Diceritakan pada era 90an, ada sebuah grup musik yang cukup populer bernama "The Ex Bad Boys", mereka adalah trio musisi yang kehebatannya cukup teruji.
Lagu-lagu yang dihasilkan tidak kalah dengan lagu-lagu ciptaan musisi luar negeri, bahkan dipuncak karirnya mereka mendapat penghargaan tertinggi dalam ajang penganugerahan musik.
Sayang, semua itu tinggalah kenangan belaka... Yang tersisa hanyalah keterpurukan dan ketidaksukaan masyarakat dengan musik yang mereka mainkan.
The Ex Bad Boys merupakan
grup musik bergenre Rock, mereka dikenal sebagai grup musik Rock dengan
gaya bermusik yang cukup nyeleneh dan tidak mengikuti mahzab yang
sedang jadi trend.
Mereka tetap mempertahankan gaya semacam itu hingga akhir masa kejayaannya.
40 tahun sesudah masa kejayaannya berakhir, The Ex Bad Boys yang dulunya dipuja-puja oleh penggemar fanatiknya kini hidup terbelakang dan tersingkir dari hingar bingar dunia showbiz.
Penyebabnya hanya satu, yakni menurunnya popularitas musik rock di bursa musik akibat menjamurnya musik yang tidak berbobot sekelas K-Pop dan Pop Melayu.
Hampir setiap hari lagu-lagu itu terdengar di radio dan televisi, bahkan di acara pesta pernikahan, khitanan dan perpisahan sekolah maupun universitas.
The Ex Bad Boys mulai cemas dengan hadirnya musik-musik tidak berbobot itu, apalagi anak muda dizaman itu mulai berbusana sangar tetapi gaya bicaranya seperti lonte.
Mereka tetap mempertahankan gaya semacam itu hingga akhir masa kejayaannya.
40 tahun sesudah masa kejayaannya berakhir, The Ex Bad Boys yang dulunya dipuja-puja oleh penggemar fanatiknya kini hidup terbelakang dan tersingkir dari hingar bingar dunia showbiz.
Penyebabnya hanya satu, yakni menurunnya popularitas musik rock di bursa musik akibat menjamurnya musik yang tidak berbobot sekelas K-Pop dan Pop Melayu.
Hampir setiap hari lagu-lagu itu terdengar di radio dan televisi, bahkan di acara pesta pernikahan, khitanan dan perpisahan sekolah maupun universitas.
The Ex Bad Boys mulai cemas dengan hadirnya musik-musik tidak berbobot itu, apalagi anak muda dizaman itu mulai berbusana sangar tetapi gaya bicaranya seperti lonte.
The Ex Bad Boys berencana menyelamatkan musik rock yang gaungnya sudah tidak terdengar dan terasa dalam kehidupan sehari-hari.
The Ex Bad Boys sempat memikirkan rencana untuk "Come Back" dengan menggarap sebuah album yang berisi lagu-lagu lama dan beberapa lagu-lagu baru.
Namun, apa hendak dikata...
Mereka tidak punya biaya untuk mewujudkannya.
Mereka butuh manager dan produser yang pro aktif terhadap rencana mereka, kalau sampai The Ex Bad Boys salah pilih' maka tujuan utama mereka gagal total.
Hari demi hari mereka mencoba mencari manager dan produser yang sesuai dengan hasil rembugan.
Namun, hampir semua manager dan produser banyak yang menolak permintaan mereka' alasannya adalah rendahnya nilai kontrak yang diserahkan lewat proposal.
Mereka ingin The Ex Bad Boys membayari para manager dan produser itu dengan jumlah yang tidak sesuai dengan isi proposal.
Sayang, The Ex Bad Boys tidak memiliki uang sebanyak itu untuk membutuhkan jasa mereka.
Akhirnya mereka bertiga harus gigit jari dan menerima kenyataan bahwa grup musik sekelas mereka sudah tidak laku lagi di dunia showbiz.
Maka dengan demikian, The Ex Bad Boys memutuskan untuk bubar.
Namun, beberapa fans mereka menolak pembubaran' karena mereka semua menilai bahwa The Ex Bad Boys masih punya potensi untuk kembali sukses seperti pada masa jayanya.
Namun, mengingat sudah tidak muda lagi' mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan lain selain menjadi musisi.
The Ex Bad Boys sempat memikirkan rencana untuk "Come Back" dengan menggarap sebuah album yang berisi lagu-lagu lama dan beberapa lagu-lagu baru.
Namun, apa hendak dikata...
Mereka tidak punya biaya untuk mewujudkannya.
Mereka butuh manager dan produser yang pro aktif terhadap rencana mereka, kalau sampai The Ex Bad Boys salah pilih' maka tujuan utama mereka gagal total.
Hari demi hari mereka mencoba mencari manager dan produser yang sesuai dengan hasil rembugan.
Namun, hampir semua manager dan produser banyak yang menolak permintaan mereka' alasannya adalah rendahnya nilai kontrak yang diserahkan lewat proposal.
Mereka ingin The Ex Bad Boys membayari para manager dan produser itu dengan jumlah yang tidak sesuai dengan isi proposal.
Sayang, The Ex Bad Boys tidak memiliki uang sebanyak itu untuk membutuhkan jasa mereka.
Akhirnya mereka bertiga harus gigit jari dan menerima kenyataan bahwa grup musik sekelas mereka sudah tidak laku lagi di dunia showbiz.
Maka dengan demikian, The Ex Bad Boys memutuskan untuk bubar.
Namun, beberapa fans mereka menolak pembubaran' karena mereka semua menilai bahwa The Ex Bad Boys masih punya potensi untuk kembali sukses seperti pada masa jayanya.
Namun, mengingat sudah tidak muda lagi' mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan lain selain menjadi musisi.
Keputusan pun terucap, The Ex Bad Boys akhirnya merencanakan untuk mencari para pewaris ilmu bermusiknya.
Mereka ingin meregenerasi musisi rock yang sudah uzur, dengan berbagai macam upaya dan usaha mereka mengadakan audisi untuk mencari rocker-rocker penerusnya.
Sebelum memasuki inti cerita, kita akan berkenalan dengan para personil The Ex Bad Boys satu per satu.
Pertama, pada posisi vokalis dan gitaris ada seorang pria paruhbaya bernama Eddy. Kedua, pada posisi bassis dan keyboardist ada seorang pria berambut ubanan bernama Ronny dan Ketiga ada seorang pria lagi yang berkepala botak dengan posisi sebagai drummer bernama Benny.
Eddy, Ronny dan Benny adalah trio musisi dengan rata-rata usia 50 tahunan yang dulunya merupakan idola remaja masa terdahulu.
Mereka ingin meregenerasi musisi rock yang sudah uzur, dengan berbagai macam upaya dan usaha mereka mengadakan audisi untuk mencari rocker-rocker penerusnya.
Sebelum memasuki inti cerita, kita akan berkenalan dengan para personil The Ex Bad Boys satu per satu.
Pertama, pada posisi vokalis dan gitaris ada seorang pria paruhbaya bernama Eddy. Kedua, pada posisi bassis dan keyboardist ada seorang pria berambut ubanan bernama Ronny dan Ketiga ada seorang pria lagi yang berkepala botak dengan posisi sebagai drummer bernama Benny.
Eddy, Ronny dan Benny adalah trio musisi dengan rata-rata usia 50 tahunan yang dulunya merupakan idola remaja masa terdahulu.
Eddy dikenal sebagai vokalis yang suaranya dahsyat dan menggelegar,
Ronny dikenal sebagai bassis yang jago atraksi dan mampu menciptakan
lagu. Sedangkan Benny dikenal sebagai drummer paling hebat dan tiada
duanya dalam memukul perkusi.
Pernah suatu ketika The Ex Bad Boys merilis sebuah album berjudul "First Mission" sebagai debut perdana.
Album "First Mission" tidak sukses seperti yang diharapkan, karena album ini dibuat secara amatir dan direkam lewat sesi rekaman indie label.
Menurut cerita, "First Mission" adalah album klasik yang sudah langka di pasaran karena hanya dijual sebanyak 100 copy.
Pernah suatu ketika The Ex Bad Boys merilis sebuah album berjudul "First Mission" sebagai debut perdana.
Album "First Mission" tidak sukses seperti yang diharapkan, karena album ini dibuat secara amatir dan direkam lewat sesi rekaman indie label.
Menurut cerita, "First Mission" adalah album klasik yang sudah langka di pasaran karena hanya dijual sebanyak 100 copy.
Lalu The Ex Bad Boys merilis album keduanya dengan judul "Second Strike" lewat label rekaman resmi.
Dalam waktu 1 minggu pasca peluncuran, album "Second Strike" laris manis hingga terjual 500.000 copy. Bahkan mereka sempat diberi penghargaan bulanan dari perusahaan rekaman sebagai pendatang baru terbaik.
Kemudian mereka kembali merilis album ketiga dengan judul "Third Experience" yang terjual 15.000.000 copy dalam waktu 1 tahun saja.
Ini merupakan prestasi terbesar yang pernah dicapai Eddy, Ronny dan Benny dalam berkarir dibidang musik.
Angka penjualan album "Third Experience" sampai hari ini belum tersaingi oleh grup musik manapun.
Bahkan hingga akhir masa kejayaan musik rock, angka penjualannya tak pernah tersaingi hingga pada akhirnya album tersebut mendapatkan gelar terhormat sebagai album terbaik sepanjang masa.
Kita kembali ke topik awal, The Ex Bad Boys saat itu sedang sibuk mencari bibit-bibit muda agar musik rock bisa disenangi publik.
Dalam waktu 1 minggu pasca peluncuran, album "Second Strike" laris manis hingga terjual 500.000 copy. Bahkan mereka sempat diberi penghargaan bulanan dari perusahaan rekaman sebagai pendatang baru terbaik.
Kemudian mereka kembali merilis album ketiga dengan judul "Third Experience" yang terjual 15.000.000 copy dalam waktu 1 tahun saja.
Ini merupakan prestasi terbesar yang pernah dicapai Eddy, Ronny dan Benny dalam berkarir dibidang musik.
Angka penjualan album "Third Experience" sampai hari ini belum tersaingi oleh grup musik manapun.
Bahkan hingga akhir masa kejayaan musik rock, angka penjualannya tak pernah tersaingi hingga pada akhirnya album tersebut mendapatkan gelar terhormat sebagai album terbaik sepanjang masa.
Kita kembali ke topik awal, The Ex Bad Boys saat itu sedang sibuk mencari bibit-bibit muda agar musik rock bisa disenangi publik.
Mereka berkelana kesana-kemari guna menemukan calon rocker generasi baru.
Tak disangka terpilihlah 3 orang dari latar belakang berbeda, Eddy mendapatkan seorang calon gitaris.
Ronny mendapatkan satu calon bassis dan Benny mendapatkan satu lagi calon drummer.
Sayang, mereka belum sempat mendapatkan calon vokalis untuk rencana pembibitan musisi rock baru.
Pencarian belum berakhir, 3 calon musisi rock pilihan itu diuji lewat sebuah festival musik yang diadakan di gedung kesenian.
Namun, 3 calon musisi rock ini belum membentuk sebuah grup musik karena tidak adanya vokalis.
Maka terpaksa calon musisi yang bermain bass lah yang menjadi vokalis sementara.
Dibawah bimbingan para pentolan The Ex Bad Boys, trio calon musisi rock baru itu dinamai sebagai "New Bad Boys".
Mengingat mereka bertiga merupakan grup musik dibawah bimbingan Eddy, Ronny dan Benny. New Bad Boys tampil diatas panggung dengan membawakan salah satu lagu karya The Ex Bad Boys yang berjudul "Area 69".
Konon, lagu "Area 69" merupakan lagu paling terkenal dan paling kontroversial yang pernah diciptakan.
Ronny lah yang menulis lirik dan merancang aransemen musiknya, sontak para peserta festival lainnya geger setelah mendengar lagu yang katanya sudah dilarang diputar di radio dan di jual albumnya di toko kaset.
Setelah lagu tersebut dimainkan, panitia yang mengetahui hal itu segera mendiskualifikasi penampilan New Bad Boys.
Sontak New Bad Boys tidak terima atas keputusan panitia yang mendiskualifikasi mereka.
Tak disangka terpilihlah 3 orang dari latar belakang berbeda, Eddy mendapatkan seorang calon gitaris.
Ronny mendapatkan satu calon bassis dan Benny mendapatkan satu lagi calon drummer.
Sayang, mereka belum sempat mendapatkan calon vokalis untuk rencana pembibitan musisi rock baru.
Pencarian belum berakhir, 3 calon musisi rock pilihan itu diuji lewat sebuah festival musik yang diadakan di gedung kesenian.
Namun, 3 calon musisi rock ini belum membentuk sebuah grup musik karena tidak adanya vokalis.
Maka terpaksa calon musisi yang bermain bass lah yang menjadi vokalis sementara.
Dibawah bimbingan para pentolan The Ex Bad Boys, trio calon musisi rock baru itu dinamai sebagai "New Bad Boys".
Mengingat mereka bertiga merupakan grup musik dibawah bimbingan Eddy, Ronny dan Benny. New Bad Boys tampil diatas panggung dengan membawakan salah satu lagu karya The Ex Bad Boys yang berjudul "Area 69".
Konon, lagu "Area 69" merupakan lagu paling terkenal dan paling kontroversial yang pernah diciptakan.
Ronny lah yang menulis lirik dan merancang aransemen musiknya, sontak para peserta festival lainnya geger setelah mendengar lagu yang katanya sudah dilarang diputar di radio dan di jual albumnya di toko kaset.
Setelah lagu tersebut dimainkan, panitia yang mengetahui hal itu segera mendiskualifikasi penampilan New Bad Boys.
Sontak New Bad Boys tidak terima atas keputusan panitia yang mendiskualifikasi mereka.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar