Senin, 29 Agustus 2016

Puisi : Aidha


Terbayang-bayang selalu didalam benakku
Senyuman manismu yang membekas dihati
Cerita yang usang yang datang dan berlalu
Kini semua itu telah terkumpul kembali

Fantasi yang membahana, membuat aku tak berdaya
Sejuta makna cinta melebur didalam sanubari jiwa

Aidha... Oh, Aidha...
Rambutmu yang berkilau bagaikan perunggu
Hadirkan kenangan yang membuatku membeku

Aidha... Oh, Aidha...
Hadirkan aura sang dewi fortuna menuju hatiku
Wajahmu yang semakin dewasa nan mempesona

Aidha... Oh, Aidha...
Suara desahanmu itu yang selalu saja kurindu
Suara rintihanmu itu yang selalu membekas selalu

Apabila berjumpa, hanya mimpiku saja
Apabila bersama, hanya fantasiku saja
Menyesal nasibku karena kehilanganmu
Kecewa hatiku karena melepasmu

Cerita Anak Muda : Rocker Pensiun (Episode 04)


Mereka hampir seharian mencari alamat produser yang tertulis di kertas, sampai suatu ketika mereka mulai kelaparan.
Mereka duduk di halte bus, dari arah barat berjalanlah seorang tukang bakso sambil mendorong gerobaknya. Omen yang melihat tukang bakso itu segera menghadangnya dan membeli bakso yang dijual itu.
Kali ini Omen rela mentraktir Zabdiel, Ferry dan Lucky makan bakso sepuasnya agar perut mereka tak keroncongan.
Sambil makan mereka ngobrol tentang alamat yang tak kunjung ditemukan, ketika pembicaraan sudah cukup lama' tukang bakso yang sedang memeriksa isi laci gerobak lantas memotong pembicaraan mereka.
Zabdiel terkejut mengapa tukang bakso itu tiba-tiba memotong pembicaraannya.
Lalu dengan jujur tukang bakso itu berkata bahwa dirinya itulah orang yang dicari mereka.

Mereka terheran-heran, mengapa produser yang dicari itu hanyalah seorang tukang bakso ?
Usut punya usut si penjual bakso dulunya merupakan seorang produser sukses. Namun, akibat terdegradasinya musik Rock dari dunia selebritas membuat dirinya harus gulung tikar menjadi produser.
Sambil menyajikan 4 piring bakso, Orang itu merasa bahwa kehidupan tidaklah adil terhadapnya, mengapa demikian ?
Karena komersialisme yang dilakukan orang-orang hedonis membuat selera bermusik anak muda masa kini cenderung lebih nge-pop dan lebih cengeng.
Omen, Zabdiel, Ferry dan Lucky sambil makan bakso mendengarkan curahan perasaan si tukang bakso itu dengan seksama.
Namun, Ferry berkata bahwa si tukang bakso hanya bermaksud membohongi hal itu agar dagangannya laris.
Tetapi, si tukang bakso membantah bahwa dirinya berbohong. Dengan serius ia berkata bahwa dirinya memiliki bukti otentik yang menunjukkan bahwa dulu ialah seorang produser sukses.


Pedagang bakso itu mengambil dompet yang berisi KTP dan beberapa foto untuk diperlihatkan.
Kemudian Omen, Zabdiel, Ferry dan Lucky memperhatikan foto itu. Dan akhirnya mereka berempat pun percaya bahwa pedagang bakso tersebut adalah mantan produser ternama. Kemudian Omen, Zabdiel, Ferry dan Lucky memperhatikan foto itu. Dan akhirnya mereka berempat pun percaya bahwa pedagang bakso tersebut adalah mantan produser ternama.
Lalu mereka semakin penasaran, Maka Omen meminta agar bukti lainnya dapat diperlihatkan agar semua percaLalu mereka semakin penasaran, Maka Omen meminta agar bukti lainnya dapat diperlihatkan agar semua percaya.
Lalu, tukang bakso itu mengajak keempat anak muda tersebut berkunjung kerumahnya.
Sesampainya dirumah tukang bakso itu mereka terkejut melihat berbagai macam Piala, Sertifikat, Piagam, Poster, Alat Musik, Cinderamata dan beberapa album rekaman original.
Koleksi lengkap yang terpampang didalam rumah tukang bakso itu seakan bagai museum Koleksi lengkap yang terpampang didalam rumah tukang bakso itu seakan bagai museum kecil.
Namun, semua pencapaian ini tinggal kenangan saja dan tak berlanjut sampai sekarang.

Omen lalu bertanya kepada pedagang bakso itu, ia menanyakan mengenai tawaran menjadi produser lagi.
Mendengar hal itu, pedagang bakso itu hanya bisa terdiam dan tak menjawab sama sekali.
Lalu Zabdiel menyambung ucapan Omen, ia berkata bahwa The New Bad Boys membutuhkan produser untuk album yang akan mereka rilis tahun ini.
Sayang, pedagang bakso yang sudah lama tak berkecimpung di dunia musik ini malah enggan menerima tawaran itu. Ia menganggap semua tawaran itu akan berbuah sia-sia' mengingat musik Rock sulit bersaing dengan jenis musik lain.
Zabdiel berkata bahwa mereka sangat membutuhkan jasa dari orang tersebut. Terlebih banyaknya bukti prestasi yang pernah diraih membuat Zabdiel percaya akan kehebatan pedagang bakso itu.
Sayangnya hal ini makin memperkeruh pikiran pedagang bakso itu, lalu Lucky mencoba membujuknya dengan rayuan bayaran royalti tinggi.
Namun, tetap saja orang itu masih bungkam seribu bahasa' bahkan cuek tak ada respon. Lalu, apa yang menyebabkan pedagang bakso itu terdiam saat ditawari janji-janji anak-anak muda itu ?
Ternyata penyebab ia bungkam adalah bayangan masa lalunya akan akhir kisah karirnya sebagai produser. Dalam benaknya ia masih membayangkan betapa kejamnya dunia industri musik yang dahulu membesarkan namanya kini malah melupakannya.
Dan terlihat jelas, raut wajah gelisah dan penuh dengan kesuraman. Akhirnya air mata pun mengalir membanjiri pipi si pedagang bakso itu.
Ternyata, Omen dan Zabdiel dibuat heran dengan ekspresi wajah si pedagang bakso itu.
Lucky dan Ferry juga dibuat tak mengerti apa yang sedang dirasakan figur macam itu.


Maka nuansa sedih tak bisa dihindari, mantan produser yang kini jadi tukang bakso itu belum bisa menerima tawaran The New Bad Boys.
Zabdiel mengeri apa yang dirasakan orang itu, ia menganggap bahwa menjadi produser lagi adalah hal yang tak mungkin.
Zabdiel lantas menyentuh bahu kanan orang itu sambil berkata bahwa semua usaha dan doa akan terkabul jika ada niat tulus.
Omen menyambung bahwa inilah saatnya musik Rock kembali memperlihatkan taringnya dan menancapkan kukunya, lalu terbang jauh meninggalkan yang lain bagaikan burung elang.
Ferry menambahkan bahwa musik Rock tidak akan pernah mati meskipun sudah ditinggal penggemarnya, terlebih saat Lucky ikut berkata bahwa sudah waktunya membongkar tradisi demi membangkitkan kejayaan masa lalu.
Ungkapan demi ungkapan diucapkan oleh seluruh personil The New Bad Boys untuk menyemangati sosok menyedihkan disamping mereka.


Semakin lama kata-kata yang terucap dari para personil The New Bad Boys makin menyentuh perasaan mantan produser itu.
Maka setelah mendengar kata-kata yang memotivasinya, mantan produser itu akhirnya memutuskan untuk kembali ke dunia musik.
Lantas gembira hatilah Lucky, Omen, Ferry dan Zabdiel ketika apa yang mereka inginkan jadi kenyataan. Kemudian mantan produser itu menyingsingkan lengan baju dan mengangkat senjata untuk berjuang melawan dominasi.
Kemudian berangkatlah mantan produser itu bersama para personil The New Bad Boys ke kantor perusahaan rekaman.
Mereka akan segera menciptakan dunia baru yang penuh dengan suasana serba Rock n Roll.


Menuju dapur rekaman, mantan produser itu menemui pimpinan label untuk membahas kontrak.
Rupanya, kali ini bagaikan reuni saja' pimpinan label dan mantan produser itu rangkul-rangkulan.
Mereka bagaikan saudara kandung yang telah lama berpisah, bahkan para personil The New Bad Boys baru mengerti bahwa ini merupakan moment langka yang pernah mereka lihat.
Sambil ngobrol, mantan produser itu menceritakan keluh kesahnya selama beralih profesi lantaran berhentinya pekerjaan lama.
Pimpinan label itu menyimak dengan baik dan seksama semua ungkapan sahabat lamanya tersebut.
Hingga pada akhirnya, mantan produser itu memperkenalkan grup musik asuhannya ialah The New Bad Boys.


Keakraban begitu terasa walaupun baru pertamakali bertemu, The New Bad Boys mulai mendiskusikan kontrak rekaman dengan pihak label, pembicaraan ini tidak memakan waktu lama.
Segera, kontrak pun disodorkan yang tertulis diatasnya berbunyi kontrak 3 tahun.
Mereka senang karena bisa mendapat kontrak yang sudah tertulis 3 tahun, karena nanti selama 3 tahun kedepan ada kesempatan untuk membuat banyak album.
Bahagianya para personil The New Bad Boys setelah semuanya berjalan lancar.


Kick Off, inilah istilah sepak bolanya...
Lucky, Omen, Ferry dan Zabdiel mulai melakukan serangkaian sesi rekaman yang memakan waktu sebulan tanpa henti.
Zabdiel memulainya dengan beberapa sesi yang cenderung memperlihatkan keseriusannya dalam mengolah irama instrumen.
Gitar Listrik dan Amplifier sudah terpasang didalam studio yang hanya seluas kamar tidur.
Menit demi menit sesi rekaman berjalan cukup lama hingga larut malam. Zabdiel kelelahan dan melanjutkannya besok.
Omen yang dari tadi mengawasi Zabdiel memainkan gitar saat sesi rekaman juga merasakan kantuk berat. Ia pun tertidur didalam studio dan hanya ditemani secangkir teh hijau.


Keesokan harinya, misi berlanjut...
Zabdiel kembali memetik senar gitarnya dengan penuh tenaga.
Sebab lagu yang digarap ini adalah lagu bernada cepat' bahkan Zabdiel hampir salah dalam memetik senarnya.
Untungnya Zabdiel tidak butuh waktu lama untuk mengganyang lagu berirama serba cepat ini.
Omen juga melakukan hal sama, giliran sesinya sendiri' Omen juga menarik nafas dalam-dalam agar kualitas vokal yang dikeluarkan bisa sangat menggelegar.
Setidaknya, banyak tenaga yang habis dalam waktu sehari hanya untuk rekaman seperti itu saja.

(Bersambung)

Rabu, 24 Agustus 2016

Cerita Anak Muda : Rocker Pensiun (Episode 03)


Lucky dipilih sebagai drummer karena memiliki kecepatan memukul yang luar biasa dan ketepatan yang akurat.
Ferry dipilih sebagai bassist karena petikannya yang tidak pernah meleset dan getaran suara petikannya mendengungkan jiwa.
Zabdiel dipilih sebagai guitarist karena gaya bermainnya menyerupai Joe Satriani dan memiliki stamina yang prima.
Sedengkan Omen dipilih menjadi Vocalist karena keunikan vokalnya dan nafasnya yang kuat' konon Omen mampu menyanyi dengan octave tinggi seperti halnya penyanyi orkestra.


Terpilihnya mereka berempat membuat dunia seakan ingin menyapa mereka, apalagi rencana setelah terbentuknya grup musik ini adalah membuat album.
Dan apakah mereka mampu menggebrak tradisi yang melarang adanya musik Rock ?


Cerita pun berganti, kali ini The New Bad Boys berencana untuk masuk dapur rekaman.
Dalam usahanya masuk dapur rekaman, banyak kegiatan penting demi melancarkan jalan menuju kesuksesan.
Rangkaian latihan, karantina, tes kebugaran dan konser antar panggung mereka lakukan.
Keadaannya lain dengan masa sebelumnya, dulu musik Rock memang jadi primadona anak muda. Tetapi kali ini, tantangan baru harus mereka jalani' dimana selera musik anak muda di masa kini mulai berganti dan bervariatif.
Macam ragamnya orang menyangkal keberadaan musik Rock, ada yang bilang musik Rock sudah mati atau bahkan ada yang bilang musik Rock sudah tidak laku di dunia rekaman.


Omen sang vocalist ingin sekali membawa kejayaan musik rock di masa seperti ini, namun rintangan datang dari seseorang yang merupakan Aktivis Anti Rock.
Siapakah dia ?
Namanya Wisnu Kribo, seorang pemuda lulusan TK yang sangat benci dengan musik rock.
Diceritakan, Omen dan kawan-kawan baru saja menyelesaikan konser promosi untuk mengumpulkan biaya rekaman.
Dari jauh Wisnu Kribo melihat mereka berempat dengan pandangan sinis, seolah dia berkata bahwa "musik rock tak pantas hidup di dunia ini".
Setelah melihat konser The New Bad Boys, Wisnu Kribo pulang ke rumah dan segera melancarkan aksi bawah tanahnya yang fenomenal.
Aksinya tersebut diberi nama "Operation of Rock Terminator" yang bertujuan menanamkan kebencian masyarakat terhadap grup musik The New Bad Boys.


Suatu malam Wisnu Kribo membuka laptopnya dan memasang modem yang telah terisi kuota 10 GB untuk melakukan aksi yang seharusnya.
Ia menulis artikel di blognya yang berisi topik-topik berbau negatif, tujuannya sudah pasti ingin mencemarkan nama baik The New Bad Boys. Sudah hampir 2 jam Wisnu Kribo mengetik artikel yang menurutnya ini terbilang bertuliskan kata-kata "Maut".
Keesokan harinya, para netizen dibuat geger dengan pernyataan yang tertera di blog milik Wisnu Kribo. Mereka seketika percaya dengan isi artikel yang menyesatkan itu.
Rupanya rencana jahat itu berjalan cukup sukses, mereka terpancing dengan kata-kata nakal dan pedas yang ada didalam artikel tersebut. Pagi itu Zabdiel baru saja bangun dari lelapnya tidur malam, ketika ia membuka gadgetnya dan menelusuri dunia maya' alangkah terkejutnya Zabdiel saat melihat hal-hal yang berhubungan dengan The New Bad Boys.
Segera Zabdiel menelfon Lucky dan Ferry yang kebetulan masih ada dirumah, Zabdiel dengan lugas dan jelas mengabarkan hal yang kurang mengenakan itu.

Kelihatannya apa yang dilakukan Wisnu Kribo benar-benar sudah meracuni mata pembaca kabar di dunia maya.
Bahkan ketika Zabdiel sedang duduk bersama Lucky dan Ferry sedang makan siang di restoran, terlihat di sudut restoran ada sekelompok wanita sedang sibuk membicarakan pemberitaan negatif yang ditulis Wisnu Kribo.
Padahal mereka sendiri tidak tahu bahwa Wisnu Kribo lah yang membuat nama baik The New Bad Boys tercemar.
Zabdiel yang menguping dari kejauhan sambil melirik-lirik ke arah gadis itu mulai meradang hatinya.
Jelas ini pasti perbuatan seorang pembenci musik rock, Zabdiel berkata demikian.
Ferry pun turun tangan, ia mencoba menenangkan hati Zabdiel yang sedang di bakar amarah akibat celoteh wanita-wanita tersebut.
Namun, karena sudah terlanjur kebakaran jenggot' Zabdiel berdiri dari kursi lalu menghampiri mereka semua.
Lantas Zabdiel memotong pembicaraan para wanita itu dan memberitahukan sesuatu kepada mereka.
Setelah diberitahu, wanita-wanita itu baru sadar bahwa grup musik yang sedang mereka bahas gosipnya itu ada di tempat yang sama yakni di hadapan mereka.
Melihat hal itu, Ferry dan Lucky ikut menghampiri mereka semua' maka tiba-tiba para wanita itu meminta maaf.


Zabdiel bertanya kepada wanita-wanita yang menggosipkan grup musiknya, dalam tanyanya itu Zabdiel ingin tahu siapa yang berani mencemarkan nama baik The New Bad Boys.
Salah satu wanita dari mereka berkata bahwa kabar tidak sedap itu didapat dari sebuah artikel yang tertulis di dunia maya.
Zabdiel pun tahu, inilah saatnya ia mencari siapa penulis artikel yang membuat kabar tidak sedang tentang grup musiknya.
Beberapa hari kemudian, para personil The New Bad Boys datang ke kantor label rekaman yang mengontrak mereka.
The New Bad Boys meminta konfirmasi dari pihak label mengenai rencana distribusi album yang seluruh lagunya sudah direkam jauh-jauh hari.
Produser The New Bad Boys mengatakan bahwa album perdana The New Bad Boys akan segera dirilis dalam waktu dekat, namun karena gara-gara gosip tidak sedap itu sudah merebak dimana-mana.
Sepertinya ada semacam kendala yang harus dilalui, karena ini masalah martabat dan harga diri.


Omen menambahkan bahwa ini perlu pembuktian, karena gosip semacam ini pasti ada sangkut pautnya dengan rasa kebencian terhadap jenis musik tertentu.
Terutama musik Rock yang selama ini menjadi identitas kaum muda belia.
Omen meminta produser agar semua rencana berjalan lancar, ia menganggap itu hanya ocehan tiada artinya. Ferry pun mengiyakan ungkapan perasaan Omen.
Produser pun dengan tekad membara bahwa album perdana The New Bad Boys akan dirilis sekaligus jadi pembuktian bahwa grup musik ini pantas menciptakan sejarah bagus.


Sebelum peluncuran, The New Bad Boys marak sowan ke markas The Ex Bad Boys yang merupakan legenda musik rock.
Zabdiel memohon restu kepada Eddy, Ronny, dan Benny agar semua rencana berjalan lancar tanpa halangan.
Ronny berpesan bahwa jagat musik sedang tidak bersahabat dengan musik rock, karena saat ini musik rock sudah dianggap tabu.
Zabdiel tahu situasi ini, ia menjawab pesan dari pentolan The Ex Bad Boys itu dengan keyakinan pasti. Bahwa sukses itu tergantung kemauan Tuhan YME, karena bagi gitaris grup musik tersebut bahwa sukses adalah jawaban dari Nya.
Benny ikut merestui rencana The New Bad Boys, namun ia juga khawatir dengan nasib Zabdiel dan kawan-kawan.
Omen menambahkan bahwa The New Bad Boys tidak akan takut menghadapi guncangan intervensi publik mengenai gaya bermusiknya.


Ronny mengatakan bahwa untuk menghancurkan tabu nya sebuah jenis musik, The New Bad Boys harus bereksperimen dan memiliki strategi dagang yang jitu.
Omen setuju dengan apa yang dikatakan Ronny, tapi Zabdiel masih ragu-ragu' apa bisa karya The New Bad Boys diterima masyarakat ?
Lalu Benny menuliskan alamat diatas secarik kertas lalu diberikan kepada Zabdiel, isi dari kertas itu adalah tulisan berbunyi alamat rumah seorang produser musik.
Benny rupanya menyuruh The New Bad Boys untuk menemui seseorang yang namanya tertera di atas kertas itu.
Kemudian, mereka berempat segera meninggalkan markas The Ex Bad Boys untuk mencari alamat rumah seseorang yang ternyata adalah produser.
Kesana-kemari jalanan kota dilalui, dengan berjalan kaki mereka menelusuri kumuhnya sudut kota. Mereka berjalan terus tanpa memperhatikan cuaca yang semakin panas.
Setelah berjalan-jalan, mereka tidak menemukan alamat yang dimaksud. Mereka hampir putus asa setelah alamat yang dicari tak kunjung ditemukan.

(Bersambung)

Cerita Anak Muda : Rocker Pensiun (Episode 02)


Dengan tegas panitia mengatakan bahwa lagu "Area 69" merupakan lagu yang tidak diperbolehkan untuk dinyanyikan.
Karena lagu tersebut memiliki unsur vulgarisme dan liriknya terlalu banyak menggunakan kata-kata kotor.
Lucunya, panitia menganggap bahwa New Bad Boys tidak layak bermusik dengan gaya semacam itu.
Lantas, para personil New Bad Boys harus pulang dengan tertunduk lesu sambil mandi keringat.
Sesampainya, mereka memberitahu apa yang terjadi beberapa jam setelah festival.


New Bad Boys merasa bahwa musik yang mereka mainkan tidak berhasil membuat orang puas.
Melainkan mendapat kecaman dan olok-olokan dari pengunjuk acara festival musik bahkan peserta lain pun juga ikut mengejek mereka.
Kelihatannya The Ex Bad Boys harus meninjau ulang dan mengevaluasi kinerja grup musik yang mereka bentuk ini agar mampu memiliki daya saing dan nilai jual tinggi seperti grup musik lainnya.

Eddy menilai kegagalan dalam bermusik yang dilakukan New Bad Boys merupakan kesalahan dari letak posisi.
Posisi tersebut adalah vokalis, New Bad Boys sejak didirikan memang belum punya vokalis dan jabatan vokalis untuk sementara masih disandang oleh pemain bass.
Ronny berencana untuk mengadakan audisi lagi, kali ini untuk mencari vokalis yang suara vokalnya cocok dan berkarakter seperti yang diinginkan.


Dengan modal 500 lembar kertas poster yang digarap lewat Corel Draw, Eddy menempelkan kertas ajakan di tembok-tembok dan mading-mading sekolah agar ada orang yang berminat menjadi vokalis.
Dalam waktu 1 minggu saja, rupanya yang ikut mencalonkan diri sebagai vokalis ada 100 orang peserta, mereka berasal dari latar belakang yang berbeda dan selera bermusik yang macam ragamnya' kelihatannya persaingan akan makin ketat


Tibalah saatnya proses audisi untuk calon vokalis New Bad Boys, cara bernyanyi dan bergayanya juga sesuai dengan kemampuan vokalnya.
Ada yang gayanya seperti Elvis Presley, Ada yang nyanyinya seperti David Lee Roth, Ada yang stylenya sangar tapi suara vokalnya fals dan macam-macam sekali tingkah dan polah para peserta audisi tersebut. Rupanya Eddy, Ronny dan Benny sudah menduga bahwa audisi seperti ini akan lama.


Mereka bingung untuk menentukan pilihan, karena rata-rata mereka cukup bervariatif dan memiliki kriteria yang cocok.
Untuk mendapatkan pemenang dari ajang semacam ini, The Ex Bad Boys melakukan seleksi fase terakhir' seleksi fase terakhir ini adalah tampil dengan menyanyikan lagu berjudul "Area 69" yang diiringi oleh para personil New Bad Boys.
Satu per satu mereka menyanyikan lagu tersebut dengan caranya sendiri.


Entoh, diantara 50 peserta audisi ternyata dianggap gagal karena suara vokalnya tidak cocok.
Bahkan mereka semua tidak berhasil akibat inkonsistensi yang mereka miliki, mereka bernyanyi tidak menggunakan penghayatan tetapi menggunakan kesembronoan.
Nyaris, tidak ada yang bisa menyanyikan lagu "Area 69" secara fasih dari segi pengucapan lirik dan pengendalian nada suara.
Bahkan sampai peserta ke 98 tetap saja gagal'

Alangkah runyamnya kejadian yang dialami Eddy, Ronny dan Benny.
Dari sekian banyaknya peserta rupanya masih saja gagal mencari vokalis untuk grup musik asuhannya itu.
Tetapi ada satu peserta lagi yang menurut mereka bertiga memiliki aura berbeda, dia memang bukan penggemar musik rock maupun jenis musik yang lain.
Dia berbakat dalam olah vokal dan bergaya diatas panggung, kharisma yang dimilikinya sangat luar biasa


Peserta terakhir ini maju ke depan dengan raut wajah gugup dan memancarkan sorot mata yang aneh.
Tampangnya bukan tampang sangar, penampilannya sungguh jauh dari kesan modis apalagi keren. Dia mulai mempraktekan tehnik vokalnya didepan The Ex Bad Boys.
Dan alangkah terkejutnya mereka bertiga saat mendengar lantunan suara dari bibir peserta yang satu ini.
Dia membuat Eddy, Ronny dan Benny kagum setengah mati hingga mereka terpedaya oleh kualitas mumpuni peserta terakhir audisi pencarian vokalis itu.
Setelah lagu selesai dinyanyikan, mereka bertiga menyatakan lulus untuk peserta yang satu ini.
Mendengar keputusan 3 orang musisi tua tersebut, peserta yang baru saja menyanyi itu melakukan sujud syukur sambil mengacungkan kedua jari telunjuknya ke atas.
Rupanya The New Bad Boys sudah menemukan sosok vokalis yang tepat dan tidak salah lagi dialah orangnya.


Rupanya inilah waktu yang tepat untuk mengumumkan kepada publik siapa sebenarnya para personil The New Bad Boys.
Untuk pemain drum di jabat oleh Lucky, pemain bass guitar di jabat oleh Ferry, pemain guitar di jabat oleh Zabdiel dan untuk vocal nya di jabat oleh Omen.
Mereka digadang-gadang akan menjadi grup musik terkenal yang akan jadi idola baru masa depan dan akan menjadi legenda baru musik rock.

(Bersambung)

Cerita Anak Muda : Rocker Pensiun (Episode 01)


Diceritakan pada era 90an, ada sebuah grup musik yang cukup populer bernama "The Ex Bad Boys", mereka adalah trio musisi yang kehebatannya cukup teruji.
Lagu-lagu yang dihasilkan tidak kalah dengan lagu-lagu ciptaan musisi luar negeri, bahkan dipuncak karirnya mereka mendapat penghargaan tertinggi dalam ajang penganugerahan musik.
Sayang, semua itu tinggalah kenangan belaka... Yang tersisa hanyalah keterpurukan dan ketidaksukaan masyarakat dengan musik yang mereka mainkan.
The Ex Bad Boys merupakan grup musik bergenre Rock, mereka dikenal sebagai grup musik Rock dengan gaya bermusik yang cukup nyeleneh dan tidak mengikuti mahzab yang sedang jadi trend.
Mereka tetap mempertahankan gaya semacam itu hingga akhir masa kejayaannya.
40 tahun sesudah masa kejayaannya berakhir, The Ex Bad Boys yang dulunya dipuja-puja oleh penggemar fanatiknya kini hidup terbelakang dan tersingkir dari hingar bingar dunia showbiz.

Penyebabnya hanya satu, yakni menurunnya popularitas musik rock di bursa musik akibat menjamurnya musik yang tidak berbobot sekelas K-Pop dan Pop Melayu.
Hampir setiap hari lagu-lagu itu terdengar di radio dan televisi, bahkan di acara pesta pernikahan, khitanan dan perpisahan sekolah maupun universitas.
The Ex Bad Boys mulai cemas dengan hadirnya musik-musik tidak berbobot itu, apalagi anak muda dizaman itu mulai berbusana sangar tetapi gaya bicaranya seperti lonte.
The Ex Bad Boys berencana menyelamatkan musik rock yang gaungnya sudah tidak terdengar dan terasa dalam kehidupan sehari-hari.
The Ex Bad Boys sempat memikirkan rencana untuk "Come Back" dengan menggarap sebuah album yang berisi lagu-lagu lama dan beberapa lagu-lagu baru.
Namun, apa hendak dikata...
Mereka tidak punya biaya untuk mewujudkannya.
Mereka butuh manager dan produser yang pro aktif terhadap rencana mereka, kalau sampai The Ex Bad Boys salah pilih' maka tujuan utama mereka gagal total.
Hari demi hari mereka mencoba mencari manager dan produser yang sesuai dengan hasil rembugan.
Namun, hampir semua manager dan produser banyak yang menolak permintaan mereka' alasannya adalah rendahnya nilai kontrak yang diserahkan lewat proposal.
Mereka ingin The Ex Bad Boys membayari para manager dan produser itu dengan jumlah yang tidak sesuai dengan isi proposal.
Sayang, The Ex Bad Boys tidak memiliki uang sebanyak itu untuk membutuhkan jasa mereka.
Akhirnya mereka bertiga harus gigit jari dan menerima kenyataan bahwa grup musik sekelas mereka sudah tidak laku lagi di dunia showbiz.


Maka dengan demikian, The Ex Bad Boys memutuskan untuk bubar.
Namun, beberapa fans mereka menolak pembubaran' karena mereka semua menilai bahwa The Ex Bad Boys masih punya potensi untuk kembali sukses seperti pada masa jayanya.
Namun, mengingat sudah tidak muda lagi' mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan lain selain menjadi musisi.
Keputusan pun terucap, The Ex Bad Boys akhirnya merencanakan untuk mencari para pewaris ilmu bermusiknya.
Mereka ingin meregenerasi musisi rock yang sudah uzur, dengan berbagai macam upaya dan usaha mereka mengadakan audisi untuk mencari rocker-rocker penerusnya.


Sebelum memasuki inti cerita, kita akan berkenalan dengan para personil The Ex Bad Boys satu per satu.
Pertama, pada posisi vokalis dan gitaris ada seorang pria paruhbaya bernama Eddy. Kedua, pada posisi bassis dan keyboardist ada seorang pria berambut ubanan bernama Ronny dan Ketiga ada seorang pria lagi yang berkepala botak dengan posisi sebagai drummer bernama Benny.
Eddy, Ronny dan Benny adalah trio musisi dengan rata-rata usia 50 tahunan yang dulunya merupakan idola remaja masa terdahulu.
Eddy dikenal sebagai vokalis yang suaranya dahsyat dan menggelegar, Ronny dikenal sebagai bassis yang jago atraksi dan mampu menciptakan lagu. Sedangkan Benny dikenal sebagai drummer paling hebat dan tiada duanya dalam memukul perkusi.


Pernah suatu ketika The Ex Bad Boys merilis sebuah album berjudul "First Mission" sebagai debut perdana.
Album "First Mission" tidak sukses seperti yang diharapkan, karena album ini dibuat secara amatir dan direkam lewat sesi rekaman indie label.
Menurut cerita, "First Mission" adalah album klasik yang sudah langka di pasaran karena hanya dijual sebanyak 100 copy.
Lalu The Ex Bad Boys merilis album keduanya dengan judul "Second Strike" lewat label rekaman resmi.
Dalam waktu 1 minggu pasca peluncuran, album "Second Strike" laris manis hingga terjual 500.000 copy. Bahkan mereka sempat diberi penghargaan bulanan dari perusahaan rekaman sebagai pendatang baru terbaik.
Kemudian mereka kembali merilis album ketiga dengan judul "Third Experience" yang terjual 15.000.000 copy dalam waktu 1 tahun saja.
Ini merupakan prestasi terbesar yang pernah dicapai Eddy, Ronny dan Benny dalam berkarir dibidang musik.


Angka penjualan album "Third Experience" sampai hari ini belum tersaingi oleh grup musik manapun.
Bahkan hingga akhir masa kejayaan musik rock, angka penjualannya tak pernah tersaingi hingga pada akhirnya album tersebut mendapatkan gelar terhormat sebagai album terbaik sepanjang masa.
Kita kembali ke topik awal, The Ex Bad Boys saat itu sedang sibuk mencari bibit-bibit muda agar musik rock bisa disenangi publik.
Mereka berkelana kesana-kemari guna menemukan calon rocker generasi baru.
Tak disangka terpilihlah 3 orang dari latar belakang berbeda, Eddy mendapatkan seorang calon gitaris.
Ronny mendapatkan satu calon bassis dan Benny mendapatkan satu lagi calon drummer.
Sayang, mereka belum sempat mendapatkan calon vokalis untuk rencana pembibitan musisi rock baru.
Pencarian belum berakhir, 3 calon musisi rock pilihan itu diuji lewat sebuah festival musik yang diadakan di gedung kesenian.
Namun, 3 calon musisi rock ini belum membentuk sebuah grup musik karena tidak adanya vokalis.
Maka terpaksa calon musisi yang bermain bass lah yang menjadi vokalis sementara.
Dibawah bimbingan para pentolan The Ex Bad Boys, trio calon musisi rock baru itu dinamai sebagai "New Bad Boys".
Mengingat mereka bertiga merupakan grup musik dibawah bimbingan Eddy, Ronny dan Benny. New Bad Boys tampil diatas panggung dengan membawakan salah satu lagu karya The Ex Bad Boys yang berjudul "Area 69".
Konon, lagu "Area 69" merupakan lagu paling terkenal dan paling kontroversial yang pernah diciptakan.
Ronny lah yang menulis lirik dan merancang aransemen musiknya, sontak para peserta festival lainnya geger setelah mendengar lagu yang katanya sudah dilarang diputar di radio dan di jual albumnya di toko kaset.
Setelah lagu tersebut dimainkan, panitia yang mengetahui hal itu segera mendiskualifikasi penampilan New Bad Boys.
Sontak New Bad Boys tidak terima atas keputusan panitia yang mendiskualifikasi mereka.

(Bersambung)