Pagi itu bertepatan dengan hari libur, aku bersantai sambil menonton televisi. Entah kenapa tiba-tiba aku tergiur oleh seseorang yang ada di dapur.
Siapa lagi kalau bukan istriku, wanita yang telah lama kunikahi sejak 10 tahun lalu memang tiada bedanya saat masih perawan dulu.
Tubuh langsingnya memanjakan
mataku, wajah cantiknya tak jauh berbeda dengan gadis usia 20 tahun.
Walaupun kini aku dan dia sama-sama berusia diatas 30 tahun, tetapi dia
membuatku horny setiap kali dia bertutur kata lembut.
Pagi itu dia sedang mencuci piring di wastafel, karena dia memakai busana yang serba "Open" maka timbul seketika naluri kejantananku.
"Alamak... Pagi-pagi begini sudah mengundang nafsuku" gumamku
Langsung saja aku beranjak dari kursi malas dan mengendap-endap di belakangnya. Padahal aku datang dari samping dia juga sudah tahu kehadiranku, tapi aku pura-pura ambil piring agar dia tidak curiga.
Saat aku sudah dibelakangnya, maka kudekap dia dengan pelan.
Istriku kaget, tapi dia hanya tersenyum. Mungkin dia sudah biasa menerima kejutan dariku.
"Ahh... Papa' masa dari dulu begitu melulu sich" katanya genit
"Mama, lagi-lagi bikin kesalahan nich..." ujarku menggoda
"Kesalahan, kesalahan apa ?" tanya dia
"Mama tuch dari dulu nggak pernah berubah dech, Papa jadi kebelet terus kalau lihat mama" jawabku gombal
"Kebelet apa ?" tanya dia
Tanpa kujawab segera kucium bibirnya dengan beringas, ciumanku benar-benar tidak terkontrol bahkan nyaris membuat kondisi semakin tidak karuan.
Aku menciumnya dengan ganas, pipi kiri dan kanan menjadi sasaran. Ditambah kedua tanganku yang mendekap tubuhnya hingga tak berdaya.
Lagian salahnya sendiri, pakai busana serba "Open" dan wajahnya selalu cantik terus, siapa orangnya yang tidak merasa tergoda.
"Mama, dari dulu cantik terus tidak pernah berubah" kataku sembari mendekapnya
Pagi itu dia sedang mencuci piring di wastafel, karena dia memakai busana yang serba "Open" maka timbul seketika naluri kejantananku.
"Alamak... Pagi-pagi begini sudah mengundang nafsuku" gumamku
Langsung saja aku beranjak dari kursi malas dan mengendap-endap di belakangnya. Padahal aku datang dari samping dia juga sudah tahu kehadiranku, tapi aku pura-pura ambil piring agar dia tidak curiga.
Saat aku sudah dibelakangnya, maka kudekap dia dengan pelan.
Istriku kaget, tapi dia hanya tersenyum. Mungkin dia sudah biasa menerima kejutan dariku.
"Ahh... Papa' masa dari dulu begitu melulu sich" katanya genit
"Mama, lagi-lagi bikin kesalahan nich..." ujarku menggoda
"Kesalahan, kesalahan apa ?" tanya dia
"Mama tuch dari dulu nggak pernah berubah dech, Papa jadi kebelet terus kalau lihat mama" jawabku gombal
"Kebelet apa ?" tanya dia
Tanpa kujawab segera kucium bibirnya dengan beringas, ciumanku benar-benar tidak terkontrol bahkan nyaris membuat kondisi semakin tidak karuan.
Aku menciumnya dengan ganas, pipi kiri dan kanan menjadi sasaran. Ditambah kedua tanganku yang mendekap tubuhnya hingga tak berdaya.
Lagian salahnya sendiri, pakai busana serba "Open" dan wajahnya selalu cantik terus, siapa orangnya yang tidak merasa tergoda.
"Mama, dari dulu cantik terus tidak pernah berubah" kataku sembari mendekapnya
"Papa, sukanya godain mama... Selalu aja ada modusnya" ujarnya meronta
Sayangnya ketika istriku mencoba melepaskan diri, cengkeraman tanganku semakin kuat dan membuat tubuhnya lemas.
"Papa... Mama nyerah dech, sekarang Papa mau apa ?" balasnya dengan suara melemah
Tanpa pikir panjang kubawa dia ke dalam kamar, setelah masuk kamar aku mengunci pintu dan menjatuhkannya diatas ranjang.
"Aduh... Papa' kasar dech..." teriaknya manja
"Mah, papa nggak bisa menahan gejolak asmara di dada ini" kataku sambil melepas pakaianku
"Emangnya kenapa ?" tanya istriku
"Habis... Mama selalu bikin papa rindu" jawabku
"Rindu ?" tanya dia
"Papa nggak nyangka bisa jadi suami sebahagia ini" jawabku sambil meregangkan otot
"Memangnya kenapa ?" tanya balik
"Selama menjalani rumah tangga, papa nggak pernah merasakan keluh kesah seperti yang orang lain rasakan" jawabku sambil menatap wajahnya
"Gombal, masa wanita seperti aku bisa bikin Papa bahagia ?" tanya dia
"Serius... Aku beruntung punya istri kaya kamu' dulu banyak yang bilang Papa nggak laku jadi cowok... Tapi saat Papa tertarik sama yang didepan sekarang ini' waduh... Nikmat pokoknya" kataku sambil mendekatinya
"Dasar lelaki, ada aja maunya kalau lihat yang beginian" ujarnya sambil meremas payudara
"Mama, jangan digituin dong itunya' Papa tambah horny nich" mohonku
"Habis... Udah jadi kebiasaan' beginilah resiko punya suami kaya papa" kata dia sambil membuka pakaian
"Ehhh... Malah dilepas, Mama sudah bikin Papa nggak tahan" ujarku genit
"Habis mau apa, kalau nggak tahan ?" tanya dia
Tanpa menunggu lama aku menindih tubuhnya, sambil meraba dan menjamah kulitnya' aku merasakan betapa luar biasanya wanita yang akan kugagahi.
Cantik dan menggairahkan, itulah kesan yang kudapat saat menatap wajah istri tercinta. Kedua tanganku meraba dengan pelan juga hati-hati, ditambah bibirku mencium bibirnya.
"Ohhhh... Oh.... Oh... Papa.... Nakal dech..." lenguhnya
Sebelum kubuat dia tak berdaya, aku rangsang dulu titik kelemahan yang sudah kuketahui.
Sampai-sampai keadaan semakin mendukung dengan suara-suara desahan merdu dari mulut istriku.
Dia bagai menyanyikan sebuah lagu yang seolah-olah memanggil namaku. Senang, itulah perasaanku saat ini' dimana nafsu birahi di imbangi dengan perasaan cinta menyatu sehingga menimbulkan sensasi tiada tara.
Kemudian aku remas kedua payudaranya yang membuat imanku goyah, dengan pelan tapi sedang aku meremasnya sambil menatap ekspresi wajah istriku.
Dia meringis keenakan, bahkan saat kuremas payudaranya' raut wajah istriku memerah dan warnah merah pada wajahnya yang menggairahkan itu menjalar ke seluruh tubuhnya.
Sayangnya ketika istriku mencoba melepaskan diri, cengkeraman tanganku semakin kuat dan membuat tubuhnya lemas.
"Papa... Mama nyerah dech, sekarang Papa mau apa ?" balasnya dengan suara melemah
Tanpa pikir panjang kubawa dia ke dalam kamar, setelah masuk kamar aku mengunci pintu dan menjatuhkannya diatas ranjang.
"Aduh... Papa' kasar dech..." teriaknya manja
"Mah, papa nggak bisa menahan gejolak asmara di dada ini" kataku sambil melepas pakaianku
"Emangnya kenapa ?" tanya istriku
"Habis... Mama selalu bikin papa rindu" jawabku
"Rindu ?" tanya dia
"Papa nggak nyangka bisa jadi suami sebahagia ini" jawabku sambil meregangkan otot
"Memangnya kenapa ?" tanya balik
"Selama menjalani rumah tangga, papa nggak pernah merasakan keluh kesah seperti yang orang lain rasakan" jawabku sambil menatap wajahnya
"Gombal, masa wanita seperti aku bisa bikin Papa bahagia ?" tanya dia
"Serius... Aku beruntung punya istri kaya kamu' dulu banyak yang bilang Papa nggak laku jadi cowok... Tapi saat Papa tertarik sama yang didepan sekarang ini' waduh... Nikmat pokoknya" kataku sambil mendekatinya
"Dasar lelaki, ada aja maunya kalau lihat yang beginian" ujarnya sambil meremas payudara
"Mama, jangan digituin dong itunya' Papa tambah horny nich" mohonku
"Habis... Udah jadi kebiasaan' beginilah resiko punya suami kaya papa" kata dia sambil membuka pakaian
"Ehhh... Malah dilepas, Mama sudah bikin Papa nggak tahan" ujarku genit
"Habis mau apa, kalau nggak tahan ?" tanya dia
Tanpa menunggu lama aku menindih tubuhnya, sambil meraba dan menjamah kulitnya' aku merasakan betapa luar biasanya wanita yang akan kugagahi.
Cantik dan menggairahkan, itulah kesan yang kudapat saat menatap wajah istri tercinta. Kedua tanganku meraba dengan pelan juga hati-hati, ditambah bibirku mencium bibirnya.
"Ohhhh... Oh.... Oh... Papa.... Nakal dech..." lenguhnya
Sebelum kubuat dia tak berdaya, aku rangsang dulu titik kelemahan yang sudah kuketahui.
Sampai-sampai keadaan semakin mendukung dengan suara-suara desahan merdu dari mulut istriku.
Dia bagai menyanyikan sebuah lagu yang seolah-olah memanggil namaku. Senang, itulah perasaanku saat ini' dimana nafsu birahi di imbangi dengan perasaan cinta menyatu sehingga menimbulkan sensasi tiada tara.
Kemudian aku remas kedua payudaranya yang membuat imanku goyah, dengan pelan tapi sedang aku meremasnya sambil menatap ekspresi wajah istriku.
Dia meringis keenakan, bahkan saat kuremas payudaranya' raut wajah istriku memerah dan warnah merah pada wajahnya yang menggairahkan itu menjalar ke seluruh tubuhnya.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar