Tampilkan postingan dengan label Family Secret. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Family Secret. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 Februari 2022

Ika Dezta, Mantan Juara D'Terong Indosiar Yang Kini Menyandang Status Janda

 

IKA DEZTA

Ika Dezta adalah seorang wanita berusia kepala tiga yang tinggal di Randudongkal, Pemalang, Jawa Tengah, Ia merupakan seorang wanita berprofesi sebagai penyanyi dangdut yang cukup terkenal di kampung halamannya. 

Ika, begitulah sapaan sehari-harinya' adalah seorang wanita kampung beranak tiga yang baru saja bercerai dengan suaminya yang bernama Heru Luwak. Perceraian Ika Dezta dengan Heru Luwak ini terjadi pada tahun 2021 lalu akibat kegagalan sang suami dalam memberikan hak nafkah.
 
Perceraian di kalangan penyanyi dangdut kampung kerap terjadi lantaran masalah sepele' yaitu masalah keuangan dan tentu adanya pihak ketiga. Namun, Ika Dezta membantah adanya pihak ketiga seperti yang selama ini menjadi desas-desus. 
 
Ia mengaku murka karena berita perceraiannya itu telah digoreng banyak pihak yang sudah sejak lama meninginkan perpisahan antara dirinya dengan Heru Luwak, mantan suaminya itu. Heru Luwak sendiri bekerja sebagai buruh dan menikahi Ika Dezta sejak tahun 2006 lalu dan berakhir dengan perceraian pada tahun 2021. 
 
Kini Ika Dezta harus menghidupi ketiga anaknya seusai memenangkan hak asuh anak lantaran ada anaknya yang masih bayi. Anak pertamanya bernama Desta, anak keduanya bernama Anindya dan akan ketiganya bernama Azura. 
 
Mengingat sang mantan suami sudah menganggur sejak lama, maka hak nafkah anak-anaknya ditanggung oleh pihak keluarga Ika Dezta sendiri. Notabene anak paling muda yakni Azura yang masih bayi karena butuh asupan ASI. 
 
Ika Dezta dalam curhatannya mengaku menyesal karena pernah menikah muda hanya karena ingin menghindar dari dosa dan zina diluar nikah. Tapi, kenyataannya justru malah berakhir penuh dengan tanda tanya. 
 
Mengapa menikah jadi solusi untuk mencegah zina diluar nikah ?
 
Ika merasa bahwa dirinya terbawa oleh hegemoni ajakan menikah muda oleh teman-teman sebangku SMA nya dulu yang sudah dilamar beberapa bulan sebelum ujian EBTANAS. Dirinya mengaku iri karena didahului teman-temannya yang sudah kadung dapat jodoh sebelum lulus dari bangku sekolah. 
 
Ika yang merupakan anak paling bontot (Anak Terakhir) memilih untuk menikah muda hanya karena iri dengan status teman-temannya yang sudah berumah tangga. Tetapi yang namanya berumah tangga pasti ada cobaan dan rintangan yang harus dihadapi maupun dilalui. 
 
Cobaan dalam berumah tangga itu adalah godaan untuk selingkuh dengan orang lain' bahkan saat itu Ika Dezta kerap digoda banyak laki-laki yang menyawernya dengan uang ratusan ribu rupiah di atas panggung.

Namun, ia tidak tergoda dengan uang saweran dan bujuk rayu manis para laki-laki yang kerap berjoget di panggung ketika sedang bernyanyi. Sayangnya iman tetap saja goyah, lagi-lagi ia menjadi korban dari sisi manusiawi seorang laki-laki yaitu pelecehan seksual. 

Ika Dezta mengaku pernah diraba bokongnya hingga diremas payudaranya sampai geli bukan main, saat itu ia sedang pentas di suatu acara yang menghidangkan minuman beralkohol. Meski, ia mengaku risih dengan perbuatan tidak senonoh itu' tetapi semua itu ia lakukan demi menghidupi keluarga. 

Mengingat ia sejak masih di bangku SMP sudah ditinggal mati ibu kandungnya' karena belum sempat melihat Ika Dezta menikah karena keburu wafat' Ika Dezta mengaku sedih dengan situasi yang dialaminya saat di hari pernikahan ia tidak ditemani sosok Ibu. 

Setiap kali bercerita tentang sosok Ibu, ia kerap menangis karena belum sempat memberikan sesuatu yang terbaik untuk sosok yang mengandung dan melahirkannya itu. Ika Dezta sendiri kini hidup di rumah petak sembari mengurus ayahnya yang kini sudah memasuki usia lanjut. 

Perjuangan untuk bertahan hidup adalah fokus utama dalam karirnya daripada harus mengemis cinta untuk segera dilamar laki-laki lain yang mau menjadi ayah sambung bagi ketiga anaknya itu.

*****


Jumat, 13 Maret 2020

My Sex Story : Skandal Video Panas Calon Walikota (Part 04)

Foto : Dokter Zoya

Keesokan harinya, video rekaman itu diserahkan kepada Dokter Zoya. Sebagai bukti, video rekaman itu akan menjadi alat untuk membuktikan kepada publik bahwa Frederick adalah seorang politikus pecandu seks. Dan hari itu pun tiba, kampanye pencalonan Frederick untuk Pilkada berlangsung di suatu lapangan luas.

Dokter Zoya yang menyamar segera menuju tenda dimana operator layar tancap berada. Dokter Zoya menukar video visi misi dengan video rekaman tadi malam. Dokter Zoya tidak merasa dicurigai oleh orang-orang yang disana. Justru misinya berhasil dan momen menggemparkan siap dimulai.

Saat sedang mengamati seluruh peserta pawai dan kampanye, terlihat Frederick dan wanita asing yang diduga kekasihnya turun dari mobil. Dokter Zoya tanpa berkedip melihat mantan suaminya dari jauh, ia berharap hari ini menjadi miliknya. Begitu naik panggung, Frederick menyapa ribuan pendukungnya. Seperti biasa, yang namanya kampanye pasti banyak basa-basi sebagai pemanis janji.

Seusai menyampaikan kata-kata penuh obralan janji, Frederick memulai presentasenya di depan pendukung setia. Lalu, operator layar tancap segera mengambil VCD yang tadi ditukar oleh Dokter Zoya dan memutarnya. Begitu videonya muncul di layar, yang terlihat bukan video berisi visi dan misi. Dan alangkah terkejutnya penonton di sekitar lapangan melihat rekaman yang diputar itu.

Mereka menyaksikan adegan asusila yang diperankan oleh Frederick. Bahkan operator pun tidak menyangka akan jadi begini akhirnya. Frederick tidak menyangka bahwa video berisi visi dan misi ternyata memuat adegan porno. Frederick lantas diteriaki oleh pendukungnya sendiri, sambil menahan malu ia kabur dan penonton yang terpancing emosinya merangsek naik ke atas panggung untuk mengeroyok Frederick.

Massa pendukung mengobrak-abrik seluruh panggung dengan buasnya. Mereka kecewa dengan rekaman video tersebut, sambil mengobrak-abrik seisi panggung' mereka meneriakan caci-maki terhadap Frederick. Frederick kabur dari serbuan massa sambil menggandeng tangan kekasihnya. Frederick pulang ke rumahnya dan mencari dimana keberadaan kamera yang diduga terpasang dalam kamarnya.

Begitu sampai di rumah ia menggeledah seisi kamar, tapi tidak satu pun Frederick menemukan benda itu. Usut punya usut, kamera pengawas yang dipasang sudah dicopot dan Frederick tidak tahu siapa pelakunya.

Beberapa jam kemudian, Frederick menyalakan televisi dan ia tercengang melihat berita memalukan yang memperburuk kondisi.
Pemutaran video asusila dalam acara kampanye itu menjadi sorotan tajam dan tentu mengundang rasa malu bagi diri Frederick.

Tidak lama setelah kejadian itu, Frederick dipanggil oleh pengadilan atas kasus video asusila yang diputar pada saat kampanye. Sungguh luar biasa, Frederick sengaja mempersiapkan pengacara khusus untuk merampungkan kasusnya.
Kali ini dia mencoba untuk mengelak dari kasus itu, dia berkata bahwa lelaki di dalam video itu bukan dirinya.

Sidang Pengadilan kasus itu dimulai, Frederick mengaku cukup percaya diri bahwa video itu adalah rekayasa dan memakai orang lain yang mirip dengannya.
Akan tetapi Frederick tidak bisa membohongi Hakim karena setelah video itu diperiksa oleh tim kepolisian. Video itu memang diperankan oleh Frederick dan asisten wanitanya yang diduga menjadi pasangan serumah.

Puluhan pertanyaan dicecar oleh hakim di pengadilan, Frederick kembali mengelak semua tuduhan itu. Sorot matanya yang tajam membuktikan bahwa dirinya tidak takut terhadap siapa pun. Hakim dan para saksi sudah berusaha menekan intervensi yang dibuat oleh Frederick. Padahal waktu pelaksanaan Pilkada sudah hampir mulai karena tinggal 2 minggu lagi.

Persidangan memanas, Hakim sepertinya tidak mau mengalah.
Dan tanpa kenal ampun, Hakim memutuskan untuk memvonis hukuman 5 tahun terhadap Frederick. Frederick murka bukan kepalang, ia merasa Hakim belum bisa konsisten terhadap vonis yang dikeluarkan.

Tetapi, tidak ada cara lain selain segera memvonis Frederick yang secara nyata telah melakukan hal tidak senonoh macam itu. Akhirnya Frederick dipenjara untuk satu periode mendatang maka pupuslah harapannya untuk menjadi Walikota.

Sementara itu wanita yang diduga sebagai selingkuhan Frederick ternyata kabur ke luar negeri demi menghindari penangkapan. Konon kabarnya, wanita itu kini mengasingkan diri ke sebuah negara di kawasan Timur Tengah yang sedang dilanda perang.

Maka dengan kali ini, dendam Dokter Zoya pun terbalaskan. Dipenjarakannya Frederick merupakan obat penyembuh luka yang selama ini membekas. Seusai peristiwa itu, Dokter Zoya tidak pernah merasa galau lagi dan kembali bekerja tanpa ganjalan. Diceritakan, sehabis praktik di Rumah Sakit' Dokter Zoya mendapat pesan berupa Fax dari seseorang.

Begitu Fax diterima rupanya ini kiriman dari Marcell, pria yang sudah membantunya dalam aksi balas dendam tempo hari. Menurut isi Fax yang tercetak bahwa Dokter Zoya diharuskan hadir nanti malam untuk sekedar bertukar pikiran.

Tanpa rasa curiga, Dokter Zoya pun menyanggupi. Malam pun telah tiba, Dokter Zoya datang ke rumah Marcell. Ternyata Marcell sudah menunggu lama, mungkin sejak matahari terbenam. Nampaknya Marcell akan melakukan sesuatu hal yang membuat Dokter Zoya terkejut.

Dokter Zoya datang untuk menyanggupi permintaan Marcell yang tertera dalam fax.
Mereka bertemu dan ngobrol bersama hingga malam tiba, dan pada malam itu Marcell memberikan sesuatu untuk Dokter Zoya. Ternyata Marcell memberinya sebuah cincin emas untuk Dokter Zoya.
Dokter Zoya amat bahagia menerima cincin emas pemberian Marcell. Cincin emas itu merupakan bukti rasa cinta Marcell terhadap Dokter Zoya.
Bahkan Marcell memiliki keinginan yang amat lama dipendamnya. Ternyata Marcell ingin menikahi Dokter Zoya.

Dokter Zoya heran, kenapa Marcell mau dengannya meski berstatus janda ?
Akan tetapi Dokter Zoya tidak tahu harus bilang apa. Itulah yang namanya jawaban, kapan diberitahunya juga tergantung niatan.

Kemudian, Dokter Zoya mengajukan sebuah syarat agar mau dinikahi Marcell. Syarat itu adalah bahwa Dokter Zoya ingin pindah ke rumah Marcell setelah rumahnya dijual.
Marcell pun setuju, akhirnya beberapa bulan kemudian mereka berdua menikah. Proses pindah rumah pun terjadi. Sedangkan rumah lama Dokter Zoya terjual karena dianggap sudah bosan tinggal disitu.

Mereka pun bahagia berdua disana setelah masalah selesai.
Dokter Zoya tidak lagi sendiri begitu pun Marcell yang kini telah memiliki istri.

(TAMAT)

My Sex Story : Skandal Video Panas Calon Walikota (Part 03)

Foto : Dokter Zoya

Hari itu pun tiba, Frederick Batubara dan wanita yang diduga adalah kekasih tidak sahnya itu sedang menjalani wawancara eksklusif di salah satu stasiun televisi.
Dari dalam rumah, Dokter Zoya menatap tajam ke arah wanita yang merupakan tambatan hati mantan suaminya. Dia berharap Marcell bisa menjalankan tugasnya untuk membalas dendam.

Dokter Zoya segera menghubungi Marcell dan segara memerintahkannya menuju lokasi dimana target berada. Marcell langsung tancap gas dan mencari dimana keberadaan Frederick Batubara. Disitu, Marcell melihat sebuah mobil mewah yang diduga milik calon korbannya. Frederick Batubara baru saja keluar dari stasiun televisi setelah diwawancarai oleh wartawan.

Dengan kalimat penuh optimisme ia mengatakan bahwa dirinya pasti memenangkan pemilihan walikota dan merubah wajah kota menjadi lebih makmur.
Frederick Batubara tidak sadar dirinya diincar, lalu tanpa pikir panjang' Marcell memasang antena mikroskopik di bagian belakang mobil. Dan Frederick tidak tahu apa yang terjadi pada mobilnya itu.

Marcell melakukan hal yang sangat berbahaya, yakni mengintai gerak-gerik Frederick Batubara beserta wanita selingkuhannya.
Marcell memastikan semua aman dan siap sesuai rencana berdasarkan perintah Dokter Zoya.

Begitu Frederick Batubara masuk ke dalam mobil, wanita yang berada disampingnya juga ikut masuk. Salah seorang wartawan bertanya kepadanya mengenai wanita misterius yang duduk disamping Frederick. Dengan santai ia bilang bahwa wanita itu adalah asisten kerjanya karena banyak urusan yang perlu bantuan seorang asisten.

Kaca jendela tertutup, mobil yang dikendarai Frederick pun melaju menuju arah selatan.
Marcell yang sudah lama beraksi segera menyalakan monitor dari dalam mobilnya dan memantau dari dalam kokpit.
Kamera mikroskopik yang dipasang Marcell sangat canggih sehingga bisa menembus kaca mobil yang tebal untuk mengetahui sesuatu didalam mobil.
Dengan seksama, Marcell mendengarkan obrolan di dalam mobil antara kedua orang yang berdampingan itu.

Kemudian, Marcell terkejut mendengar obrolan Frederick dengan wanita itu. Rupanya sehabis wawancara di stasiun televisi, mereka berdua akan pulang ke rumah untuk melakukan sesuatu.
Marcell semakin penasaran, lalu dihubungilah Dokter Zoya yang baru saja selesai praktek di Rumah Sakit.

Marcell melapor bahwa Frederick Batubara dan wanita selingkuhan yang mengaku asisten kerjanya itu sedang menuju rumah.
Dokter Zoya memberi komando untuk selalu konsisten dan jangan sampai luput dari pengawasan.

Aksi spionase Marcell tidak berhenti sampai disitu, Marcell kembali melakukan sesuatu yang dianggap berisiko' yaitu melakukan pengawasan dari luar tanpa masuk ke dalam rumah.

Marcell Siahaan membuntuti mobil yang dikendarai Frederick Batubara. Begitu sampai di salah satu perumahan, Marcell tidak asing dengan daerah tersebut.
Bagaimana tidak ?

Perumahan itu merupakan salah satu aset miliknya, karena Marcell adalah konglomerat muda yang memiliki bisnis properti.
Tanpa curiga, Marcell membuntuti mobil itu dan memarkir mobilnya sembarang tempat. Lalu, Frederick dan wanita selingkuhannya itu keluar dari mobil sambil membawa koper lantas masuk ke dalam rumah.

Marcell keluar dari mobil dan menghampiri Pos Satpam, begitu sudah di depan Pos Satpam' salah satu satpam yang bertugas langsung mengenali wajah Marcell.
Sebab, satpam itu sudah lama kenal dengan Marcell dan kerap dipanggil dengan sebutan Bos.

Marcell lantas berbincang dengan satpam yang berjaga di perumahan elite tersebut. Marcell memerintahkan satpam itu untuk terus mengawasi Frederick Batubara 24 Jam Penuh, meski Marcell tetap melakukannya sepertinya ia tidak bisa bekerja sendiri.
Satpam itu dijanjikan kenaikan gaji kalau berhasil mengawasi terus keberadaan Frederick Batubara dan wanita selingkuhannya itu.

Satpam tersebut dengan gembira menerima perintah Marcell, dan mereka berdua sepakat berbagi tugas. Marcell mengawasi dari jauh, sedangkan si satpam mengawasi dari jarak dekat. Sikap kompromi diantara keduanya siap memberikan efek dahsyat terutama untuk menghancurkan Frederick Batubara.

Pada malam hari, Frederick Batubara sedang menjamu tamunya yang datang dari luar kota. Dirinya sedang membicarakan dana kampanye yang akan dipakai untuk operasional pilkada.

Rupanya, satpam perumahan yang mengawasi Frederick tahu hal itu. Segera dihubungilah Marcell lewat telepon di Pos Keamanan, dengan detail Satpam itu mengabarkan kedatangan tamu di rumah Frederick Batubara yang sedang membicarakan dana kampanye.

Kemudian besok pagi, Marcell kembali mendatangi perumahan itu dan berencana untuk melakukan sesuatu. Kebetulan Frederick Batubara sedang pergi ke Gedung Pertemuan untuk menghadiri musyawarah menjelang pencalonan.

Marcell memerintahkan satpam itu untuk memasang kamera pengawas di ruangan rumah milik Frederick. Dan dipasanglah kamera pengawas itu, berbekal kunci cadangan Frederick dan satpam yang bekerja sama dengannya masuk ke dalam rumah tanpa dicurigai sama sekali. Salah satu ruangan yang dipasangi kamera pengawas adalah kamar pribadi Frederick yang berada di belakang.

Selesai memasang kamera pengawas di kamar pribadi Frederick, Marcell dan satpam itu pergi meninggalkan rumah itu tanpa merasa khawatir.
Tidak disangka tepat jam 9 malam, Frederick Batubara dan kekasihnya pulang. Mereka amat kelelahan dan berniat istirahat.

Satpam yang sudah stand by di pos siap-siap menekan tombol record setelah Frederick masuk ke dalam kamar. Pucuk dicinta ulam pun tiba, momen yang dinanti telah tiba.
Kekasih Frederick masuk ke dalam kamar dan rupanya mereka sedang dimabuk asmara. Satpam itu tetap mengawasi keduanya dari dalam pos. Kamera sudah menyala dan merekam seluruh adegan di dalam kamar.

Rupanya, Frederick hendak berhubungan intim dengan kekasihnya. Satpam itu semakin melotot kedua matanya begitu melihat Frederick telanjang bulat. Tidak ketinggalan wanita yang sekamar dengan Frederick.

Mereka mulai berciuman sambil merangsang alat vital satu sama lain.
Frederick meremas payudara, sedangkan wanita itu mengocok penis dengan pelan-pelan.
Satpam perumahan itu rupanya terangsang setelah melihat adegan tidak senonoh yang terekam. Tidak sadar, satpam tersebut membuka resleting celananya dan memainkan penisnya. Itung-itung mengawasi sekaligus menikmati tontonan gratis, satpam itu memainkan alat vitalnya sembari melihat Frederick dan kekasihnya berhubungan intim.

Frederick terlihat sedang menikmati hubungan intim dengan kekasihnya.
Dan akhirnya Frederick mulai melakukan gaya doggy style, disinilah perilaku mantan suami Dokter Zoya ketahuan.Tidak sampai 30 menit, Frederick ejakulasi dan orgasme begitu saja.

Disaat bersamaan, Satpam perumahan itu juga ejakulasi dan orgasme instan.
Masih dalam keadaan sadar, Satpam perumahan itu menyimpan rekaman kamera pengawas dan segera mengirimnya kepada Marcell.
Marcell puas dengan praktik satpam itu yang terbilang rapi.
Marcell berharap video tersebut bisa menghancurkan karir Frederick sekaligus membalas dendam untuk Dokter Zoya.

(Bersambung)

My Sex Story : Skandal Video Panas Calon Walikota (Part 02)

Foto : Dokter Zoya

Pada malam itu Marcell dan teman-temannya berpesta sambil memakan hidangan yang lezat. Bahkan jumlahnya tidak terhitung sampai kelebihan meja.
Ia sangat baik terutama pada teman-temannya, sampai suatu ketika Marcell pergi memesan minuman kepada bartender.

Tidak disangka ia bertemu dengan dokter yang tadi siang memberinya resep. Ya, itulah namanya... Dokter Zoya Panjaitan yang menuliskan resep obat untuk Marcell.
Marcell terkejut melihat Dokter Zoya duduk sambil meminum sesuatu. Ternyata Dokter Zoya sedang meminum segelas vodka martini, Marcell lebih heran lagi' kenapa seorang dokter malah meminum minuman beralkohol ?
Tapi, Marcell tidak peduli...

Karena malam itu dia sedang bahagia sekali. Ketika hendak kembali ke meja makannya, Dokter Zoya berpesan kepada Marcell untuk mengantarnya pulang sehabis makan malam.
Marcell pun menyanggupi, singkat cerita seusai pesta makan malam' Marcell mengantar Dokter Zoya pulang ke rumahnya dengan mobil. Rupanya, Dokter Zoya datang ke sana malam itu tidak bawa kendaraan melainkan dijemput pakai taksi.

Selama perjalanan pulang, Marcell ngobrol dengan Dokter Zoya sambil bertukar pikiran. Sampai suatu ketika, kala mobil berhenti di lampu merah. Dokter Zoya menyentuh pundak Marcell dan membisikkan sesuatu ke telinganya.
Marcell pun kembali menyanggupi apa yang dibisikkan oleh Dokter Zoya. Bahkan ada sesuatu yang hendak dibicarakan secara empat mata antara Marcell dan Dokter Zoya.

Dokter Zoya mulai membicarakan suatu hal yang menyangkut masalah pribadi, terutama masalah keluarganya. Dokter Zoya mengaku dirinya telah lama menjanda semenjak suaminya berselingkuh di luar negeri. Dokter Zoya juga waktu itu belum dikaruniai momongan karena keburu diselingkuhi mantan suaminya yang bekerja sebagai diplomat di luar negeri.

Alangkah malangnya nasib Dokter Zoya, sudah diselingkuhi lalu diceraikan tanpa diberi pesangon oleh mantan pendamping hidupnya itu.
Sambil berapi-api Dokter Zoya bicara secara blak-blakan bahwa dirinya butuh sosok yang bisa menghangatkan hidupnya lagi seperti dulu.

Marcell mulai merasa iba, ia pun terpacu untuk mendengar curahan perasaan Dokter Zoya yang agaknya hampir menitihkan air mata akibat perceraian itu.
Sepertinya ada rencana besar dibalik semua ini, Dokter Zoya mengaku dendam dengan mantan suaminya yang tidak memberi nafkah ganti rugi pasca perceraian. Disini Dokter Zoya berani memohon kepada Marcell agar mau membalas dendam kepada mantan suaminya.

Dokter Zoya pun berjanji, jika Marcell berhasil membalas dendam kepada orang yang pernah melukai perasaannya itu maka ia akan diberi imbalan.
Marcell ragu, apakah betul akan diberi imbalan ?
Sepertinya masih dirahasiakan oleh Dokter Zoya, tetapi yang penting dendam bisa terbalaskan.

Kemudian, Dokter Zoya menunjukkan foto mantan suaminya kepada Marcell. Marcell terkejut bukan kepalang, rupanya mantan suami Dokter Zoya itu adalah seorang Calon Walikota yang akan berlaga dalam Pilkada bulan depan.
Marcell merasa ini ada sangkut pautnya dengan politik, bukan berarti ini hanya sekedar masalah pribadi tetapi juga masa depan warga kota.

Dokter Zoya yang merasa dizalimi itu akhirnya meminta kepada Marcell untuk membalaskan dendamnya kepada orang yang mencalonkan diri sebagai walikota itu.
Marcell tanpa basa-basi siap melakukannya asal imbalan diterima nantinya.

Hari yang dinanti pun tiba, Marcell berusaha untuk membalaskan dendam Dokter Zoya. Caranya ia harus tahu kapan sasarannya itu bisa ditemui. Lalu, ia mendengar kabar bahwa ada jadwal kampanye yang akan berlangsung sore nanti. Jadwal kampanye itu rupanya di-isi oleh calon walikota yang ternyata adalah mantan suami Dokter Zoya.

Kalau tidak salah nama suaminya adalah Frederick Batubara, menurut survei orang itu adalah calon terkuat yang berpotensi memenangkan Pilkada edisi kali ini.
Frederick Batubara ini dulu pernah melakukan KDRT pada saat perselingkuhannya terbongkar lewat cek tunai yang tercetak sebuah ketikan bernama seorang wanita.
Diduga, cek tunai itu merupakan uang untuk selingkuhan Frederick Batubara.
Nilainya cukup fantastis dan tidak main-main' yakni 200 Juta Rupiah.

(Bersambung)


My Sex Story : Skandal Video Panas Calon Walikota (Part 01)

Foto : Dokter Zoya

Pagi itu datang sebuah mobil yang berwarna merah, dari dalam mobil itu muncul seorang pemuda yang kaya raya tetapi kesepian. Pemuda itu bernama Marcell, nama lengkapnya Marcellino Simatupang. Dia adalah seorang karyawan perusahaan yang bergaji besar dan hidup makmur. Akan tetapi stress berat akibat lama bekerja membuat Marcell jatuh sakit. Sudah banyak obat diminum tetapi tidak kunjung sembuh dan semakin parah.

Marcell mencoba untuk berobat ke rumah sakit untuk sembuhkan penyakitnya itu. Ia mendaftar di lobi rumah sakit dan dipersilahkan duduk hingga 15 menit.
Tidak lama setelah ia menunggu, muncul seorang wanita paruhbaya yang berpakaian serba putih. Rupanya ia adalah seorang dokter yang bisa dibilang sebagai orang paling dihormati di rumah sakit tersebut.

Terlihat jelas pada papan nama yang terpasang dibaju putihnya, dokter itu bernama Zoya Panjaitan. Kalau ditaksir, bentuk tubuhnya agak gempal dan berpostur cukup ideal.
Setelah itu Marcell masih menunggu panggilan pemeriksaan sambil duduk di kursi panjang.
Hingga pada akhirnya Marcell diundang oleh resepsionis untuk segera masuk ke ruang praktek.

Begitu dia masuk, alangkah terkejutnya Marcell melihat sosok di depan wajahnya itu. Rupanya wanita yang bernama Zoya Panjaitan itu merupakan dokter yang akan memeriksanya. Marcell grogi, ia merasa tidak enak pikiran berkonsultasi dengan dokter wanita itu. Dengan tatapan agak malu, Marcell ingin memulai pembicaraannya dengan sang dokter.

Senyum lebar sang dokter membuat Marcell makin gugup.
Ia malu mengatakan hal yang membuatnya jatuh sakit kepada sang dokter. Begitu hendak mengucapkan sepatah kata, sang dokter malah mendahului.
Sang dokter menanyakan apa keluhannya ?
Dengan suara agak pelan, Marcell mengatakan bahwa dirinya mengalami gangguan psikologis akibat kelelahan setelah bekerja di kantor.

Sang dokter mendengarkan keluhan Marcell dengan seksama, bahkan senyum manis sang dokter makin melebar saat Marcell mengatakan sesuatu.

Apa yang dikatakan Marcell ?
Marcell mengaku dirinya kesepian meski berharta banyak dan hidup mewah di apartemen.

Sang dokter mengangguk dengan penuh keceriaan, lalu sang dokter mencatat keluhan itu diatas note book putih. Tidak dijelaskan betapa panjangnya isi catatan itu yang membuat pemeriksaan berubah menjadi tempat curhat. Intinya sang dokter segera memberikan resep obat untuk Marcell agar bisa diambil dari apotek rumah sakit. Marcell pun menuruti apa yang dikatakan oleh wanita bernama Zoya Panjaitan itu.

Marcell pun undur diri dari hadapan dokter itu, ia segera menujuk apotek untuk mengambil resep obat yang sudah ditulis.
Begitu diterima, rupanya Marcell mendapati sebungkus kapsul bergambar ginseng. Ia heran, mengapa obat yang tertera dalam resep dokter itu bergambar ginseng ?
Tapi, yang namanya perintah dokter wajib dipatuhi agar cepat sembuh.

Kemudian, Marcell pulang ke rumah dan meminum satu kapsul sehabis makan siang. Tidak butuh waktu lama, Marcell yang merasa lesu kembali menjadi bergairah. Bahkan semangat kerjanya membara tanpa rasa lelah sama sekali.
Sore hari pun menanti, Marcell mengaku senang dan kembali bersemangat menjalani hidup sebagai seorang pemuda.

Karena masih semangat, ia memutuskan untuk mengajak teman-teman se-kantornya untuk makan malam bersama di sebuah restoran. Kebetulan, Marcell itu dikenal sangat akrab dan kerap menghabiskan waktu dalam kebersamaan. Wajarnya ketika dia pergi bersama-sama teman sejawatnya, ia merasa hidup seolah tanpa batas.

(Bersambung)

Selasa, 30 Januari 2018

MY SEX STORY : Bercinta Tanpa Pengaman



2 tahun sudah aku dan istriku berumah tangga, kami memang sudah terlanjur menikah gara-gara bertemu di masjid seusai sholat tarawih.
Sehabis Lebaran, kami pun melangsungkan pernikahan tanpa proses pertunangan. Memang, kalau kadung suka' lebih baik diajak ke penghulu saja.
Namun itu kan sudah 2 tahun yang lalu, kini kami sibuk sendiri-sendiri lantaran pekerjaan. Aku sibuk bekerja sebagai buruh proyek sedangkan istriku bekerja sebagai kasir minimarket.

Waktu untuk bercengkrama begitu sempit dan hanya berselang seminggu. Aku harus membantu Bos untuk merampungkan proyek yang nilainya ratusan juta dan harus jadi tahun ini.
Akhirnya selama seminggu hingga beberapa bulan lamanya, proyek prestisius ini berhasil dan semua buruh kecipratan honor besar. Termasuk aku, rasanya nikmat sekali setelah memperoleh kucuran dana dari hasil proyek.

Tapi, honor sebanyak ini mau kuapakan ?
Akhirnya aku ingat, di rumah istriku mungkin menanti kepulanganku. Kemudian aku pulang sambil tersenyum sepanjang perjalanan, bau keringat dan wajah belepotan membuatku segera menyudahi perjalanan.
Mandi, itulah tujuan pertamaku saat sampai dirumah. Lucunya, aku pun mulai memikirkan hal yang selama ini tidak tergambar dalam benak. Yakni, melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh pasutri' ialah Bercinta.

Fakta berbicara bahwa saat aku menikahi istriku, aku memang tidak kepikiran untuk melepas keperjakaan. Karena dipikiranku hanya ada misi, yaitu memperoleh kecukupan sandang dan pangan.
Tapi, kali ini aku terpikir untuk bercinta pertama kali. Untungnya, aku sudah sering baca buku kamasutra bahkan saat jeda istirahat bekerja' aku sering membacanya secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan.
Seusai mandi, aku merasa segar dan agak nyaman dengan suasana rumah. Dari dalam kamar, istriku muncul sambil mengancing baju' tapi karena waktu itu dia agak kelaparan akhirnya tersibak pemandangan indah.
Baju yang dikancing hanya sampai tengah-tengah sehingga terlihat potongan "Lembah" dan "Benjolan" besar. Sontak, aku yang barus selesai mengeringkan rambut malah terperdaya' waduh kenapa ada suasana seperti ini ?

Akhirnya aku pun menemui istriku dan mengajaknya bicara, dia tidak seperti biasanya.
"Sayang, kamu kok pakai baju cuma setengah kancing sih ?" tanyaku
"Oh, maaf... Aku buru-buru mas' habis lapar sekali" jawabnya
Tanpa memberi aba-aba aku memeluk pinggangnya dan menatap wajah cantik jelitanya.
"Mas ?" tanya dia
"Sayang, kamu terlihat berbeda hari ini" jawabku
"Berbeda, apanya yang beda ?" tanya dia
Belum sempat kujawab, bibirku mencium keningnya dengan mesra sambil menatap kedua matanya. Sedangkan, dia hanya diam saja tanpa berkata sepatah pun.
Makin tegang, itulah kondisi psikologisku gara-gara melihat cara berpakaian istriku. Lalu, aku membisikkan kata-kata ke telinganya dengan halus.
"Sayang, kamu cantik sekali" bisikku
"Jangan merayuku, aku sedang lapar nich..." bantahnya
"Sumpah, aku mau mengatakan ini hari ini" ujarku

Lalu, istriku melirik ke bawah lehernya dan ia pun sadar bahwa kancing baju bagian atas dibiarkan terbuka.
Sambil senyum, istriku membalas dengan godaan manisnya.
"Mas, kamu lihat bagian ini ?" tanya dia sambil menunjukkan jari ke bawah.
"Aku mau mencicipi keindahan tubuhmu, tolonglah..." ratapku
"Mas, jujur aku juga ingin menginginkan hal ini... Tapi aku malu" jawabnya
"Tidak usah malu, cantik..." balasku sambil membelai rambutnya.
"Mas, kamu tampan sekali... Aku ingin ketampananmu tersimpan dalam hatiku" katanya mesra
"Apa yang membuatku tampan, wahai bungaku ?" tanyaku
"Caramu memperhatikanku itulah yang membuatku seperti ini" jawabnya
"Kalau begitu, ayo !" kataku
"Ayo..." jawabnya

Kemudian, kami masuk ke kamar dan menguncinya. Makin gemetar tubuhku saat merasakan suasana dahsyat seperti ini, dadaku seperti dipijat dengan lembut.
"Sayang, izinkan aku buka bajumu" kataku
"Silahkan... Buka sampai terlihat semua" ujarnya
Aku membuka bajunya sampai benar-benar terlepas dari tubuhnya, setelah bajunya dibuka terpampang keindahan tubuhnya yang selama ini kubayangkan.
"Indah sekali tubuhmu, apa semua ini untukku ?" tanyaku
Ia hanya tersenyum dan mengangguk-angguk sebagai tanda bahwa ia menjawab iya.

Jelas terlihat, keindahan tubuh istriku yang belum terjamah sama sekali. Aku makin horny dan mulai bertingkah laku aneh, rasa cintaku timbul seketika karena senyum manisnya.
"Sayang, kamu masih perawan kan ?" tanyaku usil sambil memeluknya.
"Kenapa mas, Kok pertanyaannya sampai kesitu-situ ?" balas bertanya.
"Habis, aku lupa... Kapan kita melakukan hal ini terakhir kali" ujarku bingung.
"Perasaan, kita belum pernah melakukan ini sebelumnya" bilang dia.
"Yakin... Kita belum sejauh ini ?" tanyaku sambil menatapnya.

Kemudian dia mencium bibirku, menempel dengan lembut penuh gairah. Ahh... Rasanya seperti melayang meskipun kaki masih berpijak.
Karena terdorong syahwat, akhirnya kami pun saling menjamah satu sama lain. Dia pun membuka pakaianku dari kaos sampai celana tidak luput dari kedua tangannya.

Kini aku hanya memakai celana dalam saja sehingga hampir bugil. Dia begitu bernafsu ingin mempermainkan salah satu bagian tubuhku, dan bagian dari tubuhku itu adalah alat vitalku sendiri.
"Mas, jujur... Aku belum pernah melihat kepunyaanmu" katanya.
"Jadi, kamu belum tahu bentuknya ?" tanyaku.
"Bukannya tidak tahu, tapi aku belum lihat berapa ukurannya" jawabnya sambil menatapku mesra.
"Silahkan dibuka..." bilangku sambil menyentuh pipinya.


Lantas, dibukalah celana terakhir yang masih membungkus area segitigaku.
Begitu dilepas, menjulur panjanglah sebatang benda lonjong berwarna kemerah-merahan. Istriku kaget, ternyata begitulah wujud benda berharga milikku itu.
"Ya Ampun... Panjang sekali, kok sampai selonjong itu bentuknya ?" tanya dia.
"Aku juga tidak tahu, kenapa bisa sepanjang ini' padahal jarang sekali dipakai" jawabku heran.
"Sebentar ya mas... Aku mau menyentuhnya" bilang istriku.
Aku hanya diam saja melihat apa yang dilakukan istriku. Dia begitu terkagum dengan bentuk senjata rahasiaku.
"Panjang dan besar, kira-kira bisa masuk tidak ?" tanya istriku sambil menyentuhnya.
"Entahlah..." jawabku.
Kemudian ia mengelus-elus kulit senjataku dengan pelan, bahkan ia sempat mengukurnya.
"Menurutku, panjangnya sekitar sebesar Lontong" jawabnya ngacho.

Aku hanya bisa tertawa sambil senyum mendengar ucapannya, namun karena terbawa gairah akhirnya aku merespon jawabannya.
"Masa sich ?" tanyaku heran.
"Betul, mas... Lontong saja masuk ke mulutku bisa muat' apalagi yang ini" jawabnya.
Aku pun mengelus kepalanya, istriku pandai membuat lelucon yang makin menambah keintiman dalam bercinta. Sebab, tanpa lelucon rasanya hambar... Maka dari itu dengan lelucon keadaan yang tegang bisa sedikit cair.
"Mas, bolehkah aku mencicipi senjata rahasiamu ?" tanya istriku sambil menatapku.
"Lakukanlah sepenuh hatimu, sayang..." ujarku santai.
Tanpa menunggu ia mulai memijat dan mengelus-elus kulit batang senjataku. Ternyata makin lama makin enak, bahkan aku sampai merem melek karena sentuhan manja ini.
"Ahhhh... Sayang, kamu memang pandai mendatangkan kenyamanan dan kenikmatan" ujarku sambil mengigau.
"Kira-kira apa ukuran jadi jaminan kepuasan ?" tanya istriku.
"Bisa iya, bisa tidak... Tergantung situasi dan kondisi" jawabku sambil memejamkan mata.
Lalu, dengan penuh cinta' istriku meremasnya dengan pelan dan lembut sampai akhirnya senjata rahasiaku makin panjang penuh otot.
Istriku semakin melongo melihat perubahan cepat pada senjata rahasiaku.
"Wah... Kok tambah panjang, aku sungguh tidak percaya" bilangnya.
"Masa sich, rasanya tidak sampai segitu-gitunya" ujarku.
"Betul, aku tidak bohong... Rasanya benda ini ingin sekali dimanja" jawab istriku.
"Kalau begitu mainkan saja, berikan ia kepuasan" ujarku penuh gembira.

Permainan penuh kenikmatan itu akhirnya dimulai, mulut istriku begitu terampil memainkan alat vitalku. Oh... Nikmatnya tiada tara' begitulah hati kecilku bicara.
"Teruskan sayang, aku ingin merasakan pengalaman indah ini" kataku sambil mendongak ke atas.
Makin lama makin intim saja, itulah kondisi saat ini. Aku sangat menikmati permainan mulut dan sentuhan tangan halusnya, aku dibuat melayang. Rasanya seperti ringan saja tubuhku ini, inikah yang namanya cinta ?
Rasanya tidak, jelas ini bukanlah cinta' tapi nafsu. Karena aku sangat menikmati dan sudah mencapai titik kepuasan.

Terampilnya istriku memanjakan alat vital ini membuat khayalan tidak jauh beda dengan kenyataan.
Seksi, itulah pemandangan yang kulihat kala bibir merahnya mencium kejantananku.
"Oh... Oh... Teruskan sayang... Buatlah aku semakin cinta padamu" ujarku dalam kenikmatan.
Akhirnya ia pun berhenti memanjakan alat vitalku dan bertanya padaku.
"Habis ini mau apa ?" tanya istriku.
"Mau apa yach ?" balasku.
"Bingung nich..." ujarku bingung.
"Lebih baik kita selesaikan saja, aku mulai ngantuk" bilangnya.
"Baiklah... Kita selesaikan semua ini" ujarku.
Lalu, aku menyuruhnya duduk diatas ranjang kemudian diikuti olehku' aku dan istriku saling berpelukan dalam keadaan duduk.
"Kamu tahu sayang, aku ingin mencumbui dirimu sambil menanam benih cinta ke dalam tubuhmu" kataku mesra.
"Silahkan saja... Asalkan jangan sakiti aku" ujarnya.
Kami berdua saling berpelukan sambil duduk diatas ranjang' aku menghisap sepasang buah dadanya sedangkan istriku hanya bisa menerima rangsangan.
Semakin lama semakin romantis, buah dada istriku menjadi bulan-bulanan mulutku hingga pada akhirnya tibalah saatnya aku mulai memasukan alat vitalku.

Lantas, kugenjot sambil menatap ekspresi wajahnya. Pertama-tama harus pelan dan agak sedikit hati-hati, sebab wanita harus memperoleh kelembutan agar tidak merasakan nyeri.
"Ayo... Terus... Keluarkan tenagamu sayang' goyangkan dengan irama lumayan" kata istriku.
Singkat cerita, aku pun ejakulasi dan air cinta yang hangat itu membanjiri kewanitaan istriku.
"Ahhh... Keluar juga akhirnya" kataku dalam hati.
Lalu, aku dan istriku terbaring kelelahan sambil tersenyum. Kami puas bisa melampiaskan rasa cinta dengan aksi ini.
"Aku cukup puas sayang..." kataku
"Aku juga, ini benar-benar nikmat yang tidak ternilai harganya" kata istriku.
Tidak lama setelah itu, kami berpelukan dan saling ngobrol sambil menunggu stamina pulih ditambah suasana kala itu semakin romantis.
"Kapan yach, kita bisa melakukan hal ini lagi ?" tanyaku
"Kapanpun aku siap, asal ada waktu dan tenaga yang cukup" jawabnya
Kemudian kami terlelap dibalik selimut hingga pagi tiba. Setelah itu kami melalui hari-hari indah dengan penuh senyuman.

(SELESAI)

Sabtu, 01 Juli 2017

MY SEX STORY : Malam Pertama



Cerita ini bermula saat aku & istriku tercinta baru saja menyatakan janji sehidup semati didepan Bapak Penghulu.
Semua orang dengan khidmat menghadiri proses pernikahan antara dua insan yang dimabuk asmara.
Aku hanyalah pria normal yang memiliki kekurangan, sedangkan istriku itu wanita yang berbalut kemewahan dan keindahan duniawi. Kami berdua sudah sah sebagai pasutri dan siap menjalani bahtera rumah tangga.
Aku terlahir dari keluarga biasa saja, gajiku tak seberapa besar dan pangkatku cuma itu-itu saja.
Sedangkan istriku adalah anak saudagar kaya raya, tetapi dia menganggur karena menurut tradisi keluarganya setiap anak wanita tidak berhak mencari nafkah dan wajib dinafkahi.


Istriku sebenarnya bukan termasuk anak yang manja, walaupun terlahir dari golongan milyuner kelas wahid.
Tetapi kepolosan dan sopan santunnya itu yang membuat orangtuanya memutuskan untuk mencarikannya calon suami.
Ndilalah, calon suami yang tepat untuknya adalah aku... Kok aku sich ?
Emang nggak ada yang lain ?
Kan, masih banyak anak orang kaya yang mau menafkahi dia dan siap membawakannya mahkota bersulam emas permata.
Tetapi, keluarganya bekomitmen bahwa Pria yang pantas menjadi menantu dikeluarga itu hanyalah pria yang mau serius bekerja tanpa mengekor kesuksesan orantuanya.
Dan dialah aku, anak orang biasa yang bekerja siang malam mengais rejeki ditengah majunya peradaban dan teknologi.


Sore itu aku dan istriku bersanding dikursi pelaminan, semua tamu hadir dari berbagai penjuru kota.
Aku sendiri hanya anak desa, aku tidak punya banyak saudara dan keluarga karena aku terlahir dari keluarga sederhana.
Begitu disuguhi kemewahan seperti ini, aku bingung... Mau diapakan semua pemberian orang ini ?
Dalam balutan busana pengantin, aku dan istriku duduk dengan kondisi pikiran yang tidak menentu.
Sebab, inilah pertamakali aku duduk disamping wanita yang diperlihatkan kepada semua orang. Padahal duduk berdua menurutku dianggap tidak sopan karena melanggar norma adat.
Tetapi, kalau sudah menikah begini... Rasanya rasa canggung dan malu masih melekat dalam psikologisku.
Waktu berlalu dengan cepat, beberapa jam setelah resepsi... Aku dan istriku harus melepas pakaian pengantin karena besok harus dipakai pengantin yang lain.
Malam semakin larut, Jam dinding menunjukkan detik menjelang tengah malam.


Aku dan istriku baru saja melakukan Sholat Isya dan Sholat Sunnah, kubuka pintu kamar dan keadaan makin menegangkan.
Sebab, inilah moment yang tak terlupakan itu terjadi disaat aku baru membuka pintu. Aku dan istriku sayang mulai melakukan persiapan menjelang tidur.
Rencananya besok aku dan istriku harus berkunjung ke rumah sanak saudara untuk memperkenalkan kehidupan baru ini.
Aku duduk diserambi ranjang tidur, kulihat istriku sedang ganti baju. Dan saat istriku mau ganti baju, istriku memanggilku...
"Mas, sini dong..." panggilnya
"Ada apa ?" tanyaku
"Aku masih merasa belum terbiasa dengan semua ini" katanya dengan nada pelan
"Sama, aku juga nggak begitu terbiasa... Biasanya tidur langsung selonjor' eh... Sekarang malah harus begini" kataku sambil menatap wajahnya
Kalian tahu, istriku yang satu ini memang sensasional dan tidak seperti wanita umumnya. Dulu aku sering sekali diejek teman kalau urusan wanita, dan diantara mereka hanyalah aku yang baru menikah.


Teman-temanku menikah sudah cukup lama, bahkan sejak lulus SMA saja mereka sudah kebelet nikah. Katanya sich nikah itu asyik dan membawa tantangan luar biasa.
Aku duduk disampingnya, istriku memang agak pemalu tapi sifat pemalunya itu yang membuatnya tambah cantik. Tidak kusangka, senyuman dilesung pipinya makin merona.
"Mas, aku senang bisa berduaan disini" katanya
"Aku juga iya, tapi kok kamu masih canggung begitu ?" tanyaku sambil heran
"Sebab, aku nggak pernah berduaan dengan pria lain selain kamu Mas..." katanya jujur
"Emang kamu nggak pernah pacaran ?" tanyaku
"Nggak pernah, malahan orangtuaku bilang pacaran tidak dibenarkan dalam agama' katanya pacaran itu bisa menjurus ke perzinahan" katanya
"Masa sich, kan nggak perlu berlebihan gituh' itu semua tergantung siapa pelaku pacaran itu sendiri" ujarku
"Cuma, kalau mau berduaan' ya harus nikah dulu seperti tadi' dan setelah itu baru boleh.." bilangnya
"Maksudnya, boleh...?" tanyaku heran
"Boleh..." jawabnya
"Boleh apa ?" tanyaku lagi
"Boleh pegangan tangan" jawab dengan polos
Ya, Ampun... Aku pikir boleh apaan' ternyata cuma pegangan doang toh... Maaf, habis pikiranku terlalu jauh ke sana-sana.


Posisi dudukku semakin minggir-minggir, kali ini semakin dekat dengan dirinya. Aduh, istriku sudah berganti gaya' biasanya dia terlihat sangat lugu dengan wajah manisnya.
Kini setelah mengenakan celana pendek berbahan denim dan tanktop putih, kondisnya berubah 180 derajat !
Masya Allah, ternyata dia begitu menawan... Hanya mengenakan pakaian seperti itu saja aku dibuat tak berdaya memandang bentuk tubuhnya yang benar-benar sebuah mahakarya dari Sang Pencipta.
Melihatku bengong, istriku bertanya :
"Kenapa, kok bengong ?" tanya dia
"Ah... Nggak kok, cuma baru kali ini aja lihat kamu seperti itu" jawabku sambil pura-pura
Lalu, istriku makin bergeser dan mulai menempel sampingku.
"Mas, aku bener-bener mau merasakan Surga Dunia" kata istriku sambil bersandar disampingku
"Kamu mau ke Surga Dunia ?" tanyaku
"Iya, kan orangtuaku bilang yang namanya Malam Pertama itu Surga Dunia" jawabnya


Tanganku disentuh, aduh... Bulu kuduk berdiri seperti kesetrum.
Otomatis pikiranku campur aduk, antara fantasi dan realita seolah tiada bedanya.
Lantas, sesuatu didalam celana mengeras dengan sendirinya. Wa...Lah... Aku mulai merasakan gejolak birahi melumuri otakku.
"Mas, Ibuku tadi pagi bilang' kalau mau mencapai Surga Dunia... Pertamakali yang harus dilakukan adalah membelai tangan" kata istriku sambil membelai tanganku dengan jari lentiknya.
Aku dibuat melayang hanya dengan sentuhan tangannya, gila sekali aku ini...
"Sayang, aku kok jadi begini ?" tanyaku yang hampir tak sadar
"Mas... Aku sengaja memancingmu biar cepat terangsang" jawabnya dengan nada manja
Tak disangka aku pun mulai terpengaruh, dan tak perlu kompromi' aku pun membalasnya dengan pijatan di kedua pahanya yang terpampang indah.
"Mas, kok pegang pahaku sich ?" tanya istriku
"Kamu tuch, karena yang mulai duluan itu kamu' maka aku balas sekarang juga" jawabku mengancam
"Oh, ya... Kalau begitu silahkan sentuh aku sepuas hatimu" kata istriku yang lantas berbaring diatas ranjang dengan senyuman.


Tak butuh banyak bicara, aku pun mulai mencengkeram kedua tangannya agar tidak lolos.
Anehnya justru istriku hanya diam tersenyum seakan siap-siap menyambutku. Lalu, aku menindih tubuhnya yang aduhai itu. Masih langsing, mungil dan payudaranya terlihat membesar dari biasanya.
"Mas, ayo mendekat' jangan lama-lama" ajaknya dengan suara menggoda
"Baik, sekarang kita mulai" kataku sambil membuka kaos.


Telanjang dada, itulah yang aku lakukan didepan wajahnya. Dia tersenyum didepanku dengan bibir yang mulai merekah.
Rasa ingin bercumbu mulai memanas dihatiku, aku pun menempelkan dahiku ke dahinya.
"Sayang, maafkan aku... Aku harus melakukan ini" kataku sambil minta izin
"Jangan lama-lama, cepat cium aku !" rengeknya seperti anak kecil

Dan...
Bibirku beradu dengan bibirnya, ciuman dahsyat yang kulakukan ke mulutnya membuat seluruh tubuhnya seperti tersiram air dingin.
Aku tidak bergeming, lidahku dan lidahnya bertemu saling menjilat satu sama lain. Wah... Semakin tidak karuan rasanya, hawa panas menyelimuti seisi ruangan.
"Sayang, bibirmu basah... Kamu tambah cantik saja" pujiku
"Bisa aja kalau ngomong, lanjutkan lagi yuk..." katanya
"Ayo..." jawabku dengan semangat
Kali ini aku melanjutkan peraduan liar ini dengan saling berpelukan, tentunya diatas ranjang.


Sambil duduk aku dan istriku seperti sepasang monyet yang beradu tatap.
"Mas, kamu mencintaiku kan ?" tanya dia
"Tentu, aku mencintaimu..." jawabku
"Buktikan dong !" seru dia
"Baiklah... Kalau itu maumu" jawabku
Lalu, aku mendekap tubuhnya makin erat ditambah aku lucuti tanktop putihnya sehingga telanjang dada juga dia.
"Kamu nakal dech, masa aku juga ditelanjangin..." katanya
"Nggak usah lama-lama, Nurut aja apa kataku" ujarku
Kemudian, aku cium dadanya yang membesar itu hingga istriku ini geli.


Ekspresi wajah yang terlihat, membuatku semakin bersemangat dan seperti direbus didalam tungku api.
Padahal udara malam itu lumayan dingin, soalnya baru saja hujan reda. Tetapi energi panas yang keluar dari tubuhku dan tubuhnya mempengaruhi suhu didalam kamar yang sebenarnya tidak ber AC.
Payudara montok yang kucium ini adalah perhiasan terindah milik istriku, sudah lama tidak kulihat... Rupanya beginilah bentuknya.
"Mas, geli... Mas... Ciumin terus dong..." ucap istriku
"Ehhhmmm.... Ehmmmmm mmmmmmmmmm" sambil kucium keduanya
"Aduh.... Jangan buru-buru dong, tambah geli nich Mas..." rengek istriku yang rupanya sudah terangsang
Kulihat pupil matanya, makin membesar dan nafasnya seperti orang lari marathon. Padahal cuma ciuman, tapi rasanya seperti berolahraga.


Tatapan tajam terlihat dari mata istriku, dia sesekali memandangku yang sendari tadi mencium payudaranya.
"Mas... Aku... Aku... Aku..." kata istriku terbata-bata
"Kenapa, kamu mulai enak ?" tanyaku
Istriku mengangguk-angguk sambil membuka mulutnya, lalu aku lantas menggerayangi perutnya yang langsing itu.
Dia semakin menggila, tubuhnya mengeluarkan keringat dan hawa panas yang menggelora.
Ekspresi wajahnya terlihat seperti orang kesetanan, saat aku pijat perutnya yang langsing seperti penari striptis itu, dia menggelinjang dan semakin basah saja keringat disekujur tubuhnya.
Tuhan... Dia begitu cantik malam ini, dibalik wajahnya yang lugu ternyata menyimpan gairah menggoda.
"Mas... Tadi aku diapakan ?" tanya dia
"Pemanasan, agar tidak cepat pegal" jawabku sambil mengelus pusarnya
"Aku mau yang lebih dari ini..." katanya
"Oh, baiklah... Kamu siap-siap yach !" ujarku
Lalu, aku meremas payudaranya sehinga dirinya mulai merasa melayang tanpa terbang.
Edan, makin lama kuremas payudaranya makin membesar pula ukurannya. Dia semakin anggun dan seksi, raut wajahnya yang lugu mendadak cantik karena ia telah menjelma menjadi bidadari.


Dia tergolong istri yang menurutku berbakti, terutama kepada suami.
Wajah cantik, Budi pekerti luhur dan tentu keindahan tubuh merupakan kombinasi sempurna seorang istri yang akan menjadi Ibu dari anak-anakku dan Nenek dari cucu-cucuku.
Permainan asmara antara aku dan istriku mulai mendekati babak final, tanpa kusadari rupanya istriku sudah ngompol.
"Mas... Aku ngompol' tapi rasanya nggak karuan nikmatnya" ucap istriku disela-sela permainan.
"Sekarang buka celanamu, biar aku teliti" kataku


Saat kuteliti rupanya sudah ngompol betulan, tapi bukan air kencing yang membasahi celananya tetapi air lengket seperti lem tikus.
Baunya benar-benar wangi, apa karena dia masih perawan ?
So.. Pasti !
Dia kan masih terjaga dan belum pernah dinodai selain aku. Dia menatapku dengan mata sayunya yang seakan berbicara.

Tanpa kuberitahu, aku pun melepas celananya yang pendek nan sempit itu. Ketika terbuka, wahhh... Basah nggak karuan dech.
"Kamu sudah merasa enak ?" tanyaku sambil memandang wajahnya
"Sudah mas, kan cuma diremas doang' tapi yang basah itu daerah kewanitaanku" jawab istriku dengan nada polos
"Kayaknya udah siap nich..." kataku
"Siap apa ?" tanya dia
"Katanya mau terbang ke surga..." jawabku sambil senyum genit
Mendengar jawabanku, istriku tersadar bahwa inilah moment terbaik yang akan ia kenang seumur hidupnya.
"Mas, peganglah tanganku... Jangan sesekali dilepas' aku takut jatuh" kata istriku dengan nada mesra
"Sekarang gantian aku yang buka celana" kataku sambil membuka celana dalam


Lantas, muncullah sebatang alat vitalku yang panjang tapi hanya sepanjang jari jempol. Walaupun panjangnya cuma segitu, tapi ini anugerah dari Allah.
"Mas, aku mau itumu..." katanya dengan senyuman
"Siap-siap, kamu mau minta berapa kali ?" tanyaku
"10 kali saja, tapi yang pelan-pelan' jangan terlalu kasar... Nanti aku sakit" jawabnya
Kemudian kucengkram kedua tangannya, wajahku memandang wajahnya sehingga kami siap bertarung dengan kuda-kuda sempurna.
Kudekati wajahnya, dia menatapku dengan wajah penuh harap. Begitu ku tekan dengan slow, istriku menjerit.
"Awwww..." jeritnya
"Kenapa ?" tanyaku
"Mas, kok sakit sekali ?" tanya dia
"Kan baru masuk, nanti kalau udah agak kedalam' nanti enak sendiri kok..." jawabku sambil menenangkan pikirannya
Itu tadi baru penetrasi pertama, lalu segera kulakukan penetrasi kedua hingga kelima.
Wah... Istriku menjerit tapi nadanya beda' rupanya sudah merasa nikmat. Bagus dech... Dia akhirnya bisa kunikmati' Wajah cantik dan tubuh sempurna adalah modal utama untuk menjadi santapan malam pertama.

Penetrasi keenam, istriku makin tidak karuan merasakan kenikmatan duniawi. Dia begitu senang meskipun harus mendesah berkali-kali. Kemampuannya menahan rasa sakit betul-betul kukagumi, karena hal berbau kenikmatan tidak perlu sakit kan...
"Ahhh... Ahhh.... Auwww... Auwww...." istriku mendesah dalam cengkeraman
"Mau lagi ?" tanyaku
Istriku hanya diam, dia seakan sudah siap dibuat lemas tak berdaya. Penetrasi yang perlahan membuat dia merasa nyaman' wajahnya makin menunjukkan betapa nikmatnya pergerumulan malam itu.
"Ahhh... Ahhh... Ehhhhh... Ehhhh... Uhhhhhmmm.... Ahhhhh...." istriku mendesah dengan santai
Suara desahan istriku makin memperpanas suasana, dia yang sendari tadi telanjang bulat dan hanya ditutupi selimut hanya bisa meratap ingin digagahi.
"Uhhhh... Uhhhhh.... Ehhhhmmm... Ihhhhh..... Hawwwww....." istriku mendesah lagi
Penetrasi yang kulakukan sudah hampir mendekati puncak, kali ini istriku memberi isyarat lewat ciuman.


"Mas... Cium bibirku' aku sudah nggak tahan mau keluar" kata istriku sambil menatap wajahku
"Baiklah... Kita mulai" jawabku sambil mendekati bibirnya
Tak lama penetrasi terakhirku bersamaan dengan orgasme yang dikeluarkan istriku. Wah... Dahsyat sekali rasanya, tubuhku menindih tubuhnya yang indah itu.
Cairan lengket yang ada didalam tubuhnya menyatu dengan cairan yang keluar dari alat vitalku. Rasanya hangat dan seperti berendam di kolam air belerang, ditambah licin kulitku dan kulitnya yang saling bersentuhan membuat akhir peraduan ini menjadi berkesan.
"Sayang, aku sudah berhasil membuatmu puas" kataku
"Aku juga mas, apa yang tadi kamu lakukan benar-benar membuatku percaya bahwa aku tidak salah pilih" jawabnya
"Sekarang aku mau menindihmu sebentar, aku masih ingin bersentuhan dengan kulitmu" kataku
"Boleh, tapi aku mau satu lagi" katanya
"Apa itu ?" tanyaku heran
"Cium aku sampai puas" jawabnya
Tanpa aku beritahu, aku mencium bibirnya dengan penuh semangat meski kondisi sudah cukup lelah dan mengantuk.
"Terima Kasih, udah ngajak aku terbang" katanya dengan senyum
"Sama-sama, sekarang aku mau tidur" jawabku
Lalu, ketika alat vitalku sudah mengecil maka tinggal dicabut saja karena tugas sudah selesai. Kemudian aku terlelap disamping tubuhnya yang topless. Malam itu aku tertidur hingga suatu ketika aku terbangun sendiri.
Kulihat disampingku masih terdapat istriku yang tetap telanjang, dan dengan inisiatifku sendiri aku cium bibirnya sebagai cara membangunkannya.
Tak lama, kedua matanya pun terbuka dan memandangku. Dia tidak melawan, hanya terpaku dengan apa yang kulakukan.
Dia begitu sempurna dimataku, wanita yang tetap menjaga kesucian diri hingga datangnya sang pemilik sesungguhnya' dialah aku sebagai suami.
Kemudian aku lepas ciuman bibirku, dia menatapku dengan senyuman manis dan tentu dia begitu terkagum denganku.
"Mas... Orangtuaku nggak salah pilih' ternyata orang yang bisa membuatku puas hanyalah kamu" katanya sambil menyentuh jariku
Aku dibuat terpana oleh ekspresi wajahnya dan suara yang dikeluarkannya. Kemudian dia memeluk tubuhku sembari duduk diatas ranjang. Dia menyandarkan kepalanya yang ditumbuhi rambut panjang sepunggung. Aku merasa sangat bahagia, ciumanku berbalas pelukannya.

Hangat dan nyaman, itulah yang kurasakan saat dia memelukku. Tanpa kusadari, dia mendongak kearah wajahku dengan tatapan yang tajam tetapi penuh harap.
"Mas, belai aku sekali lagi sebelum beraktivitas" bilang dia sambil memegang bahuku
"Kalau begitu sudah siap ?" tanyaku
Tanyaku dibalas senyum, lalu akupun mencium pipi kiri dan kanan. Rupanya dihari sepagi ini aku malah disuguhi makanan pembuka yang nikmat. Yaitu Love In Morning Day, sebuah istilah barat yang selalu dilakukan setiap orang dipagi hari.
Sambil berguling-guling aku dan istriku merasakan panasnya pagi dikala mentari belum terbit' waktu itu sekitar jam 03.30. Masih dibilang hampir subuh, tetapi nikmatnya benar-benar ada.
"Rabalah tubuhku sepuas hatimu..." kata istriku saat kubelai rambutnya
"Baiklah..." jawabku dengan semangat


Hitung-itung olahraga, mumpung masih pagi dan sangat menyehatkan. Aku dan istriku justru melanjutkan kegiatan semalam. Bahkan istriku belum keramas sama sekali, tetapi aku tidak akan berhubungan intim lagi dengannya.
Karena aku harus bekerja dan menahan nafsuku untuk hari yang lain. Kali ini aku meraba kedua pahanya yang mulus, dia menggeliat seperti kesetanan.
"Aduh... Mas... Geli.... Mas... Geli..." jerit istriku
Aku cuma bisa tersenyum melihat ekspresi wajahnya yang dari tadi merasa terangsang. Kemudian rupanya waktu sudah menujuk pukul 04.15 dan aku menyudahi permainan ini.


Wah... Nikmatnya sarapan pagi' yakni bercumbu melepas ketegangan setelah tidur malam.
Aku pun berdiri dari tempat tidur merapihkan seprei dan bantalnya sekaligus. Istriku juga membantu, dia begitu antusias merapihkan kamar yang berantakan.
"Mas, jujur dech... Aku benar-benar cukup puas' meskipun cuma main gelitik-gelitikan" kata istriku sambil merapihkan sprei
"Itu bagus dong, artinya dalam membangun kehidupan baru ini harusnya pakai pendekatan bathin" ujarku sambil menatapnya
"Coba, lain kali kita lakukan ditempat lain... Mau kan ?" tanya dia
"Boleh... Boleh... Terus maunya dimana ?" balasku
"Dimana aja... Asal tempatnya sepi dan bukan ditempat umum" jawabnya menuntut
"Baik sayang... Insya Allah ada waktu ada kesempatan" jawabku penuh optimis
Pagi pun mulai menyapa, suara kokok ayam jantan menghiasi redupnya cahaya bintang. Setelah Sholat Subuh dan Mandi Pagi, aku siap-siap berdandan untuk menemui Orangtuaku.


Dimeja makan, Ayah dan Ibuku serta adikku sudah berada disana sembari menyantap hidangan.
Sambil senyum-senyum sendiri, aku datang menghampiri mereka bertiga. Adikku yang duduk disampingku heran, melihatku senyum-senyum sendiri.
"Mas kenapa yach... Kok Senyum-senyum sendiri ?" tanya adikku heran
"Kamu tuch... Mau tahu urusan orang aja" jawabku sambil mengambil nasi
"Emangnya tadi habis ngapain ?" tanya adikku ngotot
"Ini urusan orang dewasa, kamu masih kecil... Nggak berhak tahu" jawabku
"Yeee.... Masa nggak mau bilang jujur" jawab adikku
Lalu Ibuku menegur adikku,
"Nak, kamu tuch jangan suka ganggu urusan orang' dosa..." kata Ibuku
"Iya, kamu jangan berani mengetahui sesuatu yang belum waktunya tahu" sahut Ayahku
"Masa cuma ingin tahu aja nggak boleh" protes adikku
"Nanti kalau kamu sudah dewasa, baru tahu sendiri rasanya" ujar Ibuku

Seperti biasa, didalam keluargaku kami semua berkumpul setiap pagi untuk menyantap hidangan.
Dan tidak diduga, istriku baru saja selesai dandan berjalan menuju arahku. Ayah dan Ibuku menatapnya, dia begitu tersipuh malu saat kedua orangtuaku menatapnya.
"Maaf, tadi saya terlambat kemari' habis sibuk dandan" jawab istriku
"Tidak apa-apa, namanya juga perempuan... Dandan itu sudah rutinitas yang tidak bisa dihindari" kata Ibuku
"Ayo duduk sini..." ajakku
"Ya, Mas..." jawabnya sambil menarik kursi
Aku lupa, kami tidak berempat tetapi berlima karena ada istriku. Hebatnya lagi dia begitu sopan didepan Ayah dan Ibuku juga Adikku.
"Tidak usah sungkan-sungkan, makanlah hidangan ini' anggap saja ini rumahmu" kata Ayahku
"Terima Kasih..." jawab Istriku dengan mimik agak malu
Biarpun istriku itu orang yang menakjubkan, ternyata dia adalah seorang pemalu. Tetapi itulah sisi lain darinya yang menjadikan dirinya begitu seksi.
Setelah hari ini, kehidupanku bersama istriku semakin dinamis dan memiliki keistimewaan. Padahal aku bukan laki-laki yang gemar pacaran, dalam arti aku dulunya itu jomblo tulen.

Hebatnya ketika aku menikah, justru aku memperoleh istri yang cantik dan berbudi pekerti luhur. Persis idaman orangtuaku yang menginginkan menantu yang baik.
Namun, kalau urusan seks... Seperti yang kuceritakan diatas tadi bahwa dia adalah istri yang berbakti pada suami. Hari-hariku tiada habisnya memandang wajahnya, karena menurutku dia lebih dari wanita.
Rencananya, bulan depan aku dan istriku akan pindah ke rumah baru yang lokasinya cukup jauh. Tetapi romansa cinta antara kami berdua tidak pernah padam meski harus berpisah dengan orangtua.
Aku berharap, suatu saat esok bisa lebih baik dari hari ini. Cinta memang menjadi kekuatan hidup setiap manusia yang menginginkan impian.

(END)




Rabu, 03 Mei 2017

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 05/END)

2 Jam berlalu, aku dan istriku terbangun dari tidur setelah aktivitas "Menyenangkan" itu selesai.
Diatas shofa, aku mulai meneguk air putih untuk menghilangkan rasa haus. Disampingku ada wanita yang tadi kuajak "Terbang" dengan penetrasi.
Dialah istriku tersayang, waktu itu dia sedang membuka pakaian dalamnya karena sudah kotor. Bau keringat mulai tercium dari ketiak kami, seisi ruangan bau sekali hingga keluar jendela.
"Mas, terima kasih udah ajak aku terbang" kata istriku sambil bersandar didadaku
"Aku juga, terima kasih juga atas bantuanmu sehingga aku bisa ajak kamu terbang tanpa beli tiket" kataku berkelakar
"Mas, lain kali kita terbang lagi yuk..." kata istriku meminta
"Boleh... Kapan kita akan take off ?" tanyaku
"Terserah mas, kan yang punya pesawat kan mas... Aku cuma penumpangnya kok" ucap istriku manja

Ciuman mesra akhirnya menjadi penutup kegiatan penuh nafsu itu, kami merapikan seluruh ruangan yang berantakan dan bau.
Ini adalah cara untuk menutupi apa yang aku lakukan tadi bersama istriku di kantor.
"Sayang, udah beres ?" tanyaku
"Udah, untungnya udah rapi... Kalo nggak rapi bisa ketahuan nich" jawabnya
"Eh, nanti kita pulang bersama..." kataku
"Iya, aku juga mau istirahat' sekalian melanjutkan tadi" jawabnya
Aku tersenyum gembira melihatnya berkata begitu, maka tuntas sudah apa yang kulakukan padanya. Memang, yang namanya asmara ketika sedang membara tentu tiada satupun yang mampu menolak.
Terkadang saat sedang kepepet pun masih ada yang mau berbuat begitu, walau dilakukan di ruangan kerja sekalipun.

(END)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 04)

Matanya merem melek, istriku mulai dikendalikan hormon seks yang kurangsang dengan sentuhan tanganku.
Gampang banget, itu yang kupikir saat sibuk mengelus payudara dan seluruh tubuhnya. Luar biasa, istri yang menjadi rekan kerjaku rupanya mau merayakan pernikahan ditempat ini.
"Kamu benar-benar cantik malam ini, euuuuuummmmmmmmaaaaaaaahhhhhhh" pujiku sambil kucium bibirnya
"Mas, aku baru ngerti' ternyata payudaraku rawan rangsangan" heran istriku sambil memandangku dengan mata sayu
"Kamu emang minim ilmu, tadi katanya nggak mau diremas' kok malah komentarnya begitu ?" tanyaku sambil senyum
"Habis, aku tuh baru ngerti enaknya dimanja-manja' aku kira cuma duit aja yang bikin bahagia" jawabnya sambil terengah-engah nafasnya
"Duit bukan segalanya, karena kasih sayang itulah yang bikin happy" ujarku sambil mengelus pusarnya
"Puasin aku, tolong mas... Bawalah aku terbang bersamamu..." pintanya dengan manja
Tanpa pikir panjang aku pun menjamah tubuh mungil nan indah istriku. Tak terasa aku juga terangsang ketika melihat istriku mulai orgasme.
"Ahhhhhhhh..... Ahhhhhhh..... Ahhhhhhh...." istriku mendesah disertai keringat membasahi kulit mulusnya
Maka meneteslah air lubrikasi dari mulut vaginanya yang sudah menganga. Istriku mulai kelelahan setelah orgasme pertamanya keluar.

"Hah... Hah... Hah... Hah... Nikmatnya benar-benar luar biasa, jadi ini yang namanya Kepuasan Birahi" ujar istriku sambil istirahat sejenak diatas kursi.
"Baru tahu yach ?" tanyaku
Istriku hanya mengangguk-angguk sebagai tanda jawaban iya. Aku benar-benar sukses membuatnya dilecehkan secara halus, mendesah dan merintih hingga orgasme telah dilalui dengan baik tanpa halangan.
"Sayang, kamu udah capek ?" tanyaku sambil kusentuh pipinya
"Belum... Mas, aku belum capek' meski rasanya capek tapi sedaaaaaap' mas... Aku mau yang lebih dari ini" tawarnya dengan genit
"Oh, kamu mau lagi ?" tanyaku
"Ehhmmm..." jawabnya
"Sekarang menghadap ke belakang" perintahku
"Aku ke belakang ?" tanya dia
"Iya..." Jawabku

Istriku kusuruh menghadap ke belakang, dia lantas kubimbing dengan beberapa tutorial.
"Setelah menghadap ke belakang, terus tinggal membungkuk" suruhku
"Aku membungkuk ?" tanya dia
"Iya..., setelah itu kamu pegangan yang kuat dan jangan lepas" panduku sambil mengatur posisi
"Kaya gini mas..." ujar istriku
"Nah... Begitu dong, kamu siap-siap aja... Nanti aku mulai sebentar lagi" kataku sambil mengelus alat vital
Lalu, aku mendekatinya dari belakang dan kuremas dulu bokongnya agar tidak kaku.
Dan... Mulai kulepas celana dalamnya yang sempit itu hingga bongkahan bokongnya terlihat kenyal seperti bakpao.
"Siap-siap, satu... dua... tiga..." hitungku sambil ancang-ancang
"Ehhhh... Ehhhh... Ehhhh.... Ehhh..." desah istriku
Akhirnya kulakukan penetrasi dengan kecepatan lambat, ini supaya istriku adaptasi dulu biar tidak kaget.
"Ehhh... Eh.... Ehhh.... Ahhh.... Ahhhh.... Ahhhh... Ahhhh...." istriku mendesah lagi

Lama-lama istriku sudah bisa beradaptasi dengan posisiku yang seperti ini. Entah sudah berapakali penetrasi yang aku lakukan terhadapnya.
Menurutku, dia cukup menikmatinya dengan baik tanpa rasa sakit' malah dia merasa geli dan mulai cengengesan bibirnya.
"Ahhh.... Ahhhh.... Ahhhh..... Ahhhh... Ahhhh... Aduh.... Geli banget.... Geli..... Mas... Mas... Aku.... Ahhhh.... Uhhhh...." ucapnya mulai seperti dibuai kenikmatan
"Sekarang udah kerasa kan ?" tanyaku sambil mendorong
"Mas... Enak juga caranya, aku kira sakit... Ternyata aku sampai begini" jawabnya sambil menggeliat penuh gairah
"Kamu udah merasa nyaman ?" tanyaku
"Ihhhh... Ihhhhh.... Nggak cuma nyaman lagi.... Ehhhh.... Ehhhh... Tapi nikmat....." jawabnya sembari melenguh manja
Aku pun tersenyum, sepertinya cara ini berhasil. Metode penetrasi yang aku dapat dari konsultasi benar-benar sukses membuatnya terbuai dalam lautan birahi.
"Mas... Aku mulai nggak kuat, aku mau terbang lagi..." ujarnya sambil meringis
"Aku juga, ayo kita terbang bareng-bareng" ajakku sambil mempercepat penetrasi
"Uhhhh... Uhhhh... Ahhhh.... Ahhhh... Ehhhh.... Ehhhh..... Ehhhh...." desah istriku mulai cepat
"Sekarang aku hitung, satu.... dua... tiga...." ujarku sambil memulai
"Ahhhhhhhh........... Ahhhhhhhh......" lenguh kami berdua
Dan keluarlah semua cairan lengket dari tubuh kami, rasa lelah dan pegal mulai mencengkeram. Lalu, setelah menjalani klimaks serentak' aku melepas alat vital yang menancap di vaginanya.
Alat vitalku mengecil dengan sendirinya setelah meneteskan cairan terakhir. Kami berdua tertidur dalam buaian kenikmatan hingga 2 jam.

(Bersambung)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 03)

Gara-gara kopi yang disajikan istriku, semangat kerja yang menurun selama ini akhirnya bisa bangkit lagi.
Sangking semangatnya, aku kerja sampai hampir mendekati waktu malam. Rupanya selama itu aku kerja, sementara istriku membantu dengan senang hati meski lelah menggenggam raga.
"Sayang, kamu nggak capek bantuin aku ?" tanyaku
"Nggak kok mas... Aku udah biasa begini" jawabnya
"Jam berapa sekarang sich ?" tanyaku
"Udah jam setengah 8 malam" jawab istriku sambil memandang jam dinding
"Nggak mandi ?" tanyaku
"Entar aja dech, tanggung..." jawabnya sambil merapihkan kertas
"Hey, aku ini suamimu... Pokoknya kamu harus mandi, nanti aku nyusul' soalnya aku kan Boss mu !" kataku tegas sambil bercanda
"Dasar lelaki..." jawab istriku agak sinis.

 Aku tersenyum melihat ekspresi wajahnya yang cemberut karena ucapanku tadi. Namun, di sisi lain memperlihatkan kecantikan wajahnya yang membuat mataku terbelalak.
"Ya Ampun... Semakin lama dia semakin cantik, entah kenapa dia begitu menggoda" gumamku sambil melihat gerak-gerik tubuhnya
"Ngapain, kok bengong lihatin aku ?" tanya dia
"Ahh... Nggak apa-apa' aku cuma kagum denganmu" jawabku
"Kagum, coba jawab dari mana kekagumanmu terhadapku ?" tanya istriku
"Aku kagum dengan semangatmu itu lho... Soalnya kamu tuch cewek sendiri" jawabku
"Mas, aku mandi dulu yach' tapi kalau nanti mas mau mandi tinggal ke kamar mandi dilantai bawah" kata istriku
"OK, aku akan mandi nanti sayang..." jawabku sambil mengetik keyboard laptop

Istriku kemudian pergi ke kamar mandi, aku masih sibuk didepan layar sambil mengetik. Tak terasa sudah jam 8 lebih 15 menit.
Aku pun menghentikan pekerjaanku dan pergi mandi juga tapi ke lantai bawah. Turun ke lantai bawah, aku mendapati seluruh ruangan sudah sepi sunyi.
"Sepi banget nich ruangan, udah nggak ada siapa-siapa" gumamku dalam hati
Lalu, aku buka pintu kamar mandi dan dilepaslah semua pakaianku hingga telanjang total. Percikan air dari keran membuat seluruh kamar mandi berisik.
"Huh, akhirnya selesai juga aku mandi" kataku sambil memakai handuk
Aku pun kembali ke lantai atas, sesampainya dilantai atas aku masuk ke dalam ruang kerjaku.
Baru dibuka pintunya, disitu aku mencium bau wangi yang asing. Baru kali ini ada bau wangi seberbak di ruangan kerja' kira-kira siapa yang nyemprotin parfum ?
"Mas, heran yach dengan bau ini ?" tanya istriku
"Heran dong, aku begitu heran kenapa ada bau parfum disini ?" tanyaku
"Mas, udah lama aku menanti moment ini" ujar istriku
Sambil menyentuh tanganku, dia tersenyum manis dan yang membuatku takjub adalah penampilannya.

Dia hanya memakai pakaian dalam setelah tadi kutemui, dia menuntunku duduk di kursi sambil menatapku.
Getaran cinta mulai timbul didadaku, dia begitu memelas saat kepalanya yang ditumbuhi rambut sepunggung bersandar didadaku.
"Mas, kalau begini caranya aku mau sekarang aja" kata istriku
"Kamu, mau ngelakuin hal itu disini ?" tanyaku
"Habis, aku udah nggak tahan" jawab istriku
"Bener... Kamu nggak tahan lagi ?" tanyaku menggodanya
"Ahhh... Jangan pake tanya lagi, aku benar-benar mau sekarang" jawab istriku manja
Tatapanku dan tatapannya saling beradu, dan tanpa adanya peringatan aku pun mulai mencium keningnya.
Lalu ciumanku menurun ke bawah, setelah kucium keningnya lalu aku cium hidungnya yang mancung seperti wanita barat.
Dan seketika beradulah bibirku dan bibirnya, aku melumat habis bibirnya yang tadi menggodaku.
"Mas, hisaplah bibirku sekuat tenagamu" gumam istriku sembari menikmati ciumanku
Kami berpelukan dengan erat, dan perbuatan mesum yang legal itu terjadi pada hari itu.

Kami berdua seakan tidak tahan menikmati gelora asmara, dan saat berciuman aku meraba tubuhnya yang montok. Kedua buah dadanya kuremas hingga membesar dengan sendirinya.
"Ahhh Ahhhh Ahhhh Ahhhh.... Jangan remas punyaku, nanti bisa kendor" kata istriku mendesah
Makin lama remasan tanganku membuat nafas didada istriku makin cepat dan istriku akhirnya terangsang.
Lalu, aku membuka pakaian dalamnya hingga kudapati lubang peranakan yang berwarna merah. Dan akupun memijatnya dengan pelan agar nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya.
Istriku menggelinjang, dia tak terkendali seperti kesetanan. Ekpresi wajahnya terlihat begitu menggodaku karena dia sangat cantik. Wajar, punya istri cantik dan berbadan montok... Saat kubuat dia melayang malah dia seolah berubah menjadi bidadari.

(Bersambung)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 02)

Aku pulang kerumah dengan hati yang berbunga-bunga karena beberapa hari kemudian aku akan menikah.
Selama beberapa hari itu aku menjalani masa menyendiri, dimana aku waktu itu harus menahan nafsu syahwat agar terkendali. Bahkan aku wajib melakukan Ibadah Sunnah agar segala yang telah direncanakan dapat terlaksana.
Hari-hari pun berlalu, kini hari khusus itu telah tiba dimana aku dan pacarku bersanding dengan mesra didepan Penghulu. Dan sumpah setia janji sehidup semati terucap pada hari itu.
Semua orang pun bersuka cita atas apa yang terjadi pada hari tersebut.

Setelah resmi menjadi suami istri, kami berdua diarak keliling sambil dilihatkan keramaian.
Lalu, ketika sampai dirumah' aku dan istriku bercengkerama dengan keluarga, saudara dan kerabat. Termasuk teman-teman dikantor, mereka juga turut menyampaikan selamat kepadaku.
Aku sangat bahagia, karena sepanjang hari keramaian dirumahku tidak jauh berbeda dengan pasar.
Cerita berlanjut saat acara resepsi terjadi pada malam harinya, semua warga ditempat tinggalku datang menemuiku dan istriku.
"Mas, rupanya pesta malam ini ramai sekali" kata istriku
"Benar, sesuai harapan... Seluruh pihak menikmati acara ini termasuk kita berdua" ujarku
Sambil bersalaman, aku dan istriku tiada hentinya berfoto-foto ria bahkan sambil selfie pakai Smart Phone. Gilanya lagi saat teman-teman sekantorku dan direktur ikut foto bersama.

Foto bersama berlangsung seru, karena teman-temanku tidak mau kalah narsisnya hehehehehe...
Waktu semakin malam dan suasana pun jadi agak sepi, resepsi pernikahan pun berakhir. Aku dan istriku bersedia untuk melakukan percumbuan di malam pertama.
"Mas, udah nggak sabar yach ?" tanya istriku sambil menggoda
"Kamu tuch... Suka usil, jujur dech... Sama aku juga siap" jawabku
Kami berdua saling menatap dan memuji satu sama lain, tanganku memeluk erat dengan mesra seperti tidak bisa lepas.
Magnet asmara membuat kami sulit berpisah, karena kami sedang dimabuk asmara. Tetapi, sayangnya ada gangguan yang datang dari handphoneku.
"Mas, ada telepon..." kata istriku sambil menyerahkan handphone
"Ya, makasih..." jawabku
Lalu aku menjawab telepon yang kuangkat, malam itu aku begitu sangat lelah karena terlalu lama melayani tamu undangan resepsi.
"Halo..." panggilku
"Halo juga..." jawab Direkur
"Eh, Pak Direktur... Tumben bapak menghubungi saya malam-malam begini' ada apa pak ?" tanyaku
"Begini lho, saya lupa beri salam dari anak dan istri saya yang tidak bisa hadir dalam resepsimu tadi" jawab pak direktur
"Oh, iya-iya... Saya terima salam dari anak istri bapak" ujarku
"Saya sengaja menghubungi kamu karena ada urusan penting" kata pak direktur
"Urusan, memangnya ada perlu saya bantu ?" tanyaku

"Besok pagi, saya akan cuti mengurus kantor selama 1 Bulan" jawab pak direktur
"Hah, Cuti... Lalu siapa yang memimpin rapat besok jika bapak tidak hadir ?" tanyaku
"Saya harap bisa dimaklumi, karena besok kamu yang menggantikan saya memimpin rapat" kata pak direktur
"Lho, kenapa bapak berkata demikian... Seluruh karyawan lebih mengandalkan bapak sebagai pemimpin rapat' kenapa saya yang menggantikan anda ?" tanyaku lagi
"Ini wujud dedikasimu terhadap perusahaan, karena selama ini kamu paling sering diandalkan di perusahaan ini" jawab beliau
"Kenapa harus saya, memangnya tidak ada karyawan lain' pak ?" tanyaku lagi
"Mohon maaf, ini keputusan saya sendiri karena saya harus menemui anak dan istri" jawabnya tegas
"Kira-kira besok saya lembur, Pak ?" tanyaku
"Sudah pasti, semua pekerjaan saya... Mulai besok kamu yang ambil alih' itung-itung belajar jadi direktur walau sementara saja" jawab dengan santai
"Oh, begitu... Baik Pak' besok saya yang akan memimpin rapat dan mengambil alih pimpinan perusahaan selagi bapak cuti" ujarku
"Terima Kasih atas jawaban saudara, sampai jumpa bulan depan..." jawab pak direktur.

Lalu ditutuplah pembicaraan itu, ternyata besok pagi ada urusan penting yang mungkin diharuskan bangun pagi.
"Mas, ada apa ?" tanya istriku
"Maaf, malam ini kita tunda dulu urusan ini" jawabku lesu
"Kenapa ditunda ?" tanya istriku
"Besok pagi aku harus menggantikan pak direktur memimpin perusahaan selama 1 bulan karena beliau akan cuti" jawabku
"Waduh... Kalau begini sich kita lagi dapat cobaan' mas..." ujar istriku
"Sekali lagi maaf, aku nggak bisa..." kataku sambil memeluknya
"Nggak usah dipikirin, namanya juga perintah atasan' wajib dilaksanakan" balas istriku yang juga memelukku

 Keesokan harinya aku dan istriku berangkat kerja cukup pagi, biasanya aku berangkat ketika mulai pukul 07.00 WIB. Namun, karena dapat tugas' maka aku berangkat pukul 06.00 WIB agar semua tugas yang diserahkan oleh Pak Direktur dituntaskan secepatnya.
"Mas, apa nggak terlalu pagi kita ke kantor ?" tanya istriku sambil mengolesi body lotion
"Inilah kewajiban, harus dituruti dong... Kalau tidak ya... Bakalan ruwet" jawabku sambil mengancing baju
Lalu, kami berdua berboncengan menaiki sepeda motor' untungnya aku punya motor yang bermesin besar, jadinya bisa melaju cepat sampai ke kantor.
Sampai dikantor, aku mulai sibuk bukan main' mulai mengecek seluruh isi kantor dan luar kantor hingga menulis meminta daftar absensi dari sekretaris itulah pekerjaanku selama sebulan.
Untungnya istriku ada disini, dia sekantor denganku dan aku sudah lama berteman hingga akhirnya berakhir di pelaminan.
Hampir setiap hari aku selalu disibukkan aktivitas yang berat hingga stress pun tidak bisa dihindari.
Dari jauh, istriku melihatku dalam keadaan gelisah karena menumpuknya pekerjaan. Sampai-sampai ia menyajikan secangkir kopi tanpa ampas diatas meja kerjaku.

 "Lho... Kok kelihatannya lemas gitu, nggak semangat nich ?" tanya istriku
Aku benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaannya karena pikiranku masih diselimuti rasa stress. Memang, beginilah tugas seorang karyawan yang paling diandalkan.
"Ini aku buatin kopi, biar nggak ngantuk" kata istriku sambil menaruhnya
"Makasih ya... Udah nyajikan kopi" jawabku
"Namanya juga istri, inilah tugas pertamaku yaitu membantu suami di kantor" katanya
"Benar juga, untungnya kamu itu istriku lho... Coba kalau sampai hari ini kami masih jomblo' aduh... Sulit dapat layanan begini" kataku
Kuminum kopi yang disajikannya, betapa hangat di lidah dan membuat semangatku bangkit lagi.

(Bersambung)

Family Secret : "SEKANTOR DENGAN ISTRI" (PART 01)

Cerita ini bermula beberapa bulan menjelang pernikahan, aku bekerja disebuah perusahaan swasta terkenal dan jabatanku cukup strategis.
Waktu itu aku sedang sibuk menyelesaikan tugas dari direktur agar proyek berhasil. Giat bekerja adalah sebuah dedikasiku yang mantap demi kemajuan perusahaan.
Saat aku sudah selesai menyelesaikan tugas, diluar pintu terdengar suara ketuk pintu.
"Siapa disitu...?" tanyaku
"Ini aku..." jawabnya
Eh, ternyata dia pacarku yang tidak lain adalah bawahanku sendiri. Lalu kupersilahkan dia membuka pintu dan menemuiku didalam.
"Ada apa kemari ?" tanyaku
"Aku mau ngobrol sebentar, bisa nggak ?" tanya dia
"Boleh... Emangnya kenapa ?" tanyaku lagi
"Perusahaan kita akan melakukan proyek besar, aku sebagai karyawati punya keinginan jika sudah berhasil" katanya
"Keinginan, emang kamu mau pengen apa ?" tanyaku
"Aku mau kita berdua mengikat hubungan lebih serius" jawabnya
Mendengar hal itu bathinku bergetar, siapa sangka pacarku yang tidak lain bawahanku sendiri mengatakan hal yang membuatku ingin memeluknya.

"Kamu mau....?" tanyaku
"Iya... Aku mau kamu jadi pendampingku selamanya" jawabnya
Wah... Tidak kusangka' orang yang selama ini menjadi mitra kerjaku akan menyatakan keinginannya menjadi pendamping hidupku. Bagaikan didalam mimpi, aku lantas mendekatinya.
"Kamu serius mau jadi istriku ?" tanyaku
"Iya, orangtuaku memang sudah cocok dengan keinginanku" jawabnya
Lalu, aku pun bersujud syukur karena apa yang selama ini aku nantikan akhirnya terjadi. Dia ternyata mau menjadi teman hidupku.
Saat aku sedang bersujud, dia merunduk dan aku berkata padanya.
"Mulai sekarang, kita berdua akan selalu bersama dan saling menjaga" kataku
Lalu, air mata menetes dipipi kami berdua karena moment datangnya jodoh benar-benar sangat mengagumkan. Sampai-sampai inilah yang disebut Most Emotional Love Experience.
Cerita berlanjut, bulan depan aku datang ke rumah calon istriku untuk melamarnya. Di iringi keluarga dan kerabat, aku berhadapan dengan calon mertuaku dan calon istriku. Sambil membawa mahar, kedua belah pihak saling bernegosiasi.

Negosiasi cukup lama karena dicampur ngobrol yang aneh-aneh, malahan sambil ngelawak.
Sampai-sampai tawa canda menghiasi pertemuan ini, dan hasil akhir pertemuan tersebut kedua belah pihak menyatakan siap menikahkan calon mempelai.
"Aku bersyukur, akhirnya kesampaian juga punya keinginan untuk melanjutkan hubungan lebih serius" gumamku setelah pertemuan itu
Sementara itu pacarku kemudian menemuiku, dia menggandeng tanganku dan berkata padaku.
"Hai... Ngapain sendirian disini ?" tanya dia
"Ahhh... Kamu, aku lagi pengen ngilangin stress aja" jawabku
"Tapi, nanti kapan kita saling berjanji ?" tanya dia
"Aku masih bingung, soalnya aku belum gajian... Jadi mungkin ditunda dulu kali" jawabku
Dia pun menggenggam tanganku semakin erat, dia berbisik ditelingaku.
"Kenapa ditunda, lebih cepat lebih baik" bisiknya
Suara bisikan yang masuk kelubang telingaku membuat aku tak berdaya. Seolah dia tidak mau menunggu lama.
"Baik, kalau itu maumu... Aku akan melakukannya" jawabku
Setelah kujawab pintanya, dia lantas memelukku sambil menatap wajahku. Tatapan matanya menandakan bahwa dia benar-benar ingin dinikahi tanpa menunggu proses panjang.

Beberapa minggu kemudian, dengan uang tabungan yang cukup aku dan pacarku mendaftar di KUA. Setelah mendaftar, kami sudah siap untuk mengucapkan janji sehidup semati.
Kami pulang berboncengan, aku didepan lantas dia dibelakang. Kami pulang dengan perasaan tenang dan senang. Saat kuantar ke rumahnya, dia pun turun dari kendaraanku.
"Terima Kasih... Udah nganterin aku" kata dia
"Sama-sama..." jawabku
Dia pun berjalan menuju pintu rumah, sambil menoleh kearahku dia tersenyum manis. Karena suasana hati begitu deg-degan saat dia benar-benar mencintaiku.

(Bersambung)

Family Secret : "SENTUHAN PENGANTAR GAIRAH" (PART 03/END)

Dia sibuk mencicipi air kehidupan yang baru saja menyembur ke wajahnya, aku nampak bahagia bisa menyaksikan wajah cantiknya yang tersiram air kehidupan.
Bagiku air kehidupan yang menempel di pipinya adalah buah rasa cintaku. Dia boleh menelan dan menjilatnya, karena air kehidupan itu milik suaminya yang tidak lain adalah aku sendiri.
"Masih mau ?" tanya dia
"Mau lah..." jawabku antusias
"Sekarang kita ke kamar mandi, nanti terserah mau apakan aku ini" ujarnya sambil menggandengku
"Baiklah..." jawabku dengan senyum mupeng
Dia menggandengku sambil menatap tanpa berkedip, sesampainya di kamar mandi aku dan dia kembali berciuman untuk membangkitkan gairahnya.

"Mas harus tahu, bahwa kesetiaanku padamu tidak akan pudar begitu saja" Katanya sambil mengalungkan tangannya di leherku
"Terima Kasih, atas segala waktumu yang berharga untukku" balasku dengan tatap mesra
"Kelihatannya sudah bangkit..." kata istriku sambil menunduk ke bawah
"Tentu dong... Aku selalu bergairah karena melihat wajah cantikmu dan mendengar suara merdumu" ujarku dengan rayuan
"Nakal... Begitu saja sudah mulai bergairah" katanya sambil menatap ke arahku
Kami berdua kembali berciuman, dan sebelum air dari keran dibuka' dia kembali merangsangku dengan gayanya yang erotis.
Oh... Alangkah beruntung aku menikahinya dulu' hingga saat ini dia masih terlihat aduhai meski sudah terlewat kepala tiga.
Boleh jadi dia adalah Tante Girang, namun aku pun juga termasuk Om Girang juga. Setelah berciuman, aku dan dia duduk dilantai untuk melakukan tehnik penetrasi Lotus.
Dimana aku dan dia saling memuaskan sambil mengatur ritme penetrasi. Sungguh romantis, duduk bersilang dengan tatapan mesra penuh gelora asmara.
Alat vitalku pun mulai menyentuh bibir mulut keramatnya, sebentar-sebentar istriku mendesah. Aku sadar' dia belum terangsang.
Tetapi seperti janjinya di awal permainan, kali ini biar dia yang menang. Maka aku harus orgasme terlebih dulu.
"Oh.... Oh..... Sayang, Cengkeram tubuhku dengan kuat dan jangan dilepas" erangku
"Tenang, aku selalu menjagamu... Kali ini kamu akan segera lemas" ujarnya menggoda.

Nuansa romantis yang diramaikan dengan suara air keran membuat kedua hati semakin menyatu.
Pelukan dan cumbuan menambah gairah di dalam jiwa, entah sudah berapa lama aku dan dia melakukan hal itu.
"Sayang... Kamu masih mencintaiku ?" tanyaku
"Sudah pasti, cintaku hanya untukmu suamiku..." jawabnya
"Nanti kalau hamil lagi bagaimana ?" tanyaku
"Aku tidak peduli, walaupun setiap hari kita selalu begini' tetap aku masih subur" jawabnya
"Kamu tidak keberatan kita punya anak lagi ?" tanyaku lagi
"Tidak apa-apa, yang penting keharmonisan tetap terjaga" jawabnya
Kamar mandi menjadi saksi dua manusia yang terlena ditengah gairah asmara. Hingga pada akhirnya salah satu diantara mereka pun mulai menemui klimaks.
"Sayang... Aku mau keluar" kataku
"Silahkan..." jawabnya
Dan akhirnya keluarlah semburan air cinta dari ujung batang alat vitalku, lemas rasanya karena sudah dua kali dikalahkan.
Aku hanya bisa melayang ketika kedua tangannya masih memeluk tubuhku. Lalu, kami berdua berdiri dan membilas diri.
Mesranya malam itu, kami mandi bersama meski malam itu udara begitu dingin. Namun, hangatnya asmara tidak membuat kami berhenti saling memuji.
Setelah itu kami saling mengelap tubuh, tetesan air jatuh dari rambutnya yang panjang. Aku tidak segan-segan mengelap rambutnya dengan pelan.

Setelah mengelap rambut, aku dan dia keluar dari kamar mandi lantas melanjutkan kegiatan masing-masing.
Aku kembali bekerja diruang kerja dengan laptop, sedangkan istriku sibuk merapihkan tempat tidur serta melipat pakaian yang tadi siang disetrika.
"Wah... Pikiranku yang tadi penat sekarang jadi lancar, terima kasih istriku... Sudah melayaniku selama ini" gumamku saat sedang mengerjakan tugas kantor.
Pagi hari pun menjelang, seusai begadang semalaman aku pun tertidur. Sedangkan istriku yang semalam sudah tidur setelah melipat pakaian dan bercinta denganku justru sibuk dengan mempersiapkan sarapan pagi untuk anak-anakku.
Saat dia sedang menyiapkan sarapan, dia berjalan menuju kamar tidurku karena hendak membangunkanku.
Tapi, ia tidak jadi membangunkanku karena dia tahu aku begadang semalaman.
"Ah... Lebih baik tidak usah dibangunkan, semalam pasti dia puas dengan servisku' aku biarkan saja dia terlelap" ujarnya dalam hati sambil tersenyum.
Kemudian dia meninggalkan kamarku dan menemui anak-anakku yang sedang menyantap sarapan pagi.


"TAMAT"