Lagu-lagu Slow Rock berirama Melayu merupakan salah satu jenis musik yang pernah berjaya di Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam pada akhir era 80an hingga pertengahan 90an.
Kala itu penyanyi yang menjadi pionir jenis musik ini adalah Ella, popularitas jenis musik Slow Rock macam ini akhirnya merambah Indonesia pada tahun 1988.
Saat itu Industri musik indonesia sedang hancur akibat dilarangnya pemutaran lagu-lagu cengeng oleh Menteri Penerangan yang sedang menjabat waktu itu, Harmoko.
Kemunculan musik Slow Rock berirama Melayu di Indonesia bermula saat grup musik dari Malaysia yang bernama Search meluncurkan albumnya dengan judul "Fenomena" pada tahun 1988.
Kemunculan Search mengawali kejayaan musik Slow Rock di tanah air dengan lahirnya penyanyi-penyanyi berbakat yang dihasilkan oleh musisi kenamaan seperti Deddy Dores.
Penyanyi Slow Rock berirama Melayu yang cukup menyita perhatian waktu itu adalah Nike Ardilla, penyanyi yang usianya masih 12 tahun ini sukses menggemparkan dunia musik Indonesia dengan lagu andalannya yakni "Bintang Kehidupan".
Bersinarnya Nike Ardilla diikuti beberapa penyanyi sesudahnya seperti Poppy Mercury, Ani Carera, Inka Christie, Abiem Ngesti, Thomas Arya dan Yelse.
Sayangnya, popularitas jenis musik ini berakhir cepat setelah Nike Ardilla meninggal. Disusul Poppy Mercury dan Abiem Ngesti juga turut meninggal di tahun yang sama pada pertengahan 1995.
Kalau didengar secara seksama, musik Slow Rock irama Melayu ini merupakan modifikasi dari kerangka-kerangka lagu ciptaan grup musik Scorpions.
Bayangkan saja, betapa mudahnya musisi Malaysia dan Indonesia menerapkan strategi ini sehingga sukses tanpa batas.
Ditambah dukungan dari beberapa stasiun radio yang membiarkan musik Slow Rock berirama Melayu menjadi bahan kekaguman anak muda pada masanya.
Kini yang tersisa tinggalah Thomas Arya dan Yelse dari Sumatera Barat sebagai pelantun lagu-lagu Slow Rock Melayu Klasik.
Sekarang ini musik Slow Rock Melayu justru dimainkan dengan berbagai kolaborasi, paling sering dan kebanyakan orang mendengar bahwa musik Slow Rock Melayu sering menjadi lagu wajib bagi konser-konser umum.
Terutama bagi grup musik dangdut atau Orkes Melayu, maka tidak heran inilah kecocokan yang tepat bagi jenis musik ini dengan pengetahuan bangsa Indonesia.