Persib Bandung Musim 1985
Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI digelar pada tanggal 15 Januari 1985 setelah setahun sebelumnya tidak diselenggarakan karena PSSI lebih fokus mengurus Liga Sepakbola Utama atau Galatama dimana Yanita Utama Bogor berhasil menjadi juaranya.
Kompetisi Divisi Utama Perserikatan kembali bergulir dimana Persib Bandung menjadi juara Wilayah Barat dengan mengoleksi 5 kemenangan dan 5 imbang. Ini menandai bahwa Persib Bandung pantas mendapat julukan "The Invincibles" karena tidak mengalami satu kekalahan dalam pertandingan di wilayah Barat.
16 Januari 1985, Persib bersua Persija di stadion Menteng dan langsung menang di hadapan publik Macan Kemayoran dengan skor 3-0. Disusul hasil imbang 0-0 saat Persib menghadapi klub ibukota propinsi Sumatera Barat PSP Padang pada tanggal 19 Januari 1985 di stadion Siliwangi.
Kontan saja Bobotoh kecewa dengan hasil imbang tersebut, namun pada tanggal 21 Januari 1985' Persib kembali merengkuh kemenangan dalam laga melawan Persiraja yang kembali digelar di Stadion Siliwangi, Bandung. Cukup dengan skor 1-0 saja Persib dengan santai membungkam Laskar Rencong Persiraja Banda Aceh di hadapan Bobotoh yang memadati tribun.
22 Januari 1985, Persib melawat ke Medan guna menghadapi musuh bebuyutannya' PSMS Medan di stadion Teladan. Kala itu, PSMS Medan diperkuat oleh Kiper Timnas Ponirin Meka dan Playmaker handalnya Parlin Siagian berhasil menggagalkan keunggulan Persib di babak kedua sehingga berakhir dengan skor 2-2.
Anak-anak skuad Ayam Kinantan membuktikan bahwa Persib sulit menang jika bertanding di luar kandangnya sendiri terutama di Pulau Jawa. 31 Januari 1985, seusai menahan imbang PSMS di stadion Teladan' Persib melawat ke markas PSP Padang di stadion Agus Salim. PSP Padang yang diperkuat pemain-pemain pinjaman dari klub semi-profesional Semen Padang malah dipermalukan oleh Persib dengan skor telak 4-0.
Maklum saja, PSP Padang hanya memakai pemain cadangan Semen Padang yang belum satu kali pun tampil bersama Kabau Sirah setahun sebelumnya dalam kompetisi Galatama 1984.
1 Februari 1985, kali ini PSMS Medan bertandang ke markas Persib di stadion Siliwangi Bandung. Dan seperti bertandingan terdahulu, hasil imbang 0-0 kembali diraih Persib.
3 Februari 1985, Persib kedatangan tamu dari Papua yakni Perseman Manokwari. Skor berakhir imbang 1-1, Persib memang lengah sehingga gagal mempertahankan keunggulan saat berhadapan dengan para pemain Papua yang terkenal hebat dalam melancarkan serangan balik.
4 Februari 1985, sehari setelah ditahan imbang Perseman Manokwari' Persib kembali menang atas Persiraja dengan skor 2-0 yang berlangsung di markas Persiraja.
6 Februari 1985, Persib kembali berhadapan dengan Persija yang kali ini berlangsung di stadion Siliwangi. Maung Bandung kembali menang melawan Macan Kemayoran dengan skor menjanjikan 4-0. Dan ini merupakan ulangan dari kemenangan mereka di stadion Menteng yang terjadi sebulan yang lalu.
Persib menjadi juara wilayah barat Divisi Utama Perserikatan PSSI tanpa kalah alias mengukir sejarah manis. Persib lolos ke babak 6 besar yang nantinya akan digelar di Stadion Gelora Utama Senayan (Sekarang GBK).
Persib akan berhadapan dengan finalis dan juara Wilayah Timur' para calon lawan Persib di babak 6 besar nanti ialah Juku Eja PSM Makassar, Ayam Kinantan PSMS Medan, Laskar Cendrawasih Perseman Manokwari, Bajul Ijo Persebaya Surabaya dan Mutiara Hitam Persipura Jayapura.
Stadion Gelora Utama Senayan bergemuruh saat ratusan Bobotoh datang dengan menumpangi Bis Pariwisata dan Truk pengangkut pasir guna memberi dukungan untuk klub kebanggaan Jawa Barat Persib.
15 Februari 1985, sehari setelah merayakan Hari Valentine' Persib Bandung bertemu penguasa Wilayah Timur Persebaya. Bajul Ijo tampil full squad dalam pertandingan babak 6 besar ini. Sekuat apapun lawannya, Persib Bandung tidak akan gentar. Buktinya Persebaya yang diperkuat setengah pemain yang dipinjam dari klub Galatama NIAC Mitra malah digulung 4-0.
Selanjutnya pada tanggal 17 Februari 1985, Persib berjumpa dengan Pasukan Mutiara Hitam Persipura Jayapura. Meski harus kebobolan di menit-menit awal' untungnya playmaker gesit Adjat Sudrajat, kapten berkarisma tinggi Adeng Hudaya dan penjaga pertahanan tangguh ala catenaccio Robby Darwis berhasil menghentikan perlawanan dan serangan Persipura Jayapura dengan skor 3-1.
Karena kelelahan setelah menghadapi Persipura, 18 Februari 1985 Persib harus berhadapan dengan Pasukan Ramang PSM Makassar yang diakhiri dengan kekalahan. PSM Makassar menang atas Persib Bandung dengan skor 2-1. Ini merupakan kekalahan perdana Persib Bandung setelah di pertandingan Wilayah Barat tidak pernah kalah satu kali pun.
20 Februari 1985, Persib kembali berjumpa dengan Perseman Manokwari di babak 6 besar. Pertandingan ini diakhiri dengan skor 4-1' Persib menang lagi setelah 3 hari sebelumnya digilas PSM Makassar.
Persib Bandung lolos ke Final dan berjumpa kembali dengan PSMS Medan, sayangnya Kompetisi Divisi Utama Perserikatan musim ini Persib harus kalah dalam adu pinalti. 23 Februari 1985 menjadi hari bersejarah dimana stadion utama Senayan dipadati penonton hingga sampai ke dekat lapangan. Asosiasi Sepakbola Asia (AFC) mencatat pertandingan ini sebagai pertandingan terpadat dalam sejarah sepakbola di Asia bahkan Dunia. Untuk ukuran kompetisi tingkat amatir saja' Pertandingan ini mampu menjadi magnet yang kuat bagi para pecinta sepakbola di seluruh tanah air.
Ponirin Meka, kiper PSMS Medan menjadi bintang lapangan dalam pertandingan final itu. Begitu pun Parlin Siagian yang tentunya menjadi protagonis utama dibalik nestapa Persib Bandung.
*****