Wafatnya Fitrah Alamsyah dan Sandy Handoko membuat Jamrud terguncang, bagaimana tidak ?
Jamrud saat itu berada di puncak popularitas yang sedang jaya-jayanya. Konser yang mereka gelar tidak pernah sepi dan penjualan albumnya yang sedemikian meroket.
Sayangnya musibah tersebut membuat Jamrud jadi pincang, persiapan dalam rangka penggarapan album keempat pun terpaksa ditunda. Fitrah Alamsyah yang wafat akibat penyakit komplikasi dan kecanduan narkoba' disusul Sandy Handoko yang ikut "Menyusul" menjelang peluncuran album keempat.
Proses Mixing dan Mastering yang dilakukan di 301 Studio, Australia berjalan lambat karena harus menunggu antrian panjang. Jamrud harus menunggu berbulan-bulan agar hasil rekamannya itu mendapat kualitas sound yang bagus dan menggelagar.
Kondisi kesehatan Sandy Handoko menurun saat ia baru saja menyelesaikan rekaman lagu "Surti Tedjo" pada awal tahun 2000. Sisanya diselesaikan oleh Suherman Husin selaku pemain drum cadangan selagi kesehatan Sandy Handoko menjalani masa pemulihan pasca rehabilitasi.
Pihak keluarga optimis kesehatan Sandy Handoko bisa membaik seusai menjalani rehabilitasi di Tasikmalaya. Setelah menjalani rehabilitasi yang ketat, Sandy Handoko dianggap sudah layak kembali bersama Jamrud.
Meski sebagian besar lagu-lagu Jamrud direkam bersama Suherman Husin, tetapi wajah Sandy Handoko akan tetap muncul di dalam sampul album. Album keempat Jamrud nanti akan diberi judul "Ningrat" yang masih dalam proses mixing dan mastering.
Saat proses rekaman di ON Studio Bandung, Sandy Handoko nampak kurang sehat apalagi saat itu saksi bisu ketidakstabilan sang drummer adalah pemilik studio itu sendiri, Doel Sumbang.
Doel Sumbang selaku pemilik ON Studio dan musisi kenamaan tanah Pasundan menceritakan betapa tertatih-tatihnya Sandy Handoko untuk bisa rekaman. Pengaruh narkoba yang menggerogoti tubuh kurus pria berambut gondrong itu menjadi shock therapy bagi semua orang.
Sandy Handoko sudah berjanji akan segera melakukan rehabilitasi, ia baru menyelesaikan satu lagu. Setelah rekaman lagu pertama ia dibawa ke Tasikmalaya untuk rehabilitasi.
Suherman Husin dipercaya untuk menyelesaikan banyaknya lagu yang sejatinya harus direkam bersama Sandy Handoko. Selama proses rekaman instrument drum, Azis MS mengakui performa Suherman Husin cukup baik dan enerjik bila dibandingkan dengan Sandy Handoko yang secara teknis cukup baik tetapi berstamina lemah.
Menurut penuturan keluarga, Sandy Handoko sempat menikmati masa-masa bahagianya seusai menjalani masa rehabilitasi bersama keluarga kecilnya. Namun, di saat yang sama Sandy Handoko mengeluh sakit dan ternyata penyebab sakitnya sang drummer bukan karena sakau akibat narkoba.
Melainkan penyakit masa kecilnya kambuh, yaitu penyakit hepatitis. Stamina sang drummer menjadi turun drastis dan akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif.
Namun, takdir berkata lain...
Sandy Handoko telah pergi untuk selama-lamanya, kondisi ini makin memperparah kepincangan Jamrud yang saat itu sedang menunggu proses mixing dan mastering selesai.
Log Zhelebour merasa Jamrud menghadapi cobaan terberat dalam karir mereka di industri musik tanah air. Selaku produser dan manager, Log begitu peduli dengan Jamrud yang menjadi icon musik generasi baru.
Jamrud adalah pemerbaharu trend yang memiliki daya pikat kuat, Jamrud adalah grup musik yang unik dan belum pernah ada sebelumnya. Berdiri di Cimahi pada tahun 1984 dengan nama Jamrock, gonta-ganti personil sudah menjadi rahasia umum bagi grup musik satu ini.
Personil asli tersisa hanya Azis MS dan Ricky Teddy, Krisyanto sendiri baru bergabung pada tahun 1993. Grup musik ini semula melantunkan lagu-lagu Glam Metal ala Bon Jovi dan Gun N Roses. Namun, memasuki tahun 1993' grup musik ini berubah menjadi Grind Metal karena Krisyanto.
Krisyanto yang berkarakter vokal serak dan gahar memaksa grup musik ini berkiblat ke Sepultura dan Pantera. Posisi pemain drum semula dipegang oleh Denny Barnas. Kemudian digantikan oleh Sandy Handoko pada awal 1995.
Di tahun yang sama mereka merilis album Nekad yang dirilis pada Desember 1995. Disusul album Putri pada bulan Februari 1997 lewat label yang sama, Logiss Record.
Album berikutnya berjudul Terima Kasih yang dirilis Januari 1998 juga menuai kesuksesan besar sehingga membuat Jamrud mendapatkan penghargaan bergengsi dari AMI Awards. Namun, kini semua itu hanya dalam ingatan saja dan tidak mungkin terulang lagi.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar