Sabtu, 12 Mei 2018

Puisi : Bisikan Iblis

Hidupku kini mulai hilang harapan
Setelah aku menjadi korban
Kehidupan Kota yang semakin liar
Setelah virus makin menjalar

Saat cinta di nomor duakan
Maka nafsu di nomor satukan
Angkata Murka makin berkuasa
Penderitaan kini makin terasa

Bisikan Iblis mendorongku memberontak
Untuk melawan mahzab kaku nan jamak

Berjuta-juta orang mulai tak punya harapan
Melihat moral diinjak-injak para bajingan
Menatap langit yang mulai mendung
Disitulah munculnya Adigang Adigung

Tidak ada satupun yang dipercaya
Karena mereka mengkhianatinya
Nasibku kini makin diujung tanduk
Ketika jiwaku semakin terpuruk

Tak ada satupun yang bisa sembunyi
Dibawah terangnya sinar sang mentari
Tak ada satupun yang bisa menahan
Godaan dan bisikan iblis sepanjang zaman

Puisi : Metylon


Aku terkenal, aku berjaya
Aku disuka, aku dicinta
Tetapi mengapa pula
Aku dalam pengaruhnya

Aku kaya, aku bisa apa saja
Aku bahagia, tiada duka
Tetapi mengapa pula
Aku terjebak jeratnya

Atas dasar kesenangan pribadi
Aku lupakan kesadaran diri
Tak ada waktu untuk meratapi
Tak ada waktu untuk disesali

Hidupku kini tiada artinya lagi
Setelah aku terbujur kaku disini
Menyentuh serbuk putih ini
Kematian tak bisa dihindari

Dunia adalah surgaku
Neraka adalah pesakitanku
Dunia adalah masalahku
Neraka adalah persemayamanku

Puisi : Radikal

Setiap keputusan yang disetujui bersama
Selalu saja ada yang menentangnya
Perbedaan pandangan antara kita semua
Pemahaman makna yang salah terima

Apa yang dilakukan banyak orang
Selalu saja ada orang yang ditentang
Katanya hal itu tak ada gunanya
Bahkan sebuah usaha sia-sia

Berlawanan dengan cara bicara orang banyak
Katamu semua peraturan itu dianggap tak layak
Ada yang bilang melawan ajaran ilmu agama
Ada yang bilang melawan undang-undang negara

Radikal... pemikiran yang jauh dari kenyataan
Radikal... pemikiran yang lepas kendali
Radikal... pemikiran yang jauh dari sisi keimanan
Radikal... pemikiran yang lepas tanpa henti

Perbedaan memang tak selamanya masuk akal
Itulah penyebab adanya pemikiran yang radikal
Banyak orang yang mencoba mencegahnya
Namun dia tetap tak mau mencabut keputusannya

Puisi : Ayam Lenjeh


Lenggak-lenggok bokongnya
Membuat semua terpana
Senyum di Lesung pipinya
Hadirkan sejuta khayal dikepala

Namun sayang itu hanya sekejap saja
Tiada kelanjutan dari apa yang dilihatnya
Geleng-geleng kepala sampai pegal lehernya

Tingkahmu bagaikan seekor ayam betina
Yang hendak mencari pendamping hidupnya
Segala cara dihalalkan demi mendapatkannya

Gincu merah muda lumuri bibirnya
Aku jadi risih memandangnya
Putih warna bedak diwajahnya
Aku jadi risih memikirkannya

Lenjeh-lenjeh itu sikapmu
Lenjeh-lenjeh itu sifatmu

Ayam Lenjeh itulah julukanmu
Ayam Lenjeh itulah nama barumu

Puisi : Murka

Tak terbendung emosiku
Teganya kau mendustaiku
Entah apa yang sedang terjadi
Semua telah berakhir begini

Kemarahan tak tersurutkan
Kau telah berani menghancurkanku
Cinta dihatimu telah termakan
Oleh bujuk rayuan pria selain aku

Aku tak kuat menahan hal ini
Kau hanya makin menggila
Murka hatiku karena hal ini
Bisa jadi aku pasti akan gila

Ingin sekali kubunuh dirimu
Karena semua ulah jahatmu
Tak perduli siapa statusmu
Bagiku inilah akhir hidupmu

Puisi : Wanita Pengumbar Nafsu

Kau memang cantik, kau memang kaya raya
Kau memang anggun, kau memang penuh gaya
Namun semua itu, Namun dibalik itu
Kau salahgunakan, kau tak pedulikan

Kau meratap memohan kasih sayang
Agar nafsumu tersalurkan dengan lancar
Bila itu semua telah kau jalani
Maka semua akan segera berakhir

Nafsu... nafsu... nafsu...
Kau umbar nafsu demi harta gono gini
Dosa... dosa... dosa...
Kau lupakan dosa demi niat busuk ini

Lupakah engkau dengan Yang Maha Kuasa
Bahwa hidup ini hanyalah mampir minum saja
Kecantikanmu takkan abadi selama-lamanya
Kekayaanmu takkan kau bawa ke alam baka

Sadar... sadar... sadar...
Sadarlah segera sebelum bumi menelanmu
Ingat... ingat... ingat...
Ingatlah segera sebelum ajal menjemputmu

Puisi : Andai Kau Ada Disini

Ku tak tahu harus bagaimana
Atas segala yang menimpa
Kau pergi ke alam baka
Untuk selama-lamanya

Hati ini belum bisa terima
Atas segala yang kau derita
Kau korbankan segala-galanya
Demi cinta yang suci nan mulia

Andai kau ada disini.... bersamaku
Andai kau ada disini.... disampingku
Andai kau ada disini.... menciumku
Andai kau ada disini.... memelukku

Ku tak bisa lupakan semua
Kenangan indah yang ada
Biarpun kau telah tiada
Cintamu kan tetap selalu ada

Puisi : Orang Kota

Wajar saja, bila mereka adalah lintah darat
Wajar saja, bila mereka adalah kaum penjilat
Biarpun yang di jilat pantatnya seekor ayam
Biarpun yang di jilat bokongnya binatang malam

Boros biaya boros tenaga
Membuang waktu yang sia-sia
Tak sadar ini hal yang temporer
Yang penting bisa jadi populer

Orang kota... oh... orang kota
Kemanakah arah dan tujuanmu?
Orang kota... oh... orang kota
Dimanakah hati dan nuranimu?

Hidung pesek berwajah berengsek
Mulut becek berbau ketek
Penipu kelas satu kerja tanpa ragu
Biar ajal menelan jiwamu

Puisi : Semua Ada Di Ujung

Angin Sepoi-sepoi berhembus didepan rumahku
Menerpa dedaunan yang berserakan disitu
Sedikit demi sedikit tetesan air jatuh ke bumi
Tak disangka hujan pun basahi seisi bumi

Siramilah isi hatiku, wahai hujan...
Agar tergenang selalu di relung jiwaku
Banjirilah isi otakku, wahai hujan...
Biar mengambang pikiran jenuhku

Bulan ini bulan di ujung tahun
Hari ini hari di ujung hari
Malam ini malam di ujung malam
Cintai ini cinta di ujung cinta

Apakah gerangan dengan perasaanku ?
Ataukah separuh mentalku hilang dari tubuhku ?
Mungkinkah semua akan kembali ?
Ataukah semua tak akan kembali ?

Kamis, 03 Mei 2018

JIM Band Tegal : Sebuah Mimpi Yang Tinggal Kenangan

Gambar : Album JIM Band berjudul "Sebuah Mukjizat" dirilis tahun 2004

Dunia musik tidak selamanya menjanjikan kesuksesan dan keuntungan berlimpah, hal ini dialami oleh sebuah grup musik dari Kota Tegal' yakni JIM Band.
Grup musik yang didirikan sejak tahun 2001 ini merasakan betapa ketatnya dunia musik, terlebih setelah mengikuti kontes ajang pencarian bakat pada tahun 2002 silam mereka teken kontrak dengan Sony Music Entertainment untuk proyek album kompilasi yang diproduseri oleh Abdee Negara, personil Slank.

Kontes ajang pencarian bakat itu disponsori oleh PT HM Sampoerna dengan tajuk "A Mild Jakarta Music Festival", JIM Band merupakan grup musik yang baru setahun didirikan berani menapaki terjalnya dunia musik dengan kenekatan serta skill pas-pasan namun berkelas. Grup musik yang bermarkas di Perumahan Semanggi Raya, Kelurahan Mejasem ini terkenal berbakat mengolah lagu-lagu keren. Terutama lagu-lagu Rock dan Alternative yang kala itu masih digandrungi anak-anak muda, tidak seperti sekarang yang kebanyakan anak muda generasi kini lebih menyukai lagu-lagu Dangdut Koplo yang dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi wanita berwajah cantik namun tidak punya tata krama.

JIM Band digawangi oleh Kate Seto pada Vocal, Ari Jeber pada Bass, Indra pada Drum, Iwan Kumis pada Guitar Rhytem dan Rudy Pastel pada Guitar Melody.
Kelima pemuda yang kini sudah berkeluarga ini telah merasakan hiruk pikuk di Ibukota sebagai musisi, berbekal kemampuan yang terasah mereka berani menonjolkan kehebatan dalam bermusik dengan menampilkan alunan nada yang menghentak. Awal mulanya mereka masuk kontes tersebut dimulai ketika mereka menemukan brosur disebuah stasiun radio, dalam brosur itu mereka terpikat untuk mengikuti kontes musik di Ibukota.

Lucunya lagi mereka tidak tanggung-tanggung membayar patungan untuk membeli tiket kereta api di Stasiun Kota Tegal untuk berangkat ke Jakarta demi mengikuti kontes ajang pencarian bakat itu, Kate Seto dan Ari Jeber menilai ini adalah kesempatan emas menjadi musisi papan atas seperti idola mereka yakni Padi dari Surabaya dan Sheila On 7 dari Yogyakarta.

Malam hari mereka siap-siap dari Base Camp sambil membawa pakaian dan peralatan musik menuju stasiun. Tepat pada malam sehabis sholat isya, mereka berangkat dengan menumpangi kereta malam jurusan Semarang - Jakarta. Siapa sangka, perjalanan JIM Band menuju ibukota penuh dengan pengalaman tidak terlupakan' dimana para personil JIM Band kala itu menyadari bahwa disana mereka tidak tahu harus menginap dimana.

Untungnya sesampainya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta' mereka berhasil menemukan kendaraan yang kebetulan lewat di tempat dimana audisi kontes itu diselenggarakan.
Rupanya, audisi diadakan di sebuah hotel mewah dan ini memang tidak disangka-sangka bahwa panitia dengan baik hati mau menyediakan kamar tidur untuk para kontestan demi kenyamanan selama proses audisi.

Keesokan harinya audisi diadakan sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB, sangking banyaknya peserta audisi' JIM Band rela mengantri hingga seharian karena ketika mendapatkan nomor undian, mereka mendapatkan nomor undian yang tidak menguntungkan.

Dalam proses audisi, JIM Band harus bersaing dengan 1000 grup musik dari seluruh Indonesia untuk bisa lolos ke 12 besar dan tampil di Grand Final.
Proses audisi memakan waktu selama 2 minggu dengan sistim gugur, JIM Band rajin berlatih mengasah penampilannya sehingga disaat audisi mereka tidak melakukan kesalahan kecil sedikitpun. Tibalah saatnya mereka menjalani karantina untuk menghadapi babak 500 besar dan 250 besar, selama audisi berlangsung banyak terjadi fenomena-fenomena unik yang tercatat dalam ingatan mereka berlima.

JIM Band memang harus tampil "All Out" demi merebut kursi di babak 100 besar, lalu menyusut ke 50 besar hingga mengecil ke 25 besar. Di Babak 25 besar ini JIM Band hampir saja tidak mempercayai nasib yang mereka alami bahwa sudah sejauh itu mereka melangkah. Rudy Pastel selaku gitaris merasa bahwa ini memang melelahkan dan menyedihkan, dimana pada saat itu ada salah satu personil yang sakit.

Bahkan, banyak beberapa personil grup musik dari pihak lain yang mengalami demam panggung dan depresi berkebihan akibat kegagalan menembus babak 25 besar. Dan ada pula yang mengamuk lantaran menganggap panitia tidak adil, namun sekali lagi ini tidak berlaku bagi JIM Band.

Jauh-jauh datang dari Kota Tegal ke Jakarta hanya untuk sukses' tentu mereka tidak pernah menyerah begitu saja, sampai suatu ketika mereka pun akhirnya lolos ke 12 besar dan tampil di Grand Final A Mild Jakarta Music Festival 2002 yang kebetulan diselenggarakan tepat pada malam puncak Hari Jadi Kota Jakarta. Dihadapan semua pengunjung konser, JIM Band rajin membaca doa-doa agar bisa memberikan penampilan terbaik. Kebetulan waktu itu beberapa musisi papan atas turut hadir dalam konser grand final tersebut, malam itu berlangsung cukup dingin meskipun sedang musim kemarau.

Secara mengejutkan, JIM Band tampil dengan penuh kemampuan terbaiknya' alhasil mereka berhasil menyabet 2 gelar penghargaan yakni Best Vocal dan Best Performance.
Walaupun tidak jadi juara karena harus kalah dari grup musik asal Magelang yang bernama Konserius Band, tetapi mereka bangga bisa membawa nama Kota Tegal di level nasional bahkan keberhasilan JIM Band di kontes tersebut menjadi Headline di Surat Kabar Radar Tegal dan Suara Merdeka. Kemudian setelah sukses membuat penonton berdecak kagum, JIM Band menerima kontrak rekaman dengan Sony Music Entertainment Indonesia untuk proses rekaman album kompilasi yang rencananya akan beredar pada bulan September 2002.

Abdee Negara didaulat sebagai produser untuk album ini, dengan pendanaan dari PT HM Sampoerna yang mempromosikan merek rokok A Mild' album tersebut akhirnya beredar di pasaran dengan promosi kecil-kecilan. Kemudian setelah rekaman di Jakarta, JIM Band memutuskan untuk pulang kampung ke Tegal' kepulangan JIM Band di Tegal disambut dengan jutaan sorak sorai para penggemarnya. Bahkan Walikota Tegal kala itu' Kol. Marinir Adi Winarso mengapresiasi keberhasilan JIM Band dalam melakoni kontes musik di Ibukota' lalu setelah kembali bertemu dengan keluarga masing-masing mereka diundang oleh beberapa stasiun radio untuk menjalani wawancara eksklusif.

Radio Roshinta FM menjadi lokasi pertama yang dikunjungi, didepan penyiar radio kala itu' Eki Shecell (nantinya akan menjadi Vokalis R Band)' Ari Jeber mengungkapkan bahwa perjuangan menemukan kesuksesan tidak sia-sia karena berkat usaha dan doa. Bahkan lewat wawancara ekskusif tersebut Ari Jeber mengaku dikontrak untuk mengisi konser di beberapa kota besar diseluruh Indonesia oleh Deteksi Production.

Lalu, ketika ditanyai soal album perdana, Ari Jeber hanya bisa diam dan tidak menjawab karena itu hak prerogatif pimpinan management yang memutuskan kapan menggarap album dan merilis album. Apalagi saat itu JIM Band belum memutuskan akan berlabuh di label rekaman yang mana' tetapi lewat juru bicara management mereka mengatakan bahwa JIM Band akan menggarap album jika dana sewa studio rekaman sudah terkumpul. Seusai menjalani wawancara eksklusif, JIM Band menjalani interview lainnya di beberapa stasiun radio' tak terkecuali di Radio Anita FM dan Radio Sebayu FM.

Puas menjadi bahan pembicaraan membuat JIM Band tidak tinggal diam, mereka akhirnya memperoleh kontrak dengan label PT Virgo Ramayana Record dan merilis album perdana berjudul "Sebuah Mukjizat" pada awal tahun 2004 setelah menjalani proses rekaman di studio rekaman.
Berbekal single berjudul "Cinta" dan "Selamat Jalan Sahabat", JIM Band berhasil eksis meski didukung oleh sponsor kecil dengan biaya yang terbatas dan rupanya kesuksesan album perdana membuat mereka ogah membuat album lagi karena semua personil sibuk bekerja di Warteg dan menjadi Buruh Pabrik.
Inilah yang menjadi awal terpecahnya grup musik yang satu ini, mereka pun memutuskan untuk bubar pada tahun 2006 selepas keluarnya Kate Seto sang Vokalis dan Iwan Kumis sang gitaris yang lebih dahulu hengkang pasca tour konser A Mild Live 2004.

Semua kerja keras JIM Band harus berakhir dengan kontrak yang diputus oleh pihak label karena gagal memperoleh sponsor untuk mendanai proyek album kedua pada tahun 2005.
JIM Band kini tinggal sejarah dan hanya bisa diingat sebagai legenda musik dari ranah pantura yang pernah mencetak prestasi sebagai grup musik berbakat di masanya.

(Selesai)