Selasa, 15 Desember 2020

Puisi : Sebuah Pujian

 
 
Kamu adalah separuh emosiku yang luluh akibat perbuatanmu
Kamu adalah setengah jiwaku yang terpisah oleh ruang dan waktu
Luapan amarahku adalah bagian dari rinduku
Jeritan hatiku adalah puncak kerinduanku
 
Bayanganmu menghantuiku dalam langkah hidup ini
Percikan bunga api membakar seluruh sanubari
Merambat menghanguskan ketidakwarasan ini
Berakhir menjadi abu yang tertiup angin malam ini
 
Lupakan sejenak problema yang menjerat
Tebalkan iman agar semakin erat dan kuat
Jika engkau akan datangi aku malam ini
Katakan sejujurnya semua yang ada di relung hatu
 
Biarlah aku rasakan semua
Biarlah aku nikmati semua
Kasih sayangmu padaku
Tetaplah kau jadi milikku

Selasa, 01 Desember 2020

Puisi : TAI CELENG RASA COKELAT

 
Puisi Karya Sugik Nur Raharja 

Angin Timur berhembus ke dalam hatiku
Seakan dialah yang menyapaku
Dunia ini bagaikan pulau yang mengambang
Diatas lautan bertabur bintang-bintang
 
Angin Barat menerjang kepalaku
Seakan dialah yang mengenyahkanku
Dunia ini sempit bagaikan dalam kamar mandi
Didalam palung penderitaan yang menggerogoti hati
 
Kalau cinta sudah melekat 
Tai celeng rasa cokelat
Jerawat bagaikan kawah-kawah bekas hantaman meteor
Bibir pecah-pecah seperti habis minum oli satu botol
 
Air kencing yang pesing, baunya bagaikan wiski alias martini
Hidup jangan dibuat pusing, Bertemu kasih jadinya pangling

Kamis, 26 November 2020

Puisi : Keluarga

 

Kumengerti arti semuanya
Yang kini tinggal penyesalan
Kasih sayang telah sirna
Terhempas ketidakpastian
 
Takkan ada yang bisa mengganti
Takkan ada yang lebih dari kepingan
Semangat untuk bangkit lagi
Untuk mencari kebahagiaan
 
Ayahku... Ibuku...
Keduanya adalah semangat hidupku
Semuanya... Hilanglah...
Aku sudah membuat kalian kecewa
 
Doa restumu membuatku kuat
Cinta kasihmu membuatku hebat
Ayahku yang mengukir jiwa ragaku
Ibuku yang membesarkan diriku
 
Ingin aku kembali berjumpa
Sayangnya aku tak bisa
Siapa pula anak yang tega
Melupakan orang tuanya

Puisi : Zaman Kemajuan

 

Gedung-gedung tinggi
Menjulang ke atas langit
Lampu-lampu bersinar terang
Menghiasi gelapnya sudut malam
 
Kendaraan berlalu-lalang
Mobil, sepeda motor dan pesawat
Asap knalpot bertebaran
Bau sampah menyengat hidung
 
Kaum borjuis berpestapora
Kaum marjinal bermuram durja
Pestapora di malam minggu
Suara jangkrik menjadi kelabu
 
Zaman kemajuan banyak penyesatan
Zaman kemajuan banyak penipuan
Zaman kemajuan banyak pembodohan
Zaman kemajuan banyak pembabatan
 
Penyesatan jadi pegangan
Penipuan meraja lela
Pembodohan jadi kebiasaan
Pembabatan hutan jadi biangnya

Puisi : Kapan Kita Punya Rumah ?

 

 

Hidup di tengah kerumunan
Sungguh memprihatinkan
Makan tidur depan emperan
Di trotoar kita cari makan
 
Nyanyikan lagu kebebasan
Agar dapat sebuah kelayakan
Bermimpi punya rumah
Istana yang amat indah
 
Kapan kita punya rumah ?
Bosan hidup di jalanan
Kapan kita punya rumah ?
Itu yang selalu ditanyakan
 
Kepanasan, kehujanan
Kehausan, kelaparan
Itulah yang dirasakan
Kedinginan, kesakitan
 
Menahan kesabaran
Itulah yang dilakukan
Istana hanya tinggal impian
 
Tidur siang di tengah lapangan
Wajah dekil bau keringat
Kapan derajat akan terangkat ?

Selasa, 17 November 2020

Puisi : Barisan Sakit Hati

 
Foto : Habib Novel Bamukmin (Habib Palsu)

Mereka Sakit Hati
Karena Disebabkan Kekalahan
Mereka Sakit Hati
Karena Tidak Diberi Jabatan
 
Mereka Adalah Kaum Pendengki
Mereka Adalah Tukang Iri
Kalau Kerja Hasilnya Pas-pasan
Kalau Demo Ocehannya Bernilai Jutaan
 
Akalnya Pendek
Panjangan Angan-Angan
Hidungnya Pesek
Narasinya Keterlaluan
 
Barisan Sakit Hati
Orang-orang Tidak Tahu Diri
Barisan Sakit Jiwa
Orang-orang Yang Gila Kuasa
 
Lembek Iman Uring-uringan
Lembah Syahwat Semakin Gawat
Manusia Berotak Sekecil Kutu
Baru Dengan Petasan Mati Kutu
 
Kalau Sudah Begini Jadinya
Lebih Kau Baik Tobat Saja
Untuk Apa Mengurus Dunia Fana
Kalau Ujungnya Menambah Dosa
 
Rambutmu Mulai Beruban
Kulitmu Makin Mengkerut
Kakimu Sering Kesemutan
Tapi Sakit Hatimu Makin Akut
 
Susah Dinasehati Malah Balik Menasehati
Ingatlah Semua Itu Tiada Arti
Banyak Ulah Banyak Pula Tingkahmu
Membuat Malu Anak Menantu Dan Cucu
 

Selasa, 03 November 2020

Puisi : Engkau

 
Cerminan hidup terlihat dari rasa cinta
Cerminan hidup terlihat dari perbuatan
Engkau adalah belahan jiwa
Engkau adalah sebuah harapan
 
Sisa-sisa hidupku hanya demi engkau
Tiada yang lain selain engkau
Separuh jiwaku hanya demi engkau
Tiada yang lain selain engkau
 
Luasnya gurun sahara
Gersangnya gurun kalahari
Tak bisa membakar dahaga
Tak mampu menandingi
 
Engkau... Engkau... Engkau...
Pusat kehidupan dan peradaban
Engkau... Engkau... Engkau...
Kutitipkan harapan dan impian

Puisi : Doa Tengah Malam

 
Kubuka keran dan air mengucur
Basahi muka dan kedua tangan
Kutahan rasa kantuk di kepala
Dengan menyebut nama Illahi
 
Dingin nan gelap suasana malam
Suara nyamuk-nyamuk beterbangan
Terbayang masa lalu yang kelam
Teringat wajahmu yang aku rindukan
 
Kupanjatkan doa untukmu disana
Agar kau selalu baik-baik saja
Kutahan segala ambisi dan amarah
Semoga tidak terjadi apa-apa
 
Dini hari aku renungkan
Pagi hari aku renungkan
Segala peristiwa memilukan
Segala cerita menyedihkan
 
Untukmu doaku
Wahai cintaku
Untukmu doaku
Wahai sayangku
 
Biarlah semua sirna ditelan zaman
Menapaki tajamnya bukit berduri
Doaku akan selalu melindungimu
Selama engkau masih mengingatku

Puisi : Salah Jalan

 
Banyak orang yang salah jalan
Banyak orang yang salah pengertian
Semua serba ingin kecukupan
Semua serba ingin kesampaian
 
Segala cara ditempuh untuk menafkahi
Mulai dari yang halal sampai yang haram
Tiada peduli terhadap sesama manusia sendiri
Yang penting lambung kosong bisa dibungkam
 
Seakan lupa pada Sang Pencipta
Keyakinan jadi alat propaganda
Seakan punya kunci pintu surga
Orang lain divonis masuk neraka
 
Dompet tebal banyak uangnya
Rumah besar berlantai permata
Kepala bermahkota emas berlian
Di garasi tersimpan banyak kendaraan
 
Tak mungkin semua itu dibawa mati
Tiada seorang pun yang hidup abadi
Panasnya hawa nafsu dunia fana
Membuat manusia menjadi gila harta
 
Segelintir manusia yang salah jalan
Tersesat bagai di tengah hutan
Banyak yang mencari keuntungan
Yang penting perut tak kelaparan
 
Setan tertawa berpesta pora
Manusia jadi kacungnya
Setan tertawa bersuka cita
Manusia disiksa dalam neraka

Puisi : Pemutusan Hubungan

 
Bangun tidur kubuka ponsel
Tiba-tiba ada pesan singkat
Di layar tertera sebuah pesan tersirat
Sungguh terkejut aku membacanya
 
Sehabis mandi lalu sarapan pagi
Isi pesan dari itu kubaca lagi
Lantas aku balas isi pesan itu
Sedetik kemudian aku pun terkejut
 
Kau bilang minta pemutusan hubungan
Kau bilang sudah tidak ada kecocokan
Berbulan-bulan kita menjalin hubungan
Akhirnya putus juga di tengah jalan
 
Oh, nasib... Oh, nasib...
Habis manis sepah dibuang
Oh, nasib... Oh, nasib...
 
Rasanya seperti kehilangan peluang
Untuk bercinta, untuk bertatap muka
 
Rasa-rasanya sudah tiada gunanya
Untuk berkata, untuk bersanding saja
Sepertinya sudah tiada artinya

Jumat, 23 Oktober 2020

Puisi : Biarlah Semua Itu Berlalu

 

Aku tidak peduli apa kata mereka
Setiap manusia menentukan jalan hidupnya
Orang lain tidak tahu apa-apa
Banyak bicara dan kerjanya cari muka
 
Melaju diatas roda kehidupan
Menentukan nasib masa depan
Tetesan peluh basahi kepala
Berjuang melawan angkara murka
 
Biarlah semua itu berlalu
Biarlah semua itu lenyap
Untuk obati hati yang pilu
Supaya semangkin mengkilap

Desain Kaos Pemain Sepak Bola : Edisi Oktober

 

Adidas Musim 1989-1990


Adidas Musim 1990-1991

Sabtu, 17 Oktober 2020

Senin, 05 Oktober 2020

Kisah Arjuna Sasrabahu : Memboyong Taman Sriwedari (Episode 11)

 

Sukrasana datang ke Mahespati untuk menemui kakaknya yang sudah diangkat menjadi Patih.
Namun, Sukrasana tidak mungkin mendatangi kakaknya itu dengan wujud seperti ini.
Kemudian Sukrasana memohon kepada dewata agar wujudnya berubah menjadi lelaki yang tampan seperti halnya kakak kandungnya itu.
Dewata mengabulkan keinginan Sukrasana dan berubah wujudlah Sukrasana menjadi tampan layaknya manusia biasa.
 
Sukrasana datang ke Mahespati sambil mencari pekerjaan yang layak agar bisa bertahan hidup.
Sukrasana lantas bekerja sebagai pelukis yang menjual hasil lukisannya kepada orang-orang.

Sampai suatu hari prajurit-prajurit Mahespati dibuat kagum dengan lukisan karya Sukrasana. Mereka tentu ingin membeli lukisan itu tetapi Sukrasana mematok harga yang cukup mahal.
Hal itu membuat mereka berkecil hati dan mundur, seketika lukisan Sukrasana terkenal seantero Mahespati. 
 
Bahkan Prabu Arjuna Sasrabahu dibuat tertarik untuk memiliki lukisan itu. Namun, sang prabu kemudian mengutus Patih Suwanda untuk membeli lukisan itu dan membawanya ke istana.
Patih Suwanda datang ke tempat dimana lukisan mahal itu dibuat, namun ia kaget melihat lukisan itu karena mengingatkannya pada seseorang.
 
Patih Suwanda merupakan gelar baru bagi Sumantri setelah berhasil menjadi patih. Patih Suwanda lantas bertanya kepada sang pelukis siapakah pelukis yang asli dari lukisan itu ?
Tanpa ada rasa curiga, Patih Suwanda bisa melihat dari sorot mata pelukis itu bahwa ternyata pelukis itu adalah Sukrasana.
 
Kemudian Patih Suwanda memeluk Sukrasana yang sudah berubah menjadi tampan. Sukrasana lantas menceritakan perjalanannya dari pertapaan menuju Mahespati sehingga menjadi tampan.
Setelah dijelaskan semuanya, Patih Suwanda lantas memboyong Sukrasana ke Keraton guna menemui Prabu Arjuna Sasrabahu karena kebetulan beliau sedang membutuhkan lukisan untuk dekorasi ruang keraton. 

Setelah diboyong ke Keraton, Sukrasana disambut oleh Prabu Arjuna Sasrabahu. Kedatangan Sukrasana membuat Prabu Arjuna Sasrabahu gembira.
Sang prabu meminta agar lukisan karyanya itu dipasang di sudut ruangan untuk memperlengkap koleksinya.
 
Sukrasana pun menyanggupi keinginan raja Mahespati. Dengan kesaktiannya, lukisan itu terpasang dengan sendirinya. Prabu Arjuna Sasrabahu terkesan, rupanya baru tahu kalau Sukrasana juga seorang yang sakti.
Kemudian, Patih Suwanda mengatakan dengan jujur bahwa Sukrasana adalah adiknya. Alangkah terkejutnya Prabu Arjuna Sasrabahu mendengar pengakuan itu.
 
Sukrasana mengaku ingin bertemu dengan kakaknya di Mahespati lantaran kesepian setelah ditinggal bersama ayahandanya, Resi Suwandageni dan Endang Darini, ibunya.
Sukrasana ingin membuktikan baktinya kepada Prabu Arjuna Sasrabahu seperti halnya kakaknya.
Namun, Prabu Arjuna Sasrabahu mengajukan syarat kepada Sukrasana. Syarat itu adalah memindahkan Taman Sriwedari ke negara Mahespati hanya dalam sekejap.
 
Namun, Sukrasana tidak tahu dimana letak Taman Sriwedari berada. Prabu Arjuna Sasrabahu memberi tahu bahwa Taman Sriwedari berada di Kahyangan Untarasegara.
Akhirnya Sukrasana menyanggupi keinginan Prabu Arjuna Sasrabahu. Sukrasana berangkat ke Kahyangan Untarasegara sendiri untuk membawa Taman Sriwedari ke negeri Mahespati.
 
Sukrasana pun menghilang dari hadapan Prabu Arjuna Sasrabahu dan beranjak ke Kahyangan Untarasegara.
Sementara itu di Kahyangan Untarasegara, ada sesosok ular naga besar dan seekor burung garuda.
 
Ular naga besar itu adalah Nagawisesa dan burung garuda itu bernama Brihawan. Mereka berdua diperintahkan oleh Batara Wisnu untuk menjaga Taman Sriwedari. Batara Wisnu kini turun ke bumi menitis pada Prabu Arjuna Sasrabahu dan Patih Suwanda, Nagawisesa dan Brihawan ditugaskan tetap berada di Kahyangan Untarasegara sampai masa bakti Batara Wisnu di bumi selesai.
Dari jauh Sukrasana terlihat sudah berada di sana, ia melihat dari jauh letak Taman Sriwedari yang indah penuh bunga.
 
Sukrasana menduga taman itu pasti ada penghuninya, sebab ia bisa merasakan hawa mahluk dewata yang berada ditempat itu.
Begitu masuk ke dalam taman, Sukrasana dihadang Nagawisesa. Sukrasana menjelaskan maksud hatinya datang ke Kahyangan Untarasegara untuk memboyong Taman Sriwedari.
 
Nagawisesa marah karena Sukrasana dianggap telah berbuat lancang karena ingin memboyong Taman Sriwedari ke bumi.
Maka terjadilah pertarungan sengit antara keduanya, Nagawisesa mencoba melilit tubuh Sukrasana dan meremukkan tulangnya.
 
Namun, Sukrasana bisa terbebas dari lilitan Nagawisesa dan membanting ular naga raksasa itu sampai berkunang-kunang kedua matanya.
Brihawan, burung garuda tunggangan Batara Wisnu yang melihat sahabatnya tidak berdaya segera menghardik Sukrasana.
Maka terjadilah duel di udara antara Sukrasana dengan Brihawan.    
 
Sukrasana melayang-layang dicengkram oleh kuku Brihawan dan dibuat pusing.
Untungnya Sukrasana bisa lepas dari cengkraman dan menyerang Brihawan. 
Pertarungan keduanya membuat gonjang-ganjing, para dewa takut kalau Brihawan atau Nagawisesa mati maka Batara Wisnu akan murka meski kini dewa penghuni Kahyangan Untarasegara itu berada di bumi.
 
Untungnya Batara Narada datang melerai pertarungan itu dan mempersilahkan salah satu diantaranya untuk menjelaskan peristiwa ini secara lengkap.
 
Sukrasana mengatakan dirinya diperintahkan oleh Prabu Arjuna Sasrabahu untuk memboyong Taman Sriwedari ke negara Mahespati, tapi malah dihadang oleh Nagawisesa dan Brihawan yang kebetulan berada di sekitar Taman Sriwedari.
 
Batara Narada tahu betul, memang Taman Sriwedari sudah waktunya berpindah tempat dari Kahyangan Untarasegara ke negara Mahespati mengingat Batara Wisnu sedang menitis sebagai raja disana.
 
Nagawisesa dan Brihawan meminta maaf atas kelancangannya pada Sukrasana. Kemudian atas izin Batara Narada, Taman Sriwedari diboyong ke negeri Mahespati secara gaib.
Sukrasana berhasil menunaikan tugasnya sebagai baktinya kepada Prabu Arjuna Sasrabahu. 
 
Keberhasilan Sukrasana memboyong Taman Sriwedari ke negeri Mahespati mendapat pujian dari Prabu Arjuna Sasrabahu.
Prabu Arjuna Sasrabahu lantas memberikan sesuatu kepada Sukrasana. Ternyata Sukrasana mendapat wewenang sebagai Senapati Agung Mahespati.
 
Patih Suwanda mengucapkan selamat atas keberhasilan adiknya itu karena sudah diterima pengabdiannya di Mahespati.
Sukrasana mendapat gelar yakni Arya sebagai wujud kebanggaan atas prestasinya memboyong Taman Sriwedari.

(Bersambung)
 
 
 

Desain Kaos Pemain Sepak Bola : PSIS Semarang 1991-1992 & 1992-1993

PSIS Semarang 1991-1992


PSIS Semarang 1992-1993
 

Desain Kaos Pemain Sepak Bola : FK Dukla Praha 90s

FK Dukla Praha 1990-1991


FK Dukla Praha 1991-1992

FK Dukla Praha 1992-1993
 

Jumat, 25 September 2020

Puisi : Cintaku Tertinggal Di Pesurungan

Foto : Terminal Bis Tegal, Pesurungan, Tegal Barat, Kota Tegal

Malam ini aku akan pergi
Merantau ke luar negeri
Diantar oleh dirimu
Wahai Kekasihku

Sehabis aku membeli tiket bis kota
Kau peluk aku sambil berurai air mata
Seakan tak ingin kehilanganku
Namun aku coba tenangkan dirimu

Pesurungan di malam hari
Aduhai sungguh dingin sekali
Jaket kulit ini menjadi saksi
Keberangkatanku malam ini

Pesurungan di malam hari
Angin bertiup kencang sekali
Semakin dingin udara malam ini
Kuharap engkau mengerti semua ini

Suara mesin dari knalpot bis
Hatiku semakin teriris-iris
Lambaian tanganmu itu
Akan kuingat-ingat selalu

Jangan pernah anggap perpisahan ini
Sejatinya itu hanyalah sebuah permulaan
Cintaku dan cintamu kini sedang diuji
Ketika jarak dan waktu memisahkan

Bersiaplah untuk menerima
Kepulangankan lusa nanti
Pastikan engkau tetap setia
Menanti kepulanganku nanti

Cintaku tertinggal di Pesurungan
Menghadirkan hangatnya kerinduan
Entah sampai kapan semuanya berlalu
Oh, sayang nantikan kehadiranku

 

Senin, 21 September 2020

PKI SUDAH MATI, TAPI CARANYA DIPAKAI LAGI

Gambar : Bendera Partai Komunis Hindia 

PKI memang sudah mati, tapi ajaran ideologinya masih hidup bahkan abadi hingga kini.

Apa itu ideologi PKI ?

Ideologi PKI adalah menghalalkan segala cara untuk merebut kekuasaan dengan cara menciptakan kekacauan dalam segala bidang.

PKI sudah tidak ada, namun sisa-sia peninggalannya masih bisa kita temui. Lantas mengapa bangsa Indonesia membenci PKI dan menjadikan PKI sebagai sumber umpatan terhadap orang yang tidak seideologi ?

Jawabannya adalah faktor politik, karena persaingan menuju kursi kekuasaan amat ketat. Maka cara kasar dan tidak manusiawi kadang dilakukan oleh sekelompok orang yang dibutakan oleh kemilau jabatan.

Sudah sering kita temui betapa hasrat untuk berkuasa jauh lebih dominan daripada mawas diri. Karena cerita lama tentang gerakan kiri masih jadi bahan omongan semua orang, jadi siapa pun yang tahu hal ini pasti menyimpan rasa penasaran tinggi.

Diam bukan berarti membiarkan, ideologi kiri sebenarnya bisa ikut mati bersama penciptanya. Namun, seiring berjalannya waktu ideologi kiri malah dipakai juga oleh orang berideologi kanan.

Alasannya jelas seperti tadi, politik yang menyilaukan mata hati sehingga butalah orang bermoral itu.

Orang bermoral pun menganggap PKI adalah rujukan untuk merebut kekuasaan secara tidak sah.

Jiwa revolusi masing-masing dimiliki setiap manusia, mereka berhak untuk merevolusi diri sendiri agar bisa merubah haluan politiknya.

Ideologi khas PKI kini jelas terasa dalam kehidupan kita, saling menjatuhkan dan saling melecehkan itulah khasnya.

Mungkin sulit untuk dihilangkan karena apa saja halal untuk dilakukan asal tujuan tercapai.

Rabu, 16 September 2020

Puisi : Sok Suci Sok Bersih

Foto : Novel Fatrio
 
Engkau tiada bedanya dengan kotoran
Engkau tiada bedanya dengan sampah
Merasa paling suci sebagai manusia
Merasa paling bersih dari dosa-dosa

Jangan sok bersih
Jangan sok suci
Di dalam hatimu belum tentu bersih
Apalagi isi otakmu belum tentu suci

Kau pamerkan kebaikanmu demi pencitraan
Membagi harta benda tanpa perhitungan
Senyum manismu cerminan sejuta kebohongan
Manis ucapanmu hanyalah sebuah bualan

Manusia terlahir harus berdosa
Tak ada satu pun yang tak berdosa
Ibaratnya bagai kehilangan tongkat
Akhirnya kau menjadi manusia sesat

Kau bangga jadi penguasa
Hanya karena punya segalanya
Belum tentu kau masuk surga
Hanya karena punya kunci surga

Lagakmu bagai seorang mafia
Rakus, tamak dan juga serakah
Sengaja engkau tanam bibit-bibit nista
Tumbuhlah jiwa angkara murka berbuah antah berantah

Puisi : Masih Terasa

Foto : Maria Vania

Minggu lalu kau berpamitan
Untuk pergi keluar kota
Mencari sebuah pekerjaan
Di tengah luasnya ibukota

Aku sendiri disini
Merenungi nasibmu
Tak tahu harus apa lagi
Saat aku harus melepasmu

Masih terasa belaian tanganmu
Masih terasa hangat pelukanmu
Masih terasa segala kebaikanmu
Masih terasa suara dari bibirmu

Ingin sekali melepas rindu
Semakin hari semakin tak menentu
Dinginnya malam ini tanpa dirimu
Kehadiranmu hangatkan malamku

Bantal guling ini dan selimut ini
Tak mampu menggantikan dirimu
Bila suatu saat nanti kau kembali
Engkau masih mengingat diriku

Selasa, 15 September 2020

Desain Kaos Pemain Sepak Bola : Timnas Indonesia 1992-1994

 Timnas Indonesia 1992

 Timnas Indonesia 1993

Timnas Indonesia 1994

Cerita Anak Muda : Rocker Pensiun (Episode 13)

Omen, Ferry, Zabdiel dan Lucky optimis ini akan menjadi album terbaik. Sebab bukan tidak mungkin ini bisa sukses seperti dulu.
Sponsor-sponsor pun disiapkan untuk menangangi konser tour yang akan berlangsung setelah beberapa minggu album diluncurkan.
Pihak event organizer sudah disiapkan, mulai dari panggung hingga keamanan sudah jadi prioritas demi lancarnya acara. 

Kini konser tour telah tiba, The New Bad Boys kembali menyapa penonton dengan lagu-lagunya yang segar.
Meski tidak seheboh awal kemunculannya, profesionalisme masih dipegang secara mantap.
Permainan musik yang cantik menjadi kunci keberhasilan Omen, Zabdiel, Ferry dan Lucky dalam menghibur penonton.
Total sudah 10 kota mereka lalui dalam tour ini. Mereka memperoleh pendapatan dari penjualan tiket sebesar 500.000.000 rupiah hanya dalam dua minggu. 

Angka penjualan tiket yang fantastis ini juga di-imbangi dengan angka penjualan album "Bangkit Dari Kematian" sebesar 30 Juta copy.
Promosi radio dan media televisi amatlah gencar, di tambah sejak saat itu The New Bad Boys mulai melirik bisnis merchandise yang semula tidak dilakukan.
Kaos, sepatu, jam dinding, handuk dan poster orisinil mulai dijajakan selama konser tour berlangsung di masing-masing kota. 

Omen nampak bahagia setelah konser tour dan promosi album berjalan sesuai harapan sekaligus melampaui ekspektasi.
Ia bahagia saat ini bisa kembali berkarya tanpa tekanan dari pihak manapun.
Sepertinya ia tidak akan memutuskan untuk pensiun karena baginya musik adalah jalan hidup. 

Di saat konser tour masih berlangsung, Omen mendapat kabar bahagia karena kini istrinya telah melahirkan. Seluruh personil The New Bad Boys memberi selamat atas kelahiran anak pertamanya itu dengan penuh suka cita.
Omen tidak lupa bersyukur kepada Yang Maha Kuasa karena akhirnya bisa dikaruniai momongan untuk kali pertama dalam hidupnya. 

Sepulang konser, Omen menjenguk istri dan buah hatinya di rumah sakit. Kebetulan sang bayi lahir berjenis kelamin laki-laki dan anak pertamanya itu di beri nama Omar. Sebuah nama yang singkat dan penuh makna yang luar biasa.
Omar merupakan nama yang sangat gagah, jantan dan berwibawa. Mengingat nama Omar adalah nama seorang pejuang kemerdekaan Libya di masa penjajahan Italia yang termasyhur.
Omen dan Fhey nampak berbahagia dan tidak sedikit pun memperlihatkan kesedihan setelah penderitaan yang dulu mereka jalani penuh kerelaan akhirnya terbayar lunas berkat perjuangan tanpa kenal lelah. 

(Bersambung)

Sabtu, 12 September 2020

Jumat, 11 September 2020

Suara Kita : Sertifikasi Ulama Bukan Berarti Membatasi Dakwah


 Foto : Ulama Gadungan, Habib Novel Bamukmin



Alasan kenapa MUI menolak sertifikasi ulama karena takut hak berdakwah dan berfatwa dibatasi oleh negara, padahal sertifikasi ulama sejatinya dilakukan untuk membantu ulama dalam perekonomian keluarga mereka. 


Sertifikasi ulama dilakukan untuk menolong ulama dari jeratan kemiskinan dan ketergantungan hidup pada umat. Karena ulama adalah tokoh rohaniwan yang biasa hidup miskin, maka wajar ada yang menolak program ini.

Keuntungan sertifikasi ulama adalah ulama dapat bantuan operasional dari negara guna meringankan beban hidup. Jadi inilah kebaikan negara terhadap ulama dan bukan sebagai cara untuk mempersempit jalur dakwah para ulama. 

Bukan berarti setelah sertifikasi, para ulama tidak bisa berdakwah secara leluasa. Mereka para ulama justru akan diberi kesempatan untuk menekuni program lain karena memiliki sertifikasi resmi demi kelangsungan hidupnya. 

Khususnya bagi ulama-ulama yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, mereka akan memperoleh beasiswa untuk memperlancar pendidikan sekaligus memperkuat ukhuwah antara kaum agamawan dengan kaum birokrat demi persatuan bangsa. 

Ulama yang tidak mencerminkan perilaku seorang agamawan akan dibina untuk mendapat sertifikasi supaya bisa diringankan hidupnya. Jadi sertifikasi ulama bukanlah cara untuk mematikan dakwah namun memperjelas nasib ulama agar tidak terkatung-katung. 

Dengan demikian, ulama tidak perlu lagi khawatir masa depan mereka terancam dan tidak usah beralih pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan. Manfaatkanlah kemudahan ini supaya kelak bisa memberika kontribusi dalam pembangunan moral bangsa yang berdasarkan pada Pancasila & UUD 1945. 

Karya : Joko Lelur 
Ide : Joko Lelur

Kamis, 03 September 2020

Suara Kita : Keabadian Menurut Jaksa Fedrik Adhar

Foto : Jaksa Fedrik Adhar Syaripuddin
 
Dalam sebuah terbitan Kristen, saya menemukan kalimat berikut ini:
 
Ada dua macam keabadian di dalam hidup ini. Abadi di surga bersama tuhan dan semua orang suci, atau keabadian di neraka bersama setan…. 

Dan hanya tergantung pada manusia kemana ia akan masuk. Tuhan ingin manusia semua berada di surga, dan ia telah dan sedang melakukan yang terbaik untuk kita agar kita masuk ke surga. Tihan, bahkan tuhan, tidak dapat lebih dari ini. 

Untuk Kristen, yahudi, muslim, tao, buddhis, hindu, semuanya!
Dan sangat mudah untuk hidup abadi di surga! Cukup percaya pada Yesus Kristus saat ini juga dan anda akan selamat!


Komentar saya : Itu katanya begitu mudah.
 

Tapi lihat : Bagi yahudi, Kristen adalah aliran sesat yang menyimpangkan ajaran agamanya dengan modifikasi. Anda tidak akan masuk surga kalau ikut ajaran sesat.
 

Bagi islam, tuhan tidak punya anak dan tidak diperanakkan. Anda tidak akan masuk surga kalau menganggap tuhan punya anak.
 

Bagi tao, ada banyak tuhan, yesus bias jadi salah satunya, tapi ada yang lebih hebat dari tuhan yaitu tao. Tao jauh lebih hebat lagi dari surga, kenapa harus mengejar surga.
 

Bagi hindu, ada lebih banyak lagi tuhan, tapi yesus bukan salah satunya. Bila ya, bagaimana hubungannya dengan tuhan lainnya?
 

Bagi Buddha, tidak perlu yesus untuk mencapai nirwana.
 

Bagi Fedrik Adhar, mana buktinya? 

Bukti kalau keabadian itu ada dua dan kalau agama anda benar ?

Keabadian Diciptakan Secara "Gak Sengaja"
Jadi Masuk Surga atau Neraka pun menurut penurutan Malaikat'
Katanya "Gak Sengaja" Juga Kan...

Berdosa Gak Sengaja 
Berbuat Baik Gak Sengaja
Selingkuh Gak Sengaja
Korupsi Juga Gak Sengaja

Apapun Serba Gak Sengaja, Ngelonte Pun Gak Sengaja...

Penulis : Ari Indra Mardjaman
Pengedit : Joko Lelur 
Sumber : Akun Pribadi Penulis

Puisi : Paceklik

Kemarau rupanya telah tiba
Debu-debu berterbangan
Menempel di sela-sela kaca
Angin meniup tirai jendela

Para petani memompa air tanah
Dengan diesel tua berkarat
Agar air mengaliri sawah-sawah
Wajahnya hitam agak memucat

Daun menguning di depan halaman
Berguguran jatuh tanpa sisa
Susah cari uang, susah cari makan
Keluarga semakin kurus tubuhnya

Paceklik melanda seisi dunia
Hutan terbakar sinar mentari
Asap mengepul di udara
Menggangu kehidupan sehari-hari

Hutan yang lebat nan hijau
Kini jadi perumahan dan perkantoran
Hati siapa yang tidak galau
Melihat bukit digunduli tanpa disisakan

Alam pun murka meluapkan bencana
Seisi perut bumi mendidih
Muntahan panas menerjang korbannya
Siksa di dunia tidak kalah pedih

Paceklik semakin mencekik
Manusia tiada berkutik
Tidak seindah ukiran batik
Paceklik pintu menuju pandemik

Senin, 31 Agustus 2020

Suara Kita : Sejarah Lagu Slow Rock Malaysia

Lagu-lagu Slow Rock berirama Melayu merupakan salah satu jenis musik yang pernah berjaya di Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam pada akhir era 80an hingga pertengahan 90an.
Kala itu penyanyi yang menjadi pionir jenis musik ini adalah Ella, popularitas jenis musik Slow Rock macam ini akhirnya merambah Indonesia pada tahun 1988.
 
Saat itu Industri musik indonesia sedang hancur akibat dilarangnya pemutaran lagu-lagu cengeng oleh Menteri Penerangan yang sedang menjabat waktu itu, Harmoko.
 
Kemunculan musik Slow Rock berirama Melayu di Indonesia bermula saat grup musik dari Malaysia yang bernama Search meluncurkan albumnya dengan judul "Fenomena" pada tahun 1988.
 
Kemunculan Search mengawali kejayaan musik Slow Rock di tanah air dengan lahirnya penyanyi-penyanyi berbakat yang dihasilkan oleh musisi kenamaan seperti Deddy Dores.
 
Penyanyi Slow Rock berirama Melayu yang cukup menyita perhatian waktu itu adalah Nike Ardilla, penyanyi yang usianya masih 12 tahun ini sukses menggemparkan dunia musik Indonesia dengan lagu andalannya yakni "Bintang Kehidupan".
 
Bersinarnya Nike Ardilla diikuti beberapa penyanyi sesudahnya seperti Poppy Mercury, Ani Carera, Inka Christie, Abiem Ngesti, Thomas Arya dan Yelse.
 
Sayangnya, popularitas jenis musik ini berakhir cepat setelah Nike Ardilla meninggal. Disusul Poppy Mercury dan Abiem Ngesti juga turut meninggal di tahun yang sama pada pertengahan 1995.
Kalau didengar secara seksama, musik Slow Rock irama Melayu ini merupakan modifikasi dari kerangka-kerangka lagu ciptaan grup musik Scorpions.
 
Bayangkan saja, betapa mudahnya musisi Malaysia dan Indonesia menerapkan strategi ini sehingga sukses tanpa batas.
Ditambah dukungan dari beberapa stasiun radio yang membiarkan musik Slow Rock berirama Melayu menjadi bahan kekaguman anak muda pada masanya.
 
Kini yang tersisa tinggalah Thomas Arya dan Yelse dari Sumatera Barat sebagai pelantun lagu-lagu Slow Rock Melayu Klasik.
Sekarang ini musik Slow Rock Melayu justru dimainkan dengan berbagai kolaborasi, paling sering dan kebanyakan orang mendengar bahwa musik Slow Rock Melayu sering menjadi lagu wajib bagi konser-konser umum.
 
Terutama bagi grup musik dangdut atau Orkes Melayu, maka tidak heran inilah kecocokan yang tepat bagi jenis musik ini dengan pengetahuan bangsa Indonesia.