Jumat, 18 Maret 2022

Kisah Arjuna Sasrabahu : Lokapala Bedhah (Episode 19)

 

Raja Lokapala, Danaraja

Patih Gohmuka yang tinggal kepalanya saja melayang ke arah istana Lokapala, saat itu Prabu Danaraja sedang duduk bersama para pejabat kerajaan.
Mereka dikejutkan oleh potongan kepala yang diduga adalah kepala Patih Gohmuka yang telah dipenggal oleh Rahwana.
 
Prabu Danaraja merasa bahwa Rahwana sudah keterlaluan pada utusannya. Lalu, Prabu Danaraja bersiap untuk mengadakan rapat tertutup mengenai kejadian naas yang dialami Patih Gohmuka.
Keputusan pun disetujui, akhirnya memutuskan untuk menyerbu Alengka lagi untuk kedua kalinya.
 
Saat Prabu Danaraja bersiap untuk menyerang Alengka guna menyadarkan Rahwana, tiba-tiba datang para pengungsi dari negeri lain meminta perlindungan dan pengayoman.
Rupanya Prabu Danaraja sadar, Alengka yang dipimpin Rahwana sudah menaklukan wilayah kerajaan lain.
 
Raja Lokapala itu tidak bisa membiarkan Rahwana berbuat semaunya atas dasar memperluas jajahan. Lantas, para pengungsi ditempatkan dalam suatu perkemahan di dekat istana untuk mendapat perlindungan langsung dari para prajurit.
 
Sangking sibuknya mengurus para pengungsi, kerajaan Lokapala sampai tidak sempat menata persiapan untuk menyerang Alengka.
 
Prabu Danaraja tidak bisa menyerang Alengka semudah itu karena kerajaan tersebut dikenal memiliki armada tempur yang tangguh dan selalu menang perang.
Mungkin pihak Lokapala sendiri lebih memilih untuk mementingkan kemanusiaan daripada harus berperang.
 
Berita mengungsinya rakyat dari negeri-negeri tetangga Lokapala akhirnya terdengar sampai ke telinga Rahwana.
 
Sebagai raja angkara murka ia tidak segan-segan membunuh siapa saja yang masih hidup. Rahwana takut rahasia kekuatan bala tentaranya dibocorkan musuh lewat para pengungsi yang menjadi saksi terjadinya perang.
 
Tanpa tedeng aling-aling, Rahwana memerintahkan pasukan Alengka menyerbu wilayah Lokapala yang diyakini ada pengungsi dari negeri luar.
 
Suasana makin mencekam, negeri Lokapala seperti dihantam sapu dendaning jawata.
Prabu Danaraja yang menyaksikan fenomena aneh di langit seolah mendapat wangsit bahwa akan terjadi perang besar di bumi kelahirannya.
 
Negeri Lokapala akan mengalami satu peristiwa besar yang kelak akan mengubah sejarah.
Dan nyata saja, Negeri Lokapala diserbu pasukan dari Negeri Alengka dari segala penjuru arah. Karena berada di tengah lembah perbukitan, pusat pemerintahan kerajaan terlihat dari bukit-bukit yang mengitarinya.
Pasukan Alengka yang terdiri dari bala tentara manusia, raksasa dan mahluk-mahluk kasat mata (Lelembut) datang berduyu-duyun untuk menunggu komanda perang.
 
Apa yang dikhawatirkan akhirnya terjadi, wadyabala Alengka menyerbu pusat pemerintahan Lokapala dengan cepatnya. Jumlah kekuatan pasukan Lokapala yang berjaga-jaga disekitar kotaraja tidak sebanding dengan jumlah pasukan Alengka yang menyerbu tanpa terhitung.
 
Banyak korban berjatuhan, nyaris tidak ada yang tersisa' Penduduk kerajaan Lokapala jadi korban keberingasan prajurit-prajurit Alengka yang didominasi oleh kaum denawa. Kebetulan mereka tidak hanya membunuh siapa pun yang ditemui, tetapi juga memangsanya sebagai santapan mengingat mereka adalah denawa-denawa haus darah.
 
Tidak lama setelah penyerbuan, Rahwana datang sendiri dengan mengendarai kereta perangnya yang ditarik kuda.
Rahwana menerjang barisan prajurit Lokapala dengan membabi buta, tidak ada yang bisa menghalangi laju kereta kudanya.
 
Kereta kuda yang dinaiki Rahwana ditarik 10 ekor kuda yang merupakan pemberian dewa. Rahwana memacu kereta kudanya dengan penuh semangat dan berhasil menerobos ribuan prajurit Lokapala.
Rahwana berhasil sampai ke pusat kutaraja Lokapala dan berteriak menantang Danaraja muncul untuk bertarung.
 
Dari dalam ruangan, Danaraja mendengar suara teriakan Rahwana yang menantangnya adu kekuatan.
Maka tidak tinggal diam, Danaraja maju melawan Rahwana dalam perang tanding. Inilah yang disebut perang saudara satu ayah dalam sejarah keluarga Begawan Wisrawa.
 
Danaraja harus menghadapi Rahwana yang masih adiknya sendiri, dan pertarungan itu dimenangkan oleh Rahwana setelah Danaraja dikalahkan lalu terbunuh.
Danaraja terbunuh setelah dipenggal oleh Rahwana dengan sebilah pedang saat sedang mengeluarkan Aji Rawarontek.
 
Penyebab kenapa Danaraja mengeluarkan Aji Rawarontek tapi tidak digunakan untuk bertarung, karena ia sayang kepada Rahwana dan demi membahagiakan adiknya itu ia rela mati.
Aji Rawarontek yang dikeluarkan dari tubuh Danaraja berpindah tempat ke diri Rahwana. 
 
Otomatis, Rahwana mewarisi jurus milik kakaknya itu dan semakin sakti.
Mengingat dulu Rahwana bertapa selama 50 tahun untuk memperoleh kesaktian atas anjuran Begawan Wisrawa dan Begawan Sumali.
Kini Rahwana boleh mengklaim diri sebagai raja terkuat sepeninggal Danaraja.
 
Rahwana memenangkan pertempuran dengan gemilang meski ia merasa malu karena gagal menghabisi Danaraja secara jujur.
Rahwana justru ingin sekali memainkan kekuatan yang ia dapat dari bertapa di gunung gohkarna selama 50 tahun dengan menjajal kesaktian Danaraja.
 
Tapi, karena sudah terlanjur rela dihabisi Rahwana' Danaraja mengalah demi keutuhan keluarga.
Danaraja naik ke kahyangan lalu diangkat menjadi dewa oleh Batara Guru dengan gelar Batara Kuwera.
Tugas Batara Kuwera adalah menjaga harta kahyangan dan juga menjaga taman kahyangan.
 
Konon di taman kahyangan itu ada kebun bunga ajaib yang disebut Kembang Dewaretna. Kembang Dewaretna adalah bunga ajaib yang bisa membawa keberuntungan bagi siapa yang merawatnya.
Jika bunga ajaib itu dirawat dan dipelihara oleh orang biasa maka bunga itu akan membuatnya jadi orang kaya raya dan tidak kehabisan harta selamanya.
 
Dan jika bunga ajaib itu dipelihara oleh seorang raja maka negeri yang ia pimpin akan makmur dan sejahtera. Apalagi ketika raja yang memelihara bunga ajaib itu berperang, maka raja beserta bala tentaranya akan selalu menang perang tanpa kekalahan.
 
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar