Jumat, 10 November 2023

Lahirnya Kompetisi Sepakbola Semi Profesional Galatama

Pada tahun 1978, Ketua PSSI Ali Sadikin (Saat Itu) berencana untuk menciptakan kompetisi sepakbola profesional pertama di Asia Tenggara. Kompetisi sepakbola ini disebut GALATAMA yang merupakan singkatan dari Liga Sepakbola Utama (Premier Football League). 

Dengan syarat para pesertanya harus berasal dari klub sepakbola independen atau swasta (Bukan Klub Perserikatan). 

Syarat yang diajukan Ali Sadikin ditolak oleh sebagian peserta rapat, lantaran ada kendala yang harus dihadapi oleh calon klub peserta Galatama. Terutama urusan klasik, yaitu dana operasional yang besar melebihi dana operasional yang pernah disalurkan ke klub Perserikatan.

Tiba-tiba ada yang berani usul, bagaimana jika seluruh klub Perserikatan ikut berlaga di Galatama untuk meramaikan kompetisi sekaligus menjadi "Penantang" bagi klub-klub independen tersebut. 

Mendengar usulan itu, Ali Sadikin naik pitam dan sekali lagi menegaskan bahwa Galatama itu kompetisi Profesional, bukan kompetisi Amatir. Ali Sadikin menambahkan "Jika Klub Perserikatan ikut Galatama, maka kompetisinya tidak lagi disebut Galatama' melainkan Perserikatan yang cuma ganti baju saja dari golongan amatir ke golongan profesional".

Ali Sadikin enggan menerima klub Perserikatan berlaga di Galatama, alih-alih ingin jadi penantang bagi seluruh peserta kompetisi Galatama yang notabene klub baru. Konteksnya, jika klub Perserikatan mau tampil di Galatama' maka statusnya sebagai klub Perserikatan harus dicabut atau setidaknya mundur dari kompetisi bersangkutan.

Resiko klub Perserikatan bermain di kompetisi Galatama adalah mereka harus berhenti menerima setoran dana dari pemerintah setempat dan mencari sumber dana mereka sendiri dari sponsor' realitanya di era itu belum ada klub sepakbola anggota PSSI yang punya sponsor.

Potensinya, klub Perserikatan bisa bangkrut atau bubar... kalau ikut Galatama karena kompetisi ini diciptakan sebagai pemisah antara politik dan olahraga. Ali Sadikin bercita-cita ingin membuat Sepakbola Indonesia jauh dari unsur politik bahkan netral dari nuansa politik. Itulah sebabnya, kompetisi Galatama diciptakan' Dalam perkembangannya kelak Galatama bisa mengurangi beban PSSI yang terlalu sering memakai pemain-pemain klub Perserikatan lantaran levelnya belum profesional.

Intinya, Ali Sadikin bisa menciptakan Timnas Indonesia yang berisi para pemain hasil seleksi dan pelatnas lewat jalur Galatama. Sampai-sampai ada peserta rapat yang menuding Ali Sadikin ingin menciptakan Timnas Indonesia versinya sendiri, dalam arti versi Galatama untuk menandingi Timnas Indonesia yang selama ini bermaterikan pemain-pemain amatir dari Perserikatan.

Dengan wajah penuh optimisme ia tidak menyangkal tudingan itu' bahwa Ali Sadikin ingin ada Timnas Indonesia versi Galatama dan Timnas Indonesia versi Perserikatan. 

Rapat pun berjalan kacau sehingga Ali Sadikin menghentikan rapat dan melanjutkannya kembali bulan depan.

Bulan berikutnya, dalam rapat lanjutan yang waktu itu kacau' Ali Sadikin menerima laporan pendaftaran mengenai banyak calon peserta kompetisi Galatama yang sebagian besar dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang ingin meramaikan musim perdana.

Diantaranya Jayakarta (Klub Internal Persija), Warna Agung (Klub Milik Pabrik Cat Tembok), NIAC Mitra (Klub Dari Surabaya), Tidar Sakti (Klub Dari Magelang), Arseto (Klub Milik Sigit Haryoyudanto, Sekretaris PSSI), Sari Bumi Raya (Klub Yang Beranggotakan Mahasiswa Asal Bandung) dan UMS 80 (Klub Milik Orang Tionghoa).

Tidak hanya itu, klub dari luar Pulau Jawa juga ikut bergabung' diantaranya Jaka Utama dari Lampung dan Perkesa 78 dari Papua (Berdomisili di Bogor). 

Ali Sadikin bingung sekaligus pusing karena seluruh klub peserta sudah kelewat banyak dan hampir dipastikan kompetisi semi profesional yang akan digelar tahun 1979 nanti kurang mendapat perhatian animo masyarakat. 

Lantas PSSI pada saat itu memberitakan bergulirnya Kompetisi Galatama lewat media cetak, televisi dan radio. Khusus untuk media radio, pertandingan disiarkan secara langsung dan liputan hasil pertandingan bisa disimak lewat siaran berita olahraga TVRI.

*****




Tidak ada komentar:

Posting Komentar