Hampir saja Omen meneteskan air mata usai mengenang masa lalunya bersama The New Bad Boys. Baginya grup musik fenomenal itu adalah jembatan kesuksesan yang mengubah hidupnya. Akan tetapi, Omen harus menentukan pilihan hidup.
Jika ia kembali bermusik maka ia harus berpisah dengan istrinya atau tetap bekerja seperti biasa asalkan tidak berpisah. Sebuah dilema yang rumit, namun apakah istrinya masih segan memberinya kelonggaran untuk kembali bermusik seperti dulu ?
Jika ia kembali bermusik maka ia harus berpisah dengan istrinya atau tetap bekerja seperti biasa asalkan tidak berpisah. Sebuah dilema yang rumit, namun apakah istrinya masih segan memberinya kelonggaran untuk kembali bermusik seperti dulu ?
Semalaman
Omen tidak bisa tidur, ia memandangi foto yang terpasang di tembok.
Dalam keadaan terjaga, Omen masih memikirkan teman-temannya yang masih
mencari keberadaan dirinya selama ini. Sedih rasanya bila mengingat masa-masa itu, ingin kembali tapi tidak bernyali... apa boleh buat, semua adalah takdir baginya.
Bertemu dan berpisah adalah rentetan peristiwa yang harus dialami setiap manusia.
Bertemu dan berpisah adalah rentetan peristiwa yang harus dialami setiap manusia.
Kehidupan Omen beserta istrinya memasuki fase baru, dimana krisis finansial mulai terasa.
Sepeser uang pun tidak ada untuk membeli keperluan dapur.
Bahkan kondisi kehamilan istri makin berkembang.
Omen berniat membelikannya Susu Formula, dan pada pagi itu Omen pergi bekerja seperti biasa.
Sepeser uang pun tidak ada untuk membeli keperluan dapur.
Bahkan kondisi kehamilan istri makin berkembang.
Omen berniat membelikannya Susu Formula, dan pada pagi itu Omen pergi bekerja seperti biasa.
Sepulang kerja, Omen tidak lupa menunaikan rencananya untuk membeli susu formula.
Tiba-tiba ditengah perjalanan pulang, Omen ditabrak motor dan tubuhnya terluka parah.
Sayangnya pengendara motor justru kabur tanpa bertanggung jawab atas apa yang dialami Omen.
Tidak lama, berhentilah sebuah mobil dan penumpangnya berhamburan keluar mencoba menolong Omen. Ternyata para penumpang itu adalah rekan-rekan Omen di grup musik The New Bad Boys yang baru saja pulang wawancara di radio.
Tiba-tiba ditengah perjalanan pulang, Omen ditabrak motor dan tubuhnya terluka parah.
Sayangnya pengendara motor justru kabur tanpa bertanggung jawab atas apa yang dialami Omen.
Tidak lama, berhentilah sebuah mobil dan penumpangnya berhamburan keluar mencoba menolong Omen. Ternyata para penumpang itu adalah rekan-rekan Omen di grup musik The New Bad Boys yang baru saja pulang wawancara di radio.
Omen
pun dibawa ke Rumah Sakit untuk menjalani perawatan, setelah diobati
Omen harus di-opname untuk memulihkan lukanya. Selama di-opname Omen
gelisah bukan kepalang.
Ia memikirkan nasib Fhey, istrinya di rumah yang sedang hamil. Tidak lama, Fhey pun datang pada hari ke 2. Dalam keadaan tergopoh-gopoh' Fhey menemui Omen yang masih dibalut perban dan terbaring.
Fhey sampai menangis melihat keadaan suaminya itu. Mengingat sudah 2 hari tidak kunjung pulang. Omen yang terbaring penuh perban mengatakan bahwa sepulang kerja ia ditabrak mobil.
Untung saja tidak menimbulkan sesuatu yang serius, hanya lecet-lecet dan memar. Tetapi, sebagai wanita hamil tentu sangatlah was-was mendengar suaminya di rumah sakit.
Fhey bilang bahwa seharusnya ia sendirilah yang berada di rumah sakit, sebab dirinya sedang hamil.
Ia memikirkan nasib Fhey, istrinya di rumah yang sedang hamil. Tidak lama, Fhey pun datang pada hari ke 2. Dalam keadaan tergopoh-gopoh'
Fhey sampai menangis melihat keadaan suaminya itu. Mengingat sudah 2 hari tidak kunjung pulang. Omen yang terbaring penuh perban mengatakan bahwa sepulang kerja ia ditabrak mobil.
Untung saja tidak menimbulkan sesuatu yang serius, hanya lecet-lecet dan memar. Tetapi, sebagai wanita hamil tentu sangatlah was-was mendengar suaminya di rumah sakit.
Fhey bilang bahwa seharusnya ia sendirilah yang berada di rumah sakit, sebab dirinya sedang hamil.
Omen
berkata bahwa dirinya teramat bersalah, karena setelah berhenti bekerja
sebagai pemusik dirinya mengaku sulit memperbaiki ekonomi. Sebab, Omen tidak ingin mengecewakan Fhey yang sedang hamil tua. Karena
dilarang bermusik oleh mertua, Omen harus mencari pekerjaan lain.
Fhey anggap apa yang dikatakan orang tuanya sudah menyengsarakan dirinya dan juga suaminya. Mestinya orang tua tidak perlu mengintervensi profesi anak dan tidak berhak mengatur kehidupan anak-anaknya yang sudah mapan.
Fhey anggap apa yang dikatakan orang tuanya sudah menyengsarakan dirinya dan juga suaminya. Mestinya orang tua tidak perlu mengintervensi profesi anak dan tidak berhak mengatur kehidupan anak-anaknya yang sudah mapan.
Omen tidak sanggup kalau harus begini jadinya, sebab tidak ada satu pun yang membuatnya bahagia kecuali bermusik. Kemudian, Sahili mencoba menenangkan hati Omen. Dia berkata bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tidak lama, datanglah kedua orang tua Fhey' yang tidak lain adalah mertua Omen. Mereka berdua agak gusar menyaksikan Omen terbaring lemah setelah mengalami kecelakaan.
Omen tidak tahu harus berkata apa ?
Sebab ia takut akan mengalami seperti yang selama ini ia bayangkan.
Sebab, The New Bad Boys masih eksis meski tanpa kehadiran Omen. Omen
berniat ingin kembali bermusik, namun ia bimbang karena harus menentukan
pilihan.
Apakah tetap bermusik atau harus menemani istrinya yang sedang hamil ?
Suasana menjadi haru, semua terdiam setelah Omen mengatakan hal itu.
Tidak lama, datanglah kedua orang tua Fhey' yang tidak lain adalah mertua Omen. Mereka berdua agak gusar menyaksikan Omen terbaring lemah setelah mengalami kecelakaan.
Omen tidak tahu harus berkata apa ?
Sebab ia takut akan mengalami seperti yang selama ini ia bayangkan.
Maka dengan berat hati, Omen mengatakan yang sejujurnya kepada kedua mertuanya itu.
Terus terang, Omen tidak mampu menghadapi semua cobaan ini. Karena perlakuan mertuanya yang tidak menyukai pekerjaan Omen.
Omen, meminta agar mertuanya tidak mengusik dan mengatur-atur kehidupan pribadinya terutama masalah pekerjaan. Bahkan Omen sudah berniat untuk berpisah dengan Fhey bila mertuanya benar-benar menolak dengan tegas. Omen bahkan berpesan kepada mertuanya untuk menjaga Fhey yang kelak akan melahirkan anak pertama.
Terus terang, Omen tidak mampu menghadapi semua cobaan ini. Karena perlakuan mertuanya yang tidak menyukai pekerjaan Omen.
Omen merasa bekerja di bidang selain musik malah membuat dirinya tidak bahagia dan tidak tenang pikiran. Terlebih pada saat istrinya yang kini hamil tua, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan demi membahagiakan sang istri.
Omen, meminta agar mertuanya tidak mengusik dan mengatur-atur kehidupan pribadinya terutama masalah pekerjaan. Bahkan Omen sudah berniat untuk berpisah dengan Fhey bila mertuanya benar-benar menolak dengan tegas. Omen bahkan berpesan kepada mertuanya untuk menjaga Fhey yang kelak akan melahirkan anak pertama.
Orang tua Fhey tidak mengerti apa yang dimaksud Omen.
Yang jelas Omen tidak mau diatur-atur karena masalah pekerjaan.
Terlebih, Omen ingin hidupnya bebas seperti dulu. Dimana ia bisa bekerja sesuka hatinya tanpa adanya intervensi.
(Bersambung)