Selasa, 23 Juli 2019

Cerita Anak Muda : Rocker Pensiun (Episode 10)

Seusai merayakan hari pernikahan, Omen dan Fhey berbulan madu menikmati moment romantis berdua saja. Sedangkan Ferry, Zabdiel dan Lucky rehat dari dunia musik untuk bercengkerama dengan keluarga. Lantas, Sahili kembali bekerja sebagai tukang servis gitar di rumahnya demi mengais rejeki sembari libur konser. Hari demi hari, para personil The New Bad Boys masih merasakan nikmatnya masa rehat.
Masa rehat The New Bad Boys lumayan lama.
Sudah 3 bulan grup musik itu tidak lagi terdengar gaungnya seperti waktu dulu.
Semua personil sibuk dengan urusan masing-masing, ditambah kondisi pasaran mulai berubah.
Ini memaksa dominasi musik rock yang semula terdengar di seluruh radio justru malah tersingkir oleh genre musik lain.

Zabdiel bahkan tidak mengetahui betapa tergerusnya musik rock yang semula berjaya.
Ini kemudian memaksa The New Bad Boys kembali menggarap album baru.
Namun, kondisi kekompakkan grup mulai dipertanyakan perihal masing-masing anggota mulai sibuk dengan urusan pribadi.

Omen masih terlena dengan Fhey yang kini menjadi istrinya, Lucky masih tinggal di rumah orang tuanya karena belum punya rumah sendiri, sedangkan Ferry mulai hilang kontak dengan alasan sibuk mengurus bisnis.
Kecuali Sahili yang mau kembali bergabung untuk merencanakan album baru.
Maka tanpa ketiga personil lainnya, Zabdiel dan Sahili sepakat untuk menulis lagu-lagu baru tanpa Omen. Padahal biasanya, Omen selalu terlibat dalam penulisan lagu dan aransemen vokalnya.
Omen memiliki karakter bermusik layaknya Freddie Mercury, vokalis Queen. Bahkan kesuksesan The New Bad Boys ada di tangan Omen yang terhitung mahir merancang lirik.

Zabdiel dan Sahili bekerja sama menyelesaikan lagu-lagu baru tanpa kehadiran Omen.
Meski terseok-seok, keduanya amat kompak saling berbagi tugas. Bahkan keduanya layak bagai kakak adik yang tidak terpisahkan.

Hingga suatu ketika, Benny menghubungi mereka berdua lewat telepon. Mendengar penjelasan mereka berdua, Benny agak sebal dengan Zabdiel yang tidak becus mengurus grup musik.
Benny tidak mau kelak The New Bad Boys menjadi grup musik duo, ia meminta agar Omen kembali.
Sambil membentak, Benny akan terus mengintervensi Zabdiel kalau terus-terusan gagal membujuk Omen kembali.

Sementara itu Omen masih tidak diketahui keberadaannya seusai berkeluarga dengan Fhey. Akhirnya Zabdiel dan Sahili berusaha mencari dimana Omen berada aga tidak di-intervensi terus oleh Benny.
Kesana-kemari mereka berdua mencari Omen, bahkan orang-orang juga tidak mengetahui keberadaan vokalis grup musik tersebut.

Cerita berganti sembari Zabdiel dan Sahili mencari keberadaan Omen. Kali ini berganti di sudut baru, yakni di sebuah perkampungan yang jauh dari keramaian kota.

Di kampung itu rupanya Omen dan Fhey tinggal, mereka menetap disana untuk menjauhi kehidupan kota yang penuh kesibukan. Bahkan Omen sampai melupakan kewajibannya sebagai seorang vokalis grup musik. Kali ini ada kabar yang menggembirakan, Fhey sedang mengandung janin dari hubungan hormonalnya dengan Omen. Akibatnya, Fhey harus mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai seorang jurnalis untuk mengurus kehamilannya.

Omen yang masih berstatus vokalis The New Bad Boys mulai merasa kehabisan uang.
Lantaran Fhey mengundurkan diri dari pekerjaannya, Omen bingung harus bagaimana ia bisa mendapat uang.

Usut punya usut, ternyata Omen diam-diam sudah "Hengkang" dari TNBB. Bagaimana bisa begitu, padahal ia masih dikontrak ?

Keputusan Omen untuk hengkang ini tidak lepas dari tekanan mertua yang memintanya berhenti bermusik karena musik adalah sumber kebisingan.
Bahkan Omen pernah diancam harus berpisah dengan Fhey kalau sampai kembali bermusik.
Inilah kenyataan yang harus diterima oleh Omen sebagai menantu.

Sebagai pekerjaan pengganti, Omen menggeluti dunia barunya sebagai kuli bangunan yang kebetulan dikontrak oleh perusahaan penyedia layanan perumahan mewah di kampung dimana ia tinggal.
Kendati begitu, Omen tetap tegar menjalani hidup meski di kota teman-teman berusaha mencarinya untuk kembali membesut The New Bad Boys.

Sampai suatu ketika, Omen membaca berita dari sebuah surat kabar mengenai nasib grup musiknya yang diambang bubar. Omen sedih menyimak cetakan kata-kata dalam artikel surat kabar itu, ia merasa berdosa sudah mengkhianati teman-temannya dan mentor-mentornya.
Tidak ada cara lain, menyambung hidup sebagai kuli bangunan adalah cara untuk tetap mendapat perhatian dari mertuanya.
(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar