Selasa, 21 Maret 2017

MY SEX STORY : BIRAHI SUAMI SETIA (PART 02)


Pergerumulan itu membuat aku dan istriku lupa daratan, sampai-sampai waktu berganti tak terasa.
"Papa, ayo... Jangan diremas terus dong" ujarnya menggelinjang
"Sabar, papa masih ingin main-main dulu" jawabku
"Ahhh.... Ahhhhh.... Uhhhh... Uhhhhh" lenguh istriku
Permainan tanganku begitu merangsang, dia tidak berdaya menerima sentuhan tanganku.
Walaupun sentuhanku lembut, tetapi sensasinya benar-benar diluar dugaan. Istriku tidak kuat menahan hasrat seksnya yang perlahan naik.
Lalu, aku mencium perutnya dan menggelitikan jariku... Dia merasa geli dan tertawa.
"Hahahahahahaha.... Papa, jangan digelitikin' aku jadi nggak sabar nich..." ujarnya
Aku tidak menjawab, tetapi aku jawab dengan berbagai sentuhan romantis yang membuatnya hampir Take Off dari Landasan Pacu.
Anehnya, ia makin dikuasai permainanku... Tak kusangka tubuhnya melemas' dengan mudah aku menelusuri bagian sensitifnya yakni Klitoris.
"Mama, papa mau ajak mama terbang" kataku
"Silahkan, kalau papa bisa belikan tiket" jawabnya
"Nggak usah pake tiket, ini gratis lho..." ujarku sambil mendekapnya
"Emang bisa ?" tanya dia
Langsung saja jariku menempel bagian terlarangnya, aku usap dengan jariku' hasilnya dia menggeliat seperti cacing gendon.
"Ahhhh.... Aduhhhhh... Ahhhhh.... Ampun.... Papa... Mama diapakan nich ?" tanya istriku sambil mendesah
"Nggak usah ditanya, entar juga terasa sendiri" jawabku santai
Jari-jariku dengan indahnya memainkan klitorisnya yang terlihat disela-sela organ intimnya.

Jemari tanganku semakin tak terkendali dalam memainkan klitorisnya.
"Ahhhh.... Auwwww.... Aduhhhh...." teriak istriku
"Mama, udah terasa kan ?" tanyaku
"Papa, mama udah mulai melayang... Ahhhh.... Ahhhh.... Ihhhhhhh.... Ihhhhhh....." jawabnya sambil mendesah
"Jangan khawatir, mama nggak akan jatuh' kalau pun jatuh' Papa akan menjadi parasut yang siap dalam kondisi darurat" ujarku penuh canda
Istriku mulai tidak bisa mengendalikan nafas didada, dia kesetanan dan sulit membedakan antara kenyataan atau khayalan.
Nampaknya kondisi makin mendekati klimaks, akhirnya tanpa diduga...
"Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh....." jerit istriku
Keluarlah air lubrikasi dari lubang alat vitalnya yang mengucur deras membasahi area segitiganya.
"Uhhhhhh..... Ahhhhh..... Papa, Mama udah lemas nich' enak banget rasanya" ujar istriku memelas manja
"Tuh... Kan, Papa sudah memprediksi bakal begini jadinya" kataku sambil tersenyum
"Papa, Mama mau ditunggangi sekarang... Ayo dong..." desaknya sambil merayu
"Sebentar, Papa ancang-ancang dulu" ujarku sambil mempersiapkan diri.

Aku pun bersiap menunggangi tubuh istriku, dia terlihat melemah akibat stimulasi klitoris yang kuberikan tadi.
"Papa, jangan lama-lama... Mama nggak tahan lagi nich" desak istriku manja
"Sabar, ini lagi lurusin dulu" jawabku sambil mengocok alat vitalku
"Papa, kok dikocok dulu sich ?" tanya istriku
"Biar lurus, kan tadi rada bengkong" jawabku
"Papa emang suka godain mama, mama jadi ngebet dimasukin punyanya papa" bilangnya manja
"OK, udah siap nich ma..." kataku
Kemudian aku menidihnya dari atas, dengan pelan aku mencoba masuk ke dalam lubang peranakan. Tanpa menunggu lama akhirnya dengan mudah aku melakukan penetrasi lambat.
"Ahhh... Akhirnya masuk juga" jawabku
"Udah masuk ?" kata istriku
"Mau digenjot ?" tanyaku
"Silahkan..." jawabnya
Lalu, aku menggenjot alat vitalku dengan tempo sedang agar istriku tidak kesakitan. Maklum, Istri Secantik dia harus dilayani dengan mesra dan tidak boleh kejam.
Sadar istriku cantik, aku mulai melihat rona wajahnya yang dibasahi keringat. Dia nampak mempesona, aku semakin bernafsu saja hingga tidak sadar genjotanku sudah lebih dari 10 kali.
"Ahhhh... Ahhhhh..... Ahhhh.... Ahhhh.... Ukkkkkhhhhhhhhh..... Ukkkkkhhhhhhh...." Istriku melenguh manja
Suaranya membuatku semakin tidak terkontrol, wajah menawan dan suara lenguhan manja menjadikan istriku sebagai wanita tercantik didunia ini' terutama ketika sedang bersetubuh denganku.


Genjotan demi genjotan kulakukan agar sensasi kenikmatan makin menjalar.
"Papa... Papa... Ahhhhhh.... Ahhhhhh....." Lenguh istriku
Kenikmatan yang luar biasa, itulah yang kurasakan. Istriku cukup bahagia dengan apa yang kulakukan padanya.
"Mama... Mama..." sapaku
"Iya pa ?" jawabnya
"Udah keluar belum ?" tanyaku
"Belum pa..." jawabnya
"Sama dong..." balasku
Tempo semakin cepat, gairah makin membara dan suasana tidak menentu itulah antara aku dan istriku.
"Mama, aku bangga bisa menunggangimu" pujiku
"Papa, mama juga bangga bisa digagahi keperkasaanmu" balasnya
Aku hanya tersenyum saat sedang melakukan penetrasi. Wajahku hanya bisa puas menahan rasa bahagia ketika istriku mengerang.
"Papa... Mamah udah klimaks" bilangnya
"OK, sayang... Keluarkan sekarang !" ujarku
"Ohhhhhhh......." desah istriku
Akhirnya keluar juga air kehidupan dari lubang vital istriku, kini giliran aku yang keluar.
"Ahhhh... Hangat juga airnya, papa ikut dong' uhhhhhhh" ujarku sambil melenguh
Aku pun akhirnya mengalami ejakulasi belakangan, air maniku bercampur dengan air kehidupan yang keluar dari tubuh istriku.
Kami berdua terkulai lemas setelah menikmati pertarungan dahsyat itu. Wajah puas terlihat dari reaksi kami berdua, aku tersenyum meringis sedangkan istriku tersenyum simpul.


"Mama... Masih sehebat dulu ternyata, usia sudah segitu tetap menggoda" pujiku spontan
"Sukanya dech... Ngobral pujian' tapi menurut mama, papa hebat dech... Mama kalah terus" jawabnya sambil menatap wajahku
"Mama, kira-kira ini bakalan jadi apa enggak ?" tanyaku
"Jadi dong pa... Kelak kita akan punya anak lagi setelah ini" jawabnya manis
"Maunya punya anak cowok atau cewek ?" tanyaku sambil mencium tangan kanannya
"Terserah... Yang penting membawa berkah dan kelak bisa berguna untuk bangsa serta negara" ujarnya penuh optimis
"Mama... Papa bangga dengan pernyataan itu" jawabku
Setelah berbincang, kami berdua mengantuk dan tertidur pulas dengan malasnya.

(THE END)

MY SEX STORY : BIRAHI SUAMI SETIA (PART 01)


Pagi itu bertepatan dengan hari libur, aku bersantai sambil menonton televisi. Entah kenapa tiba-tiba aku tergiur oleh seseorang yang ada di dapur.
Siapa lagi kalau bukan istriku, wanita yang telah lama kunikahi sejak 10 tahun lalu memang tiada bedanya saat masih perawan dulu.
Tubuh langsingnya memanjakan mataku, wajah cantiknya tak jauh berbeda dengan gadis usia 20 tahun. Walaupun kini aku dan dia sama-sama berusia diatas 30 tahun, tetapi dia membuatku horny setiap kali dia bertutur kata lembut.
Pagi itu dia sedang mencuci piring di wastafel, karena dia memakai busana yang serba "Open" maka timbul seketika naluri kejantananku.
"Alamak... Pagi-pagi begini sudah mengundang nafsuku" gumamku
Langsung saja aku beranjak dari kursi malas dan mengendap-endap di belakangnya. Padahal aku datang dari samping dia juga sudah tahu kehadiranku, tapi aku pura-pura ambil piring agar dia tidak curiga.
Saat aku sudah dibelakangnya, maka kudekap dia dengan pelan.
Istriku kaget, tapi dia hanya tersenyum. Mungkin dia sudah biasa menerima kejutan dariku.
"Ahh... Papa' masa dari dulu begitu melulu sich" katanya genit
"Mama, lagi-lagi bikin kesalahan nich..." ujarku menggoda
"Kesalahan, kesalahan apa ?" tanya dia
"Mama tuch dari dulu nggak pernah berubah dech, Papa jadi kebelet terus kalau lihat mama" jawabku gombal
"Kebelet apa ?" tanya dia
Tanpa kujawab segera kucium bibirnya dengan beringas, ciumanku benar-benar tidak terkontrol bahkan nyaris membuat kondisi semakin tidak karuan.


Aku menciumnya dengan ganas, pipi kiri dan kanan menjadi sasaran. Ditambah kedua tanganku yang mendekap tubuhnya hingga tak berdaya.
Lagian salahnya sendiri, pakai busana serba "Open" dan wajahnya selalu cantik terus, siapa orangnya yang tidak merasa tergoda.
"Mama, dari dulu cantik terus tidak pernah berubah" kataku sembari mendekapnya
"Papa, sukanya godain mama... Selalu aja ada modusnya" ujarnya meronta
Sayangnya ketika istriku mencoba melepaskan diri, cengkeraman tanganku semakin kuat dan membuat tubuhnya lemas.
"Papa... Mama nyerah dech, sekarang Papa mau apa ?" balasnya dengan suara melemah
Tanpa pikir panjang kubawa dia ke dalam kamar, setelah masuk kamar aku mengunci pintu dan menjatuhkannya diatas ranjang.
"Aduh... Papa' kasar dech..." teriaknya manja
"Mah, papa nggak bisa menahan gejolak asmara di dada ini" kataku sambil melepas pakaianku
"Emangnya kenapa ?" tanya istriku
"Habis... Mama selalu bikin papa rindu" jawabku


"Rindu ?" tanya dia
"Papa nggak nyangka bisa jadi suami sebahagia ini" jawabku sambil meregangkan otot
"Memangnya kenapa ?" tanya balik
"Selama menjalani rumah tangga, papa nggak pernah merasakan keluh kesah seperti yang orang lain rasakan" jawabku sambil menatap wajahnya
"Gombal, masa wanita seperti aku bisa bikin Papa bahagia ?" tanya dia
"Serius... Aku beruntung punya istri kaya kamu' dulu banyak yang bilang Papa nggak laku jadi cowok... Tapi saat Papa tertarik sama yang didepan sekarang ini' waduh... Nikmat pokoknya" kataku sambil mendekatinya
"Dasar lelaki, ada aja maunya kalau lihat yang beginian" ujarnya sambil meremas payudara
"Mama, jangan digituin dong itunya' Papa tambah horny nich" mohonku
"Habis... Udah jadi kebiasaan' beginilah resiko punya suami kaya papa" kata dia sambil membuka pakaian
"Ehhh... Malah dilepas, Mama sudah bikin Papa nggak tahan" ujarku genit
"Habis mau apa, kalau nggak tahan ?" tanya dia
Tanpa menunggu lama aku menindih tubuhnya, sambil meraba dan menjamah kulitnya' aku merasakan betapa luar biasanya wanita yang akan kugagahi.
Cantik dan menggairahkan, itulah kesan yang kudapat saat menatap wajah istri tercinta. Kedua tanganku meraba dengan pelan juga hati-hati, ditambah bibirku mencium bibirnya.


"Ohhhh... Oh.... Oh... Papa.... Nakal dech..." lenguhnya
Sebelum kubuat dia tak berdaya, aku rangsang dulu titik kelemahan yang sudah kuketahui.
Sampai-sampai keadaan semakin mendukung dengan suara-suara desahan merdu dari mulut istriku.
Dia bagai menyanyikan sebuah lagu yang seolah-olah memanggil namaku. Senang, itulah perasaanku saat ini' dimana nafsu birahi di imbangi dengan perasaan cinta menyatu sehingga menimbulkan sensasi tiada tara.
Kemudian aku remas kedua payudaranya yang membuat imanku goyah, dengan pelan tapi sedang aku meremasnya sambil menatap ekspresi wajah istriku.
Dia meringis keenakan, bahkan saat kuremas payudaranya' raut wajah istriku memerah dan warnah merah pada wajahnya yang menggairahkan itu menjalar ke seluruh tubuhnya.

(Bersambung)