Rabu, 03 April 2019

Kisah Arjuna Sasrabahu : Reuni Keluarga (Episode 06)



Gambar : Ramabargawa, Adik Resi Suwandageni

Setelah menerima pusaka, Resi Suwandagni mulai merasa optimis bahwa ia akan segera memperoleh keturunan. Hal ini dikarenakan bahwa sang resi harus memiliki penerus yang akan menggantikannya suatu hari nanti.

Kemudian, dari dalam rumah terlihat sesosok wanita yang terbaring lemah. Wanita itu adalah istri Resi Suwandagni, ialah Dewi Darini. Sudah lama ia terpuruk dalam kondisi seperti itu akibat penyakit yang dideritanya. Resi Suwandagni datang menemui istrinya dan menyampaikan berita baik mengenai solusi bagi problemanya.

Lalu, Resi Suwandageni mencoba mengobati Dewi Darini dari penyakitnya dengan senjata pusaka yang dititipkan oleh Bathara Narada. Seketika Dewi Darini sembuh dari penyakitnya, begitu sembuh dari penyakitnya. Resi Suwandageni begitu senang melihat keadaan sang istri yang lebih bugar dan kembali menjalani aktivitasnya sebagai pembimbing kaum wanita di pertapaan Ardisekar.

Sehabis membimbing para kaum wanita yang berguru, Dewi Darini terlihat sangat lelah dan ingin istirahat. Dari luar masuklah Resi Suwandageni, ia ngobrol sebentar membahas perkembangan padepokan yang cukup pesat. Apalagi, semenjak sembuh dari penyakitnya' Dewi Darini terlihat semakin cantik. Ditambah auranya membuat Resi Suwandageni bergairah ingin mencicipi keindahan tubuh istrinya itu.

Sebenarnya Dewi Darini sudah cukup lelah meladeni orang-orang yang ingin berguru seharian. Namun, gairah asmara membuat rasa lelah itu hilang seketika. Kemudian, Resi Suwandageni mengambil kembali senjata Cakra yang kemarin ia pakai untuk mengobati Dewi Darini.
Rupanya, Resi Suwandageni ingin menjajal keampuhan pusaka tersebut untuk dirinya sendiri. Seketika, sang Resi mulai merasakan sesuatu' dimana gairah asmaranya naik.

Tanpa basa-basi, Resi Suwandageni mulai memperlihatkan alat vitalnya ke arah Dewi Darini.
Kemudian Dewi Darini melakukan hal yang sama, yakni memperlihatkan daerah kewanitaannya.
Dan malam itu mereka berhubungan intim hingga terlelap.

Keesokan harinya, Resi Suwandageni dikejutkan dengan senyuman manis Dewi Darini' pagi itu sang dewi memuji kejantanan sang resi. Resi Suwandageni tersipu malu, ia merasa baru kali ini mendapat pujian mesra. Begitu pun sang resi juga berbalik memuji Dewi Darini yang terlihat mempesona bagai perawan ting-ting. Berangsur-angsur kehidupan rumah tangga Resi Suwandageni semakin harmonis dan akhirnya Dewi Darini lantas mengandung.

Mengandungnya Dewi Darini membuat seisi pertapaan Ardisekar begitu gembira, pasalnya sebentar lagi istri Resi Suwandageni itu akan memiliki momongan.
Kabar ini membuat banyak orang ikut memberi dukungan agar semua berjalan dengan baik. Tidak lama setelah kehamilan Dewi Darini, datanglah sesosok pria tinggi besar yang diduga adalah adik Resi Suwandageni.

Dialah Ramabargawa, anak muda yang gagah perkasa dan sakti mandraguna. Ramabargawa adalah adik bungsu Resi Suwandageni yang merupakan seorang Wasi atau pertapa muda' ia gemar berkelana sambil bersemedi untuk memperkuat imannya sebagai calon resi.

Ramabargawa datang menemui kakak kandungnya itu dengan penuh kegembiraan, sebab sudah lama si bungsu tidak menemui saudara tuanya yang lama tinggal jauh.
Dalam pertemuan itu Ramabargawa masih seperti yang dulu, tetap keras dan tegas serta memiliki tekad baja. Hal ini bisa dimaklumi karena Ramabargawa memiliki sifat seperti Bathara Bayu yang selalu berbicara kasar tetapi masih punya tata krama.

Pertemuan antara kakak-adik ini seperti reuni keluarga, walaupun tidak lengkap. Hal ini dikarenakan hampir semua keturunan Resi Jamadagni tumpas tanpa sisa akibat kezaliman Prabu Citrarata yang dulu pernah merebut Dewi Renuka.

Dalam perbincangan itu, Ramabargawa mengaku masih kesal dengan peristiwa beberapa tahun silam dimana seluruh penghuni pertapaan dimana ayahnya berada hancur lebur dibakar oleh antek-antek Prabu Citrarata. Tidak hanya menyalahkan Prabu Citrarata, Ramabargawa juga menyalahkan Resi Jamadagni yang memerintahkannya untuk mengeksekusi sang ibu, Dewi Renuka.

Resi Suwandageni mencoba untuk menenangkan hati Ramabargawa yang masih emosi bila menengok masa lalu kelam tersebut. Setidaknya sebagai seorang kakak ia mencoba untuk membuat adiknya tabah menerima takdir dewata. Resi Suwandageni lantas mengajak Ramabargawa untuk berdoa di sanggar pamujan. Permintaan itu langsung diterima olehnya dan mereka berdua bergegas memakai busana serba putih.

Seusai berdoa, mereka makan bersama sambil memantau para cantrik yang sedang bekerja membersihkan dan menata seluruh pertapaan. Saat sedang memandangi para cantrik, Ramabargawa jadi terbayang sebuah masa lalu dimana saat keadaanya berbeda dengan hari ini. Cerita berganti saat masa lalu Ramabargawa membekas dalam ingatan. Dimana pada masa itu di sebuah pertapaan bernama Jatisrana hidup seorang brahmana yang bernama Resi Jamadagni dan istrinya Dewi Renuka.


(Bersambung)