga sejak 15 tahun silam. Di usiaku yang sudah mendekati kepala empat, aku masih bisa menyaksikan kesetiaannya dalam mendampingiku sebagai istri.
Semua yang ia inginkan telah kukabulkan, rumah mewah dan kendaraan canggih telah kupersembahkan untuknya.

(Bersambung)