Rabu, 19 Mei 2021

Kisah Arjuna Sasrabahu : Pembebasan Dewi Sukesi (Episode 15)

 
Dewi Sukesi dikurung dalam penjara yang gelap karena kabur dari keraton untuk menemui Begawan Wisrawa. Singkat cerita Begawan Wisrawa tidak bisa membiarkan hal semacam ini terjadi karena ini akan menjadi kekerasan dalam rumah tangga.
 
Begawan Wisrawa memohon bantuan kepada Prabu Sumali untuk menyelesaikan semua ini supaya Dewi Sukesi bisa dibebaskan dari penjara.
 
Surat pun dikirim kepada Prabu Danaraja, namun sikap keras hati sang prabu membuat Prabu Sumali murka karena anaknya telah diperlakukan secara tidak manusiawi. Maka tidak ada cara lain selain menegurnya secara kekerasan, Prahasta ditugaskan untuk menyelamatkan Dewi Sukesi yang disandra dalam bui.
 
Prabu Danaraja tahu hal itu, ia memerintahkan Patih Gohmuka untuk mengusir wadyabala Alengka. Tidak lama kemudian prajurit Lokapala dan Alengka bentrok di perbatasan.
 
Sayangnya prajurit Lokapala terlalu kuat untuk dihadapi berkat kehebatan Patih Gohmuka. Pasukan dari Lokapala memenangkan pertarungan sehingga usaha Prahasta gagal total.
 
Pasukan dari Alengka yang dipukul mundur akhirnya kembali ke istana, mereka melapor bahwa usaha untuk membebaskan Dewi Sukesi gagal tanpa hasil.
 
Prabu Sumali tidak tinggal diam saat putrinya disandra oleh suaminya sendiri. Akhirnya Prabu Sumali mengajak Begawan Wisrawa untuk mediasi denga Prabu Danaraja bahwa memang masalah ini harus diselesaikan secara kekeluargaan tanpa kekerasan.
 
Setelah dijelaskan lebih lanjut akhirnya Prabu Danaraja sadar bahwa ia memang tidak berjodoh dengan Dewi Sukesi lantaran sang dewi hanya mau meladeni orang yang mampu menjabarkan Sastrajendra Hayuningrat.
 
Dewi Sukesi akhirnya dibebaskan dari penjara dan diboyong pulang ke Alengka. Prabu Danaraja hanya bisa melihat dan merasakan kegagalan dalam membangun mahligai rumah tangga.
Dewi Sukesi lantas dinikahi oleh Begawan Wisrawa, namun setelah menikah sang dewi memilih tinggal di pertapaan Dederpenyu karena setia pada suami.
 
(Bersambung)

Minggu, 09 Mei 2021

Kisah Arjuna Sasrabahu : Penolakan Sukesi (Episode 14)

 
Prabu Sumali kini telah menjadi manusia seutuhnya, bukan denawa lagi berkat diruwat oleh Begawan Wisrawa. Begawan Wisrawa berjasa mengubah nasib sahabat karibnya itu dengan ilmu Sastrajendra Hayuningrat. Meski harus menelan korban akibat keteledoran Raden Sukesa yang berubah wujud menjadi denawa' kini semuanya telah berubah total.
 
Begawan Wisrawa memboyong Dewi Sukesi ke negeri Lokapala untuk dinikahkan dengan Prabu Danaraja. Dengan restu Prabu Sumali, Begawan Wisrawa berhasil memboyong Dewi Sukesi ke negeri Lokapala untuk dikawinkan.
 
Sayangnya begitu sudah hendak dikawinkan, Dewi Sukesi mengaku tidak mencintai Prabu Danaraja lantaran sang dewi hanya mau dinikahi oleh laki-laki yang bisa menjabarkan Sastrajendra Hayuningrat dan Begawan Wisrawa hanya sarana semata untuk perjodohan putranya.
 
Dewi Sukesi tidak mau menikah dengan Prabu Danaraja meski telah diboyong ke Lokapala untuk menjadi permaisuri. Akhirnya Dewi Sukesi terpaksa menikah dengan nada terpaksa demi membahagiakan sang prabu.
 
Sayangnya usia perkawinan Prabu Danaraja dan Dewi Sukesi tidak berlangsung lama mengingat sang dewi benar-benar tidak mencintai sang prabu lahir bathin.
Ia lebih memilih berselingkuh dengan orang yang dahulu memboyongnya ke Lokapala, tidak lain dan tidak bukan sudah pasti Begawan Wisrawa.
 
Dewi Sukesi kabur dari keraton untuk menemui Begawan Wisrawa yang sedang bertapa di pertapaan Dederpenyu. Disanalah Dewi Sukesi ingin menemui orang yang ia cintai selama ini meski tergolong mertuanya sendiri. Prabu Danaraja kaget mengetahui ketidakberadaan istrinya itu yang menghilang dari keraton, menurut laporan para dayang kedaton sang dewi kabur ke pertapaan Dederpenyu.
 
Prabu Danaraja lantas menyusul ke pertapaan Dederpenyu untuk menjemput Dewi Sukesi. Sayangnya karena hati Dewi Sukesi sudah tidak cinta lagi maka yang ada hanya rasa benci.
 
Dewi Sukesi sudah bersumpah hanya akan dinikahi oleh laki-laki yang mampu menjabarkan Sastrajendra Hayuningrat. Maka tepat menurut Dewi Sukesi dimana ia memilih Begawan Wisrawa selaku mertuanya sendiri dibanding Prabu Danaraja yang merupakan suami sahnya.
 
Prabu Danaraja menuding Begawan Wisrawa telah merebut istrinya lantaran kejadian sayembara itu. Begawan Wisrawa berbalik menganggap Prabu Danaraja yang seharusnya pergi sendiri ke Alengka waktu itu untuk mengikut sayembara, bukannya diwakili oleh Begawan Wisrawa.
 
Keduanya saling menyalahkan antara ayah dan anak, maka pertarungan pun tidak terelakkan lagi. Bisa dibilang inilah pertarungan antara ayah dan anak pertama dalam sejarah keluarga di negeri Lokapala.
Begawan Wisrawa yang terkenal sakti berhasil melumpuhkan Prabu Danaraja yang kesaktiannya belum seberapa. Bahkan beberapa kali Begawan Wisrawa dihempaskan banyak jurus oleh Prabu Danaraja' sayangnya itu tidak membuat sang begawan tertunduk.
 
Dengan taktik licik Prabu Danaraja menggunakan jurus kilat yang memancarkan cahaya menyilaukan. Sehingga Begawan Wisrawa merasa silau dan entah bagaimana jadinya Prabu Danaraja menghilang dari hadapannya.
 
Begitu pun dengan Dewi Sukesi yang juga lenyap dari pertapaan Dederpenyu. Sementara itu di negeri Lokapala, Prabu Danaraja berhasil membawa pulang Dewi Sukesi. Sekali lagi Dewi Sukesi enggan meladeni keinginan Prabu Danaraja dan mempertanggungjawabkan perbuatannya sebagai permaisuri raja.
 
Dewi Sukesi dengan halus masih menolak keinginan Prabu Danaraja, maka dari itu semakin murka wajah sang prabu. Tidak ada cara lain maka Dewi Sukesi dikurung di dalam penjara dengan pengawalan ketat.
 
Prabu Danaraja memenjarakan istrinya sendiri lantaran tidak mau menuruti perintah dan berbuat serong hanya karena ingin setia pada sumpah janjinya.
Kemudian, Prabu Danaraja kembali ke singgasana untuk menjalankan roda pemerintahan seperti biasanya. Sayangnya, berita dipenjaranya Dewi Sukesi membuat rakyat negeri Lokapala menyayangkan perbuatan Prabu Danaraja yang kejam itu.
Tapi mau bagaimana lagi coba ?
 
Seorang istri seharusnya tidak berbuat seperti itu demi menunaikan sumpahnya di masa lalu bahkan beberapa kali Prabu Danaraja meminta agar Dewi Sukesi mengurungkan niatnya dinikahi oleh orang yang bisa menjabarkan Sastrajendra Hayuningrat.
 
(Bersambung)

Selasa, 04 Mei 2021

Persib Bandung 1986


Persib Bandung 1986

Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1986 Wilayah Barat diselenggarakan di Medan, tepatnya di markas PSMS Medan, Stadion Teladan. Pada Tanggal 28 Januari 1986, Barudak Pangeran Biru Persib Bandung melakoni partai perdana melawan Persiraja Banda Aceh' Persib menang dengan skor tipis 1-0.

Berikutnya, 30 Januari 1986 Persib Bandung menghadapi Persija Jakarta dimana kondisi stadion Teladan saat itu sepi penonton. Persib dan Persija berbagi angka setelah bermain remis dengan skor 2-2. 

31 Januari 1986, Persib Bandung bertanding melawan PSP Padang yang dituntaskan dengan skor 1-0 tanpa balas. Disusul pada tanggal 2 Februari 1986 dimana Persib Bandung bersua dengan tuan rumah PSMS Medan. Skor kacamata 0-0 bertahan hingga peluit berakhir yang menyebabkan suporter Ayam Kinantan mengamuk di luar stadion. 

4 Februari 1986, lawan baru Persib adalah PS Bengkulu dimana dalam partai ini Maung Bandung tampil superior dengan skor akhir 3-1. PS Bengkulu hanya mencetak satu gol di menit akhir sebagai hiburan. 

Setelah menjalani pertandingan yang melelahkan di Medan, kini giliran Persib Bandung jadi tuan rumah Kompetisi Divisi Utama Perserikatan Wilayah Barat yang berlangsung di Stadion Siliwangi. Pertandingan di markas Persib ini dijaga ketat oleh satuan pasukan TNI-AD Kodam Siliwangi selaku pemilik de facto stadion tersebut.

12 Februari 1986, di tengah cuaca yang kurang bersahabat dan sedang maraknya banjir di kawasan Bandung tidak membuat pertandingan antara Persib melawan Persiraja dibatalkan. Persib Bandung berhasil melumat Persiraja Banda Aceh dengan skor mantap 3-0. Kemenangan Persib ini diapresiasi oleh Kang Ibing' seniman Bandung yang menginspirasi terciptanya lagu Sunda "Maung Bandung".

14 Februari 1986, Persib Bandung berjumpa Persija Jakarta yang kala itu diperkuat Patar Tambunan dan Marzuki Nyak Mad. Kuatnya pertahanan Persija membuat Persib hanya memetik 1 poin saja. Skor imbang 0-0 untuk hasil yang mengecewakan tersebut di hadapan ratusan Bobotoh. 

Singkatnya, 17 Februari 1986' Persib menghajar PSMS Medan dengan skor 1-0.
Kemudian pada tanggal 18 Februari 1986, Persib Bandung mempecundangi klub semenjana PS Bengkulu dengan skor 3-0.

Total dalam 10 pertandingan yang digelar di dua venue yakni Stadion Teladan dan Stadion Siliwangi, Persib Bandung menang 7 kali dan imbang 3 kali tanpa menelan satu kekalahan. Ini merupakan musim "The Invincibles" kedua bagi Persib yang masih menjadi raja di Wilayah Barat.

Persib Bandung lolos ke babak 6 Besar yang diselenggarakan di stadion utama Senayan, Jakarta. Dalam pertandingan babak 6 besar itu Persib berjumpa dengan Perseman Manokwari, PSIS Semarang, PSM Makasar, Persija Jakarta dan PSMS Medan selaku juara bertahan. 

25 Februari 1986, Persib bermain imbang melawan PSM Makassar dengan skor 0-0. 
Disusul pada pertandingan berikutnya yang berlangsung pada tanggal 27 Februari 1986 melawan Persija Jakarta. Persija mengalahkan Persib dengan skor 3-2 dan menjadi kemenangan ikonik sebagai klub ibukota. 

1 Maret 1986, Pangeran Biru Persib Bandung menghadapi Panser Biru PSIS Semarang yang berakhir dengan skor 2-1. 3 Maret 1986 Persib bermain imbang dengan PSMS Medan dengan skor 0-0 untuk hasil akhir. Lantas pertandingan pada tanggal 6 Maret 1986, Persib Bandung melumat Perseman Manokwari dengan skor fantastis 6-0.

Persib lolos ke final untuk kedua kalinya setelah tahun lalu juga melakoni hasil serupa, dimana kali ini Maung Bandung akan berhadapan dengan Perseman Manokwari.

Persib menang 6 kali, imbang 2 kali dan 1 kali kalah' meski mereka berhasil membalas dendam atas kekalahan melawan PSMS Medan tahun lalu' kali ini lawan di final Kompetisi Perserikatan adalah Perseman Manokwari. 

Final diadakan pada tanggal 11 Maret 1986 yang dihadiri oleh Ketua Umum PSSI dan Menpora RI, dan hasil dari pertandingan final itu cukup kontras. Skor 1-0 dirasakan sudah cukup mampu membuat Persib Bandung berhak memboyong Piala Presiden sebagai lambang kejayaan Kompetisi Divisi Utama Perserikatan.

Adjat Sudrajat, Adeng Hudaya, Djadjang Nurdjaman dan Robby Darwis pulang ke Bandung dengan senyum lebar meski berlinang air mata penuh haru dan bangga. Sehari setelah memenangkan Piala Presiden Kompetisi Divisi Utama Perserikatan. seluruh skuad dan official Persib Bandung diundang ke Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat dan Rumah Dinas Walikota Bandung untuk berpesta dan menerima bayaran. 

***** 


Minggu, 02 Mei 2021

Leeds United

Leeds United Type A


Leeds United Type B


Leeds United Type C


Leeds United Type D


Leeds United Type E


Leeds United Type F
 

Sabtu, 01 Mei 2021

Persita Tangerang Baru

Persita Tangerang Liga Kansas


Persita Tangerang Liga Kansas


Persita Tangerang Perserikatan


Persita Tangerang Perserikatan