Senin, 29 Agustus 2016

Cerita Anak Muda : Rocker Pensiun (Episode 04)


Mereka hampir seharian mencari alamat produser yang tertulis di kertas, sampai suatu ketika mereka mulai kelaparan.
Mereka duduk di halte bus, dari arah barat berjalanlah seorang tukang bakso sambil mendorong gerobaknya. Omen yang melihat tukang bakso itu segera menghadangnya dan membeli bakso yang dijual itu.
Kali ini Omen rela mentraktir Zabdiel, Ferry dan Lucky makan bakso sepuasnya agar perut mereka tak keroncongan.
Sambil makan mereka ngobrol tentang alamat yang tak kunjung ditemukan, ketika pembicaraan sudah cukup lama' tukang bakso yang sedang memeriksa isi laci gerobak lantas memotong pembicaraan mereka.
Zabdiel terkejut mengapa tukang bakso itu tiba-tiba memotong pembicaraannya.
Lalu dengan jujur tukang bakso itu berkata bahwa dirinya itulah orang yang dicari mereka.

Mereka terheran-heran, mengapa produser yang dicari itu hanyalah seorang tukang bakso ?
Usut punya usut si penjual bakso dulunya merupakan seorang produser sukses. Namun, akibat terdegradasinya musik Rock dari dunia selebritas membuat dirinya harus gulung tikar menjadi produser.
Sambil menyajikan 4 piring bakso, Orang itu merasa bahwa kehidupan tidaklah adil terhadapnya, mengapa demikian ?
Karena komersialisme yang dilakukan orang-orang hedonis membuat selera bermusik anak muda masa kini cenderung lebih nge-pop dan lebih cengeng.
Omen, Zabdiel, Ferry dan Lucky sambil makan bakso mendengarkan curahan perasaan si tukang bakso itu dengan seksama.
Namun, Ferry berkata bahwa si tukang bakso hanya bermaksud membohongi hal itu agar dagangannya laris.
Tetapi, si tukang bakso membantah bahwa dirinya berbohong. Dengan serius ia berkata bahwa dirinya memiliki bukti otentik yang menunjukkan bahwa dulu ialah seorang produser sukses.


Pedagang bakso itu mengambil dompet yang berisi KTP dan beberapa foto untuk diperlihatkan.
Kemudian Omen, Zabdiel, Ferry dan Lucky memperhatikan foto itu. Dan akhirnya mereka berempat pun percaya bahwa pedagang bakso tersebut adalah mantan produser ternama. Kemudian Omen, Zabdiel, Ferry dan Lucky memperhatikan foto itu. Dan akhirnya mereka berempat pun percaya bahwa pedagang bakso tersebut adalah mantan produser ternama.
Lalu mereka semakin penasaran, Maka Omen meminta agar bukti lainnya dapat diperlihatkan agar semua percaLalu mereka semakin penasaran, Maka Omen meminta agar bukti lainnya dapat diperlihatkan agar semua percaya.
Lalu, tukang bakso itu mengajak keempat anak muda tersebut berkunjung kerumahnya.
Sesampainya dirumah tukang bakso itu mereka terkejut melihat berbagai macam Piala, Sertifikat, Piagam, Poster, Alat Musik, Cinderamata dan beberapa album rekaman original.
Koleksi lengkap yang terpampang didalam rumah tukang bakso itu seakan bagai museum Koleksi lengkap yang terpampang didalam rumah tukang bakso itu seakan bagai museum kecil.
Namun, semua pencapaian ini tinggal kenangan saja dan tak berlanjut sampai sekarang.

Omen lalu bertanya kepada pedagang bakso itu, ia menanyakan mengenai tawaran menjadi produser lagi.
Mendengar hal itu, pedagang bakso itu hanya bisa terdiam dan tak menjawab sama sekali.
Lalu Zabdiel menyambung ucapan Omen, ia berkata bahwa The New Bad Boys membutuhkan produser untuk album yang akan mereka rilis tahun ini.
Sayang, pedagang bakso yang sudah lama tak berkecimpung di dunia musik ini malah enggan menerima tawaran itu. Ia menganggap semua tawaran itu akan berbuah sia-sia' mengingat musik Rock sulit bersaing dengan jenis musik lain.
Zabdiel berkata bahwa mereka sangat membutuhkan jasa dari orang tersebut. Terlebih banyaknya bukti prestasi yang pernah diraih membuat Zabdiel percaya akan kehebatan pedagang bakso itu.
Sayangnya hal ini makin memperkeruh pikiran pedagang bakso itu, lalu Lucky mencoba membujuknya dengan rayuan bayaran royalti tinggi.
Namun, tetap saja orang itu masih bungkam seribu bahasa' bahkan cuek tak ada respon. Lalu, apa yang menyebabkan pedagang bakso itu terdiam saat ditawari janji-janji anak-anak muda itu ?
Ternyata penyebab ia bungkam adalah bayangan masa lalunya akan akhir kisah karirnya sebagai produser. Dalam benaknya ia masih membayangkan betapa kejamnya dunia industri musik yang dahulu membesarkan namanya kini malah melupakannya.
Dan terlihat jelas, raut wajah gelisah dan penuh dengan kesuraman. Akhirnya air mata pun mengalir membanjiri pipi si pedagang bakso itu.
Ternyata, Omen dan Zabdiel dibuat heran dengan ekspresi wajah si pedagang bakso itu.
Lucky dan Ferry juga dibuat tak mengerti apa yang sedang dirasakan figur macam itu.


Maka nuansa sedih tak bisa dihindari, mantan produser yang kini jadi tukang bakso itu belum bisa menerima tawaran The New Bad Boys.
Zabdiel mengeri apa yang dirasakan orang itu, ia menganggap bahwa menjadi produser lagi adalah hal yang tak mungkin.
Zabdiel lantas menyentuh bahu kanan orang itu sambil berkata bahwa semua usaha dan doa akan terkabul jika ada niat tulus.
Omen menyambung bahwa inilah saatnya musik Rock kembali memperlihatkan taringnya dan menancapkan kukunya, lalu terbang jauh meninggalkan yang lain bagaikan burung elang.
Ferry menambahkan bahwa musik Rock tidak akan pernah mati meskipun sudah ditinggal penggemarnya, terlebih saat Lucky ikut berkata bahwa sudah waktunya membongkar tradisi demi membangkitkan kejayaan masa lalu.
Ungkapan demi ungkapan diucapkan oleh seluruh personil The New Bad Boys untuk menyemangati sosok menyedihkan disamping mereka.


Semakin lama kata-kata yang terucap dari para personil The New Bad Boys makin menyentuh perasaan mantan produser itu.
Maka setelah mendengar kata-kata yang memotivasinya, mantan produser itu akhirnya memutuskan untuk kembali ke dunia musik.
Lantas gembira hatilah Lucky, Omen, Ferry dan Zabdiel ketika apa yang mereka inginkan jadi kenyataan. Kemudian mantan produser itu menyingsingkan lengan baju dan mengangkat senjata untuk berjuang melawan dominasi.
Kemudian berangkatlah mantan produser itu bersama para personil The New Bad Boys ke kantor perusahaan rekaman.
Mereka akan segera menciptakan dunia baru yang penuh dengan suasana serba Rock n Roll.


Menuju dapur rekaman, mantan produser itu menemui pimpinan label untuk membahas kontrak.
Rupanya, kali ini bagaikan reuni saja' pimpinan label dan mantan produser itu rangkul-rangkulan.
Mereka bagaikan saudara kandung yang telah lama berpisah, bahkan para personil The New Bad Boys baru mengerti bahwa ini merupakan moment langka yang pernah mereka lihat.
Sambil ngobrol, mantan produser itu menceritakan keluh kesahnya selama beralih profesi lantaran berhentinya pekerjaan lama.
Pimpinan label itu menyimak dengan baik dan seksama semua ungkapan sahabat lamanya tersebut.
Hingga pada akhirnya, mantan produser itu memperkenalkan grup musik asuhannya ialah The New Bad Boys.


Keakraban begitu terasa walaupun baru pertamakali bertemu, The New Bad Boys mulai mendiskusikan kontrak rekaman dengan pihak label, pembicaraan ini tidak memakan waktu lama.
Segera, kontrak pun disodorkan yang tertulis diatasnya berbunyi kontrak 3 tahun.
Mereka senang karena bisa mendapat kontrak yang sudah tertulis 3 tahun, karena nanti selama 3 tahun kedepan ada kesempatan untuk membuat banyak album.
Bahagianya para personil The New Bad Boys setelah semuanya berjalan lancar.


Kick Off, inilah istilah sepak bolanya...
Lucky, Omen, Ferry dan Zabdiel mulai melakukan serangkaian sesi rekaman yang memakan waktu sebulan tanpa henti.
Zabdiel memulainya dengan beberapa sesi yang cenderung memperlihatkan keseriusannya dalam mengolah irama instrumen.
Gitar Listrik dan Amplifier sudah terpasang didalam studio yang hanya seluas kamar tidur.
Menit demi menit sesi rekaman berjalan cukup lama hingga larut malam. Zabdiel kelelahan dan melanjutkannya besok.
Omen yang dari tadi mengawasi Zabdiel memainkan gitar saat sesi rekaman juga merasakan kantuk berat. Ia pun tertidur didalam studio dan hanya ditemani secangkir teh hijau.


Keesokan harinya, misi berlanjut...
Zabdiel kembali memetik senar gitarnya dengan penuh tenaga.
Sebab lagu yang digarap ini adalah lagu bernada cepat' bahkan Zabdiel hampir salah dalam memetik senarnya.
Untungnya Zabdiel tidak butuh waktu lama untuk mengganyang lagu berirama serba cepat ini.
Omen juga melakukan hal sama, giliran sesinya sendiri' Omen juga menarik nafas dalam-dalam agar kualitas vokal yang dikeluarkan bisa sangat menggelegar.
Setidaknya, banyak tenaga yang habis dalam waktu sehari hanya untuk rekaman seperti itu saja.

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar