Kamis, 30 Mei 2019

SID (Superman Is Dead) Pernah Membenci grup musik Gigi, Hujatan Itu Tertera Di Dalam Sampul Kasetnya !

Gambar : Sampul Album Case 15 milik Superman Is Dead dari Bali

Superman Is Dead, siapa yang tidak kenal dengan grup musik dari Kuta, Badung, Bali ini ?
Mereka adalah grup musik punk rock yang sukses menggebrak dunia musik dengan sikap bermusiknya. Mereka dikenal seenaknya sendiri dan menjadi idola kaum minoritas, khususnya kaum berandalan.

Jauh sebelum mereka tenar, dulunya mereka pernah merilis album perdana berjudul "Case 15" pada pertengahan 1997. Mereka merekam lagu-lagu ciptaan sendiri di Midi Quest Studio, sebuah kamar kecil yang dipakai untuk bermain musik sepuasnya.

Tahukah anda ?
Ternyata Superman Is Dead pernah membenci 3 grup musik komersial yang kerap muncul di stasiun televisi musik kala itu, MTV Indonesia. Grup musik tersebut ialah Kahitna, Java Jive dan Gigi. Ketiga grup musik itu sama-sama berasal dari Bandung, Jawa Barat dan sukses bersamaan meski dalam rentan waktu berdekatan antara 1994-1996. Superman Is Dead membenci grup musik sekelas mereka bertiga karena kualitas musiknya yang lembek dan terlalu cengeng.

Apalagi dimata tiga serangkai dari Bali itu, Gigi yang notabene grup musik rock alternatif justru memainkan lagu komersial demi merayu kaum hawa dan bayaran murah. Hujatan kebencian itu tertera dalam sampul kaset albumnya pada bagian kanan. Namun uniknya tulisan bernada hujatan itu dicetak terbalik agar pembaca sampul kaset tidak tersinggung dan itu merupakan tanda awal pertempuran grup musik indie dengan grup musik komersial.

Ironinya, di masa depan selepas tahun 2002 malah Superman Is Dead dikontrak perusahaan rekaman Sony Music Entertainmet yang merupakan label rekaman dimana grup musik Gigi bernaung.
Sepertinya, trio pemuda bertato ini harus menelan ludah sendiri karena mereka berada dalam satu atap management yang sama.

Walau satu atap, Superman Is Dead kerap menolak untuk konser bersama Gigi entah itu sebagai musisi pembuka/bintang tamu. Namun, akhirnya Superman Is Dead akur dengan Gigi setelah mereka dipertemukan lewat ajang penghargaan musik di salah satu stasiun televisi.

Sejak saat itu mereka rukun dan Superman Is Dead menyadari kekhilafannya pada masa lalu bahwa suatu saat Tuhan akan mempersatukan mereka dalam satu lingkungan yang sama. Bahkan ketika Aceh dilanda Gempa Bumi dan Tsunami, mereka bersatu menggalang dana lewat konser amal. Dalam dunia musik rivalitas kerap terjadi akibat gengsi tinggi dan kepercayaan diri yang terlalu.



Puisi : Masa Kecil Kurang Bahagia

Foto : Drs. Ir. Haikal Hassan Barras MBA

Sejak kecil diriku tak pernah merasakan kasih sayang
Hidupku selalu penuh dengan penderitaan
Ayah Ibuku sering bertikai hanya karena sesuap nasi
Ayah bekerja serabutan dan ibuku cuma jadi buruh rumah tangga

Saat teman-temanku bersenang-senang
Aku menangis terpuruk dalam kegalauan
Ketika orang lain merayakan kemenangan
Aku mengigau dalam gelapnya jurang

Masa kecil kurang bahagia
Masa muda tanpa kasih sayang
Masa kecil tiada sempurna
Masa muda hidung terbuang

Dalam kesuraman
Dalam kebodohan
Dalam kebobrokan
Dalam kesengsaraan

Lelah jalani rasa sakit
Bosan tiada kunjung berhenti
Ingin ku lari dari rasa sakit
Jenuh semakin mengoyak nurani

Senin, 20 Mei 2019

Kisah Arjuna Sasrabahu : Prabu Citrarata (Episode 07)

Gambar : Wasi Bargawa, Putra Begawan Jamadagni

Resi Jamadagni adalah pertapa yang terkenal sangat alim dan pandai, ia menjadi guru bagi banyak orang bahkan tidak segan-segan para raja dan pangeran berguru padanya.
Resi Jamadagni memiliki lima orang anak laki-laki, namun yang terkemuka hanyalah Wasi Suwandageni dan Wasi Ramabargawa.

Resi Jamadagni sudah memasuki usia senja dan ingin menyerahkan seluruh warisan berupa ilmu kanuragan serta ilmu keagamaan kepada putranya, Wasi Suwandageni. Wasi Suwandageni menyatakan dirinya belum mampu menjalankan perintah sesuai anjuran. Karena dianggap melawan titah ayahnya, Wasi Suwandageni diusir dari Pertapaan Jatisrana.

Maka sebagai gantinya Wasi Ramabargawa diangkat sebagai kepala pertapaan yang baru. Diceritakan Resi Jamadagni ingin menyepi di pegunungan agar tapa bratanya berjalan lancar, ia menitipkan seluruh murid pertapaan kepada Wasi Ramabargawa sekaligus Dewi Renuka yang merupakan istri satu-satunya Resi Jamadagni.

Wasi Ramabargawa menyanggupi permintaan ayahnya, akhirnya Resi Jamadagni pergi meninggalkan pertapaan untuk menyepi demi sempurnanya ilmu.
Kepergian Resi Jamadagni inilah yang menyebabkan malapetaka itu tiba. Wasi Ramabargawa sendirian mengajari para cantrik dan menjaga pertapaan dengan penuh hati-hati.
Suatu ketika ada sesosok raja berparas tampan dari negeri Martikawata bernama Prabu Citrarata dikenal sebagai seorang raja yang kaya raya dan memiliki banyak istri.

Walaupun kaya raya, Prabu Citrarata ternyata seorang raja yang mengumbar hawa nafsu serta banyak berbuat jahat kepada rakyatnya.
Walau ia kaya raya, tetapi negara yang ia pimpin cenderung miskin karena semua kekayaan negara berada dalam genggamannya. Otomatis rakyatnya tidak makmur dan sejahtera seperti negeri-negeri tetangga.

Prabu Citrarata yang sudah terlanjur menjadi jahat akhirnya semakin terhanyut dalam kenikmatan duniawi. Diceritakan, sang prabu mulai jenuh dengan kehidupan istana karena kemewahan yang tiada habisnya. Prabu Citrarata segera berpamitan dengan patihnya yang bernama Patih Hehaya, ia menitipkan negerinya selama bepergian jauh mencari ketenangan jiwa. Patih Hehaya pun bersedia mengemban tugas menjaga seisi keraton selama Prabu Citrarata pergi.

Angkat kakilah Prabu Citrarata dari negeri Martikawata menuju tempat yang jauh dari keramaian kotaraja. Dengan harapan ia bisa memperoleh apa yang selama ini menjadi gagasan utama. Dalam pengembaraannya, Prabu Citrarata mengarungi luasnya perkebunan dan persawahan. Hingga pada akhirnya sampai memasuki hutan rimba yang dipenuhi binatang buas.

Tetapi, Prabu Citrarata pantang mundur guna mencari ketenangan jiwa. Lantas, ditengah hutan ia bermeditasi dibawah pohon beringin dengan konsentrasi penuh. Nampaknya agak lama Prabu Citrarata bermeditasi, sehingga wujudnya berubah layaknya seorang gelandangan.

Rambutnya kusut dan kasar, kumis dan jenggotnya lebat bagai semak-semak bahkan tubuhnya semakin kurus karena tidak makan dan minum hampir sebulan lamanya.
Tiba-tiba terdengarlah suara menggema di langit yang menyatakan bahwa Prabu Citrarata harus berguru pada seorang brahmana dari Pertapaan Jatisrana yang bernama Resi Jamadagni.

Mendengar suara itu, Prabu Citrarata terbangun dan bangkit dari meditasinya selama ini. Kemudian berlanjutlah perjalanan Prabu Citrarata mencari dimana letak Pertapaan Jatisrana.

Perjalanan sang prabu menemui banyak kendala, dimana selama sebulan dirinya tidak pernah mandi dan membersihkan diri. Lalu, sampailah Prabu Citrarata di tepi sungai dan bergegas mandi disana. Seusai mandi, kumis dan jenggot lebat serta kusam itu dipotong dengan menggunakan keris sehinga wajahnya terlihat bersih.


(Bersambung)