Rabu, 03 November 2021

Kisah Arjuna Sasrabahu : Patih Gohmuka Ditebas Lehernya Oleh Rahwana (Episode 18)

 
Diangkatnya Rahwana sebagai raja baru Alengka bukan berarti disambut suka cita dan optimisme. Malah, ada firasat aneh dan pertanda buruk dibalik pengangkatan Rahwana menjadi raja. Tanda-tanda buruk ini mulai terasa saat Rahwana mulai memamerkan kekuatan pasukannya dalam agresi militer ke seluruh penjuru tanah Hindustan.
 
Sebagai raja dari luar benua Hindustan, tentu Rahwana punya cita-cita besar menjadi raja nomor satu di dunia dan tidak tertandingi oleh siapa pun.
 
Kepemimpinan Rahwana sebagai raja menimbulkan malapetaka bagi negeri-negeri luar yang tidak mengikat janji setia kepada Alengka.
Kekuatan militer pasukan Alengka mulai membuat kegaduhan dan keonaran semenjak 
Rahwana menduduki singgasana. 
 
Peperangan demi peperangan terjadi terjadi di daerah selatan tanah Hindustan.
Salah satu daerah yang diserbu adalah Guakiskenda, negeri yang istananya berbentuk goa itu diserbu oleh Alengka.
 
Raja yang memimpin Guakiskenda adalah raja siluman Prabu Mahesasura. Prabu Mahesasura takluk atas kedigdayaan Rahwana yang baru saja diangkat sebagai raja. 
 
Tidak hanya Prabu Mahesasura yang takluk, adiknya yang menjadi senapati agung yakni Ditya Lembusura dan patihnya bernama Ditya Jatasura ikut dikalahkan oleh Rahwana hanya dengan membawa sedikit pasukan.
 
Kekalahan Guakiskenda menjadi hal yang sah bahwa daerah itu sudah masuk bagian wilayah jajahan Alengka.Prabu Mahesasura, Ditya Lembusura dan Ditya Jatasura resmi menjadi bawahan Rahwana yang ditugaskan untuk menjaga wilayah selatan agar tidak dimasuki musuh dari utara.
 
Kekuasaan Rahwana semakin membabi-buta, setelah Goakiskenda yang diserbu kini negeri-negeri lain juga ikut merasakan dampaknya.
Pengungsi dari berbagai macam suku bangsa mulai berdatangan ke wilayah utara demi menghindari pertempuran besar yang memakan banyak korban.
 
Hal ini mengundang keprihatinan dan kecaman atas tindakan Rahwana yang ingin menjadi penguasa tunggal dunia.
 
Kabar-kabar angin berhembus hingga ke telinga rakyat negeri Lokapala. Negeri Lokapala dipimpin oleh Prabu Danaraja yang semula damai dan sejahtera kini mulai terusik dengan berita-berita soal invasi pasukan Alengka ke negara-negara seberang.
Prabu Danaraja yang terdorong harinya untuk menjadi duta anti peperangan lantas datang ke Pertapaan Dederpenyu menemui Begawan Wisrawa, ayahnya.
 
Meski rasa benci masih ada akibat dilepasnya Dewi Sukesi ke Begawan Wisrawa pada waktu silam, tentu sebagai anak ia masih punya rasa sayang kepada ayahnya.
Prabu Danaraja curhat soal kelakuan Rahwana yang beberapa waktu lalu baru saja dilantik sebagai raja Alengka. Prabu Danaraja menganggap tindakan Rahwana sudah keterlaluan karena membinasakan umat manusia yang tidak berdosa.
 
Begawan Wisrawa menyarankan Prabu Danaraja menasehati Rahwana agar tidak meneruskan invasi besar-besaran yang memakan biaya dan nyawa.
Dan sepucuk surat pun dikirim oleh Patih Gohmuka yang ditulis Prabu Danaraja sendiri. Sayangnya isi surat itu malah membuat Rahwana murka lantaran ada pihak yang ikut campur urusan pribadinya.
 
Rahwana meminta agar Prabu Danaraja mendukung invasinya agar Alengka menjadi negara terkuat di dunia, tetapi malah Prabu Danaraja memohon untuk menghentikan invasi yang kadung terjadi.
Rahwana mengusir Patih Gohmuka dari Alengka lantaran dianggap menghalang-halangi usaha perluasan tanah jajahan.
 
Patih Gohmuka merasa dilecehkan oleh sikap Rahwana yang mencoreng nama baik utusan negara lain. Tindakan semacam itu tidak amat pantas dilakukan oleh raja besar sekaliber Rahwana yang memperlakukan utusan secara amoral.
 
Patih Gohmuka malah memaki Rahwana dengan sebutan raja yang tidak jauh berbeda dengan iblis. Rahwana semakin panas tensinya, akhirnya tidak segan-segan Rahwana mencabut pedang yang berada disamping singgasana.
Patih Gohmuka diancam oleh Rahwana karena berani kepadanya, tetapi Patih Gohmuka tidak takut dengan gertakan Rahwana.
 
Tanpa basa-basi Rahwana menebas leher Patih Gohmuka secepat kilat. Kemudian Rahwana melempar kepala Patih Gohmuka ke arah luar. Dan ketika kepala Patih Gohmuka dilempar, terdengar suara menggema bahwa kelak suatu hari negeri Alengka akan hancur dilalap api karena seorang utusan berwujud monyet.
Dan Rahwana menyadari bahwa itu merupakan ancaman nyata karena inilah kalimat terakhir Patih Gohmuka ketika menemui ajalnya.
 
*****

Minggu, 03 Oktober 2021

Puisi : Si Miskin & Si Kaya

 
Perbedaan diantara kita
Antara dirimu dan diriku
Perbedaan kita semua
Terpisahkan tembok tinggi
 
Mereka bangga karena berharta
Dimana ilmu tiada lagi berguna
Tata krama dianggap ketinggalan zaman
Kebebasan dianggap suatu kenikmatan
 
Bagaimana ini bisa terjadi ?
Kita terperangkap dalam dimensi
Entah mengapa bisa terjadi ?
Kehidupan ini terbagi dalam dimensi
 
Si miskin dan si kaya tak saling menyapa
Si miskin makan nasi seminggu sekali
Si miskin dan si kaya tak saling membantu
Si kaya makan hamburger setiap hari
 
Betapa pedihnya hidup ini
Ketika gengsi mudahnya dituruti
Rasa malu hilang dari nurani
Rasa jumawa membahana dalam jiwa
 
Jaket kusut tak cukup hangatkan tubuh ini
Selimut rajut tak cukup hangatkan kaki ini
Sebotol wiski tertuang di gelas ini
Lupa diri karena wiski racuni otak ini
 
Mungkinkah semua ini akan terus begini
Hidup susah jadi gelandangan selama ini
Ataukah semuai ini akan segera usai
Hidup bahagia di alam baka nanti

Minggu, 19 September 2021

Selasa, 06 Juli 2021

Kisah Arjuna Sasrabahu : Lahirnya Gunawan Wibisana (Episode 17)

 
Seusai melahirkan tiga anak dampit, Dewi Sukesi mengaku dirinya bersyukur karena telah dikaruniai momongan. Namun, ia takut membuat Begawan Wisrawa kecewa lantaran ketiga anaknya itu berwujud Gandarwa.
 
Begawan Wisrawa tahu apa yang dirasakan Dewi Sukesi, maka untuk menghilangkan rasa kecewanya itu Begawan Wisrawa mengajak Dewi Sukesi untuk berdoa di sanggar peribadatan. Mereka memohon pada Dewata untuk dianugerahi anak lagi yang jauh lebih baik daripada ketiga anak sebelumnya.
 
Tidak disangka, permohonan keduanya diterima. Suara menggema terdengar dari langit bahwa nanti Dewi Sukesi akan hamil lagi dan mendapat anak yang memiliki kecerdasan.
 
Anak tersebut kelak akan menjadi penerus trah raja-raja Alengka dan menjadi penghubung antara raja-raja diluar Alengka.
 
Lantas, beberapa waktu kemudian Dewi Sukesi kembali melahirkan seorang anak yang wujudnya manusia lumrah. Kulitnya bercahaya bagaikan rembulan purnama dan pamornya bagus, Dewi Sukesi dan Begawan Wisrawa amat bahagia dengan lahirnya anak keempat. Maka anak itu diberi nama Gunawan Wibisana dan merupakan satu-satunya putra Dewi Sukesi berwujud manusia.
Rahwana, Kumbakarna dan Sarpakenaka menyambut kelahiran adik bungsu mereka dengan bahagia.
 
Rahwana, Kumbakarna, Sarpakenaka dan Gunawan Wibisana hidup dalam didikan Begawan Wisrawa. Sebagai ayah tentu Begawan Wisrawa tidak main-main memberikan wejangan dan ilmu untuk masa depan anak-anaknya.
 
Rahwana selaku putra sulung diajari ilmu tata negara dan kanuragan, Kumbakarna yang bertubuh besar hanya mempelajari ilmu kebathinan, Sarpakenaka diajari ilmu secara pribadi oleh Dewi Sukesi agar menjadi wanita utama. Lain halnya dengan Gunawan Wibisana, ia tidak tertarik dengan ilmu tata negara maupun ilmu kanuragan melainkan tertarik dengan ilmu pengolah rasa dan jiwa.
 
Gunawan Wibisana sebagai anak bungsu tentu tidak mau hal yang muluk-muluk. Bahkan Gunawan Wibisana cenderung dekat dengan Begawan Wisrawa secara keilmuan.
Saat Begawan Wisrawa melakukan meditasi di atas gunung, Gunawan Wibisana juga ikut melakukan hal yang sama. Sebab dengan meditasi, segala macam godaan duniawi dan nafsu birahi dapat ditepis.
 
Rahwana yang terobsesi dengan tahta dan kesaktian hampir tiap hari berlatih memakai berbagai macam senjata. Tombak, Pedang, Panah, Keris dan Gada ia pakai untuk mengukur sejauh mana kekuatannya. Kumbakarna malah lebih suka tidur, tapi ketika mencium bau makanan yang dimasak Dewi Sukesi dan Sarpakenaka ia akan terbangun.
Hebatnya, Kumbakarna mampu melahap seluruh makanan hanya dengan sekali telan. Dan seusai makan ia akan terlelap tidur lagi seperti biasanya.
 
Gunawan Wibisana yang gemar bermeditasi bersama Begawan Wisrawa akhirnya mendapat hasilnya.
Saat itu Gunawan Wibisana memperoleh anugrah dari dewata berupa kebijaksanaan dan kehebatan dalam menyampaikan kecerdasan.
 
Begawan Wisrawa kagum dan takjub dengan anak bungsunya itu, sang Begawan menilai Gunawan Wibisana bisa saja menjadi raja walau pun statusnya cuma anak bungsu.
Namun, bagi Gunawan Wibisana' melangkahi hierarkri tahta dalam keluarga adalah tindakan yang lancang. Ia sendiri menilai tidak pantas menjadi raja, justru ia mendukung kakak sulungnya' Rahwana sebagai raja.
 
Bertahun-tahun menimba ilmu, mereka berempat pun diminta untuk sowan ke Alengka. Tujuannya ialah mengabdikan diri bagi negeri kelahirannya. Rahwana diyakini akan menjadi raja lantaran Prahasta mengalah demi membahagiakan putra kakak perempuannya itu.
Prahasta justru memilih jadi mentor bagi Rahwana, sang keponakan dengan menjabat sebagai Patih. 
 
Dengan begini pergantian tahta akan terjadi dimana keponakan menggantikan pamannya sebagai raja.
Rahwana akhirnya diangkat sebagai raja Alengka yang baru, sedangkan Prabu 
Sumali sebagai kakek memilih untuk lengser keprabon. 
 
Prabu Sumali memutuskan untuk bertapa di Pangleburgangsa sebagai resi, Prabu Sumali merasa ia harus segera meregenerasi kepemimpinan Alengka.
Dan pengangkatan Rahwana sebagai raja adalah keputusan yang tepat. Mengingat Prahasta sebagai putra mahkota lebih memilih mundur.
 
*****
 

Kisah Arjuna Sasrabahu : Lahirnya Rahwana (Episode 16)

 
Cerita berlanjut, kali ini terjadi setelah peristiwa penyerbuan ke Lokapala dimana suasana dunia mulai terasa tidak nyaman.
Hawa panas melanda dimana-mana, banyak pageblug mengiringi kehidupan manusia. Terlebih keadaan ini dirasakan oleh Dewi Sukesi yang kini menjadi istri Begawan Wisrawa.
 
Dewi Sukesi sedang hamil tua dan kandungannya membesar, dugaan sementara adalah sang dewi akan melahirkan anak kembar. Namun, firasat Begawan Wisrawa justru bukan anak kembar melainkan anak dampit. Dan pada hari bersejarah itu tiba, Dewi Sukesi menjalani persalinan. Semua dayang pertapaan membantu prosesnya.
 
Prosesnya dramatis dan lama karena yang akan lahir adalah bayi dampit. Petir menyambar dan kilat bersahutan mengacak-acak langit.
Begawan Wisrawa tetap tenang melihat keadaan istrinya itu meski suasana begitu menegangkan.
 
Dan akhirnya bayi pertama pun lahir, disusul bayi kedua dan bayi ketiga. Mengejutkan, semuanya berwajah gandarwa yang mengerikan. Ada dua bayi laki-laki dan satu bayi perempuan yang baru saja dilahirkan oleh Dewi Sukesi.
Bayi-bayi itu masih trah Gandarwa yang satu keturunan dengan kakek mereka, Prabu Sumali meski kini telah diruwat menjadi manusia biasa.
 
Bayi yang pertama lahir berwarna merah kulitnya dan tatap matanya amat tajam, maka bayi itu diberi nama Rahwana. Bayi yang kedua lahir berwarna keemasan dan tatap matanya agak tenang, bayi itu diberi nama Kumbakarna. Bayi yang ketiga berkelamin perempuan dan berwarna agak kuning, bayi itu diberi nama Sarpakenaka.
Ketiganya merupakan anak-anak Begawan Wisrawa yang merupakan bangsa Gandarwa. Meski buruk rupa, ketiga anak-anaknya digembleng untuk menjadi sakti dan memiliki jiwa kautaman.
 
Kabar lahirnya putra-putri Begawan Wisrawa ini sampai ke telinga Prabu Sumali dan Prabu Danaraja. Kedua raja ini memiliki respon yang berbeda, Prabu Sumali menyambut bahagia kelahiran cucu-cucunya itu sedangkan Prabu Danaraja agak was-was dan tidak bahagia.
Mengingat Prabu Danaraja sempat memperoleh wangsit dari Dewata bahwa ia memang sakti dan tidak bisa mati namun hanya bisa dibunuh oleh saudara seayahnya sendiri.
 
Diantara ketiga anak-anak Begawan Wisrawa, ada dua anak laki-laki ialah Rahwana dan Kumbakarna. Mungkinkah kedua-duanya akan menjadi lantaran akhir hidup Prabu Danaraja ?
Meski bersaudara, Rahwana dan Kumbakarna berbeda watak. Rahwana sebagai anak sulung memiliki kedigdayaan dan ambisi yang besar, sedangkan Kumbakarna walau kuat dan perkasa tetapi ia lebih tenang perangainya malah lebih kalem dalam bertindak.
Bisa ditebak, siapa yang akan menjadi sosok dibalik akhir riwayat Prabu Danaraja kelak.
 
*****

Minggu, 04 Juli 2021

Kamu pasti bertanya-tanya kenapa Nita Thalia suka memakai kostum ala rocker ?

Kamu pasti bertanya-tanya kenapa Nita Thalia suka memakai kostum ala rocker ?
 
Jawabannya ; Kostum adalah identitas seniman, wajar kalau bergaya apa saja' seniman harus berkompromi dengan kemajuan jaman dan trend yang ada.
 
Kesimpulannya ; Kostum ala rocker merupakan ciri khas yang paling mudah dikenali oleh banyak orang, musik Dangdut tidak lepas dari pengaruh rock n roll sehingga kostum penyanyi Dangdut kadang susah dibedakan dengan rocker. Sebab, yang pertama kali berdandan adalah H. Rhoma Irama maka beliaulah rocker melayu pertama di dunia. Sebetulnya kostum rocker adalah cerminan watak seorang pelantun lagunya, namun jangan salah kalau saya juga pernah menyanyikan lagu bernada sedih meski berpakaian ala rocker. Rocker juga manusia, bisa menangis kalau menyanyi dan tidak selamanya rocker itu hina.
 
Point Penting ; Kostum rocker tidak mesti menampilkan hal sangar, namun sebuah kejujuran bahwa kehebohan bisa diciptakan lewat fashion yang apa adanya.

Sejak Kapan Nita Thalia menganut genre Dangdut Metal ?

Sejak Kapan Nita Thalia menganut genre Dangdut Metal ?
 
Jawabannya ; Sejak 2002, Nita Thalia yang merupakan bintang muda dangdut masa depan sedang merintis karir dari bawah' awalnya Nita Thalia dikenal sebagai sosok yang lugu dan pemalu, hal ini dilihat dari gaya bernyanyi di atas panggung. Sebenarnya Nita Thalia kurang begitu tertarik dengan musik cadas karena bertolak belakang dengan jiwanya sebagai penyanyi santun. Namun, semua berubah saat diundang konser bersama Orkes Dangdut Rock Rudysta pada tahun 2003 silam. Nita Thalia dianggap cocok sebagai vokalis perempuan pertama bagi Orkes Rudysta yang tenar lewat lagu "Maling" ciptaan Endang Kurnia.
 
Pada Akhirnya ; Nita Thalia mulai terbiasa menjalani kisah barunya sebagai pedangdut ugal-ugalan yang energik dan mampu mengumpulkan penonton dengan aksi panggungnya mirip Ozzy Osbourne (vokalis Black Sabbath). Setelah itu Nita Thalia merilis lagu dangdut metal pertamanya yang sampai hari ini masih dinyanyikan bahkan melegenda ialah "Goyang Heboh". Lagu ini dirilis pada tahun 2004 yang diciptakan oleh Endang Kurnia juga dan hasilnya memuaskan. Menurut pengakuan Nita Thalia, sudah hampir dua dekade lagu "Goyang Heboh" mengudara di acara-acara konser dangdut sejak 16 tahun lalu. Uniknya cuma Nita Thalia sendiri yang menyanyikan lagu ini dan sangat amat jarang penyanyi dangdut lain mengcover lagunya meski di era kini sedang jadi trend cover lagu orang.
 
Kesimpulannya ; Nita Thalia ingin tampil beda dengan gayanya yang prima dan menjadi rujukan bagi para penyanyi dangdut khususnya penyanyi wanita. Menurutnya, banyak penyanyi wanita yang sejatinya mampu meniru Nita Thalia' namun pelan-pelan banyak yang beralih ke kiblat lain seperti sekarang ini dimana kiblat pedangdut wanita sudah terbelah jadi dua. Boleh saja saat ini pedangdut wanita mengidolakan Via Vallen dan Nella Kharisma, tapi ingatlah... Nita Thalia masih tetap berada di jalurnya dan tidak mendadak ikut-ikutan trend. Ia akan tetap setia di genre Dangdut Metal yang sudah jadi ciri khas dan buktinya masih laku !

 

Banyak yang ingin tahu kenapa Nita Thalia selalu memakai Sepatu Boots ?

Banyak yang ingin tahu kenapa Nita Thalia selalu memakai Sepatu Boots ?
 
Jawabannya ; Jenis sepatu yang dipakai seorang penyanyi merupakan indikator jenis musik yang dianut penyanyi itu sendiri. Dunia semua tahu bahwa Sepatu Boots identik dengan musik rock karena musik tersebut sangat keras dan memicu keramaian. Tak heran Sepatu Boots memiliki kaitan dan fungsi yang amat berguna bagi pemakainya, bagi Nita Thalia sendiri memakai Sepatu Boots adalah suatu kenyamanan dan kebanggaan ditambah perlindungan sempurna agar kaki tidak tertusuk beling/paku dan sangat baik untuk menghangatkan kaki.
 
Kesimpulannya ; Semua penyanyi wajib memakai sepatu boots karena itu merupakan kenikmatan dan kepuasaan bathin. Sepatu Boots merupakan alas kaki yang bagus untuk melakukan pekerjaan dengan durasi waktu cukup lama, tidak lebih di dunia hiburan yang memerlukan energi extra. Dan terkhusus untuk pecinta fashion, Sepatu Boots merupakan simbol budaya yang tidak terbantahkan bahkan menjadi hal penting lantaran kebutuhan di zaman ini meningkat tajam oleh perubahan jaman. Sepatu Boots yang dikoleksi Nita Thalia amatlah banyak dan tidak sedikit, mungkin penonton menganggap sepatu boots selalu identik dengan citra seorang penyanyi dan itu realita. Tetapi, di jaman modern bukan lagi suatu realita bahkan suatu tuntutan trend yang mengharuskan manusia beradaptasi dengan apa yang terjadi saat ini.

 

Kenapa Nita Thalia Kerap Berpakaian Seksi Meski Pakai Celana Panjang ?

Kenapa Nita Thalia Kerap Berpakaian Seksi Meski Pakai Celana Panjang ?
 
Jawabannya ; Pakaian seksi adalah sebuah kebanggaan bagi seorang penyanyi wanita, sebab belum afdol rasanya kalau tidak mengumbar keseksian meski menuai hujatan. Sebenarnya para penghujat itu tidak mengerti dan tidak tahu bagaimana rasanya berpakaian seperti itu. Saat ini pakaian seksi jadi kebutuhan, tidak ada yang tidak butuh. Bukan rahasia lagi bahwa keseksian wanita mampu hadirkan kesenangan bathin bagi siapa pun yang melihatnya khusus untuk laki-laki normal. Mereka yang menghujat biasanya bukan orang-orang normal, sebab diseluruh dunia bukan pakaian yang jadi bahan hujatan namun sikap dari pemakainya. Bagi saya bersikap baik adalah cara untuk merebut hati orang, bukan berarti harus angkuh layaknya memiliki kelebihan.
 
Kesimpulannya ; Yang penting punya sikap, pakaian hanya sekedar hiasan tubuh belaka. Sikap merupakan bagian dari iman, sebab cara orang beriman dilihat dari sikapnya merasakan keadaan. Berhentilah menilai penampilan luarnya, sebab tidak sedikit penampilan luar bertolak belakang dengan sikapnya.

 

Kostum Favorit Nita Thalia Adalah Jumpsuit

Kostum Penyanyi Yang Paling Sering Dipakai Nita Thalia Adalah Jumpsuit.
Koleksi Jumpsuit Milik Nita Thalia Sangat Banyak, Diantara Banyaknya Jumpsuit Ternyata Ada Jumpsuit Yang Paling Sering Dipakai Bahkan Jadi Kesayangan.
 
Jumpsuit Itu Berwarna Merah, Krem dan Kuning. Biasanya Masing-Masing Jumpsuit Dipakai Sesuai Event-Event Tertentu Dengan Sponsor Berbeda.
 
Ketika Nita Thalia Ikut Event "Spekta Merah" Ia Memakai Jumpsuit Merah. Biasanya Dipadu Dengan Sepatu Boots Hitam Panjang Yang Jadi Trademark Sang Penyanyi.
 
Tapi, Terkadang Kalau Sedang Bosan' Nita Thalia Hanya Memakai Sepatu Sneakers Saja Karena Alasan Tertentu. Mungkin, Boots nya Belum Dicuci atau Lupa Dibawa Ke Panggung.
Kalau Kondisinya Seperti Tadi, Penyanyi Wajib Bersikap Profesional dan Tidak Boleh Manja.

 

Kamis, 17 Juni 2021

Puisi : I Swear

Not all men do wrong to you.
For example, I love you' but why do you still doubt me.
 
It's true that the fire I brought was not as big as your expectation.
But able to illuminate your soul in silence. 

This time I swear I will open the door to your heart.
This time I promise 'then allow me to love you. 

Because without you I don't want to.
Because the one I love must be the one I love.
 
Not all men betray you. 
For example, I am loyal to you.
But why don't you believe me.

Rabu, 16 Juni 2021

Puisi : Antara Garuda dan Onta

Negara orang kau urusi
Negara sendiri kau cueki
Negeri orang kau puji-puji
Negeri sendiri kau caci maki
 
Bangsa lain kau kepoin
Bangsa sendiri kau kadalin
Bendera lain kau kibarin
Bendera sendiri kau sobekin
 
Negara lain terdampak bencana
Negara sendiri adem ayem bahagia
Negara lain makmur sejahtera
Negara sendiri korupsi menggurita
 
Malu kibarin merah putih
Bangga kibarin hitam putih hijau
Pakai peci katanya kampungan
Pakai sorban katanya syariat
 
Garuda bukan lambang negara
Onta malah jadi lambang negara
Nasi putih makanan rakyat jelata
Kurma makanan anjuran agama
 
Najis aku ikuti gayamu
Najis aku ikuti caramu
Minggatlah dari bumi pertiwi
Jika sikapmu masih begini

Kamis, 10 Juni 2021

Puisi : Akhir Masa

Bumi bergoyang, Bumi terguncang
Air laut bergelombang, Air laut pasang
Angin berhembus kencang, Angin semakin kencang
Gunung meletus, Gunung pun meletus

Kelaparan, kemiskinan, kebodohan
Melanda seluruh alam dunia
Kebohongan, ketidakadilan, kebobrokan
Tradisi baru umat manusia 

Agama cuma pelengkap identitas
Agama hanyalah alat kaum culas
Ayat suci cuma sebatas puisi
Ayat suci hanyalah alat janji-janji

Manusia sudah lupa tujuan hidupnya
Terhanyut arus kemewahan dunia
Moral bejat otaknya berkarat
Mulut bau kentut gayanya semrawut

Akhir dunia telah tiba
Akhir masa sudah tiba
Tua muda, miskin kaya
Semuanya sama saja

Diadili Yang Maha Kuasa
Untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya
Disiksa di dalam kerak neraka
Karena amal buruk dan dosa-dosa di masa hidupnya


Kamis, 03 Juni 2021

Persib Bandung 1985


Persib Bandung Musim 1985

Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI digelar pada tanggal 15 Januari 1985 setelah setahun sebelumnya tidak diselenggarakan karena PSSI lebih fokus mengurus Liga Sepakbola Utama atau Galatama dimana Yanita Utama Bogor berhasil menjadi juaranya. 

Kompetisi Divisi Utama Perserikatan kembali bergulir dimana Persib Bandung menjadi juara Wilayah Barat dengan mengoleksi 5 kemenangan dan 5 imbang. Ini menandai bahwa Persib Bandung pantas mendapat julukan "The Invincibles" karena tidak mengalami satu kekalahan dalam pertandingan di wilayah Barat. 

16 Januari 1985, Persib bersua Persija di stadion Menteng dan langsung menang di hadapan publik Macan Kemayoran dengan skor 3-0. Disusul hasil imbang 0-0 saat Persib menghadapi klub ibukota propinsi Sumatera Barat PSP Padang pada tanggal 19 Januari 1985 di stadion Siliwangi. 

Kontan saja Bobotoh kecewa dengan hasil imbang tersebut, namun pada tanggal 21 Januari 1985' Persib kembali merengkuh kemenangan dalam laga melawan Persiraja yang kembali digelar di Stadion Siliwangi, Bandung. Cukup dengan skor 1-0 saja Persib dengan santai membungkam Laskar Rencong Persiraja Banda Aceh di hadapan Bobotoh yang memadati tribun. 

22 Januari 1985, Persib melawat ke Medan guna menghadapi musuh bebuyutannya' PSMS Medan di stadion Teladan. Kala itu, PSMS Medan diperkuat oleh Kiper Timnas Ponirin Meka dan Playmaker handalnya Parlin Siagian berhasil menggagalkan keunggulan Persib di babak kedua sehingga berakhir dengan skor 2-2. 

Anak-anak skuad Ayam Kinantan membuktikan bahwa Persib sulit menang jika bertanding di luar kandangnya sendiri terutama di Pulau Jawa. 31 Januari 1985, seusai menahan imbang PSMS di stadion Teladan' Persib melawat ke markas PSP Padang di stadion Agus Salim. PSP Padang yang diperkuat pemain-pemain pinjaman dari klub semi-profesional Semen Padang malah dipermalukan oleh Persib dengan skor telak 4-0. 

Maklum saja, PSP Padang hanya memakai pemain cadangan Semen Padang yang belum satu kali pun tampil bersama Kabau Sirah setahun sebelumnya dalam kompetisi Galatama 1984. 

1 Februari 1985, kali ini PSMS Medan bertandang ke markas Persib di stadion Siliwangi Bandung. Dan seperti bertandingan terdahulu, hasil imbang 0-0 kembali diraih Persib.

3 Februari 1985, Persib kedatangan tamu dari Papua yakni Perseman Manokwari. Skor berakhir imbang 1-1, Persib memang lengah sehingga gagal mempertahankan keunggulan saat berhadapan dengan para pemain Papua yang terkenal hebat dalam melancarkan serangan balik.

4 Februari 1985, sehari setelah ditahan imbang Perseman Manokwari' Persib kembali menang atas Persiraja dengan skor 2-0 yang berlangsung di markas Persiraja.

6 Februari 1985, Persib kembali berhadapan dengan Persija yang kali ini berlangsung di stadion Siliwangi. Maung Bandung kembali menang melawan Macan Kemayoran dengan skor menjanjikan 4-0. Dan ini merupakan ulangan dari kemenangan mereka di stadion Menteng yang terjadi sebulan yang lalu. 

Persib menjadi juara wilayah barat Divisi Utama Perserikatan PSSI tanpa kalah alias mengukir sejarah manis. Persib lolos ke babak 6 besar yang nantinya akan digelar di Stadion Gelora Utama Senayan (Sekarang GBK). 

Persib akan berhadapan dengan finalis dan juara Wilayah Timur' para calon lawan Persib di babak 6 besar nanti ialah Juku Eja PSM Makassar, Ayam Kinantan PSMS Medan, Laskar Cendrawasih Perseman Manokwari, Bajul Ijo Persebaya Surabaya dan Mutiara Hitam Persipura Jayapura.

Stadion Gelora Utama Senayan bergemuruh saat ratusan Bobotoh datang dengan menumpangi Bis Pariwisata dan Truk pengangkut pasir guna memberi dukungan untuk klub kebanggaan Jawa Barat Persib.

15 Februari 1985, sehari setelah merayakan Hari Valentine' Persib Bandung bertemu penguasa Wilayah Timur Persebaya. Bajul Ijo tampil full squad dalam pertandingan babak 6 besar ini. Sekuat apapun lawannya, Persib Bandung tidak akan gentar. Buktinya Persebaya yang diperkuat setengah pemain yang dipinjam dari klub Galatama NIAC Mitra malah digulung 4-0.

Selanjutnya pada tanggal 17 Februari 1985, Persib berjumpa dengan Pasukan Mutiara Hitam Persipura Jayapura. Meski harus kebobolan di menit-menit awal' untungnya playmaker gesit Adjat Sudrajat, kapten berkarisma tinggi Adeng Hudaya dan penjaga pertahanan tangguh ala catenaccio Robby Darwis berhasil menghentikan perlawanan dan serangan Persipura Jayapura dengan skor 3-1.

Karena kelelahan setelah menghadapi Persipura, 18 Februari 1985 Persib harus berhadapan dengan Pasukan Ramang PSM Makassar yang diakhiri dengan kekalahan. PSM Makassar menang atas Persib Bandung dengan skor 2-1. Ini merupakan kekalahan perdana Persib Bandung setelah di pertandingan Wilayah Barat tidak pernah kalah satu kali pun. 

20 Februari 1985, Persib kembali berjumpa dengan Perseman Manokwari di babak 6 besar. Pertandingan ini diakhiri dengan skor 4-1' Persib menang lagi setelah 3 hari sebelumnya digilas PSM Makassar. 

Persib Bandung lolos ke Final dan berjumpa kembali dengan PSMS Medan, sayangnya Kompetisi Divisi Utama Perserikatan musim ini Persib harus kalah dalam adu pinalti. 23 Februari 1985 menjadi hari bersejarah dimana stadion utama Senayan dipadati penonton hingga sampai ke dekat lapangan. Asosiasi Sepakbola Asia (AFC) mencatat pertandingan ini sebagai pertandingan terpadat dalam sejarah sepakbola di Asia bahkan Dunia. Untuk ukuran kompetisi tingkat amatir saja' Pertandingan ini mampu menjadi magnet yang kuat bagi para pecinta sepakbola di seluruh tanah air. 

Ponirin Meka, kiper PSMS Medan menjadi bintang lapangan dalam pertandingan final itu. Begitu pun Parlin Siagian yang tentunya menjadi protagonis utama dibalik nestapa Persib Bandung. 

*****













Rabu, 19 Mei 2021

Kisah Arjuna Sasrabahu : Pembebasan Dewi Sukesi (Episode 15)

 
Dewi Sukesi dikurung dalam penjara yang gelap karena kabur dari keraton untuk menemui Begawan Wisrawa. Singkat cerita Begawan Wisrawa tidak bisa membiarkan hal semacam ini terjadi karena ini akan menjadi kekerasan dalam rumah tangga.
 
Begawan Wisrawa memohon bantuan kepada Prabu Sumali untuk menyelesaikan semua ini supaya Dewi Sukesi bisa dibebaskan dari penjara.
 
Surat pun dikirim kepada Prabu Danaraja, namun sikap keras hati sang prabu membuat Prabu Sumali murka karena anaknya telah diperlakukan secara tidak manusiawi. Maka tidak ada cara lain selain menegurnya secara kekerasan, Prahasta ditugaskan untuk menyelamatkan Dewi Sukesi yang disandra dalam bui.
 
Prabu Danaraja tahu hal itu, ia memerintahkan Patih Gohmuka untuk mengusir wadyabala Alengka. Tidak lama kemudian prajurit Lokapala dan Alengka bentrok di perbatasan.
 
Sayangnya prajurit Lokapala terlalu kuat untuk dihadapi berkat kehebatan Patih Gohmuka. Pasukan dari Lokapala memenangkan pertarungan sehingga usaha Prahasta gagal total.
 
Pasukan dari Alengka yang dipukul mundur akhirnya kembali ke istana, mereka melapor bahwa usaha untuk membebaskan Dewi Sukesi gagal tanpa hasil.
 
Prabu Sumali tidak tinggal diam saat putrinya disandra oleh suaminya sendiri. Akhirnya Prabu Sumali mengajak Begawan Wisrawa untuk mediasi denga Prabu Danaraja bahwa memang masalah ini harus diselesaikan secara kekeluargaan tanpa kekerasan.
 
Setelah dijelaskan lebih lanjut akhirnya Prabu Danaraja sadar bahwa ia memang tidak berjodoh dengan Dewi Sukesi lantaran sang dewi hanya mau meladeni orang yang mampu menjabarkan Sastrajendra Hayuningrat.
 
Dewi Sukesi akhirnya dibebaskan dari penjara dan diboyong pulang ke Alengka. Prabu Danaraja hanya bisa melihat dan merasakan kegagalan dalam membangun mahligai rumah tangga.
Dewi Sukesi lantas dinikahi oleh Begawan Wisrawa, namun setelah menikah sang dewi memilih tinggal di pertapaan Dederpenyu karena setia pada suami.
 
(Bersambung)

Minggu, 09 Mei 2021

Kisah Arjuna Sasrabahu : Penolakan Sukesi (Episode 14)

 
Prabu Sumali kini telah menjadi manusia seutuhnya, bukan denawa lagi berkat diruwat oleh Begawan Wisrawa. Begawan Wisrawa berjasa mengubah nasib sahabat karibnya itu dengan ilmu Sastrajendra Hayuningrat. Meski harus menelan korban akibat keteledoran Raden Sukesa yang berubah wujud menjadi denawa' kini semuanya telah berubah total.
 
Begawan Wisrawa memboyong Dewi Sukesi ke negeri Lokapala untuk dinikahkan dengan Prabu Danaraja. Dengan restu Prabu Sumali, Begawan Wisrawa berhasil memboyong Dewi Sukesi ke negeri Lokapala untuk dikawinkan.
 
Sayangnya begitu sudah hendak dikawinkan, Dewi Sukesi mengaku tidak mencintai Prabu Danaraja lantaran sang dewi hanya mau dinikahi oleh laki-laki yang bisa menjabarkan Sastrajendra Hayuningrat dan Begawan Wisrawa hanya sarana semata untuk perjodohan putranya.
 
Dewi Sukesi tidak mau menikah dengan Prabu Danaraja meski telah diboyong ke Lokapala untuk menjadi permaisuri. Akhirnya Dewi Sukesi terpaksa menikah dengan nada terpaksa demi membahagiakan sang prabu.
 
Sayangnya usia perkawinan Prabu Danaraja dan Dewi Sukesi tidak berlangsung lama mengingat sang dewi benar-benar tidak mencintai sang prabu lahir bathin.
Ia lebih memilih berselingkuh dengan orang yang dahulu memboyongnya ke Lokapala, tidak lain dan tidak bukan sudah pasti Begawan Wisrawa.
 
Dewi Sukesi kabur dari keraton untuk menemui Begawan Wisrawa yang sedang bertapa di pertapaan Dederpenyu. Disanalah Dewi Sukesi ingin menemui orang yang ia cintai selama ini meski tergolong mertuanya sendiri. Prabu Danaraja kaget mengetahui ketidakberadaan istrinya itu yang menghilang dari keraton, menurut laporan para dayang kedaton sang dewi kabur ke pertapaan Dederpenyu.
 
Prabu Danaraja lantas menyusul ke pertapaan Dederpenyu untuk menjemput Dewi Sukesi. Sayangnya karena hati Dewi Sukesi sudah tidak cinta lagi maka yang ada hanya rasa benci.
 
Dewi Sukesi sudah bersumpah hanya akan dinikahi oleh laki-laki yang mampu menjabarkan Sastrajendra Hayuningrat. Maka tepat menurut Dewi Sukesi dimana ia memilih Begawan Wisrawa selaku mertuanya sendiri dibanding Prabu Danaraja yang merupakan suami sahnya.
 
Prabu Danaraja menuding Begawan Wisrawa telah merebut istrinya lantaran kejadian sayembara itu. Begawan Wisrawa berbalik menganggap Prabu Danaraja yang seharusnya pergi sendiri ke Alengka waktu itu untuk mengikut sayembara, bukannya diwakili oleh Begawan Wisrawa.
 
Keduanya saling menyalahkan antara ayah dan anak, maka pertarungan pun tidak terelakkan lagi. Bisa dibilang inilah pertarungan antara ayah dan anak pertama dalam sejarah keluarga di negeri Lokapala.
Begawan Wisrawa yang terkenal sakti berhasil melumpuhkan Prabu Danaraja yang kesaktiannya belum seberapa. Bahkan beberapa kali Begawan Wisrawa dihempaskan banyak jurus oleh Prabu Danaraja' sayangnya itu tidak membuat sang begawan tertunduk.
 
Dengan taktik licik Prabu Danaraja menggunakan jurus kilat yang memancarkan cahaya menyilaukan. Sehingga Begawan Wisrawa merasa silau dan entah bagaimana jadinya Prabu Danaraja menghilang dari hadapannya.
 
Begitu pun dengan Dewi Sukesi yang juga lenyap dari pertapaan Dederpenyu. Sementara itu di negeri Lokapala, Prabu Danaraja berhasil membawa pulang Dewi Sukesi. Sekali lagi Dewi Sukesi enggan meladeni keinginan Prabu Danaraja dan mempertanggungjawabkan perbuatannya sebagai permaisuri raja.
 
Dewi Sukesi dengan halus masih menolak keinginan Prabu Danaraja, maka dari itu semakin murka wajah sang prabu. Tidak ada cara lain maka Dewi Sukesi dikurung di dalam penjara dengan pengawalan ketat.
 
Prabu Danaraja memenjarakan istrinya sendiri lantaran tidak mau menuruti perintah dan berbuat serong hanya karena ingin setia pada sumpah janjinya.
Kemudian, Prabu Danaraja kembali ke singgasana untuk menjalankan roda pemerintahan seperti biasanya. Sayangnya, berita dipenjaranya Dewi Sukesi membuat rakyat negeri Lokapala menyayangkan perbuatan Prabu Danaraja yang kejam itu.
Tapi mau bagaimana lagi coba ?
 
Seorang istri seharusnya tidak berbuat seperti itu demi menunaikan sumpahnya di masa lalu bahkan beberapa kali Prabu Danaraja meminta agar Dewi Sukesi mengurungkan niatnya dinikahi oleh orang yang bisa menjabarkan Sastrajendra Hayuningrat.
 
(Bersambung)